Anda di halaman 1dari 36

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I

PERCOBAAN III

SENYAWA HIDROKARBON

NAMA : RIZKI NOOR APRILIA


NIM : 2013016072
KELOMPOK :2
PRODI : S-1 FARMASI
ASISTEN : ANNISA ANUGRAH PUTRI

LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2021
PERCOBAAN III

SENYAWA HIDROKARBON
A. WAKTU PRAKTIKUM
Hari/Tanggal : Selasa, 30 April 2021
Waktu : 07.30-10.30 WITA
B. JUDUL PRAKTIKUM
Senyawa Hidrokarbon
C. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat dari hidrokarbon dan reaktivitas kimia
berdasarkan jenis senyawa hidrokarbon (jenuh, tak jenuh dan aromatis).
D. DASAR TEORI
Hidrokarbon merupakan senyawa komplek yang tersusun atas unsur
karbon dan unsur hidrogen yang dikelompokkan menjadi dua kelompok
utama, yaitu hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon
alifatik adalah kelompok senyawa yang berantai lurus, berantai cabang, dan
rantai melingkar. Senyawa alifatik dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu
senyawa alifatik jenuh dan senyawa alifatik tak jenuh. Senyawa alifatik jenuh
adalah senyawa alifatik yang rantai C-nya hanya bersifat ikatan-ikatan
tunggal, dan yang termasuk di dalamnya adalah senyawa alkana Sedangkan
senyawa alifatik tak jenuh adalah senyawa alifatik yang rantai C-nya terdapat
ikatan rangkap dua (alkena) atau rangkat tiga (alkuna) (Kusumaningwati,
2012).
Alkana merupakan hidrokarbon jenuh paling sederhana yang
merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi rumus umum CnH2n+2,
disebut juga parafin. Suku pertama sampai dengan suku kesepuluh pada
senyawa alkana dapat diperoleh dengan mensubstitusikan niali n kedalam
rumus tersebut, dimana n merupakan bilangan asli dan merupakan jumlah
atom C yang ada (Sahirman, 2019). Terdapat tiga jenis reaksi yang dapat
terjadi pada suatu senyawa alkana, yaitu reaksi substitusi, eliminasi dan
oksidasi (Rizqiana, 2013).
Alkena memiliki paling tidak satu ikatan rangkap dua diantara dua
atom karbonnya. Artinya, alkena merupakan senyawa tak jenuh dan lebih
reaktif dibandingkan alkana. Alkena memiliki rumusumum CnH2n. Jika pada
suatu senyawa alkena terdapat dua ikatan rangkap dua, maka disebut diena.
Sedangkan jika terdapat tiga ikatan rangkap dua, maka disebut triena. Reaksi-
reaksi yang dapat terjadi pada senyawa alkena diantaranya adalah reaksi
hidrogenase, halogenasi dan pembentukan alkohol (Rizqiana, 2013).
Alkuna merupakan deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh,
mengandung satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang berurutan.
Untuk membentuk ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6
elektron, sehingga tinggal satu elektron pada tiap-tiap atom C tersisa untuk
mengikat atom H. Jumlah atom H,yang dapat diikat berkurang dua, sehingga
rumusnya menjadi CnH2n-2 (Sahirman, 2019).
Terdapat lima langkah penamaan yang disampaikan pada materi ini,
yaitu (Rizqiana, 2013) :
1) Kenali kelompok senyawa agar dapat ditentukan suffix atau akhiran pada
nama senyawa tersebut. Misalnya, jika senyawa tersebut adalah alkana,
maka diberi akhiran –ana, jika alkena maka diberi akhiran –ena, jika
alkohol maka diberi akhiran –ol, dan lain sebagainya.
2) Tentukan rantai karbon terpanjang (tidak selalu berupa rantai lurus) dan
hitung jumlah atom karbon pada rantai. Jumlah atom karbon ini akan
menentukan nama awalan senyawa. Misal, alkana yang mempunyai 3
atom karbon maka menjadi berawalan prop dan senyawa ini disebut
propana.
3) Beri penomoran karbon pada rantai karbon terpanjang. Jika ada ikatan
rangkap dua atau tiga, penomoran dimulai dari dimana ikatan pada atom
tersebut berada.
4) Beri nama pada cabang dari rantai utama karbon serta penomoran untuk
menunjukkan posisi atau letak rantai karbon. Jika tidak ada cabang, maka
langkah ini dapat dilewati.
5) Gabungkan nama-nama unsur tadi menjadi satu dengan urutan sebagai
berikut: cabang, awalan, nama akhir menurut kelompok fungsional dan
posisinya serta rantai karbon terpanjang.
Hidrokarbon aromatik adalah suatu senyawa yang memiliki cincin
benzene yang terdiri atas enam atom karbon dengan satu atom hidrogen pada
setiap karbon. Kondisi ini menyebabkan satu elektron tersisa sehingga
membentuk ikatan ganda. Ikatan ganda pada cincin benzene tidak hanya
berada pada satu posisi saja, tetapi berpindah-pindah. Keadaan inilah yang
menyebabkan senyawa aromatik sukar didegradasi dan lebih tahan terhadap
beberapa reaksi kimia. Senyawa ini termasuk dalam senyawa yang tidak jenuh
Hidrokarbon aromatik dibagi dua kelompok besar yaitu, monosiklik aromatik
(BTEX) dan polisiklik aromatik (PAH) (Kusumaningwati, 2012).
Monosiklik aromatik hidrokarbon atau dikenal dengan hidrokarbon
aromatik terdiri dari benzene, toluene, etilbenzene, dan xylene (BTEX).
Benzene memiliki banyak turununan seperti fenol, aniline, benzoic acid,
toluene, dan lain-lain. Fenol memiliki cincin benzene yang mudah dioksidasi.
Tidak seperti alkohol, fenol tidak dapat didehidrasi. Cincin benzene dalam
fenol mudah dioksidasi, tetapi oksidasi tersebut menghasilkan campuran
komplek yang terdiri dari beberapa senyawa yang sangat berwarna
(Kusumaningwati, 2012).

Polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) adalah molekul organik yang


terdiri dari dua atau lebih cincin benzene yang berfusi dalam bentuk linier
atau kelompok. Yang termasuk di dalam PAH salah satunya adalah fenantren.
Fenantren adalah salah satu poliaromatik hidrokarbon (PAH) yang biasa
ditemukan pada tanah yang tercemar, daerah estuaria dan perairan lainnya.
Fenantren merupakan bentuk paling sederhana dari PAH yang mempunyai
bentuk “bay-region” dan “K-region” sehingga sering digunakan sebagai
model substrat untuk mempelajari metabolisme PAH yang karsinogenik

E. Alat dan Bahan


a. Alat

No. Nama Alat Gambar Fungsi


1. Gelas Kimia Melarutkan suatu padatan,
untuk mencampurkan cairan,
dan untuk memanaskan
larutan (Susanti, 2017).
2. Pipet Tetes Mengambil larutan atau
cairan dalam jumlah sedikit
(Susanti, 2017).

3. Pipet Ukur Menambahkan zat cair


dengan volume tertentu yang
dapat dilihat dari skala pada
saat penambahan cairan
tersebut (Susanti, 2017).
4. Rak Tabung Digunakan sebagai tempat
meletakkan tabung reaksi
pada saat praktikum
mereaksikan bahan kimia
(Susanti, 2017).
5. Tabung Reaksi Mereaksikan larutan atau
cairan (Susanti, 2017).
b. Bahan

No. Nama Bahan Sifat Fisik Sifat Kimia


1. Aquades Cairan jernih, tidak pH antara 5,0 sampai 7,0.
berwarna; tidak berbau Ketika 100 ml air
dengan titik didih ditambahkan 1 ml barium
100⁰C (Depkes RI, klorida tidak terjadi
2014). kekeruhan (Depkes RI,
2014).
2. Asam Oleat Massa molar : 282,4614 Tidak larut dalam air, 
gr/mol.  Larut dalam metanol
Densitas : 0,895 gr/ml  (Parhusip, Iswahyudi, &
Titik Beku : 13-14 ० C Miskah, 2012)
(286 K) 
Titik Didih : 360 ० C
(633 K) 
(Parhusip, Iswahyudi,
& Miskah, 2012)

3. Diklorometana Bersifat cairan  Bersifat stabil


Berwarna bening   Larut dalam alkohol
Titik didih : 40°C Mudah terbakar
Berbau manis Reaktif terhadap bahan
Densitas uap : 2,9  oksidasi 
(Wijaya, 2018) Reaktif dengan logam 
(Wijaya, 2018)

