JUDUL PERCOBAAN
Identifikasi Gugus Fungsi
B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik
melalui identifikasi gugus fungsinya.
C. LANDASAN TEORI
ONa
+ HCl
OH
+NaOH
O O
Fe
O
+ 3HCl
3. Aldehid dan Keton
Tabung Keadaan Perubahan yang terjadi Reaksi yang terjadi
ke- mula-mula
1 Fehling Fehling + Aseton HCHO +2Cu2+ +
(biru muda) (biru muda) OH-
O
2 Fehling Fehling + C3H6O
H3C C CH3
(biru muda) (biru muda dan terdapat warna +2Cu2++OH-
kuning di permukaan tabung
saat dipanaskan)
4. Asam karboksilat
Tabun Perubahan Reaksi yang terjadi
Keadaan mula-mula
g ke - yang terjadi
Tidak terjadi
CH3COOH (bening) perubahan C2H5OH + CH3COOH
1.
+etanol 95% (bening) warna, terdapat CH3COOC2H5 + H2O
gelembung.
Tidak terjadi CH3COOC2H5+ HCl +
CH3COOH (bening)
perubahan NaOH CH3COONa +
+etanol 95%
2. warna, terdapat C2H5OH
(bening)+NaOH
gelembung
(bening)
F. PEMBAHASAN
1. Hidrokarbon Jenuh dan Tidak Jenuh
Persenyawaan organik yang hanya mengandung atom karbon dan hidrogen
dinamakan Hidrokarbon. Masyarakat sekarang menggunakan Hidrokarbon ini untuk
minyak dan sumber bahan mentah yang murah. Hidrokarbon didapat dalam alam
sebagai gas alam dan minyak mentah (Fessenden, 1997: 47).
Senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat empat atom atau gugus
lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai atom karbon
yang mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam hidrokarbon tidak
jenuh (Tim Dosen Kimia, 2018: 28).
Pengujian senyawa hidrokabon jenuh dan tidak jenuh dilakukan dengan
mereaksikan senyawa hidrokarbon dan yang menjadi sampel pada percobaan kali ini
yaitu Sikloheksana (C6H12) dan Benzena (C6H6) yang akan direaksikan dengan
larutan Kalium Permanganat (KMnO4).
Kalium Permanganat (KMnO4) adalah oksidator penting yang banyak
digunakan dalam berbagai reaksi organik dan anorganik karena permanganat mampu
mengoksidasi berbagai macam gugus fungsi (Rosalina dkk, 2015: 153).
Alkena bereaksi dengan Kalium Permanganat glikol (glycols) yaitu senyawa
dengan dua gugus hidroksil berdampingan. Pada waktu reaksi terjadi, warna ungu
dari ion Permanganat berubah menjadi endapan coklat Mangan Dioksida. Reaksi ini
yang ditandai dengan perubahan warna, digunakan untuk membedakan alkena dari
alkana (Hart, 1983: 81). Ini merupakan uji positif sikloheksena bersama Kalium
Permanganat.
Pengujian yang kami lakukan yaitu mereaksikan Sikloheksana dengan Kalium
Permanganat. Larutan sikloheksana ditambahkan sebanyak 5 tetes kedalam tabung
reaksi tampak larutan bening tak berwarna, kemudian ditambahkan 7 tetes Kalium
Permanganat. Setelah direaksikan larutan tetap bening tak berwarna, akan tetapi
muncul endapan pada dasar permukaan tabung reaksi. Namun, hasil yang diperoleh
mirip dengan pengujian Sikloheksena yang juga direaksikan bersama KMnO4 .
Berikut reaksi antara Sikloheksana (C6H12) dengan Kalium Permanganat (KMnO4)
C6H12
Benzena (C6H6) saat ditambahkan Kalium Permanganat (KMnO4)
yang berwarna ungu, warnanya tidak mengalami perubahan yaitu tetap
berwarna ungu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Benzena tidak bereaksi
dengan KMnO4 walaupun Benzena termasuk senyawa yang tidak jenuh,
namun Benzena tidak mengalami reaksi-reaksi seperti alkena. Benzena
tidak mudah mengalami oksidasi dan lebih mudah mengalami subsitusi
sehingga dibutuhkan perlakuan khusus seperti pemanasan agar dapat
mengalami reaksi. Adapun reaksi antara Benzena dengan Kalium Permanganat yaitu
sebagai berikut :
+ KMnO4 →
C 6 H6
C2H6O + NaOH →
O + NaOH → + + H2O
Jika garam fenol direaksikan dengan HCl pekat maka garam fenol akan berubah
kembali menjadi fenol (Tim Dosen Kimia, 2018: 29).
b. Reaksi dengan larutan FeCl3
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat senyawa alkohol dan
fenol dengan mereaksikan FeCl3 bersama etanol dan fenol. Pada perlakuan pertama
yaitu dengan mereaksikan FeCl3 dengan etanol menghasilkan warna kuning. Hal ini
menandakan bahwa etanol tidak dapat bereaksi dengan FeCl3, karena etanol (alkohol)
merupakan larutan alkali atau basa kuat dan pada etanol tidak memiliki cincin yang
mampu beresonansi dan merupakan senyawa alifatis yang tidak dapat bereaksi
dengan FeCl3 .
