Anda di halaman 1dari 39

MANAJEMEN PELAYANAN

RUANG INTENSIF

By Syamsul Idris, S.Kep, Ns

1
Pengertian Unit Perawatan Intensif
• adalah unit perawatan yang dikelola
bertujuan merawat pasien sakit berat dan
kritis, yang mengancam jiwa dengan
melibatkan tenaga terlatih serta didukung
dengan kelengkapan peralatan khusus.
• (Depkes 2006)

2
Tujuan Pelayanan
1. Menyelamatkan kehidupan.
2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk
dan komplikasi melalui observasi dan
monitoring yang ketat disertai
kemampuan menginterpretasikan setiap
data yang didapat, dan melakukan tindak
lanjut.

3
Tujuan Pelayanan
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mempertahankan kehidupan.
4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi
organ tubuh pasien.
5. Mengurangi angka kematian pasien kritis
dan mempercepat proses penyembuhan
pasien.

4
Gambaran Umum
• Jenis pelayanan Perawatan Intensif
– Pelayanan intensif dewasa (ICU-CCU)
– Pelayanan intensif anak-anak
• anak-anak (PICU)
• neonatus (NICU).
– Pelayanan Khusus
• Isolasi
• Pasca Bedaj Jantung

5
Pelayanan Intensif Khusus
• Bedah Jantung Isolasi Pasien Kritis
– CABG : Avian Influenza
Flu Meksiko
• Coronary artery bypass MRSA
graft Methicyllin Resistant
Sataph Aureus
– MVR/DVR ESBL :
Ekstended Beta
• Mitral/double valve Lactamasa
replacement TB Paru
– VSD
• Ventrikel septum defek
– ASD :
• Atrium septal defect
6
KLASIFIKASI ICU
(Depkes 2006)

• ICU Primer : ICU Tk I


• ICU Sekunder : ICU Tk II
• ICU Tersier : ICU Tk III

7
ICU Primer (RS type D/Kecil)

• Ruangan sendiri, letak dekat kamar bedah, ruang


darurat dan ruang perawatan lain.
• Memiliki kebijakan / kriteria pasien masuk dan keluar.
• Memiliki seorang dokter spesialis anaestesiologi sebagai
kepala.
• Ada dokter jaga 24 jam dan mampu melakukan
resusitasi jantung paru.
• Konsulen dapat dihubungi dan dipanggil setiap saat.
• jumlah perawat yang cukup dan mempunyai sertifikat
pelatihan perawatan intensif minimal satu orang per
shift.
• pemeriksaan laboratorium tertentu & Rontgen untuk
kemudahan diagnostik selama 24 jam dan fisioterapi.
8
ICU Sekunder (RS Type C)

• Ruangan tersendiri, berdekatan dengan kamar bedah, ruang


darurat dan ruang rawat lain.
• Memiliki kriteria pasien masuk , keluar dan rujukan.
• Tersedia dokter spesialis sebagai konsultan yang dapat
menanggulangi setiap saat bila diperlukan.
• Memiliki seorang kepala ICU yaitu seorang dokter konsultan
intensif care atau bila tidak tersedia oleh dokter spesialis
anaestesiologi, yang bertanggung jawab secara
keseluruhan dan dokter jaga minimal mampu melakukan
resusitasi jantung paru (bantuan hidup dasar dan hidup
lanjut ).
• perawat lebih dari 50 % bersertifikat ICU dan minimal
berpengalaman kerja
• ventilasi mekanis lebih lama dan batas tertentu, melakukan
pemantauan invasif dan usaha penunjang hidup.
• laboratorium tertentu, Rontgen 24 jam dan fisioterapi.
• Memiliki ruang isolasi dan mampu melakukan prosedur
isolasi.
9
ICU Tersier (RS Type A/B)
• Tempat khusus tersendiri di rumah sakit.
• Memiliki kriteria pasien masuk, keluar dan rujukan.
• Memiliki dokter spesialis dan sub spesialis yang dapat
dipanggil setiap saat bila diperlukan.
• Dikelola oleh seorang ahli anestesiologi konsultan
intensif care atau dokter ahli yang lain, yang
bertanggung jawab secara keseluruhan.
• Ada dokter jaga 24 jam dan mampu melakukan
resusitasi jantung paru (bantuan hidup dasar dan
bantuan hidup lanjut).

10
ICU Tersier lanjutan

• Memiliki perawat lebih dari 75 % bersertifikat ICU dan minimal


berpengalaman kerja di unit penyakit dalam dan bedah selama 3
tahun.
• Mampu melakukan semua bentuk pemantauan dan perawatan
intensif baik invasive maupun non invasive.
• Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium,
rontgen untuk kemudahan diagnostik selama 24 jam dan
fisioterapi.
• Memiliki paling sedikit seorang yang mampu mendidik medik dan
perawat agar dapat memberikan pelayanan yang optimal pada
pasien.
• Memiliki staf tambahan lain misalnya tenaga administrasi, tenaga
rekam medik, tenaga untuk kepentingan ilmiah dan penelitian.