4. H2SO4 Cairan jernih seperti Reaksi hidrasi asam sulfat


minyak; tidak sangat eksotermik. Air
berwarna; bau sangat memiliki massa jenis yang
tajam dan korosif, lebih rendah dari asam
Bobot jenis lebih sulfat dan cenderung
kurang 1,84. Dengan mengapung diatasnya,
kelarutan dapat sehingga jika air
bercampur dengan air ditambahkan kedalam
dan dengan etanol, asam sulfat, ia akan dapat
dengan menimbulkan mendidih dan bereaksi
panas (Susastra, 2020). dengan keras (Susastra,
2020).
5. I2 Berupa zat padat yang Mudah menyublim.Sangat
mengkristal. Berkilat reaktif terhadap
seperti logam. oksigen.Zat pengoksidasi.
Berwarna hitam kelabu. (Cholik, 2017)
Memiliki bau yang
menyengat. Berat
atom : 126,93.
Mendidih pada suhu
183°C dan melebur
144°C. (Cholik, 2017)
6. Kloroform Berat molekul : 119,39 Pelarut semi-polar yang
g/mol  memiliki nilai indeks bias
Wujud : cairan bening  1,45. Pelarut yang efektif
Titik didih : 61,2oC  untuk senyawa organik,
Titik leleh : - 63,5oC  toxic dan mudah larut
Suhu kritis : 264 oC  dalam alkohol dan eter.
Specific gravity : 1,489  (Nugroho, 2013)
Viskositas : 0,57 cp
(20oC) 
Kapasitas panas : 0,234
kal/g.oC , pada 20oC 
Tekanan kritis : 53,8
atm 
Suhu kritis : 263⁰C 
Kelarutan dalam 100
mL air : 0,8 g (20⁰C) 
(Nugroho, 2013)
7. KMnO4 Cairan ungu tidak Merupakan larutan
berbau, rasa manis, elektrolit yang memiliki
astringent. Mudah larut sifat termokimia yaitu
dalam metanol, aseton. entropi molar standar
Sebagian larut dalam air sebesar 171,7 JK-1mol-
dingin, air panas. Larut 1 ,energi bebas Gibbs
dalam Asam Sulfat sebesar -713,8
(Feronika dan Zainul, kJ/mol,serta entalpi
2018). pembentukan standar
sebesar -813,4 kJ/mol
(Feronika dan Zainul,
2018).
8. Minyak Tanah Bersifat cair. Mudah terbakar.
Tidak berwarna. Diperoleh dengan cara
Titik didih : 175-284°C. distilasi fraksional dari
(Hamri, 2018). petroleum pada 150°C dan
275°C (Hamri, 2018).

9. n-heksana Berbentuk cair. Non-polar.


Tidak berwarna. Berbau Mudah menguap.
sedikit menyengat. Mudah terbakar.
(Apriliawati, 2019). (Apriliawati, 2019).

10. Sikloheksan Berbentuk cair. Non-polar.


Rumus molekul : C6H12. Oksidasi fase cair dengan
Berat molekul : 84,156 udara menggunakan
kg/mol. katalis cobalt atau asam
Titik beku : 6,55°C. borak menghasilkan
Titik didih : 80,74°C. cyclohexanol dan
(Priambodo, 2017) cyclohexanone.
(Priambodo, 2017).
11. Toluena Berat molekul : 92,141 Toluena bereaksi dengan
g/mol asam nitrat membentuk
Bentuk : cair  MNT.
Titik didih : 110,63⁰C (Ma’aruf, 2014)
Titik beku : -94,97⁰C 
Densitas : 0,8665 g/ml 
Suhu kritis : 318,65 ⁰C 
Tekanan kritis : 41,8
atm.
(Ma’aruf, 2014)

F. PROSEDUR KERJA
1. Kelarutan
Diambil tabung reaksi yang telah dibersihkan dan dikeringkan.

Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 3 mL n-heksana, toluena, minyak


tanah, asam oleat, sikloheksana.

Kemudian disemua tabung ditambahkan 5 tetes aquades lalu dikocok. Amati


dan catat hasil pengamatan.

Dilakukan hal yang sama pada bagian a-b, selanjutnya masing-masing tabung
ditambahkan 5 tetes kloroform.