Perlakuan yang kedua yaitu dengan mereaksikan fenol dengan FeCl3 .Pada
reaksi ini mengalami perubahan warna ungu kehitaman. Hal ini menujukkan bahwa
fenol dapat bereaksi dengan FeCl3 . Hal ini juga hampir mirip dengan kutipan dalam
sebuah jurnal. Pengujian positif adanya fenol yaitu dengan terbentuknya warna biru
kehitaman setelah penambahan FeCl3 (Illing dkk, 2017: 81).
+ 2FeCl3 + 3HCl
3. Aldehid dan Keton
Gugus fungsi dalam senyawa ini adalah gugus fungsi karbonil C=O. Pada
aldehida sedikitnya satu atom hidrogen terikat pada karbon dalam gugus karbonil.
Pada keton, atom karbon pada gugus karbonil terikat pada dua gugus hidrokarbon
(Chang, 2005: 352). Rumus umum senyawa karbonil adalah R−CO−R’ dapat berupa
hidrogen. Jika kedua gugus R adalah Hidrogen , senyawa tersebut dinamakan
formaldehida. Jika salah satu gugus R adalah Hidrogen dan yang lain alkil maka
disebut senyawa aldehid, sedangkan jika kedua gugus R adalah alkil disebut senyawa
keton (Riswiyanto).
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan dua tabung reaksi. Masing-masing
tabung diisikan dengan 2 mL reagen Fehling. Tabung peratama ditambahakan 5 tetes
formaldehid dan tabung kedua ditambahkan 5 tetes aseton. Jika direaksikan dengan
Fehling, formaldehid mengalami perubahan warna menjadi biru tua dan jika
dipanaskan membentuk endapan merah bata (Ayuchecaria dkk, 2017: 55). Namun,
hasil pengujian yang didapat berbeda dengan yang diakatakan oleh jurnal yang ditulis
oleh Ayuchecaria dkk. Hasil yang kami peroleh yaitu, larutan tetap berwarna biru
muda dan terdapat warna kuning pada permukaan tabung ketika dipanaskan.
Pada tabung reaksi kedua Fehling ditambahkan dengan Aseton kemudian
dipanaskan, dan menghasilkan warna biru muda yang menandakan tidak
terjadi reaksi karena aseton termasuk gugus keton yang tidak dapat bereaksi
dengan reagen fehling. Keton yang sederhana tidak menjalankan reaksi
ini. Aldehid akan mereduksi tembaga dalam kompleks Cu (II) (regen Fehling atau
reagen benedict) yang berwarna biru dan menghasilkan endapan tembaga (I) oksida
(Cu2O) yang berwarna merah bata. Keton yang sederhana tidak menjalani reaksi ini
(Tim Dosen Kimia, 2018: 30).
4. Asam Karboksilat
Asam Karboksilat memiliki rumus umum RCOOH, dimana −COOH adalah
gugus fungsi karboksilat yang menandai sifat keasaman sedangkan R dapat berupa
hidrogen, gugus alkil, atau gugus aril (Riswiyanto). Menurut Tim Dosen Kimia
(2018: 31) Asam karboksilat adalah asam lemah. asam karboksilat dapat bereaksi
dengan alkohol membentuk ester dan air. Ester mengalami hidrolisis dan
menghasilkan Asam Karboksilat dan alkohol
H2O
R−COOH1 + NaOH R−COONa + R−OH
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga.
Illing, Ilmiati, Wulan Safitri, Erfiana. 2017. Uji Fitokimia Buah Dengen.
Vol.08.No.1.
Rosalina, Reny, Anita Alni, Didin Mujahidin, Joko Santoso. 2015. Reaksi Oksidasi
dengan Kalium Permanganat (KMnO4) pada Senyawa Kinin.Vol.
18.No.2.
Widiastuti, Endang. 2013. Kajian Awal Pembuatan Katalis Padat Berbahan Dasar
Zeolit untuk Reaksi Esterifikasi.Vol.7.No.1.
HALAMAN PENGESAHAN
Hardin,S.Si,S.Pd,M.Pd
NIP. 19740907200511004