Anda di halaman 1dari 15

FARMASI INDUSTRI DAN RETAIL

Kelompok 3
DEWI AMALIA
FEBBY ANANDA PUTRI
RATIH KUMALA DEWI
Sejarah pengembangan Farmasi
Industri di dunia
 Perkembangan Industri Farmasi Modern
Sejarah industri farmasi modern dimulai
1897 ketika Felix Hoffman menemukan
cara menambahkan dua atom ekstra
karbon dan lima atom ekstra karbon dan
lima atom ekstra hidrogen ke dalam sari
pati kulit kayu willow.

 Hasil penemuannya ini dikenal dengan


nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan
lahirnya perusahaan industri farmasi
modern di dunia, yaitu Bayer.
Cont.
 Selanjutnya, perkembangan pasca Perang Dunia I.
Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar berusaha
menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat
TBC, hormon steroid, dan kontrasepsi serta
antipsikotika. Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri &
pendidikannya) terus berkembang dengan didukung oleh
berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan
bioteknologi.

 Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di


seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau boleh
kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman karena
di sanalah industri obat pertama berdiri.
Perkembangan Industri Farmasi di
indonesia
 Perkembangan Industri Farmasi di Indonesia Sejarah industri
farmasi di Indonesia diawali dengan berdirinya pabrik farmasi
pertama yang didirikan di Hindia Timur pada tahun 1817, yaitu
“NV. Chemicalien Rathkamp & Co” dan ”NV. Pharmaceutische
Handel Vereneging J. Van Gorkom & Co.” pada tahun 1865.

 Sedangkan industri farmasi modern pertama kali di Indonesia


adalah pabrik kina di Bandung pada tahun 1896.

 Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1957-1959 setelah


perang kemerdekaan usai perusahaan-perusahaan farmasi milik
Belanda yaitu Bovasta Bandoengsche Kinine Fabriek yang
memproduksi pil kina dan Onderneming Jodium yang
memproduksi Iodium dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia
yang pada perkembangan selanjutnya menjadi PT Kimia Farma
(persero).
Cont.
 Sementara pabrik pembuatan salep dan kasa,
Centrale Burgelijke Ziekeninrichringyang berdiri
pada tahun 1918 menjadi perum Indofarma yang
saat menjadi PT Indofarma (persero).

 Namun demikian, perkembangan yang cukup


signifikan bagi perkembangan industri farmasi di
Indonesia adalah dikeluarkannya Undang-Undang
Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 1967
dan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) pada tahun 1968 yang mendorong
perkembangan industri farmasi Indonesia hingga
saat ini.
Cara Pembuatan Obat yang Benar (CPOB)
 CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) adalah
pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI SK Menkes RI
No.43/Menkes/SK/II/1998 sebagai suatu
persyaratan dan ketentuan bagi setiap industri
farmasi untuk dilaksanakan.

 Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat terjamin


keamanannya dalam mengkonsumsi obat-obatan
yang dihasilkan dan mendapatkan mutu obat yang
baik.
Macam-macam CPOB
 Manajemen Mutu Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
menyangkut seluruh aspek produksi dan pengendalian
mutu, bertujuan untuk menjamin bahwa produk obat yang
dibuat senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah
disesuaikan dengan tujuan penggunaannya.

 Personalia Personalia karyawan semua tingkatan harus


memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan sesuai
tugasnya.

 Karyawan memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik


sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara
professional dan sebagaimana mestinya.

 Karyawan harus mempunyai sikap dan kesadaran yang


tinggi untuk mewujudkan CPOB.
Cont.
 Bangunan dan Fasilitas Bangunan dan fasilitas
untuk pembuatan obat memiliki ukuran, rancang
bangun, konstruksi, serta letak yang memadai
agar memudahkan dalam pelaksanaan kerja,
pelaksanaan kebersihan, dan pemeliharaan yang
baik.

 Tiap sarana kerja hendaknya memadai, sehingga


setiap resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran
silang dan berbagai kesalahan lain yang dapat
menurunkan mutu obat dapat dihindari.
Kemasan Obat
 Proses pengemasan merupakan salah satu
tahapan penting dalam pembuatan sediaan
farmasi. Tahapan ini juga ikut mempengaruhi
stabilitas dan mutu produk akhir.

 Bahkan belakangan ini, faktor kemasan dapat


menjadi gambaran ukuran bonafiditas suatu
produk/perusahaan farmasi.

 Untuk menjamin stabilitas produk, harus


ditetapkan syarat yang sangat tegas terhadap
bahan kemas primer, yang seringkali menyatu
dengan seluruh bahan yang diisikan baik berupa
cairan dan semi padatan.

 Bahan kemas sekunder pada umumnya tidak


berpengaruh terhadap stabilitas
Fungsi paling mendasar dari kemasan
 Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi
dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga
lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara
umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :

 Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga


kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk
cairan, pasta atau butiran

 Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari


sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan,
kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak
dan menurunkan mutu produk.
Cont.
 Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan
sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui
label yang terdapat pada kemasan.

 Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan


(satu kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya),
memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam
dunia perdagangan.

 Melindungi pengaruh buruk dari luar, Melindungi pengaruh buruk


dari produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas
berupa produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti
air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna,
maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produk-
produk lain di sekitarnya.
Pedagang Besar Farmasi (PBF)
 Pedagang Besar Farmasi adalah
salah satu fasilitas distribusi
sediaan farmasi.

 PBF bisa saja membuka cabang


yang disebut PBF cabang di
beberapa tempat asalkan PBF
cabang tersebut mendapat
pengakuan dari kepala dinas
kesehatan provinsi setempat,
dimana PBF cabang tersebut
berada dan PBF cabang juga
hanya bisa menyalurkan sediaan
farmasi dalam batas wilayah
provinsi pengakuannya.
Tugas PBF
 Tempat menyediakan dan menyimpan perbekalan farmasi yang
meliputi obat, bahan obat, dan alat kesehatan.

 Sebagai sarana yang mendistribusikan perbekalan farmasi ke


sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi : apotek,
rumah sakit, toko obat berizin dan sarana pelayanan kesehatan
masyarakat lain serta PBF lainnya.

 Membuat laporan dengan lengkap setiap pengadaan,


penyimpanan, penyaluran, perbekalan farmasi sehingga dapat di
pertanggung jawabkan setiap dilakukan pemeriksaan. Untuk
toko obat berizin, pendistribusian obat hanya pada obat-obatan
golongan obat bebas dan obat bebas terbatas, sedangkan untuk
Apotek, rumah sakit dan PBF lain melakukan pendistribusian
obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras dan obat keras
tertentu.
Fungsi PBF
 Sebagai sarana distribusi farmasi bagi industri-industri farmasi.

 Sebagai saluran distribusi obat-obatan yang bekerja aktif ke


seluruh tanah air secara merata dan teratur guna
mempermudah pelayanan kesehatan.

 Untuk membantu pemerintah dalam mencapai tingkat


kesempurnaan penyediaan obat-obatan untuk pelayanan
kesehatan.

 Sebagai penyalur tunggal obat-obatan golongan narkotik


dimana  PBF khusus, yang melakukannya adalah PT. Kimia
Farma.

 Sebagai aset atau kekayaan nasional dan lapangan kerja.

Anda mungkin juga menyukai