2. Uji KMnO4
Diambil tabung reaksi yang telah dibersihkan dan dikeringkan.

Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 3 mL n-heksana, toluena, minyak


tanah, asam oleat, sikloheksana.

Kemudian disemua tabung ditambahkan KMnO4 1% hingga warnanya tetap ada


dan tidak hilang. Amati dan catat hasil pengamatan serta dihitung jumlah
tetesan KMnO4 yang digunakan.

3. Uji H2SO4
Diambil tabung reaksi yang telah dibersihkan dan dikeringkan.

Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 3 mL n-heksana, toluena, minyak


tanah, asam oleat, sikloheksana.

Kemudian disemua tabung ditambahkan H2SO4 pekat 3 tetes.

Diamati perubahan warna dan pegang tabung serta rasakan apakah terjadi
perubahan suhu.
4. Reaksi Adisi
Dibuat larutan I2 dalam kloroform sebanyak 15 mL, larutan dibagi kedalam 3
tabung reaksi masing-masing 5 mL (larutan I2 dalam kloroform akan berwarna
merah muda keunguan).

Tabung pertama ditetesi dengan asam oleat dan tabung kedua kedua ditetesi
dengan n-heksana dan tabung ketiga ditetesi dengan toluena

Amati yang terjadi dan hitung jumlah tetesan asam oleat, n-heksana dan toluena
yang diperlukan untuk menghilangkan warna merah muda keunguan menjadi
bening.

G. PENGAMATAN
1. Hasil Pengamatan
a. Kelarutan

No Sampel + Aquades + Kloroform Hasil Pengamatan


1 n-heksana - + Aquades tidak larut
dengan n-heksana, karena
aquades merupakan
senyawa polar, sedangkan
klorofom merupakan
senyawa non polar
2 Sikloheksana - + Aquades tidak larut dalam
sikloheksana sehingga
menghasilkan endapan,
sedangkan kloroform
larut dalam sikloheksana
3 Toluena - + Aquades tidak dapat larut
dengan Toluena karena
aquades merupakan
sneyawa polar, sedangkan
klorofom merupakan
senyawa non polar
4 Minyak tanah - + Aquades tidak larut dalam
Minyak tanah
5 Asam oleat - + Aquades tidak larut dalam
Asam oleat sehingga
menghasilkan endapan,
sedangkan Kloroform
larut dalam asam oleat
Ket : larut (+) ; Tidak larut (-)

b. Uji K Mn04
No Sampel Pereaksi Jumlah tetesan Hasil Pengamatan
KMnO4
1 n-heksana KMnO4 1 tetesan Menghasilkan
endapan berwarna
merah muda
2 Sikloheksana KMnO4 1 tetesan Menghasilkan
endapan berwarna
coklat
3 Toluena KMnO4 1 tetesan Menghasilkan
endapan berwarna
hitam
4 Minyak tanah KMnO4 1 tetesan Menghasilkan
endapan berwarna
ungu tua
5 Asam oleat KMnO4 1 tetesan Menghasilkan
endapan berwarna
hitam
c. Uji H2SO4
No Sampel Pereaksi Hasil Pengamatan
1 n-heksana H2SO4 Terdapat endapan berwarna kuning
2 Sikloheksana H2SO4 Terdapat endapan berwarna kuning
3 Toluena H2SO4 Tidak terdapat endapan
4 Minyak tanah H2SO4 Terdapat endapan berwarna jingga
5 Asam oleat H2SO4 Mengalami perubahan warna dari
kuning menjadi merah keunguan

d. Reaksi adisi
No Sampel Pereaksi Jumlah tetesan Hasil Pengamatan
1 n-heksana I2 dalam 20 tetesan Menghasilkan warna
ungu kehitaman
kloroform
2 Toluena I2 dalam 40 tetesan Menghasilkan warna
merah kehitaman
kloroform
3 Asam oleat I2 dalam 30 tetesan Menghasilkan warna
kuning kehitaman
kloroform

2. Pengamatan

No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan


1. Kelarutan Aquades

Aquades tidak larut dalam semua sampel


Kloroform

Kloroform larut dalam semua sampel

2. KMnO4

Pereaksi KMnO4 tidak larut dalam sampel


yang diujikan dan membentuk endapan
dengan warna yang berbeda
a. Asam oleat yang ditambahkan KMnO4
menghasilkan endapan berwarna
hitam
b. Minyak tanah yang ditambahkan
KMnO4 menghasilkan endapan
berwarna ungu tua
c. N-heksana yang ditambahkan KMnO4
menghasilkan endapan berwarna
merah muda
d. Sikloheksana yang ditambahkan
KMnO4 menghasilkan endapan
berwarna coklat
e. Toluena yang ditambahkan KMnO4
menghasilkan endapan berwarna
hitam
3. H2SO4

