Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I

PERCOBAAN VIII
SIFAT - SIFAT KIMIA HIDROKARBON

OLEH :
NAMA

: MUHAMAD IQBAL

STAMBUK

: F1C1 13 043

KELOMPOK

: IX (SEMBILAN)

ASISTEN PEMBIMBING : RISKA PRATIWI

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Senyawa organik yang hanya mengandung atom hidrogen dan karbon
disebut hidrokarbon. Hidrrokarbon terbagi menjadi dua yaitu hidrokrbon alifatik
dan hidrokarbon siklik. Hidrokarbon alifatik dan siklik juga dibagi lagi dalam
beberapa bagian. Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi dua yaitu alifatik jenuh
(senyawa alkana) dan alifatik tak jenuh (senyawa alkena dan alkuna), sedangkan
hidrokarbon siklik terbagi menjadi tiga yaitu siklik jenuh (sikloalkana), siklik tak
jenuh (sikloalkena), dan siklik aromatik (benzena).
Sifat fisik yang dimiliki oleh hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar
dari senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan
pelarut polar seperti air atau etanol. Sebaliknya hidrokarbon daopat bercampur
dengan pelarut yang relatif non polar seperti karbon tetraklorida (CCl 4) atau
diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh
jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagian besar
pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi
adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Sedangkan senyawa aromatic
biasanya mengalami reaksi substitusi.
Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri
dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai
karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah
tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik. Berdasarkan
uraian diatas, maka dilakukan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui sifatsifat kimia hidrokarbon.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalahsebagai berikut :
1. Bagaimana sifat-sifat khas dari senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan
aromatik?
2. Apa perbedaan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi kimianya?

C. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Memperlihatkan sifat-sifat khas dari senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh
dan aromatik;
2. Membedakan senyawa-senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi kimianya.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah
1. Dapat mengetahui perbedaan sifat-sifat khas dan sifat reaksi kimia dari
senyawa-senyawa hidrokarbon.
2. Dapat mengetahui sifat-sifat khas dari senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh
dan aromatik.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya
mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Di antara
beberapa golongan senyawa organik adalah senyawa alifatik, rantai karbon yang
dapat diubah gugus fungsinya; hidrokarbon aromatik, senyawa yang mengandung
paling tidak satu cincin benzene; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom

non karbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul rantai panjang gugus
berulang. Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada atau tidaknya
ikatan karbon hidrogen. Sehingga asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan
asam format, asam lemak pertama organik (Cahyono dan Agung, 2012).
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan
karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai
satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih
atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan
hidrokarbon tidak jenuh. Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu
hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon
merupakan senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon.
Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas
pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam (Siswoyo,
2009).
Rantai hidrokarbon pada etanol lebih pendek dibandingkan dengan
butanol, sehingga jumlah gugus hidroksil yang ada dalam suatu luas permukaan
membran yang sama akan lebih banyak terdapat dalam membran yang direndam
dalam etanol. Panjang rantai hidrokarbon dari suatu senyawa alkohol sangat
berpengaruh pada kelarutannya dalam air. Hal ini disebabkan oleh rantai
hidrokarbon yang bersifat hidrofobik. Makin panjang rantai hidrokarbon dalam
suatu senyawa alkohol, kelarutannya dalam air akan makin rendah. Etanol
memiliki rantai karbon yang cukup pendek dibandingkan 2-propanol dan butanol

sehingga sifat hidrofilisitasnya besar. Bagian dari alkohol yang teradsorpsi pada
membran adalah rantai hidrokarbonnya (Radiman, 2002).
Senyawa organik alkana, alkena, alkuna, hidrokarbon aromatik, alkil
halida tersusun atas atom karbon, hidrogen dan halogen. Perbedaan karateristik
dari senyawa alkana, alkena dan alkil halida adalah sifat kelarutannya dalam asam
sulfat pekat analisis unsur dan reaksi ketidak jenuhan dengan test bromin atau
kalium permanganat. Senyawa alkena dan alkuna merupakan senyawa
hidrokarbon

tidak

jenuh

yang

dapat

bereaksi

adisi

dengan

phinya

(Goldbreg,2008).
Bensin merupakan senyawa yang tersusun dari rantai hidrokarbon mulai
dari C7 sampai dengan C11 yang dapat mempunyai susunan rantai lurus maupun
aromatik. Salah satu rumus kimia bensin adalah C 7H16. Dari rumus tersebut
kemungkinan kemungkinan vibrasi yang dapat terjadi adalah uluran dan tekukan
CH dari gugus alkil atau alkana, sedangkan dari rumus aromatik memberikan
kemungkinan uluran C=C cincin aromatik dan vibrasi dari gugus lain yang
mungkin timbul (Anam dkk.,2007).

