Kelas XI
KIMIA
Hidrokarbon 3 dan
Review
Tujuan Pembelajaran
A. Isomer
Isomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi struktur
dan konfigurasi ruangnya berbeda. Struktur berkaitan dengan susunan ikatan atom-
atom dalam molekul, sedangkan konfigurasi ruang berkaitan dengan bentuk tiga dimensi
molekul. Berdasarkan strukturnya, isomer dibedakan menjadi tiga, yaitu isomer rangka,
isomer posisi, dan isomer fungsi. Sementara itu, berdasarkan konfigurasi ruangnya,
isomer dibedakan menjadi dua, yaitu isomer geometri dan isomer optik.
Isomer Rangka
Isomer Geometri
Ruang
Isomer Optik
1. Isomer Rangka
Isomer rangka adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi
bentuk kerangka karbonnya berbeda. Contoh senyawa-senyawa yang berisomer
rangka adalah butana dan 2-metilpropana.
CH3
butana 2-metilpropana
2. Isomer Posisi
Isomer posisi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi
posisi gugus fungsionalnya berbeda. Contoh senyawa-senyawa yang berisomer
posisi adalah 1-propanol dengan 2-propanol dan 1-butena dengan 2-butena.
OH
1-propanol 2-propanol
3. Isomer Fungsi
Isomer fungsi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi
jenis gugus fungsionalnya berbeda. Pasangan isomer fungsi pada senyawa organik
adalah sebagai berikut.
a. Alkohol dengan eter, yang sama-sama memiliki rumus umum CnH(2n+2)O.
b. Aldehid dengan keton, yang sama-sama memiliki rumus umum CnH2nO.
c. Asam karboksilat dengan ester, yang sama-sama memiliki rumus umum CnH2nO2.
d. Alkena dan sikloalkana, yang sama-sama memiliki rumus umum CnH2n.
e. Alkuna dan alkadiena, yang sama-sama memiliki rumus umum CnH(2n–2).
4. Isomer Geometri
Isomer geometri adalah isomer yang terdapat pada senyawa-senyawa dengan
struktur kaku pada molekulnya, seperti ikatan rangkap dua (=) dan struktur alifatik
siklik. Adanya struktur kaku pada suatu molekul menyebabkan molekul tersebut
Hidrokarbon 3 2
dapat memiliki dua konfigurasi ruang yang berbeda, yaitu bentuk cis dan trans.
Pada bentuk cis, gugus sejenis terletak pada sisi yang sama, sedangkan pada bentuk
trans, gugus sejenis terletak berseberangan. Contoh senyawa yang memiliki isomer
geometri adalah 2-butena.
CH3 – CH = CH – CH3
2-butena
H H CH3 H
C = C C=C
5. Isomer Optik
Isomer optik adalah isomer yang terdapat pada senyawa yang dapat memutar
bidang polarisasi, searah atau berlawanan arah putaran jarum jam. Suatu senyawa
dapat memutar bidang polarisasi karena di dalamnya terdapat atom karbon
asimetris atau khiral. Atom karbon asimetris adalah atom karbon yang mengikat
empat gugus atom berbeda pada masing-masing tangannya.
Suatu senyawa yang memiliki satu atom karbon asimetris pada molekulnya
mempunyai dua isomer optik. Isomer optik yang pertama merupakan senyawa yang
dapat memutar bidang polarisasi ke kanan atau searah jarum jam (dekstrorotatori).
Sementara itu, isomer optik yang kedua merupakan senyawa yang dapat memutar
bidang polarisasi ke kiri atau berlawanan arah jarum jam (levorotatori). Senyawa
dekstrorotatori diberi tanda (+), sedangkan senyawa levorotatori diberi tanda (–).
Jumlah isomer yang dapat dimiliki oleh suatu senyawa yang mempunyai atom karbon
asimetris sebanyak n adalah 2n isomer. Salah satu contoh senyawa yang memiliki
isomer optik atau disebut optis aktif adalah 2-butanol.
OH
Hidrokarbon 3 3
B. Keisomeran pada Alkana
Alkana adalah senyawa hidrokarbon paling sederhana yang tidak mempunyai gugus
fungsional. Alkana hanya terdiri atas dua jenis unsur, yaitu karbon dan hidrogen.
