Anda di halaman 1dari 15

A.

JUDUL PERCOBAAN
Identifikasi Gugus Fungsi
B. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik
melalui identifikasi gugus fungsinya.
C. LANDASAN TEORI

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung reaksi sedang (10 buah)
b. Rak tabung reaksi (1 buah)
c. Pipet tetes (12 buah)
d. Hot plate (1 buah)
e. Gelas kimia 250 mL (1 buah)
f. Botol Semprot (1 buah)
g. Gelas ukur (1 buah)
h. Penjepit tabung reaksi (2 buah)
2. Bahan
a. Larutan Kalium Permanganat (KMnO4)
b. Sikloheksana (C6H12)
c. Benzena (C6H6)
d. Etanol (C2H5OH)
e. Fenol (C6H5OH)
f. Natrium Hidroksida (NaOH) (2 M)
g. Asam Klorida pekat (HCl)
h. Besi ( III) Klorida (FeCl3) (0,2 M)
i. Fehling
j. Formaldehid (CH2O) (2 M)
k. Aseton (CH3COCH3) (2 M)
l. Asam Asetat (CH3COOH) (0,1 M)
m. Tissu
E. PROSEDUR KERJA
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
a. 2 buah tabung reaksi disiapkan
b.. Masing - masing 5 tetes sikloheksana dan benzena dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berbeda.
c. 7 tetes larutan KMnO4 ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
d. Kedua tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit.
Hasil yang terjadi diamati kemudian dicatat.
2.
a. Disiapkan 2 tabung reaksi.
b. Tabung reaksi pertama diisi dengan 5 tetes larutan sikloheksana.
c. Tabung reaksi kedua diisi dengan 5 tetes larutan benzena.
d. Masing masing ditambahkan 7 tetes larutan KmnO4.
e. Tabung reaksi digoyangkan selama 2 menit, diamati dan dicatat apa yang terjadi.
3. Alkohol dan Fenol
a. Reaksi dengan NaOH
1) Disiapkan 2 buah tabung reaksi.
2) Larutan Etanol dimasukan kedalam tabung reaksi pertama sebanyak 1 mL dan
Larutan Fenol pekat sebanyak 1 mL dimasukan kedalam tabung reaksi kedua
dengan pipet tetes yang berbeda.
3) Masing-masing tabung reaksi ditmbahkan 10 tetes larutan NaOH (tabung reaksi
digoyangkan setiap penambahan 1 tetes) dengan pipet tetesdandiamati peristiwa
yang terjadi.
4) Pada tabung kedua ditambahkan 5 tetes larutan HCl pekat dengan pipet tetes,
diamati dan dicatat apa yang terjadi.
b. Reaksi dengan FeCl3
1) Disiapkan 2 buah tabung reaksi.
2) Sebanya 1 mL larutan Etanol dimasukan kedalam tabung reaksi pertama
dengan pipet tetes.
3) Sebanyak 1 mL larutan Fenol 5% dimasukan kedalam tabung reaksi yang kedua
dengan pipet tetes.
4) Warna dari kedua tabung dibandingkan dan dicatat apa yang terjadi.
4. Aldehid dan Keton
a. Disiapkan 2 buah tabung reaksi
b. Sebanyak 2 mL Fehling dipipet dengan pipet tetes dan dimasukan kedalam
masing-masing tabungreaksi.
c. Sebanyak 5 tetes Formaldehid dimasukan kedalam tabung reaksi pertama dengan
pipet tetes.
d. Sebanyak 5 tetes Aseton dimasukan kedalam tabung reaksi kedua dengan pipet
tetes.
e. Kedua tabung dipanaskan dalam gelas kimia berisi air dengan hot plate.
f. Dicatat dan diamati apa yang terjadi.
5. Asam Karboksilat
a. Sebanyak 5 mL larutan AsamAsetat 0,1 M dimasukan kedalam tabung reaksi
dengan pipet tetes.
b. Sebanyak 5 mL Etanol 95% ditambahkan kedalam tabung reaksi dengan pipet
tetes.
c. Dicatat dan diamati apa yang terjadi.
d. Dengan pipet tetes ditambahkan 5 mL larutan NaOH 2 M kedalam tabung
reaksi.
e. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
E. HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengidentifikasian gugus fungsi berdasarkan percobaan yaitu:
1. Hidrokarbon Jenuh dan Tidak Jenuh
Tabung Keadaaan Perubahan yang terjadi Reaksi yang terjadi
ke- mula-mula
I 5 tetes Setelah penambahan 7 tetes
Sikloheksana KMnO4
(Bening) (Bening dan muncul + KMnO4
endapan )