Pada percobaan ini, terdapat beberapa hasil


yang berbeda oleh penambahan H2SO4 pada
sampel.
a. H2SO4 larut dalam asam oleat, dan
larutan tersebut berubah warna dari
kuning menjadi merah keunguan
setelah ditetesi H2SO4
b. Terdapat endapan berwarna jingga
pada minyak tanah saat ditambahkan
H2SO4
c. Terdapat endapan berwarna kuning
saat n-heksana ditambahkan H2SO4
d. Penambahan H2SO4 pada sikloheksana
menghasilkan endapan berwarna
kuning
e. Penambahan H2SO4 pada toluena tidak
menghasilkan endapan ataupun
mengubah warna

4 Reaksi Adisi

Banyaknya tetesan sampel pada larutan I2


dalam kloroform berbeda dan menghasilkan
warna bening yang berbeda pula.
a. Tetesan asam oleat pada larutan I2
dalam kloroform membutuhkan ± 30
tetes untuk menghilangkan warna
merah muda keunguan menjadi warna
oranye bening
b. Tetesan n-heksana pada larutan I2
dalam kloroform membutuhkan ± 20
tetes untuk menghilangkan warna
merah muda keunguan menjadi ungu
bening
c. Tetesan toluena dalam larutan I2 dalam
kloroform membutuhkan ± 40 tetes
untuk menghilangkan warna merah
keunguan menjadi merah bening

3. Reaksi
A. Uji kelarutan
 Dalam Aquades
1. n-heksana + Aquades
C6H14 + 6H2O 6CO + 13H2

Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa n-heksana yang


ditambahkan aquades akan menghasilkan endapan, karena
aquades merupakan senyawa polar yang tidak dapat larut
dengan sempurna dengan n-heksana.

2. Sikloheksana + Aquades
C6H12 + 6H2O 6CO + 12H2
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa Sikloheksana yang
ditambahkan aquades akan menghasilkan endapan, karena
aquades merupakan senyawa polar yang tidak dapat larut
dengan sempurna dengan Sikloheksana.

3. Toluena + Aquades
C7H8 + 7H2O 7CO + 11H2
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa Toluena yang
ditambahkan aquades akan menghasilkan endapan, karena
aquades merupakan senyawa polar yang tidak dapat larut
dengan sempurna dengan Toluena.

4. Minyak Tanah + Aquades


C12H26 + 12H2O 12CO + 20H2
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa Minyak Tanah yang
ditambahkan aquades akan menghasilkan endapan, karena
aquades merupakan senyawa polar yang tidak dapat larut
dengan sempurna dengan Minyak Tanah.

5. Asam Oleat + Aquades


C18H34O2 + 76H2O 3C6H5O7 + 57H3O
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa Asam Oleat yang
ditambahkan aquades akan menghasilkan endapan, karena
aquades merupakan senyawa polar yang tidak dapat larut
dengan sempurna dengan Asam Oleat.

 Dalam Kloroform
1. n-heksana + Kloroform
C6H14 + CHCl3 7CH2 + HCl3
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa n-heksana yang
ditambahkan Kloroform tidak menghasilkan endapan, karena
Kloroform merupakan senyawa non polar yang dapat larut
dengan sempurna pada n-heksana.

2. Sikloheksana + Kloroform
C6H12 + 6CHCl3 12CH + 6HCl3
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa sikloheksana yang
ditambahkan Kloroform tidak menghasilkan endapan, karena
Kloroform merupakan senyawa non polar yang dapat larut
dengan sempurna pada Sikloheksana.

3. Toluena + Kloroform
C7H8 + CHCl3 4C2H + HCl3
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa toluena yang
ditambahkan kloroform tidak menghasilkan endapan, karena
kloroform merupakan senyawa non polar yang dapat larut
dengan sempurna pada toluena.

4. Minyak Tanah + Kloroform


C12H26 + CHCl3 13CH2 + HCl3
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa minyak tanah yang
ditambahkan kloroform tidak menghasilkan endapan, karena
kloroform merupakan senyawa non polar yang dapat larut
dengan sempurna pada minyak tanah.