Ketiadaan gugus fungsional pada alkana ini membuatnya tidak memiliki isomer fungsi
dan isomer posisi.
Isomer optik dapat terjadi pada alkana rantai tertentu dengan bentuk yang lebih
kompleks daripada alkana rantai lurus. Selain itu, isomer optik juga mungkin ditemukan
pada alkana dengan rantai karbon yang panjang, karena strukturnya lebih banyak.
Alkana rantai lurus maupun bercabang memiliki isomer rangka. Isomer rangka dapat
ditentukan dengan mengubah posisi cabang pada struktur suatu senyawa, atau dengan
mengubah bentuk rantai lurus menjadi rantai bercabang dan sebaliknya.
Tidak seperti alkana, adanya ikatan rangkap dua yang merupakan gugus fungsional
pada alkena memungkinkan kelompok senyawa ini memiliki isomer fungsi. Monoalkena
rantai lurus berisomer fungsi dengan sikloalkana, sedangkan alkadiena berisomer fungsi
dengan alkuna.
Hidrokarbon 3 4
Sama seperti senyawa hidrokarbon lainnya, alkuna juga memiliki isomer rangka, yaitu
struktur rantai lurus atau bercabang dengan jumlah atom karbon dan jumlah ikatan
rangkap tiga yang sama. Pada rantai yang panjang, ikatan rangkap tiga pada alkuna
dapat berada pada lebih dari satu posisi, sehingga alkuna memiliki isomer posisi. Ikatan
rangkap tiga yang merupakan gugus fungsional ini juga menyebabkan alkuna memiliki
isomer fungsi. Monoalkuna rantai lurus berisomer fungsi dengan alkadiena.
E. Review Hidrokarbon
Catatan: contoh soal dan pembahasan dapat dilihat pada video.
H H
H H
Hidrokarbon 3 5
H H
H H
H–C=C–H atau CH = CH
C C C C C C
Hidrokarbon 3 6
a. Atom C primer, yaitu atom C yang terikat pada 1 atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, yaitu atom C yang terikat pada 2 atom C yang lain.
c. Atom C tersier, yaitu atom C yang terikat pada 3 atom C yang lain.
d. Atom C kuarterner, yaitu atom C yang terikat pada 4 atom C yang lain.
Contoh:
2. Alkana
Alkana adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh yang terbentuk dari ikatan
tunggal di sepanjang rantai utama karbonnya.
a. Deret Homolog Alkana
Sifat deret homolog dari alkana adalah sebagai berikut.
1.) Memiliki rumus umum CnH2n+2.
2.) Antara satu anggota dan anggota berikutnya terdapat penambahan satu
senyawa CH2.
3.) Selisih massa molekul relatif antara satu anggota dan anggota berikutnya
adalah 14.
4.) Semakin panjang rantai karbon, semakin tinggi titik didih senyawanya.
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H14 Heksana
7 C7H16 Heptana
8 C8H18 Oktana
9 C9H20 Nonana
10 C10H22 Dekana
Hidrokarbon 3 7
b. Tata Nama Alkana
1.) Nama alkana didasarkan pada jumlah atom penyusunnya yang diakhiri
dengan akhiran "-ana”.
2.) Jika strukturnya telah diketahui dan merupakan rantai tanpa cabang, di awal
nama diberi huruf n (normal).
3.) Jika rantai karbonnya bercabang, tentukan dahulu rantai utamanya, yaitu
rantai terpanjang. Setelah itu, lakukan penomoran atom karbon dari ujung
yang terdekat dengan letak cabang. Jika terdapat lebih dari satu kemungkinan
rantai utama, pilihlah rantai utama dengan jumlah cabang terbanyak.
4.) Tentukan cabang yang terikat pada rantai utama. Gugus cabang yang juga
merupakan hidrokarbon disebut alkil, yaitu alkana yang kehilangan satu
atom H. Rumus umum alkil adalah CnH2n+1. Nama alkil mengikuti penamaan
alkana dengan mengganti akhiran "-ana" menjadi "-il". Jika terdapat lebih dari
satu jenis cabang atau alkil, penulisan cabang diurutkan secara alfabetis.