11
Standard Minimum Pelayanan
Instalasi Rawat Intensif
• Resusitasi Jantung Paru BHD
• Airway management
• Therapi Oksigen :ventilator
• Monitoring EKG, Pulse & Oksimetri
• Pemeriksaan Lab
• Terapi Titrasi
• Tehnik khusus sesuai pasien

12
PERALATAN DAN SARANA
Sarana
Lokasi
– Dianjurkan 1 komplek dengan kamar bedah, gawat
darurat, laboratorium dan radiologi.
Bangunan mempunyai standar terhadap:
– Bahaya api (alarm kebakaran)
– Ventilasi adekuat
– AC
– Exhaust fan
– Pipa air
– Alat Komunikasi
– Kabel central monitor
– Lantai : mudah dibersihkan, keras dan rata
13
Sarana dan Prasarana
• Area pasien
– Unit terbuka
– Unit tertutup
– Jarak antara tt 2m
– Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan
setiap 2-3 tt
– Unit tertutup 1 ruangan 1 tempat cuci tangan
– Pencahayaan cukup dan memperhatikan privasi
pasien

14
Sarana dan Prasarana
• Wall Panel
– Oksigen (2 buah),
– compresor air
– vaccum.
– Stop kontak 8 bh setiap bed
• Lingkungan
– Mempunyai pendingin ruangan/AC yang dapat mengontrol
suhu dan kelembaban sesuai dengan luas ruangan.
– Suhu 22 – 25 derajat dan kelembaban
50 – 70 %.
• Area kerja
– Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan
resusitasi dan penyimpanan obat.
15
Sarana dan Prasarana
• Ruang lain :
– Ruang Farmasi
– Ruang Alat bersih dan kotor
– Pembuangan kotoran
– Ruang Persediaan linen
– Ruang Dokter dan perawat jaga
– Ruang Diskusi
– Dapur
– Ruang Staf dokter dan perawat
– Ruang tunggu pasien
– Isolasi
– Kamar Mayat sementara

16
Manajemen Farmasi
• Pemilahan jenis debitur pasien
– Askes (PNS/Jamkesmas)
– Jamsostek
– Biaya sendiri
• Pertimbangan penggunaan obat mahal
• Prosedur pengusulan
• Tata laksana pemberian obat :
– Efek obat
– Metode pemberian

17
Standar Peralatan
Dasar di Ruang ICU/CCU
• Tempat tidur khusus
• Bed side monitor
• Alat hisap (suction)
• Alat ventilasi dan alat penunjang jalan nafas
• Pompa infus dan pompa syringe
• Elektrokardiografi
• Trolley emergency
• Defibrilator

18
Peralatan Dasar
• Peralatan drain thorax (WSD)
• Lampu tindakan
• Peralatan portable untuk transportasi
• Peralatan monitor invasive dan non invasive
• Pulse oximeter

19
Peralatan Penunjang di Ruang ICU/CCU

• Alat Komunikasi
• Sistem Alarm : ruangan dan peralatan
• Sterilisator : sebaiknya yang sentral

20
Peralatan Diagnostik Penunjang
• Hemodialisa
• Ultra sono grafi
• Bronkoscopy
• Continuous Renal Replacement Therapy
(CRRT)

21
Perawatan di Ruang PICU-NICU
• PASIEN • Peralatan
– DSS (Dengue Shock – sda ICU
Syndrome) – Incubator
– Asfiksia – Blanket Fototherapi
– Hiperbilirubin – Transfusi tukar
– Gagal Napas

22
Pelayanan Pelayanan
Spesifik Spesifik : Titrasi

• Pemasangan Therapi Titrasi


ventilator Penggunaan Syringe Pump
– Alat bantu napas dan Infus Pump
– Teknologi canggih
– “mahal”
• Jenis Ventilator
– Volume cycle
– Pressure cycle

23
Therapi Titrasi
• Tujuan :
– memberikan obat atau cairan secara bertahap, step by
step, menyesuaikan dengan respon yang dikehendaki

• Bisa berubah dalam hitungan jam-menit-detik.

