e
K-13 l
a
s
kimia XI
ASAM-BASA III
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa.
2. Memahami stoikiometri asam-basa.
3. Memahami jenis-jenis reaksi asam-basa.
4. Dapat menghitung pH larutan hasil reaksi asam kuat dengan basa kuat.
A. Reaksi Asam-Basa
Salah satu bagian penting dari topik asam-basa adalah reaksi antara asam dan basa. Reaksi
asam-basa adalah reaksi kimia yang terjadi antara asam dan basa yang menghasilkan
garam dan air. Pada reaksi asam-basa, prinsip-prinsip kesetaraan reaksi pada stoikiometri
tetap berlaku.
Contoh reaksi asam-basa paling sederhana adalah reaksi antara asam klorida (HCl)
dan natrium hidroksida (NaOH). Hasil dari reaksi ini adalah garam natrium klorida (NaCl)
dan air sesuai dengan persamaan reaksi setara berikut.
Untuk mengetahui bagaimana produk NaCl dan H2O dapat terbentuk, kita harus
memahami terlebih dahulu mekanisme reaksi yang berlangsung. Kali ini, kita akan coba
mengingat kembali reaksi ionisasi dari asam dan basa yang pernah kita pelajari pada sesi
sebelumnya.
Reaksi ionisasi pada HCl yang merupakan asam dan NaOH yang merupakan basa
adalah sebagai berikut.
Dari kedua reaksi ionisasi tersebut, dapat diketahui bahwa ada empat ion yang
dihasilkan. Ion-ion yang dihasilkan ini kemudian saling bertukar pasangan, yaitu kation
(ion positif ) dari basa akan berpasangan dengan anion (ion negatif ) dari asam membentuk
garam. Sementara itu, ion H+ dari asam akan berpasangan dengan ion OH– dari basa
membentuk air (H2O). Untuk lebih jelasnya, perhatikan reaksi berikut.
Contoh lain dari reaksi asam-basa adalah reaksi antara asam sulfat (H2SO4) dan barium
hidroksida (Ba(OH)2) berikut.
Dengan mekanisme yang sama, reaksi tersebut menghasilkan garam barium sulfat
(BaSO4) dan dua molekul air (H2O). Terbentuknya dua molekul air (H2O) dari reaksi ini
dikarenakan adanya dua ion H+ dari asam sulfat yang bereaksi dengan dua ion OH– dari
barium hidroksida. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah molekul
air yang terbentuk bergantung pada jumlah ion H dan OH– yang bereaksi.
Bagaimana jika jumlah ion H+ dari asam tidak sama dengan jumlah ion OH– dari
basa? Perhatikan contoh reaksi antara asam sulfat (H2SO4) dan natrium hidroksida (NaOH)
berikut.
Reaksi tersebut belum setara. Agar lebih mudah dalam menyetarakan reaksinya,
tuliskan dahulu reaksi ionisasi masing-masing zat.
2
Oleh karena asam tersebut melepaskan dua ion H+, maka akan dibutuhkan dua ion
OH– untuk membentuk dua molekul air. Selain itu, dari rumus kimia garam yang terbentuk,
yaitu Na2SO4, dapat diketahui bahwa dibutuhkan dua ion Na+. Dengan demikian, kamu
perlu memberikan koefisien 2 untuk NaOH pada reaksi tersebut sehingga menjadi:
B. Stoikiometri Asam-Basa
Reaksi asam-basa adalah satu dari sekian contoh reaksi dalam larutan. Dalam larutan,
spesi-spesi yang bereaksi umumnya berbentuk ion yang terlarut dalam pelarut (air).
Jumlah mol spesi-spesi yang terlarut ini dapat dihitung dari konsentrasi (molaritas) dan
volume larutan yang telah diketahui. Hubungan antara jumlah mol spesi, molaritas, dan
volume larutan adalah sebagai berikut.
n=M×V
Keterangan:
n = mol spesi;
M = molaritas (mol/L atau M); dan
V = volume larutan (L).
Sebagai contoh, pada reaksi antara HCl dan NaOH yang menghasilkan NaCl dan H2O,
direaksikan 20 mL HCl 0,1 M dengan 20 mL NaOH 0,1 M. Dengan demikian, jumlah mol HCl
yang bereaksi adalah (20 mL × 0,1 M) = 2 mmol = 0,002 mol.
Ketika mengerjakan soal yang berhubungan dengan stoikiometri asam-basa,
pastikan reaksi dituliskan dalam bentuk yang setara. Kemudian, tentukan jumlah mol
spesi-spesi dalam larutannya. Setelah itu, tentukan jumlah mol spesi-spesi yang bereaksi
berdasarkan perbandingan koefisien reaksinya.
3
asam kuat-basa lemah, asam lemah-basa kuat, dan asam lemah-basa lemah. Penentuan
jenis reaksi ini penting untuk menentukan sifat larutan hasil reaksi asam dengan basa.
4
ada kelebihan ion H+ maupun OH– yang menentukan sifat asam atau basa. Tidak adanya
kelebihan ion H+ maupun OH– ini menyebabkan kondisi kesetimbangan larutan sama
dengan kesetimbangan air, sehingga nilai pH-nya adalah 7.
Jika terdapat kelebihan ion H+ atau OH–, larutan hasil reaksi akan bersifat asam atau
basa. Larutan akan bersifat asam (pH di bawah 7) jika ion H+ yang berlebih, sedangkan
larutan akan bersifat basa (pH di atas 7) jika ion OH– yang berlebih.