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 16 November 2014 Pukul


07.30 10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Organik Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan

1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet
tetes, dan gelas kimia.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah petroleum
benzene, sikloheksena, asam sulfat pekat, kalium permanganat 1% dalam asam
sulfat 10%, benzene, bensin, naftalena, kloroform, aluminium foil, AlCl 3, es batu,
dan toluena.

C. Prosedur Kerja
1. Alkana dan Alkena
a. Reaksi dengan asam permanganat
1 ml Petroleum Benzene

1 ml Sikloheksena
-

dimasukkan masing ke dalam


tabung reaksi
ditambahkan 1 tetes KMnO4 1%
dalam H2SO4 10%

dikocok
dicatat perubahan yang terjadi

Hasil Pengamatan
b. Reaksi dengan asam sulfat
1 ml Petroleum Benzene

1 ml Sikloheksena

dimasukkan masing ke dalam


tabung reaksi
didinginkan dengan es batu
ditambahkan masing-masing 3 ml
H2SO4 pekat
dikocok
dicatat perubahan yang terjadi

Hasil Pengamatan

2. Senyawa Aromatik
0,5 mL H2SO4
- dimasukkan dalam tabung reaksi
- ditambahkan 0,1 mL bensin
- dikocok

Hasil pengamatan

0,5 mL H2SO4

- dimasukkan dam tabung reaksi


- ditambahkan 1 mL pertroleum benzena
- dikocok

Hasil pengamatan

0,5 mL H2SO4
- dimasukkan dam tabung reaksi
- ditambahkan 0,1 mL toluena
- dikocok

Hasil pengamatan

0,1 gram naftalena


- dimasukkan dam tabung reaksi
- dilarutkan dengan 1 mL kloroform
- dikocok
- dimiringkan tabung reaksinya hingga
dalam tabung basah
Hasil pengamatan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
1. Alkana dan Alkena
a. Reaksi dengan asam permanganat
No.
1.

Perlakuan
1 ml petroleum
benzene + 1 tetes
KMnO4 1% dalam
H2SO4 10%

Hasil Pengamatan
Larutan berwarna
bening,ditetesi
KMnO4 terbentuk 2
lapisan (lapisan
tebal).

2.

1 ml sikloheksena
+ 1 tetes KMnO4
1% dalam H2SO4
10%.

Terbentuk dua
lapisan larutan,
yaitu berwarna
merah muda dan

Gambar

bening (lapisan
tipis).

b. Reaksi dengan asam sulfat


No.
1.

2.

Perlakuan

Hasil Pengamatan

1 ml petroleum
benzene
didinginkan + 3 ml
H2SO4 pekat

Tidak membeku
saat didinginkan.
Pada saat
penambahan H2SO4
pekat terbentuk dua
fasa larutan
berwarna bening.

1 ml sikloheksena
didinginkan + 3 ml
H2SO4 pekat

Membeku saat
didinginkan. Pada
saat penambahan
H2SO4 pekat
terbentuk duan fasa
larutan berwarna
bening dan bening.

Gambar

2. Senyawa Aromatik
No.
1.

Perlakuan
0,5 ml H2SO4 +
toluena 3 tetes

Hasil Pengamatan
Larutan berubah
warna menjadi
kuning

Gambar

2.

0,5 ml H2SO4 +
petroleum benzene
3 tetes

Tidak terjadi
perubahan warna,
terbentuk 2
lapisan,ada
gelembung.

3.

