I. Tujuan
Tujuan percobaan praktikum ini adalah mengetahui sifat senyawa
hidrokarbon dan mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa
hidrokarbon
1
metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan
komponen utama gas alam
(Wilbraham, 1992)
Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non
polar dari senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur
dengan pelarut polar seperti air atau etanol. Sebaliknya , hidrokarbon dapat
bercampur dengan pelarut yang relative non polar seperti karbon
tetraklorida (CCl4) atau diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia
senyawa hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya . Hidrokarbon jenuh
(alkana) tidak reaktif terhadap sebagaian besar pereaksi. Hidrokarbon tak
jenuh , (alkena dan alkuna ) dapat mengalami reaksi adisi pada ikatan
rangkap dua atau rangkap tiganya. Senyawa aromatic biasanya mengalami
reaksi subtitusi
(Anonim, 2012)
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan
karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang
mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon
dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua
atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh
(Fesenden, 1997)
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga
kelompok besar yaitu :
1. Hidrokarbon alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup
bangun siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai
terbuka atau hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu:
C2H6 (etana), CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom
karbon yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik
yang biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal
dan ikatan rangkap bersilihganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari
hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas
(Syukri, 1999)
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana
mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas.
2
Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini
cukup stabil dan disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif.
(Wilbraham, 1992)
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu
rantai atau suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu
dalam suatu rantai lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan
sebagai alkana. Suatu rantai lurus berarti dari tiap atom karbon dari alkana
akan terikat pada tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai
cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang
terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain.
(Fessenden, 1997)
Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat
yang berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat
nonpolar, zat yang tak larut dalam air dengan kerapatan zat cair kurang
dari 1,0 g/ml. Selain alkana juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua karbonkarbon. Senyawa ini
dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom
yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon.
(Petrucci, 1987)
Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan
hidrokarbon aromatik dari batu bara. Semua hidrokarbon, alifatik dan
aromatik mempunyai tiga sifat umum, yaitu tidak larut dalam air, lebih
ringan dibanding air dan terbakar di udara.
(Wilbraham, 1992)
III. Prosedur Percobaan
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
c. Gelas ukur
2. Bahan
a. Minyak paraffin
b. 2-pentena
c. Sikloheksana
d. Toluene
e. Larutan 2% Br2 dalam CCl4
3
f. Larutan KMnO4 0,5%
g. Larutan Na2CO3 10%
h. H2SO4 pekat
B. Skema Kerja
1. Tes Brom
a. Hidrokarbon jenuh atau minyak paraffin
Dimasukkan
1 mL hidrokarbon ke dalam tabung reaksi
jenuh
Ditambahkan 1-2 tetes larutan Br2 dalam CCl4
Diguncangkan
Ditempatkan satu tabung pada tempat gelap dan
tabung lainnya di bawah sinar matahari atau
lampu pijar selama 5 menit
Dibandingkan dan diamati hasilnya
Hasil
Hasil
c. Hidrokarbon aromatis seperti benzen atau toluene
1 mL hidrokarbon aromatis
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 1-2 tetes larutan 2% Br2 dalam
CCl4
Diguncangkan tabung
Diamati hasilnya
Hasil
2. Tes Bayer
a. Hidrokarbon jenuh atau minyak paraffin
Dimasukkan