II 5 tetes Setelah penambahan 7 tetes


Benzena KMnO4
(Bening) (Coklat pekat) + KMnO4

2. Alkohol dan fenol


a. Reaksi dengan Larutan NaOH
Tabung Ke-1 Tabung Ke-2 Reaksi Yang Terjadi
( Etanol ) ( Fenol )
Keadaan Bening Bening Tabung 1:
mula-mula C2 H5 OH + NaOH

NaOH Bening Bening Tabung 1:


C2 H5 OH + NaOH
HCl pekat Bening Bening Tabung 2 :
OH
+NaOH
ONa
+H2 O

ONa
+ HCl
OH
+NaOH

b. Reaksi dengan Larutan FeCl3


Tabung Ke-1 Tabung Ke-2 Reaksi Yang Terjadi
( Etanol ) ( Fenol )
Keadaan C2H5OH + FeCl3
Mula-mula Bening Bening C2H5Cl3 + FeOH
Perubahan OH

yang terjadi Kuning Ungu


+2 FeCl3

O O
Fe
O

+ 3HCl
3. Aldehid dan Keton
Tabung Keadaan Perubahan yang terjadi Reaksi yang terjadi
ke- mula-mula
1 Fehling Fehling + Aseton HCHO +2Cu2+ +
(biru muda) (biru muda) OH-

O
2 Fehling Fehling + C3H6O
H3C C CH3
(biru muda) (biru muda dan terdapat warna +2Cu2++OH-
kuning di permukaan tabung
saat dipanaskan)

4. Asam karboksilat
Tabun Perubahan Reaksi yang terjadi
Keadaan mula-mula
g ke - yang terjadi
Tidak terjadi
CH3COOH (bening) perubahan C2H5OH + CH3COOH
1.
+etanol 95% (bening) warna, terdapat CH3COOC2H5 + H2O
gelembung.
Tidak terjadi CH3COOC2H5+ HCl +
CH3COOH (bening)
perubahan NaOH CH3COONa +
+etanol 95%
2. warna, terdapat C2H5OH
(bening)+NaOH
gelembung
(bening)

F. PEMBAHASAN
1. Hidrokarbon Jenuh dan Tidak Jenuh
Persenyawaan organik yang hanya mengandung atom karbon dan hidrogen
dinamakan Hidrokarbon. Masyarakat sekarang menggunakan Hidrokarbon ini untuk
minyak dan sumber bahan mentah yang murah. Hidrokarbon didapat dalam alam
sebagai gas alam dan minyak mentah (Fessenden, 1997: 47).
Senyawa karbon yang atom karbonnya mengikat empat atom atau gugus
lain dikelompokkan dalam hidrokarbon jenuh, sedangkan rantai atom karbon
yang mengandung ikatan rangkap dikelompokkan dalam hidrokarbon tidak
jenuh (Tim Dosen Kimia, 2018: 28).
Pengujian senyawa hidrokabon jenuh dan tidak jenuh dilakukan dengan
mereaksikan senyawa hidrokarbon dan yang menjadi sampel pada percobaan kali ini
yaitu Sikloheksana (C6H12) dan Benzena (C6H6) yang akan direaksikan dengan
larutan Kalium Permanganat (KMnO4).
Kalium Permanganat (KMnO4) adalah oksidator penting yang banyak
digunakan dalam berbagai reaksi organik dan anorganik karena permanganat mampu
mengoksidasi berbagai macam gugus fungsi (Rosalina dkk, 2015: 153).
Alkena bereaksi dengan Kalium Permanganat glikol (glycols) yaitu senyawa
dengan dua gugus hidroksil berdampingan. Pada waktu reaksi terjadi, warna ungu
dari ion Permanganat berubah menjadi endapan coklat Mangan Dioksida. Reaksi ini
yang ditandai dengan perubahan warna, digunakan untuk membedakan alkena dari
alkana (Hart, 1983: 81). Ini merupakan uji positif sikloheksena bersama Kalium
Permanganat.
Pengujian yang kami lakukan yaitu mereaksikan Sikloheksana dengan Kalium
Permanganat. Larutan sikloheksana ditambahkan sebanyak 5 tetes kedalam tabung
reaksi tampak larutan bening tak berwarna, kemudian ditambahkan 7 tetes Kalium
Permanganat. Setelah direaksikan larutan tetap bening tak berwarna, akan tetapi
muncul endapan pada dasar permukaan tabung reaksi. Namun, hasil yang diperoleh
mirip dengan pengujian Sikloheksena yang juga direaksikan bersama KMnO4 .
Berikut reaksi antara Sikloheksana (C6H12) dengan Kalium Permanganat (KMnO4)

