Anda di halaman 1dari 39

Dr. Julian Fitra, Sp.

An

Tempat, Tanggal lahir : Bukit Tinggi, 17 juli 1983


Alamat : Jalan Sri Sudewi No. 5A Sungai Penuh
Status : menikah
Email: julian.fitra@gmail.com
Pendidikan :
S1 Kedokteran , FKUA, Lulus tahun 2007
Sp1 Anestesiologi, FKUI, Lulus tahun 2014
Pekerjaan :
Kepala ICU RSUD Mayjen HA Thalib Kerinci.
ADMISSION CRITERIA OF ICU PATIENT
GOVERNMENT’S REFERENCE
Kriteria Masuk ICU
Sebuah pelayanan untuk pasien yang potensial
dapat pulih kondisinya, dimana bisa
mendapatkan keuntungan dari observasi yang
lebih dan pengobatan invasif yang dapat
diberikan secara aman.
Mengapa ICU Dibutuhkan?
Mengapa ICU Dibutuhkan?
•Perawatan yang paripurna
•Sumberdaya tinggi
•Tanda-tanda perburukan kondisi pasien cepat
terdeteksi
•Demand > Supply
•Pharmacist, ahli gizi,ahli mikrobiologi
•Peralatan teknologi tinggi
Permenkes Nomor 1778/Menkes/SK/XII/2010 tentang
(Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU di RS )
Tujuan :
•Memberikan acuan pelaksanaan ICU di RS
•Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan
pasien ICU di RS
•Menjadi acuan pengembangan pelayanan ICU di RS
•Kriteria masuk ICU
•Kriteria keluar ICU
•Triage ICU
•Dasar pengelolaan pasien ICU
•Kerjasama multidisipliner dalam masalah medik
kompleks dipimpin oleh dokter intensivist
Kemampuan Minimal ICU
•Resusitasi jantung paru
•Terapi oksigen
•Pengelolaan jalan napas (intubasi trakeal, ventilator)
•Pemantauan EKG
•Pemberian nutrisi enteral dan parenteral
•Pemeriksaaan laboratorium khusus dengan cepat dan
menyeluruh
•Pemakaian pompa infuse
•Kemampuan melakukan tekhnik khusus sesuai
dengan keadaan pasien
•Memberikan bantuan fungsi vital dengan alat-alat
portabel selama transportasi pasien gawat
Klasifikasi Pelayanan ICU
•Pelayanan ICU primer (standar minimal) Mampu
melakukan resusitasi dan memberikan ventilasi
bantu kurang dari 24 jam serta mampu melakukan
pemantauan jantung
•Pelayanan ICU sekunder (standar menengah)
Mampu memberikan ventilasi Bantu lebih lama,
melakukan bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu
kompleks
•Pelayanan ICU sekunder (standar tertinggi)
Mampu melaksanakan semua aspek
perawatan/terapi intensif
Pelayanan ICU primer (standar minimal)
Kekhususan yang harus dimiliki:
•Ruangan tersendiri (akses mudah dari kamar bedah,
ruang darurat dan ruangan perawatan lain
•Memiliki kriteria pasien masuk/ keluar/ rujukan ICU
•Memiliki seorang dokter spesialis anestesiologi
sebagai kepala
•Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan resusitasi
jantung paru
•Konsulen harus selalu siap dihubungi
•Memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagian
besar telah terlatih
•Mampu melayani pemeriksaan laboratorium,
roentgen, kemudahan diagnostik dan fisioterapi
•Pelayanan ICU primer (standar minimal)
Pelayanan ICU sekunder (standar
menengah)
•Semua yg dimiliki ICU Primer +
•Memiliki perawat yang bersertifikat ICU (perbandingan
pasien:perawat 1:1) dan setiap saat standby bila diperlukan
•Mampu meberikan bantuan ventilasi mekanis beberapa
lama dan dalam batas tertentu melakukan pemantauan
invasive dan usaha bantuan hidup
•Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, roentgen,
kemudahan diagnostik dan fisioterapi selama 24 jam
•Memiliki ruang isolasi dan mampu melakukan prosedur
isolasi
Pelayanan ICU tersier (standar tertinggi)
•Semua yang dimiliki ICU sekunder +
•Memiliki dokter spesialis yang dapat menanggulangi setiap
saat bila diperlukan
•Memiliki lebih dari satu staf intensivis
•Mampu menyediakan tenaga perawat dengan
perbandingan pasien:perawat 1:1 pada setiap shif untuk
kasus berat dan tidak stabil
•Memiliki lebih banyak staf perawat bersertifikat terlatih
perawatan/terapi intensif
•Mampu melakukan semua bentuk pemantauan dan
perawatan/terapi intensif
•Mampu melayani pemeriksaaan laboratorium, roentgen,
kemudahan diagnostik dan fisioterapi selama 24 jam
Pelayanan ICU tersier (standar tertinggi)
•Memiliki paling sedikit seorang ahli dalam mendidik staf
perawat dan dokter muda agar dapat bekerja sama dalam
pelayanan pasien
•Memiliki prosedur untuk pelaporan resmi dan
pengkajian
•Didukung oleh semua yang ahli dalam diagnostik dan
terapi; seperti ahli penyakit dalam, ahli bedah saraf, ahli
kebidanan dan lain-lain
•Memiliki staf tambahan yang lain misalnya tenaga
administrasi, tenaga rekam medis, tenaga untuk ilmiah
dan penelitian
•Memiliki alat-alat untuk pemantauan khusus, prosedur
diagnostik dan terapi khusus.