0,5 ml H2SO4 +
bensin 3 tetes

Larutan berubah
warna menjadi
merah bata

3. Reaksi-reaksi yang terjadi


a. Alkana dan Alkena
KMnO4 +

KMnO4 +

+ 2MnO2 + 2KOH

H2SO4 +

H2SO4 +

b.

Senyawa
Aromatik

CH3

+ CHCl3

Naftalen

AlCl3

HCl

Kloroform

B. Pembahasan
Hidrokarbon merupakan senyawa organik yang paling sederhana karena
hanya mengandung atau tersusun atas atom karbon dan atom hidrogen.
Berdasarkan kerangka atom karbonnya, senyawa ini dibedakan menjadi
hidrokarbon alifatik (alkana, alkena dan alkuna) dan hidrokarbon siklik
(sikloalkana dan aromatik). Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana,
yaitu hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon
merupakan senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon.
Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas
pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam. Hidrokarbon
dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya.
Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan
hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang
mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh.
Perlakuan pertama, yaitu percobaan alkana dan alkena yang bertujuan
untuk mengetahui sifat hidrokarbon, direaksikan asam permanganat terhadap
sikloheksana dan petroleum benzena. Ketika sikloheksena direaksikan dengan
larutan KmnO4 dalam suasana asam terjadi rekasi oksidasi dan terjadi pemutusan
ikatan rangkap, hal ini dapat diketahui dengan adanya warna yang ditimbulkan
setelah sikloheksena direkasikan dengan KMnO4 yaitu berubahnya warna larutan
menjadi bening dan terbentuk menjadi 2 fase. Hal ini sesuai dengan teori yang

mengatakan bahwa sampel yang mengandung ikatan rangkap (tak jenuh) akan
teroksidasi menjadi 1,2-sikloheksanadiol dan MnO2. Berbeda ketika KMnO4
direaksikan dengan petroleum benzena. Petroleum benzena merupakan senyawa
aromatik memiliki struktur ikatan yang sangat stabil sehingga ketika direaksikan
dengan KMnO4 larutan campuran berubah warna, terdapat cincin ungu berarti
tidak terjadi reaksi, hal ini karena petroleum benzene sifatnya jenuh sehingga
tidak dapat bereaksi, tidak bereaksi dengan KMnO4 karena tidak dapat dioksidasi
pada suhu kamar yang disebabkan oleh tidak adanya ikatan rangkap.
Percobaan selanjutnya adalah reaksi dengan asam sulfat terhadap
senyawa sikloheksana dan petroleum benzena. Pada reaksi asam sulfat dengan
sikloheksana dapat dilihat terbentuk 2 lapisan,dan bila didinginkan dengan air es
larutan membeku , hal ini senyawa alkana umumnya tidak mampu bereaksi
dengan asam, basa, maupun pengoksidasi, sehingga tidak larut. Pada senyawa
pertroleum benzena menghasilkan larutan bening dan bila didinginkan dengan es
batu larutan tidak membeku. Hal ini juga menunjukkan bahwa senyawa aromatik
dapat bereaksi dengan asam sulfat, mengalami reaksi adisi yang menghasilkan
senyawa polar yang larut. Pada perlakuan ini terjadi reaksi eksotermik. Senyawa
aromatik memiliki ikatan rangkap yang merupakan gugus fungsional sehingga
peka terhadap beberapa reaksi tertentu.
Percobaan terhadap senyawa-senyawa aromatik akan terbentuk
campuran homogen ketika bensin direaksikan dengan asam sulfat pekat sebab
terjadi perubahan warna dari kuning pudar menjadi terbentuk berwarna merah
bata.. katika toluena direaksikan dengan asam sulfat tidak terbentuk endapan dan
dinding tabung panas, Pada percobaan terakhir, direaksikan padatan naftalena

dengan CHCl3 menyebabkan naftalena larut dan berwarna bening. Kemudian


ditambahkan AlCl3, dapat diamati tidak terjadi kelarutan dan berbentuk padatan
pada dinding tabung. AlCl3 diserap oleh CHCl3 hingga larutannya basah, hal ini
disebabkan oleh naftalena merupakan senyawa aromatik benzena, dimana benzena
sangat mudah bereaksi saat dilakukan reaksi subsitusi. AlCl3 berperan sebagai
katalis, katalis adalah sebuah zat atau senyawa yang dapat mempercepat reaksi.