5.) Aturan penulisan namanya adalah nomor cabang-nama cabang + nama rantai
utama (nama cabang yang ditulis terakhir disatukan dengan nama rantai
utama). Jika terdapat lebih dari satu jenis cabang yang sama, nama cabang
diawali dengan angka Latin yang menunjukkan jumlahnya, yaitu di untuk 2,
tri untuk 3, tetra untuk 4, penta untuk 5, dan seterusnya. Sebagai contoh,
jika ada dua gugus metil pada C2 dan C3 masing-masing gugus dituliskan
penomorannya, dan nama cabang diawali dengan angka Latin menjadi
2,3-dimetil. Antara masing-masing angka dipisahkan dengan tanda koma (,)
dan berurutan, sedangkan antara angka dan huruf dipisahkan dengan tanda
strip (-).
c. Kegunaan Alkana
Secara umum, alkana digunakan sebagai bahan bakar.
3. Alkena
Alkena adalah kelompok senyawa hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan
rangkap dua pada rantai utama karbonnya.
a. Deret Homolog Alkena
Sifat deret homolog dari alkena adalah sebagai berikut.
1.) Memiliki rumus umum CnH2n.
2.) Antara satu anggota dan anggota berikutnya terdapat penambahan satu
senyawa CH2.
3.) Selisih massa molekul relatif antara satu anggota dan anggota berikutnya
adalah 14.
4.) Semakin panjang rantai karbon, semakin tinggi titik didihnya.
Hidrokarbon 3 8
Jumlah Atom C Rumus Molekul Nama
2 C2H4 Etena
3 C3H6 Propena
4 C4H8 Butena
5 C5H10 Pentena
6 C6H12 Heksena
7 C7H14 Heptena
8 C8H16 Oktena
9 C9H18 Nonena
10 C10H20 Dekena
4. Alkuna
Alkuna adalah kelompok senyawa hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan
rangkap tiga pada rantai utama karbonnya.
a. Deret Homolog Alkuna
Sifat deret homolog dari alkuna adalah sebagai berikut.
1.) Memiliki rumus umum CnH2n–2.
2.) Antara satu anggota dan anggota berikutnya terdapat penambahan satu
senyawa CH2.
3.) Selisih massa molekul relatif antara satu anggota dan anggota berikutnya
adalah 14.
4.) Semakin panjang rantai karbon, semakin tinggi titik didihnya.
Hidrokarbon 3 9
Jumlah Atom C Rumus Molekul Nama
2 C2H2 Etuna
3 C3H4 Propuna
4 C4H6 Butuna
5 C5H8 Pentuna
6 C6H10 Heksuna
7 C7H12 Heptuna
8 C8H14 Oktuna
9 C9H16 Nonuna
10 C10H18 Dekuna
Hidrokarbon 3 10
2.) Titik Didih dan Titik Lebur
Semakin panjang rantai karbon (semakin besar massa molekul relatif) suatu
senyawa, semakin meningkat titik didih dan titik leburnya. Hal ini terjadi
karena gaya London yang bekerja semakin besar, sehingga dibutuhkan suhu
yang lebih tinggi untuk mendidihkan senyawa tersebut.
b. Sifat Kimia
Sifat kimia senyawa hidrokarbon berkaitan dengan reaksi kimia yang dapat terjadi
pada senyawa tersebut. Secara umum, reaksi yang dapat terjadi pada senyawa
hidrokarbon adalah sebagai berikut.
1.) Reaksi Adisi
Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap.
2.) Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi merupakan reaksi pembentukan ikatan rangkap.
3.) Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi (penggantian) adalah reaksi antara dua reaktan yang saling
mempertukarkan atom-atomnya, sehingga terbentuk dua produk yang
berbeda.
4.) Reaksi Redoks (Reduksi-Oksidasi)
Reaksi redoks (reduksi-oksidasi) adalah reaksi yang terjadi apabila senyawa
organik bereaksi dengan suatu reduktor atau oksidator.
Hidrokarbon 3 11
9. Isomer
Isomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi struktur
dan konfigurasi ruangnya berbeda.
Isomer Rangka
Isomer Geometri
Ruang
Isomer Optik
Hidrokarbon 3 12