ICU Admission Criteria
Potential or established organ failure
Factors to be considered:
•Diagnosis
•Severity of illness
•Age and functional status
•Co-existing disease
•Physiological reserve
•Prognosis
•Availability of suitable treatment
•Response to treatment
•Recent cardiopulmonary arrest
•Anticipated quality of life
•The patient’s wishes
Indikasi Masuk ICU
•Pasien yang memerlukan pengelolaan fungsi sistem
organ tubuh secara terkoordinasi dan berkelanjutan
dengan pengawasan yang konstan dan metoda terapi
titrasi
•Pasien sakit berat, tidak stabil --> terapi intensif
(ventilator, pemberian obat vasoaktif melalui infuse
kontinyu,dll) (contoh; gagal napas berat, pasca bedah
jantung terbuka, syok septik)
•Pasien perlu pemantauan intensif atau non invasive ,
untuk mengurangi resiko/komplikasi (contoh: pasca
bedah besar dan luas; pasien dengan penyakit
jantung, paru, ginjal atau lainnya)
Indikasi Masuk ICU
•Pasien perlu terapi intensif untuk atasi
komplikasi akut, sekalipun manfaat ICU ini
sedikit (contoh: pasien dengan tumor ganas
metastasis dengan komplikasi infeksi,
tamponade jantung, sumbatan jalan napas)
•Pasien perlu intervensi medis segera oleh tim
intensive care
Demand > Supply
ICU Triage
•Kriteria masuk kadang sulit ditentukan
•Identifikasi pasien yang akan mendapatkan
manfaat dari perawatan ICU secara ekstrim
kadang sulit ditentukan
•Sarana dan prasarana ICU terbatas
•Permintaan / kebutuhan pelayanan ICU >
kemampuan /tempat yg tersedia
Model Prioritas
Prioritas 1
•Pasien kritis,tidak stabil
•Memerlukan terapi intensive dan tertitrasi dan
monitoring
•Ventilasi mekanik
•Obat-obat dg continuous infusions
•Gangguan atau gagal napas akut
•Gangguan atau gagal sirkulasi
•Gangguan atau gagal susunan syaraf pusat
•Gangguan atau gagal ginjal (lihat kriteria gagal
organ akut)
•Terapi pada pasien ini umumnya tidak terbatas
Model Prioritas
Prioritas 2
•Pemantauan atau observasi intensif ( invasif atau
non invasif )
•Observasi intensif pasca bedah ekstensif
•Observasi intensif pasca henti jantung (cardiac
arrest) dalam keadaan stabil
•Observasi intensif pasien pasca bedah dengan
penyakit jantung dan lain sejenisnya.
•Terapi pada pasien ini umumnya tidak terbatas
Model Prioritas
Prioritas 3
•Sakit kritis dan tidak stabil
•Harapan kecil untuk penyembuhannya atau
manfaat yang didapat dari tindakan-tindakan di
ICU kecil (prognosis jelek). Misal : Pasien
keganasan dengan penyulit infeksi
•terapi intensif untuk mengatasi kegawatan
akutnya tidak dilakukan tindakan invasif seperti
intubasi dan RJP.