V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengamatan pada percobaan ini
adalah :
1. Senyawa

alifatik

jenuh

tidak

bereaksi

(sulit

bereaksi),

karena

sifatnya yang jernih dan tidak bisa mengalami reaksi adisi atau subtitusi.
Senyawa hidrokarbon aromatik dapat bereaksi karena ikatan rangkap yang
beresonasi.
2. Hidrokarbon jenuh memiliki reaktivitas yang terbatas dan terjadi rekasi
oksidasi, senyawa hidrokarbon tak jenuh dan aromatik memiliki reaksi
penting dalam yaitu adisi dan subsitusi.

DAFTAR PUSTAKA
Anam,C.,Sirojudin, dan Firdaus,K.,S.,2007,Analisis Gugus Fungsi pada sampel
uji, Bensin dan Spritus Menggunakan Metode Spektroskopi FTIR
Jurnal Berkala Fisika, 10(1).
Cahyono,A.,D., dan Agung,R.,T.,2012,Pemanfaatan Fly Ash Batubara Sebagai
Adsorben dalam Penyisihan COD dari Limbah Cair Domestik Rumah
Susun Wonorejo Surabaya, Jurnal ilmiah teknik Lingkungan, 4(2).
Goldberg, D.E., 2008, Kimia untuk Pemula, Erlangga, Jakarta.
Radiman, C.L., Yuliany, Veinardi, S., 2002. Pengaruh Media Perendam Terhadap
Permeabilitas Membran Polisulfon, Jurnal Matematika dan Sains,
7(2).
Siswoyo, R., 2009, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.

TUGAS SETELAH PRAKTIKUM


SOAL :
1.

Tuliskan reaksi antara bromin dengan heksana, benzena, sikloheksena,


toluena, dan fenol ?

2.

Tuliskan reaksi antara KMnO4 dengan heksena, benzena, sikloheksena,


toluena dan fenol ?

3.

Kesimpulan apa yang diperoleh dari reaksi diatas ?

JAWAB
1.

Reaksi yang terjadi :


a. Heksana + Br2
C6H14 + Br2
b. Benzena + Br2

+ Br2
c. Sikloheksena + Br2

C6H13Br + HBr

C6H5Br + HBr

+ Br2

C6H12 + HBr

d. Toluena + Br2
C6H5CH3 + Br2

C6H4BrCH3 + HBr

e. Fenol + Br2
C6H5OH + Br2

2.
a.
b.

c.
d.
e.
3.

Reaksi :
Heksana + KMnO4
C6H14 + KMnO4
Benzena + KMnO4
C6H6 + KMnO4
Sikloheksena + KMnO4
C6H12 + KMnO4
Toluena + KMnO4
C6H5CH3 + KMnO4
Fenol + KMnO4
C6H5OH + KMnO4

C6H4BrOH + HBr

C6H13K + HMnO4
C6H5K + HMnO4
C6H11K + HMnO4
C6H4KCH3 + HMnO4
C6H4KOH + HMnO4

Dengan mengamati reaksi-reaksi diatas, dapat disimpulkan bahwa,


senyawa-senyawa yang memiliki gugus fungsional seperti heksena, benzena,
sikloheksena, toluena, dan fenol adalah senyawa yang reaktif. Reaksi antara
bromida dengan senyawa-senyawa diatas merupakan reaksi adisi. Reaksi
antara kalium permanganat dan senyawa-senyawa diatas, menghasilkan
senyawa visinal diol dan MnO2 yang merupakan endapan berwarna coklat
yang mudah diidentifikasi. Pada reaksi ini, produk yang dihasilkan sama,
karena KMnO4 mengoksidasi gugus fungsional alkuna, alkohol, aldehid dan
fenol yang kesemuanya memberikan perubahan yang sama.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I


PERCOBAAN III
SIFAT-SIFAT KIMIA HIDROKARBON

OLEH:
NAMA

: MUHAMAD IQBAL

STAMBUK

: F1C1 13 043

KELOMPOK

: IX (SEMBILAN)

ASISTEN PEMBIMBING : RISKA PRATIWI

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014

Anda mungkin juga menyukai