• Menggunakan syringe pump


• Bisa dengan infus pump
• Modifikasi tetesan infus
24
Mengapa perlu titrasi
• Dosis obat dinamis
• Bisa dihentikan tiba-tiba
• Obat bersifat aktif
• Obat bersifat individual
• Obat ber-OSMOLAR tinggi

25
Pelayanan dengan alat Spesifik

• Penggunaan WSD (Water Seal Drainage)


• PostThoraks Surgery

Pelayanan Spesifik

Monitoring ketat
haemodinamik
Pengukuran vital sign
Tanda – tanda perfusi
jaringan
Tingkat Kesadaran
26
Manajemen pasien
Indikasi Masuk
– Ancaman / kegagalan sistem pernafasan
• Gagal napas; impending gagal naps
– Ancaman / kegagalan sistem hemodinamik
• Shock;
– Ancaman / kegagalan sistem syaraf pusat
• Stroke; penurunan kesadaran
– Overdosis obat, reaksi obat dan intoksikasi
• Depresi nafas
– DIC
– Infeksi berat
• sepsis
27
ALUR MASUK PASIEN

RAWAT INAP
POLIKLINIK /
RS LAIN

IBS

UGD
ICU

28
Prosedur

• Konsul tertulis dari ruangan / IGD


• Jawaban konsul : tempat, ventilator
• Persiapan tempat (alat tenun, syringe, alat
lain)

29
Prioritas Pasien
• Prioritas 1
– Do all/everything : edema paru, status convulsivus, septic shock, AMI,
Disritmia
• Prioritas 2
– Do everything : post bedah mayor, post bedah jantung, pasca henti jantung.
– Post tindakan invasif : PCI, DVT
• MONITORING
– Do everything : post bedah mayor, post bedah jantung, pasca henti jantung.
– Post tindakan invasif : Percutaneous Coronary Intervention (PCI),Deep
Venous Thrombus (DVT

• Prioritas 3
– Do something : Metastese, penyakit jantung dan paru terminal dengan
komplikasi akut.
– Do something : Metastese, penyakit jantung dan paru terminal dengan
komplikasi akut.
– Therapi Paliatif
– Indikasi SOSIAL
30
Tak Memerlukan Perawatan ICU
• MBO (Mati Batang Otak)
• Koma dengan vegetatif permanen
• End Stage dari suatu penyakit
• Menolak terapi bantuan hidup

31
Indikasi Keluar
• Prioritas I
– Tak memerlukan terapi intensif
– Terapi intensif gagal
• Prioritas II
– Tak memerlukan terapi intensif intensif dan monitoring khusus
– Terdapat Pasien PI yang memerlukan
• Prioritas III
– Tak memerlukan terapi intensif
– Prognose jelek dan keuntungan terapi sangat kecil (Geriatri, MBO,
Stadium lanjut)

32
RUANG PICU-NICU
• PASIEN
– DSS (Dengue Shock
Syndrome)
– Asfiksia
– Hiperbilirubin
– Gagal Napas

33
Manajemen keperawatan
Metode Kasus

• satu perawat akan memberikan asuhan


keperawatan kepada seorang klien atau lebih
secara total dalam satu periode dinas
• relatif sederhana karena tidak memerlukan
perencanaan tugas yang komplek dan
memiliki garis tanggung jawab yang jelas.

34
Struktur Organisasi Penugasan Kasus

Kepala Ruangan

Staf perawat

Staf perawat

Staf perawat

Pasien
Pasien
Pasien

35
Perkembangan
• Metode PP : Perawat Primer
• Dasar :
– Permenkes
– SK Direktur :
• DPJP
• PPJP

36
Profil Ketenagaan Ruang Intensif

Jenis Ketenagaan Sekunder Tersier

Kepala Ruang D3 pengalaman > 5 thn S1 Kep pengalaman > 5


thn
Sertifikat ICU Sertifikat ICU
Sertifikatr ACLS
Pembimbing Klinik Minimal S1 S1 Kep pengalaman > 5
thn

Pelaksana Keperawatan Minimal D3 dengan Minimal D3 dengan


pengalaman di ruang pengalaman di ruang
rawat inap 3 tahun rawat inap 3 tahun/HCU

Rasio Jumlah Perawat : 1 : 1 atau 1 : 2 1 : 1 atau 2 : 1


Pasien
Kebutuhan Tenaga Perawat
• Menggunakan perhitungan untuk mengetahui
jumlah
• Dasar :
– Rumus dari Depkes
– Berdasarkan perhitungan beban kerja (Wiss’n) :
volume kegiatan dan waktu kegiatan
• Sangat tergantung kebijaksanaan dan
kemampuan masing-masing RS

38
Koordinasi dengan Staff Penunjang

• Ahli Fisioterapi
• Ahli Radiologi
• Ahli Gizi
– Penetuan kebutuhan nutrisi
– Jenis sediaan nutrisi
• Tenaga Analis Obat
• Tenaga Administrasi

39

Anda mungkin juga menyukai