Model Prioritas
Prioritas 4
Sebetulnya tidak perlu ICU Misal :
•Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi
menolak terapi maksimal (DNAR)
•Vegetatif stage
•Pasien MBO untuk kepentingan donor organ
•Too well for ICU
•Mild CHF, stable DKA, conscious drug overdose,
peripheral vascular surgery
•Too sick for ICU (terminal, irreversible)
•Irreversible brain damage, irreversible
multisystem failure, metastatic cancer
unresponsive to chemotherapy
Tidak Perlu Masuk ICU
•Pasien mati batang otak (MBO), kecuali yang
merupakan donor
•Pasien dengan keadaan vegetatif yang permanen
•Pasien prioritas 1 atau 2 yang menolak perawatan atau
tindakan agresif di ICU Pasien dalam stadium akhir (end-
stage) penyakit-penyakit
•Pasien dalam keadaan stabil dengan resiko yang rendah
untuk menjadi berbahaya
Model Diagnosis
Sistem Respirasi
•Gagal nafas akut yang memerlukan
intubasi/ventilator
•Emboli paru dengan kondisi hemodinamik yang
tidak stabil
•Pasian dari IMC/HCU yang mengalami penurunan
fungsi respirasi
•Hemoptisis masif
Model Diagnosis
Gangguan Neurologis
•Stroke akut dengan perubahan status mental
•Koma : metabolik, toksik
•Perdarahan intrakranial yang berpotensi terjadi
herniasi
•Perdarahan subarachnoid akut
•Meningitis dengan perubahan status mental atau
gangguan pernapasan
•Sistem saraf pusat dan neurumuskular disorder dengan
gangguan fungsi saraf dan fungsi paru
•Status epileptikus
•Pasien mati batang otak atau berpotensi mati batang
otak dengan status pendonor organ
•Pasien dengan cedera kepala berat
Model Diagnosis
Overdosis Obat
•Hemodinamik yang tidak stabil
•Defisit mental dengan gangguan jalan nafas
•Kejang yang tidak teratasi
Model Diagnosis
Gangguan Gastrointernal
•Perdarahan saluran cerna yang disertai
hipotensi, terus menerus
•Gagal hati fulminan
•Pankreatitis berat
•Perforasi Esofagus dengan atau tanpa
mediastinitis
Model Diagnosis
Gangguan Endokrin
•KAD dengan hemodinamik tidak stabil, perubahan
status mental, insufisiensi pernafasan.
•Krisis tiroid dengan hemodinamik tidak stabil
•Hiperosmolar status dengan koma dan atau
instabilitas hemodinamik
•Gangguan endokrin lainnya seperti krisis adrenal
dengan instabilitas hemodinamik
•Hiperkalemia berat dengan perubahan status
mental yang memerlukan monitoring hemodinamik
Gangguan Endokrin…
•Hipo atau hipernatremia dengan kejang,
perubahan status mental
•Hipo atau hipermagnesemia dengan
kegagalan hemodinamik
•Hipo atau hiperkalemia dengan aritmia atau
kelemahan otot
•Hipofosfatemia dengan kelemahan otot
Model Diagnosis
Gangguan Lainnya
•Pasien post operasi yang memerlukan pengawasan
hemodinamik atau dukungan ventilator atau
perawatan intensif
•Pembedahan
•Sepsis berat/Syok Septik dengan hemodinamik
tidak stabil
•Pengawasan hemodinamik
•Trauma lingkungan (listrik, hipotermi, hipertermi)
Model Parameter Objektif
Pemeriksaan Fisik (onset akut)
•Pupil anisokor pada pasien dengan penurunan
kesadaran
•Anuria
•Obstruksi jalan nafas
•Koma
•Kejang yang tidak terkendali
•Sianosis
•Tamponade jantung
Model Parameter Objektif
Tanda Vital
•Nadi < 40 atau > 150 kali/menit
•Tekanan darah Sistolik < 80 mm Hg atau 20
mm Hg dibawah tekanan darah biasa pasien
•Mean arterial pressure < 60 mm Hg
•Tekanan Diastolik > 120 mm Hg
•Respiratory rate > 35 kali/menit
Model Parameter Objektif
Laboratorium
•Serum sodium < 110 mEq/L atau > 170 mEq/L
•Serum potassium < 2.0 mEq/L atau > 7.0
mEq/L
•PaO2 < 50 mm Hg
•pH < 7.1 atau > 7.7
•Serum glukosa > 800 mg/dl
•Serum kalsium > 15 mg/dl
Model Parameter Objektif
Radiography / Ultrasonography /
Tomography
•Perdarahan Cerebral atau subarachnoid dengan
perubahan status mental
•Ruptur visceral, Kandung empedu, hati, varises
esophagus atau uterus dengan instabilitas
hemodinamik
•Disseksi aneurisma aorta
Model Parameter Objektif
Elektrokardiogram
•Blok jantung total dengan instabilitas
hemodinamik
•Ventrikular takikardia atau ventrikular fibrillasi
•Miokard infark dengan aritmia, instabilitas
hemodinamik atau gagal jantung kongestif
Kriteria Keluar
•Status fisiologis stabil (tidak perlu monitoring /
perawatan intensif lebih lanjut)
•Status fisiologis perburukan ( intervensi lebih lanjut
tidk ada manfaatnya) terapi telah gagal dan
prognosis dalam waktu dekat akan memburuk serta
manfaaat terapi intensif sangat kecil.
•Pasien/keluarga menolak perawatan lebih lanjut
Kesimpulan
•Demand > supply
•Harus ada kriteria masuk,keluar ICU secara tepat
•Triage --> Prioritas masuk ICU
•Ada fasilitas untuk perawatan lebih lanjut
(IMC/HCU,ruang rawat,homecare)
•Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan
pasien ICU di RS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai