Anda di halaman 1dari 59

STANDAR PELAYANAN

KEPERAWATAN PICU
Disampaikan Pada Workshop
Manajemen Keperawatan NICU dan PICU
23 Oktober 2022
OBJECTIVE:

1. Konsep PICU
2. Standar Pelayanan PICU
3. Asuhan Keperawatan pada Pasien PICU
KONSEP PICU
DEFINISI ICU
Pedoaman penyelenggaraan pelayanan intensive care unit , KepMenkes No.1778/MENKES/SK/XII/2010

• Suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri, dengan staf


yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-
pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit -
penyulit yang mengancam nyawa atau potensial
mengancam nyawa dengan prognosis dubia.
Pediatric Intensive Care Unit (PICU)

• Unit dari rumah sakit, dengan staf dan perlengkapan


khusus, yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan
terapi pasien anak berusia 1 bulan-18 tahun yang
menderita sakit kritis, cedera, atau penyakit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa
dengan prognosis dubia.
Tujuan Utama
• Menyelamatkan nyawa pasien yang mengalami sakit
kritis, namun masih dapat disembuhkan (recoverable
and reversible). Apabila penyakit dasar pasien tidak
mungkin untuk disembuhkan (terminal stage) maka
pasien tersebut tidak akan mendapat manfaat dari
perawatan di PICU.
RUANG LINGKUP PELAYANAN ICU
Pedoman penyelenggaraan pelayanan intensive care unit , KepMenkes No.1778/MENKES/SK/XII/2010

• Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit akut yang mengancam


nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit sampai
beberapa hari.
• Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus
pelaksanaan spesifik problema dasar
• Pemantauan fungsi vital tubuh dan penataksanaan terhadap komplikasi
yang ditimbulkan oleh penyakit
• Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang kehidupannya sangat
tergantung pada alat dan orang lain.
PRINSIP FAMILY CENTERED CARE

• Kehadiran orangtua dapat mendukung asuhan


keperawatan, membantu koping anak dan ortu
memiliki peran yang penting dalam membantu
psikologi anak selama perawatan (Alvionita &
Daulima, 2020)
PRINSIP ATRAUMATIC CARE

• Atraumatic care atau asuhan atraumatik adalah


penyediaan asuhan terapeutik dalam lingkungan
oleh seseorang melalui intervensi yang
menghilangkan atau memperkecil distres
psikologis dan fisik yang dialami oleh anak dan
keluarga .
KOLABORASI TIM

• Penyelenggaraan pelayanan
rawat intensif memerlukan
manajemen yang
komprehensif dengan
melibatkan berbagai tenaga
kesehatan dari berbagai
disiplin ilmu yang bekerjasama
dalam tim
Pemeliharaan Alat

• Gunakan fasilitas dan


peralatan sesuai dengan fungsi
• Lakukan Kalibrasi
• Buat inventarisasi alat
• Jaga kebersihan & sterilisasi
• Ikuti petunjuk operasional
penggunaan alat
STANDAR PELAYANAN PICU
Klasifikasi Pelayanan PICU di RS

Pelayanan PICU Level I (Primer)

Pelayanan PICU Level II (Sekunder)

Pelayanan PICU Level III (Tersier)


Pelayanan PICU level I
• Pelayanan PICU dengan kemampuan dasar yang harus dimiliki
oleh rumah sakit dimana RS memberikan pelayanan bagi pasien
yang memerlukan perawatan ketat (high care)
• Mampu melakukan resusitasi jantung paru dan memberikan
ventilasi mekanik (invasif atau non-invasif) serta pemantauan
kardiovaskuler
Kekhususan yang harus dimiliki PICU level 1

• Memiliki seorang dokter spesialis anak dan berfungsi sebagai kepala PICU.
• Memiliki dokter jaga onsite 24 jam yang mampu melakukan resusitasi jantung paru
dan stabilisasi anak sakit kritis.
• Memiliki rasio jumlah perawat dan pasien yang memadai (1:1 untuk pasien dengan
ventilasi mekanik atau 1:2 untuk pasien tanpa ventilasi mekanik).
• Memiliki maksimal 75% perawat yang merupakan perawat klinis II (PK II) dan
sisanya perawat PK III.
• Mampu memberikan tunjangan ventilasi mekanik dan pemantauan invasif dalam
usaha penunjang hidup.
CONT…
• Ruangan tersendiri; letaknya dekat dengan kamar bedah, ruang emergensi dan
ruangan perawatan lain.
• Memiliki kriteria masuk, keluar serta rujukan antar rumah sakit.
• Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium tertentu (hemoglobin,
hematokrit, gula darah dan trombosit), analisa gas darah, elektrolit, radiologi,
kemudahan diagnostik selama 24 jam dan fisioterapi.
• Memiliki ruangan isolasi sederhana atau mampu melakukan prosedur isolasi.
• Terdapat prosedur pelaporan resmi dan pengkajian.
Pelayanan PICU level II
• Pelayanan PICU dengan kemampuan lanjutan yang melebihi kemampuan dan
sumber daya pelayanan intensif level I
• Mampu menangani tunjangan ventilasi mekanik lebih lama dan melakukan
dukungan/ bantuan hidup lain tetapi tidak terlalu komplek
Kekhususan yang harus dimiliki PICU level II

• Memiliki kriteria masuk, keluar serta rujukan antar rumah sakit.


• Memiliki dokter spesialis anak yang telah mengikuti pendidikan
fellowship ERIA atau konsultan ERIA dan berfungsi sebagai kepala
PICU.
• Memiliki dokter jaga onsite 24 jam yang mampu melakukan
resusitasi jantung paru dan stabilisasi anak sakit kritis.
CONT…
• Memiliki rasio jumlah perawat dan pasien yang memadai (1:1
untuk pasien dengan ventilasi mekanik dan renal replacement therapy
atau 1:2 untuk pasien tanpa ventilasi mekanik).
• Memiliki maksimal 50% staf perawat PK II dan sisanya perawat
PK III.
• Mampu memberikan tunjangan ventilasi mekanik dan pemantauan
invasif dalam usaha penunjang hidup.
CONT…
• Ruangan tersendiri; letaknya dekat dengan kamar bedah, ruang emergensi
dan ruangan perawatan lain.
• Mampu melayani pemeriksaan laboratorium (hemoglobin, hematokrit, gula
darah dan trombosit), analisa gas darah, elektrolit, radiologi diagnostik,
kemudahan diagnostik selama 24 jam dan fisioterapi.
• Memiliki ruangan isolasi dengan atau tanpa tekanan negatif dan mampu
melakukan prosedur isolasi.
• Terdapat prosedur pelaporan resmi dan pengkajian.
Pelayanan PICU level III
• Rujukan tertinggi PICU
• Mampu menyediakan perawatan pediatrik definitif yang bersifat kompleks, progresif,
berubah dengan cepat, baik bersifat medis, operasi, maupun gangguan traumatik, termasuk
kelainan genetik/ bawaan yang sering membutuhkan pendekatan yang bersifat
multidisipliner.
• Memberikan pelayanan tertinggi termasuk dukungan/bantuan hidup multi-sistem kompleks
dalam jangka waktu tak terbatas.
• Pelayanan PICU level III meliputi ventilasi mekanik, renal ekstrakorporal dan pemantauan
kardiovaskular invasif.
• Semua pasien yang dirawat di PICU level III harus dikelola oleh konsultan ERIA
Kekhususan yang harus dimiliki PICU level III

• Memiliki kriteria masuk, keluar serta rujukan antar rumah sakit.


• Memiliki konsultan ERIA dan berfungsi sebagai kepala PICU.
• Memiliki dokter jaga onsite 24 jam yang mampu melakukan
resusitasi jantung paru dan stabilisasi anak sakit kritis.
CONT…
• Memiliki rasio jumlah perawat dan pasien yang memadai (1:1 untuk pasien
dengan ventilasi mekanik dan renal replacement therapy, 1:2 untuk pasien tanpa
ventilasi mekanik atau 2:1 pada kasus penggunaan High Frequency
Oscillatory/HFO) atau Extracorporeal Membrane Oxygenation /ECMO).
• Memiliki maksimal 25% staf perawat PK II dan sisanya perawat PK III.
• Mampu memberikan tunjangan ventilasi mekanik dan pemantauan invasif
dalam usaha penunjang hidup.
CONT…
• Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, radiologi, kemudahan
diagnostik dan fsioterapi selama 24 jam.
• Memiliki ruangan isolasi tekanan negatif dan mampu melakukan prosedur
isolasi.
• Terdapat prosedur pelaporan resmi dan pengkajian.
• Mampu mendidik tenaga medik dan paramedik agar dapat memberikan
pelayanan yang optimal pada pasien.
PELAYANAN PICU

PRIORITAS SATU PRIORITAS DUA

KRITERIA PASIEN
MASUK PICU
PRIORITAS TIGA PENGECUALIAN
Pasien Prioritas 1

• Kelompok ini meliputi anak sakit kritis, tidak stabil yang


memerlukan perawatan intensif dengan bantuan alat
ventilasi, monitoring dan obat vasoaktif dan dapat
sembuh sempurna serta tumbuh dan berkembang sesuai
potensi genetiknya.
Pasien Prioritas 2

• Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan


penyakit dasar yang secara medis saat ini belum
dapat ditanggulangi namun dengan terapi intensif
dapat menanggulangi keadaan kritis sepenuhnya,
hingga anak kembali pada keadaan sebelum dirawat
di PICU.
Pasien Prioritas 3

• Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan penyakit


dasar menyebabkan anak tidak mempunyai kontak
dengan lingkungannya secara permanen dan tidak
mengalami tumbuh kembang.
• Kemungkinan kesembuhan dan mendapatkan manfaat
dari terapi intensif sangat kecil
PENGECUALIAN
• Berdasarkan pertimbangan seperti pada keadaan luar biasa  persetujuan Kepala
ICU
• Kondisi sbb:
• Memenuh kriteria masuk namun menolak terapi tunjangan hidup yang agresif
dan hanya demi "perawatan yang aman” saja  dinyatakan" DNR (Do Not
Resuscitate).
• Pasien dalam keadaan vegetatif permanen.
• Pasien-yang mengalami mati batang otak namun hanya karena kepentingan
donor organ
Bukan Indikasi Rawat PICU

• Kelompok ini meliputi anak sakit kritis dengan


prognosis sangat buruk sehingga dengan terapi
intensif pun proses kematian tidak dapat dicegah.
Kriteria untuk dirawat di PICU level I (Primer)

• Semua pasien anak sakit kritis dengan gangguan fisiologis


yang membutuhkan pemantauan ketat tanda vital dan
sistem organ (setidaknya setiap kurang dari 4 jam) dengan
prediksi akan terjadi perbaikan.
• Bila dalam pemantauan diperkirakan membutuhkan
perawatan intensif di level yang lebih tinggi maka harus
segera dirujuk.
Kriteria untuk dirawat di PICU level II dan III
Pasien dengan gangguan/potensi gangguan yang mengancam nyawa :
• Respirasi berat (kebutuhan ventilasi mekanik, risiko tinggi gagal napas)
• Kardiovaskuler (Syok, pasca resusitasi jantung paru, aritmia yang mengancam nyawa )
• Kelainan neurologis (kejang yang tidak berespon dengan terapi atau membutuhkan
antikonvulsan kontinu secara intravena , TTIK)
• Hematologi dan onkologi (Apheresis, gangguan koagulati berat)
• Endokrin dan metabolik (asidosis metabolik, asidosis respiratorik, gangguan elektroli berat)
• Saluran cerna (perdarahan saluran cerna akut dan berat )
• Ginjal dan saluran kemih (hemodialisa, gagal ginjal)
• Kondisi pasca bedah yang umumnya membutuhkan pemantauan dan tindakan invasif
Kriteria Keluar Perawatan PICU
• Parameter hemodinamik stabil
• Status respirasi stabil (tanpa ETT, jalan napas bebas, analisa gas darah normal)
• Kebutuhan suplementasi oksigen minimal (tidak melebihi standar yang dapat
dilakukan diluar PICU)
• Tidak lagi dibutuhkan tunjangan inotropik, vasodilator, antiaritmia, atau bila masih
dibutuhkan, digunakan dalam dosis rendah dan dapat diberikan dengan aman diluar
ruang perawatan intensif
• Disritmia jantung terkontrol
CONT…
• Alat pemantau tekanan intrakranial invasif tidak terpasang lagi
• Neurologi stabil, kejang terkontol
• Kateter pemantau hemodinamik telah dilepas.
• Pasien dengan ketergantungan ventilator mekanik kronik harus
telah mengatasi keadaan akutnya hingga hanya dibutuhkan
perawatan dengan ventilator biasa diluar ruang intensif atau
dirumah
CONT…
• Pasien dengan trakeomalasia, tidak lagi membutuhkan pengisapan
lendir eksesif
• Staf medik dan keluarga telah melakukan penilaian bersama dan
menyepakati bahwa tidak lagi ada keuntungannya untuk tetap
mempertahankan anak di ruang intensif.
• Pasien hanya perlu observasi intensive saja ada pasien lain yg
lebih gawat dan perlu rawat PICU maka pasien pindahkan ke
HCU
Pasien dirawat di Pasien paska Pasien gawat di IGD
Ruang Perawatan tindakan bedah Anak

Mengalami kegawatan dan Dilakukan resusitasi dan


atau mebutuhkan stabilisasi awal di IGD
pemantauan

Memenuhi kriteria &


proritas masuk PICU

Memenuhi kriteria

Pasien dirawat di PICU dan


dilakukan stabilisasi lanjut

Pasien dirujuk ke PICU Memenuhi kriteria


Pasien meninggal
level yang lebih tinggi keluar PICU
dunia
Gambar 2. Alur Masuk dan Keluar PICU
Asuhan Keperawatan pada Pasien PICU
FALSAFAH PELAYANAN KEPERAWATAN INTENSIF
• Setiap pasien mempunyai kebutuhan individual dan berhak mendapatkan pelayanan keperawatan
1 terbaik sehingga berfungsi secara maksimal dengan kualitas hidup optimal

2 • Peduli dan perhatian mendorong rasa percaya diri pasien sehingga mempercepat kesembuhan

• Kualitas pasien optimal dapat tercapai dengan dukungan lingkungan internal dan eksternal, fisik dan
3 psikologis yang dapat memberikan rasa nyaman dan aman

• Lingkungan kerja kondusif yang didukung fasilitas dan peralatan yang memadai
4

• Kualifikasi tenaga keperawatan memiliki sertifikat khusus


5
TUJUAN KEPERAWATAN INTENSIF
• Menyelamatkan kehidupan
1

• Mencegah perburukan dan komplikasi melalui observasi dan monitoring yang ketat disertai
2 kemampuan menginterpretasikan data dan melakukan tindak lanjut

• Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mempertahankan kehidupan


3

• Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien


4

• Menguragi angka kematian dan kecacatan pasien kritis dan mempercepat penyembuhan
5
Asuhan Keperawatan

RENCANA
PENGKAJIAN DIAGNOSA INTERVENSI EVALUASI
TINDAKAN
Pengkajian Keperawatan

Merupakan suatu proses pengumpulan data tentang status


kesehatan pasien secara sistematik, menyeluruh, akurat, dan
berkesinambungan, karena pengkajian yang sistematis,
menyeluruh, akurat, dan berkesinambungan memudahkan perawat
merumuskan masalah pasien dengan tepat dan merencanakan
tindakan keperawatan secara komprehensif.
Pengkajian sebelum pasien datang
(Pre Arrival)
• Sebelum pasien datang dari rumah sakit lain atau ruangan lain,
dilakukan pengkajian kepada pasien yang akan dikirim ke PICU
meliputi; identitas pasien, diagnosa, tanda-tanda vital, alat bantu
invasif yang dipakai, modus ventilasi mekanik yang sedang dipakai
bila pasien menggunakan ventilasi mekanik.
Pengkajian Segera
(Quick Assessment)
• Pengkajian segera setelah pasien tiba di PICU meliputi;
observasi ABCDE yaitu : Airway, Breathing, Circulation,
Drugs / Obat-obat (obat yang saat ini diberikan) termasuk
apakah ada alergi pada obat dan makanan tertentu dan
Equipment/ alat: apakah ada alat terpasang pada pasien
atau alat yang akan di pasang.
Pediatric Assessment Triangle (PAT)/
Segitiga Asesmen Gawat Anak (SAGA)

SIRKULASI
PENAMPILAN ANAK
APPEARANCE (‘Ticls’)

‘TONE’ Gerakan aktif/menolak/tonus otot?

‘INTERACTIVENESS’ Kesadaran? Terhadap suara? Mau


bermain/berinteraksi?

‘CONSOLABILITY’ Dapat ditenangkan? Menangis terus/agitasi?

‘LOOK/GAZE’ Pandangan fokus/kosong?

‘SPEECH/CRY’ Berbicara/menangis kuat? Atau lemah/parau?


Work of Breathing
Abnormal airway sounds
Abnormal positioning
Retractions
Nasal flaring
Circulation to Skin
Pallor
Mottling
Cyanosis

Circulation to Skin
Pengkajian Lengkap
(Comprehensive Assessment)
• Pengkajian keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang,
riwayat kesehatan yang lalu, riwayat sosial, riwayat
psikososial dan spiritual serta pengkajian fisik dari setiap
sistem tubuh (sistem neurologi, respirasi, kardiovaskuler,
renal, gastrointestinal, endokrin, hematologi dan
immunologi, serta sistem integument).
Pengkajian Berkelanjutan
(On Going Assessment)
• Kontinuitas monitoring kondisi pasien pada saat kritis,
selanjutnya sesuai kondisi pasien
Diagnosa Keperawatan
• Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status
kesehatan pasien, dinalisis dan dibandingkan dengan norma
fungsi kehidupan pasien, dapat bersifat aktual maupun risiko,
diagnosa keperawatan yang dirumuskan merupakan dasar
penyusunan rencana keperawatan dalam mencapai peningkatan,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien
PICU.
Menetapkan masalah keperawatan yang
prioritas (mengancam kehidupan)
• Bersihan jalan yang tidak efektif,
• Pola nafas tidak efektif,
• Ketidakmampuan untuk bernafas spontan,
• Gangguan pertukaran gas,
• Penurunan curah jantung,
• Gangguan perfusi jaringan,
• Defisit/ kelebihan volume cairan.
• Gangguan Irama Jantung
Menetapkan diagnosa keperawatan yang
prioritas di PICU
• Jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya benda asing pada trakhea
• Pola napas tidak efektif /ketidak mampuan bernapas spontan berhubungan dengan
kelemahan otot pernapasan
• Gangguan pertukaran gas: hipercapnea berhubungan dengan hipoventilasi alveolar
• Gangguan pertukaran gas: hipoksemia berhubungan dengan perubahan ventilasi-
difusi, peningkatan permeabilitas membran alveoli kapiler
• Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan gangguan fungsi pompa jantung (
ejeksi )
Perencanaan
• Serangkaian langkah-langkah yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan serta meningkatkan kesehatan secara
terstruktur dan terorganisir dengan melibatkan klien, keluarga
dan tenaga kesehatan lain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, rencana tindakan keperawatan digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan tindakan keperawatan yang sistematis,
efektif dan efisien.
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

• Perawat melaksanakan tindakan keperawatan yang telah


direncanakan sesuai dengan lingkup dan kewenangan bertujuan
untuk peningkatan, pencegahan, pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan, Pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan upaya
mempercepat kesembuhan, mencegah komplikasi serta
mempertahankan status kesehatan pasien.
Evaluasi
• Adalah tahap akhir dari proses keperawatan meliputi evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses atau formatif adalah
evaluasi yang dilakukan segera setelah selesai melakukan tindakan
keperawatan. Sedangkan evaluasi hasil atau sumatif evaluasi yang
dilakukan dengan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil evaluasi
menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan keperawatan di
PICU.
NURSING CARE PLAN
• Jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya benda asing pada
trakhea
• Tujuan :
Bersihan jalan nafas optimal ditandai dengan :
a. Suara nafas vesikuler
b. Irama dan kedalaman pernafasan normal
c. Tidak terlihat sekret dijalan nafas
Tindakan perawatan mandiri :
• Suction jika diperlukan , batasi lamanya suction kurang dari 15 detik, gunakan
selang suction yang sesuai (besar kateter suction 1/3 dari lumen)
• Hiperoksigen menggunakan 100% O2 sebelum suction
• Ubah posisi pasien secara berkala
• Kebutuhan cairan terpenuhi sesuai kebutuhan pasien
Tindakan keperawatan kolaborasi :
• Lakukan fisioterapi dada
• Berikan bronkodilator sesuai catatan pengobatan
Evaluasi :
• Setelah dilakukan suction, bagaimana kondisi jalan nafas anak, frekwensi dan
pola nafas, saturasi, WOB
• Warna kulit bayi, perfusi, tonus, aktivitas, nyeri/kenyamanan, dan
penampakan umum.
Major new and Update recommendations
• Epinephrine Administration

• For pediatric patients in any setting, it is reasonable


2020 to administer the initial dose of epinephrine within 5
minutes from the start of chest (AHA, 2020).

2010 • It is reasonable to administer epinephrine in


pediatric cardiac arrest (AHA, 2020).

Anda mungkin juga menyukai