+ KMnO4 C3H6O2+ KMnO2

C6H12
Benzena (C6H6) saat ditambahkan Kalium Permanganat (KMnO4)
yang berwarna ungu, warnanya tidak mengalami perubahan yaitu tetap
berwarna ungu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Benzena tidak bereaksi
dengan KMnO4 walaupun Benzena termasuk senyawa yang tidak jenuh,
namun Benzena tidak mengalami reaksi-reaksi seperti alkena. Benzena
tidak mudah mengalami oksidasi dan lebih mudah mengalami subsitusi
sehingga dibutuhkan perlakuan khusus seperti pemanasan agar dapat
mengalami reaksi. Adapun reaksi antara Benzena dengan Kalium Permanganat yaitu
sebagai berikut :

+ KMnO4 →

C 6 H6

2. Alkohol dan Fenol


Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang terikat
pada atom karbon jenuh (Riswiyanto). Alkohol dan Fenol memiliki gugus
fungsi yang sama, yaitu gugus hidroksil, alkohol dan fenol mempunyai banyak
sifat yang sama. Telah disebutkan bahwa kedua senyawa ini membentuk
ikatan hidrogen. Keduanya adalah asam lemah, walaupun fenol lebih asam daripada
alkohol (Hart, 1983:176).
Alkohol merupakan derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung
satu gugus hidroksil (-OH), adapun rumus umumnya yaitu R-OH dengan R adalah
gugus alkil. Sedangkan, fenol merupakan senyawa yang mempunyai satu
gugus hidroksil yang terikat pada suatu cincin Benzena, adapaun rumusnya yaitu
Ar-OH (Tim Dosen Kimia, 2018: 29).
a. Reaksi dengan NaOH
Percobaan ini digunakan etanol (C2H6O) dan fenol (C6H6O), dimana kedua
senyawa ini direaksikan dengan larutan Natrium Hidroksida (NaOH) dan juga Asam
Klorida HCl. NaOH dan HCl merupakan larutan yang berfungsi sebagai larutan
penguji. NaOH merupakan basa kuat sedangkan HCl adalah asam kuat.
Pada percobaan reaksi dengan Natrium Hidroksida, etanol yang tak berwarna
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang ke-I kemudian ditambah dengan larutan
NaOH yang berfungsi untuk menetralkan pH larutan etanol maupun fenol. Setelah
penambahan larutan NaOH, larutan tetap bening. Ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi reaksi antara alkohol dan NaOH sesuai dengan uji positif bahwa alkohol
tidak dapat bereaksi dengan larutan NaOH dan KOH ( Tim dosen, 2018: 29).

C2H6O + NaOH →

Etanol merupakan salah satu senyawa alkohol yang banyak dipakai


dalam industri farmasi, aditif bahan bakar, pelarut, industri minuman, dan
lainnya (Riswiyanto).
Fenol (C6H6O) yang berwarna bening dicampurkan dengan Natrium
Hidroksida (NaOH) dan Asam klorida (HCl) berwarna bening, setelah direaksikan
warnanya tetap berwarna bening. Hal ini menunjukkan bahwa fenol tersebut bereaksi
dengan NaOH karena fenol bersifat asam lemah dan akan bereaksi membentuk garam
yang larut dalam air. Adapun reaksinya yaitu:
OH ONa