1 mL hidrokarbon ke dalam tabung reaksi
jenuh
Ditambahkan 1-3 tetes larutan KMnO4 0,5% dan
3 mL larutan Na2CO3 10%
Diguncang dan diamati
Hasil
4
b. Hidrokarbon tak jenuh seperti 2-pentena atau sikloheksena
Hasil
3. Tes Asam Sulfat
a. Hidrokarbon jenuh atau minyak paraffin
3 mL H2SO 4 pekat
Dimasukkan dengan hati-hati melalui dinding
tabung reaksi
Ditambahkan 1 mL hidrokarbon jenuh
Diguncang dan diamati
Hasil
b. Hidrokarbon tak jenuh seperti 2-pentena atau sikloheksena
Dimasukkan
3 mL H2SO 4 pekat dengan hati-hati melalui dinding
tabung reaksi
Ditambahkan 1 mL hidrokarbon jenuh
Diguncang dan diamati
Hasil
c. Hidrokarbon aromatis seperti benzen atau toluene
3 mL H2SO 4 pekat
Dimasukkan dengan hati-hati melalui dinding
tabung reaksi
Ditambahkan 1 mL hidrokarbon jenuh
Diguncang dan diamati
5
a. 1 mL + 3 tetes KMnO4 Terdapat 2 lapisan, lapisan diatas
0,5% + 3 mL Na2CO3 terdapat gumpalan berwarna
10% ungu susu dan lapisan bawah
berwarna ungu bening. Setelah
didiamkan beberapa lama,
b. 1 mL 2-pentena + 3 tetes
warnanya semakin memudar
KMnO4 0,5% + 3 mL Terdapat 3 lapisan, lapisan atas
Na2CO3 10% berwarna ungu gelap, lapisan
tengah berwarna bening dan
c. 1 mL toluene + 3 tetes lapisan bawah berwarna ungu
KMnO4 0,5% + 3 mL cerah
Terdapat 3 lapisan, lapisan atas
Na2CO3 10%
berwarna ungu gelap, lapisan
tengah berwarna bening dan
lapisan bawah berwarna ungu
cerah
3 Tes Asam Sulfat
a. 3 mL H2SO4 pekat + 1 Terdapat 3 lapisan, lapisan atas
mL paraffin berwarna coklat, lapisan tengah
berwarna kehitaman dan lapisan
bawah berwarna kuning
Terdapat 2 lapisan, lapisan atas
b. 3 mL H2SO4 pekat + 1
berwarna kuning dan larutan
mL 2-pentena
bawah berwarna kuning sangat
muda
Terdapat 3 lapisan, lapisan atas
c. 3 mL H2SO4 pekat + 1
berwarna bening, lapisan tengah
mL toluena
berwarna putih keruh dan lapisan
bawah berwarna bening
B. Pembahasan
1. Tes Brom
Pada percobaan ini tidak dilakukan pengamatan, karena
bahan yang akan digunakan tidak ada.
Secara literatur, tes brom bertujuan agar dapat mengetahui
pengaruh cahaya dalam mempercepat terjadinya reaksi senyawa
6
hidrokarbon. Reaksi pada tes brom menggunakan brom (Br 2)
dalam CCl4 yang ditambahkan pada tiap sampel yang digunakan
yaitu paraffin, 2-pentena dan toluena. Reaksi dengan menggunakan
klor (Cl2) atau brom (Br2) disebut reaksi halogenasi atau sering
disebut juga brominasi atau klorinasi. Pada tempat yang gelap
reaksi yang terjadi cenderung lambat, tetapi apabila diletakkan
ditempat yang terang reaksi yang terjadi akan sangat cepat
sehingga mengakibatkan terbentuknya suatu molekul baru sebagai
hasil terpisahnya partikel-partikel yang bertumbukan. Sehingga
menghasilkan HBr dan sebuah radikal bebas.
2. Tes Bayer
Tes bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan
kereaktifan parafin, 2-pentena dan toluena tehadap oksidator
KMnO4 yang merupakan katalis. Pada uji bayers ini dilakukan
dengan mencampurkan larutan Na2CO3 10% dan larutan
KMnO4 0,5%. Ketika 1 mL paraffin ditambah dengan 3 tetes
KMnO4 dan 3 mL Na2CO3 10%, terdapat dua lapisan. Lapisan atas
terdapat gumpalan dan berwarna ungu susu, sedangkan lapisan atas
berwarna ungu. Setelah didiamkan beberpa lama, warna larutan
dari yang berwarna lama-kelamaan warnanya memudar (warna
ungunya menghilang).
Selanjutnya, ketika 1 mL 2-pentena ditambah dengan 3
tetes KMnO4 dan 3 mL Na2CO3 10%, terdapat 3 lapisan. Lapisan
atas berwarna ungu pekat, lapisan tengah berwarna bening dan
lapisan berwarna ungu.
Dan ketika 1 mL toluena ditambah dengan 3 tetes KMnO 4
dan 3 mL Na2CO3 10%, terdapat 3 lapisan. Lapisan atas berwarna
ungu sangat pekat, lapisan tengah berwarna bening dan lapisan
bawah berwarna ungu pekat.
Hasil yang seharusnya terjadi adalah hilangnya warna ungu
dari KMnO4 dan terbentuknya endapan MnO2. Pada percobaan ini
yang hilang warna ungunya adalah paraffin, padahal dari ketiga
sampel hidrokarbon yang digunakan, yaitu paraffin, 2-pentena, dan
7
toluena, tes ini seharusnya hanya memberikan hasil positif untuk
sampel yang memiliki ikatan rangkap.
B. Saran
Pada percobaan ini ada percobaan yang tidak praktikan
lakukan, karena bahan yang akan digunakan tidak ada. Untuk itu
8
praktikan menyarankan agar menyediakan bahan dengan lengkap
agar praktikum dapat berjalan dengan efektif.