O + NaOH → + + H2O

Jika garam fenol direaksikan dengan HCl pekat maka garam fenol akan berubah
kembali menjadi fenol (Tim Dosen Kimia, 2018: 29).
b. Reaksi dengan larutan FeCl3
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat senyawa alkohol dan
fenol dengan mereaksikan FeCl3 bersama etanol dan fenol. Pada perlakuan pertama
yaitu dengan mereaksikan FeCl3 dengan etanol menghasilkan warna kuning. Hal ini
menandakan bahwa etanol tidak dapat bereaksi dengan FeCl3, karena etanol (alkohol)
merupakan larutan alkali atau basa kuat dan pada etanol tidak memiliki cincin yang
mampu beresonansi dan merupakan senyawa alifatis yang tidak dapat bereaksi
dengan FeCl3 .
Perlakuan yang kedua yaitu dengan mereaksikan fenol dengan FeCl3 .Pada
reaksi ini mengalami perubahan warna ungu kehitaman. Hal ini menujukkan bahwa
fenol dapat bereaksi dengan FeCl3 . Hal ini juga hampir mirip dengan kutipan dalam
sebuah jurnal. Pengujian positif adanya fenol yaitu dengan terbentuknya warna biru
kehitaman setelah penambahan FeCl3 (Illing dkk, 2017: 81).

+ 2FeCl3 + 3HCl
3. Aldehid dan Keton
Gugus fungsi dalam senyawa ini adalah gugus fungsi karbonil C=O. Pada
aldehida sedikitnya satu atom hidrogen terikat pada karbon dalam gugus karbonil.
Pada keton, atom karbon pada gugus karbonil terikat pada dua gugus hidrokarbon
(Chang, 2005: 352). Rumus umum senyawa karbonil adalah R−CO−R’ dapat berupa
hidrogen. Jika kedua gugus R adalah Hidrogen , senyawa tersebut dinamakan
formaldehida. Jika salah satu gugus R adalah Hidrogen dan yang lain alkil maka
disebut senyawa aldehid, sedangkan jika kedua gugus R adalah alkil disebut senyawa
keton (Riswiyanto).
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan dua tabung reaksi. Masing-masing
tabung diisikan dengan 2 mL reagen Fehling. Tabung peratama ditambahakan 5 tetes
formaldehid dan tabung kedua ditambahkan 5 tetes aseton. Jika direaksikan dengan
Fehling, formaldehid mengalami perubahan warna menjadi biru tua dan jika
dipanaskan membentuk endapan merah bata (Ayuchecaria dkk, 2017: 55). Namun,
hasil pengujian yang didapat berbeda dengan yang diakatakan oleh jurnal yang ditulis
oleh Ayuchecaria dkk. Hasil yang kami peroleh yaitu, larutan tetap berwarna biru
muda dan terdapat warna kuning pada permukaan tabung ketika dipanaskan.
Pada tabung reaksi kedua Fehling ditambahkan dengan Aseton kemudian
dipanaskan, dan menghasilkan warna biru muda yang menandakan tidak
terjadi reaksi karena aseton termasuk gugus keton yang tidak dapat bereaksi
dengan reagen fehling. Keton yang sederhana tidak menjalankan reaksi
ini. Aldehid akan mereduksi tembaga dalam kompleks Cu (II) (regen Fehling atau
reagen benedict) yang berwarna biru dan menghasilkan endapan tembaga (I) oksida
(Cu2O) yang berwarna merah bata. Keton yang sederhana tidak menjalani reaksi ini
(Tim Dosen Kimia, 2018: 30).
4. Asam Karboksilat
Asam Karboksilat memiliki rumus umum RCOOH, dimana −COOH adalah
gugus fungsi karboksilat yang menandai sifat keasaman sedangkan R dapat berupa
hidrogen, gugus alkil, atau gugus aril (Riswiyanto). Menurut Tim Dosen Kimia
(2018: 31) Asam karboksilat adalah asam lemah. asam karboksilat dapat bereaksi
dengan alkohol membentuk ester dan air. Ester mengalami hidrolisis dan
menghasilkan Asam Karboksilat dan alkohol

H2O
R−COOH1 + NaOH R−COONa + R−OH

Reaksi esterifikasi menggunakan katalis asam, pada umumnya menggunakan asam


kuat seperti Asam Sulfat (H2SO4) atau Asam Klorida (HCl) (Widiastuti, 2013: 766).
Pengujian terhadap kemampuan ester dapat mengalami reaksi hidrolisis atau
tidak dilakukan dengan menggunakan NaOH. Berdasarkan percobaan, asam asetat
yang direaksikan dengan etanol lalu ditambahkan dengan NaOH telah mengalami
perubahan menjadi larutan yang lebih bening dibandingkan larutan awal. Hal tersebut
tidak sesuai dengan teori yang menjelaskan bahwa ester yang direaksikan dengan
NaOH tidak mengalami perubahan warna dan bau khas dari ester akan menghilang.
G. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Hidrokarbon Jenuh dan Tak Jenuh
Sikloheksana yang bereaksi dengan KMnO4 memperlihatkan bila sikloheksana
yang dipakai sebenarnya bukan hidrokarbon jenuh, karena hidkokarbon jenuh itu
tahan terhadap asam, basa, oksidator, dan reduktor. Seperti yang diketahui bila
KMnO4 itu merupakan suatu oksidator kuat. Oleh karena itu saya simpulkan, bila
larutan yang digunakan adalah sikloheksena bukan sikloheksana. Sementara untuk
benzena dengan tidak berubahnya warna setelah ditambahkan KMnO4 itu
menunjukkan bila tidak terjadi reaksi, sesuai yang dikatakan pada buku penuntun
praktikum bila reaksi tidak terjadi pada senyawa alkana dan benzena.
b. Alkohol dan Fenol
Sifat-sifat senyawa organik seperti etanol dan fenol dapat diketahui melalui
proses mereaksikan etanol dan fenol dengan NaOH dan FeCl3. Etanol tidak
bereaksi dengan NaOH dan FeCl3 sehingga tingkat keasamannya lebih rendah
dibanding fenol dan kereaktifannya juga rendah dibanding fenol.
c. Aldehid dan Keton
Aldehid dapat bereaksi dengan fehling menghasilkan endapan merah bata,
sedangkan aseton tidak dapat bereaksi dengan fehling biru.
d. Asam Karboksilat
Asam asetat yang direaksikan dengan alkohol akan menghasilkan larutan bening
yang disebut ester dan ester yang direaksikan dengan basa kuat seperti NaOH akan
menghasilkan alkohol dan garam.
2. Saran
Untuk praktikan, dibutuhkan konsentrasi tinggi dalam percobaan ini sebab ada
banyak perlakuan yang dilakukan. Apabila ada perlakuan yang prosedurnya salah
maka itu akat berakibat pada gagalnya hasil percobaan. Dan untuk laboran, agar
sekiranya melengkapi alat yang akan digunakan sebab kemarin kami kekurangan
gelas kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Ayuchecaria, Noverda, Anna K.S, Elisya Fatmawati. 2017. Analisis Kualitatif


Formalin pada Ayam yang Dijual di Pasar Lama Wilayah Banjarmasin.
Vol.2.No.1
.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Fessenden, R.J, Joan S.F.1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta: Binarupa


Aksara.

Hart, Harold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga.

Illing, Ilmiati, Wulan Safitri, Erfiana. 2017. Uji Fitokimia Buah Dengen.
Vol.08.No.1.

Riswiyanto. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

Rosalina, Reny, Anita Alni, Didin Mujahidin, Joko Santoso. 2015. Reaksi Oksidasi
dengan Kalium Permanganat (KMnO4) pada Senyawa Kinin.Vol.
18.No.2.
Widiastuti, Endang. 2013. Kajian Awal Pembuatan Katalis Padat Berbahan Dasar
Zeolit untuk Reaksi Esterifikasi.Vol.7.No.1.

HALAMAN PENGESAHAN

lengkap praaktikum Kimia Dasar dengan judul “Identifikasi Gugus Fungsi”


disusun oleh :
nama : Ririn safitri
NIM : 1915040011
kelas : Pendidikan Geografi A
kelompok : III (Tiga)
telah dan dikoreksi secara seksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka
dinyatakan diterima
Makassar, November 2017
Koordinator Asisten Asisten

Nurul Wisna Afianti, S.P Rahmat Nur Hidayat


NIM.
Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Hardin,S.Si,S.Pd,M.Pd
NIP. 19740907200511004

Anda mungkin juga menyukai