5. Asam Oleat
C18H34O2 + CHCl3 19CH +
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa asam oleat yang
ditambahkan kloroform tidak menghasilkan endapan, karena
kloroform merupakan senyawa non polar yang dapat larut
dengan sempurna pada asam oleat.

B. Uji KMnO4
1. n-heksana + KMnO4
2C6H14 + KMnO4 2C6H12 + KMnO2 + 2H2O
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa n-heksana bersifat jenuh
dan jika di reaksikan dengan KMnO4 yang bersifat tak jenuh maka
akan menghasilkan larutan beningdan terdapat endapan berwarna
ungu, karena n-heksana bersifat jenuh sehingga tidak dapat
bereaksi.

2. Sikloheksana + KMnO4
C6H12 + KMnO4 C6H6 + KMnO4 + 4H2O
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa sikloheksana bersifat
jenuh dan jika di reaksikan dengan KMnO4 yang bersifat tak jenuh
maka akan menghasilkan larutan bening dan terdapat endapan
berwarna kecoklatan, karena sikloheksana bersifat jenuh sehingga
tidak dapat bereaksi.

3. Toluena + KMnO4
C7H8 + 2KMnO4 KC7H5O2 + 2MnO2 + KOH + H2O
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa toluena bersifat tak jenuh
dan jika di reaksikan dengan KMnO4 yang bersifat tak jenuh maka
akan larut, karena toluena bersifat tak jenuh sehingga dapat
bereaksi.

4. Minyak Tanah + KMnO4


3C12H26 + 2KMnO4 + 4H2O 3C12H26(OH)2 + 2MnO2 + 2KOH
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa minyak tanah bersifat
jenuh dan jika di reaksikan dengan KMnO4 yang bersifat tak jenuh
maka akan menghasilkan warna bercampur coklat kekuning-
kuningan, karena minyak tanah bersifat jenuh sehingga tidak dapat
bereaksi.

5. Asam Oleat + KMnO4


C18H34O2 + KMnO4 K2SO4 + H2O + CO2 + MnSO4
Dari reaksi diatas dapat diketahui bahwa asam oleat bersifat tak
jenuh dan jika di reaksikan dengan KMnO4 yang bersifat tak jenuh
maka akan menghasilkan warna bercampur coklat kekuning-
kuningan, karena asam oleat bersifat tak jenuh sehingga tidak dapat
bereaksi.

C. Uji H2SO4
1. n-heksana + H2SO4
3C6H14 + 7H2SO4 3C6 + 28H2O + 7S
Dari reaksi di atas mengalami perubahan warna menjadi warna
bening sedikit kekuningan, dan suhu pada n-heksana normal.
Karena, n-hekasana merupakan senyawa alifatik yang bereaksi
cepat dengan H2SO4 pekat.

2. Sikloheksana + H2SO4
C6H12 + 6H2SO4 6SO2 + 6C + 12H2O

Dari reaksi diatas mengalami perubahan warna menjadi warna


orange kecoklatan dengan perubahan suhu menjadi panas. Karena,
sikloheksana merupakan senyawa alifatik yang bereaksi cepat
dengan H2SO4 pekat.

3. Toluena + H2SO4
C7H8 + 4H2SO4 4SO2 + 7C + 8H2O
Dari reaksi diatas mengalami perubahan warna menjadi warna
bening keruh dengan suhu yang normal. Karena, toluena
merupakan senyawa aromatik yang bereaksi lambat dengan H2SO4
pekat.
4. Asam Oleat + H2SO4
C18H34O2 + H2SO4 18CO + 4SO + 18H2O
Dari reaksi diatas mengalami perubahan warna menjadi warna
orange kecoklatan dengan perubahan suhu menjadi hangat. Karena,
asam oleat merupakan senyawa alifatik yang bereaksi cepat dengan
H2SO4 pekat.

5. Minyak tanah + H2SO4


2C12H26 + 37H2SO4 24CO2 + 37SO + 63H2O
Dari reaksi diatas tidak mengalami perubahan warna dengan
perubahan suhu menjadi hangat. Karena, minyak tanah merupakan
senyawa alifatik yang bereaksi cepat dengan H2SO4 pekat.

D. Reaksi Adisi
1. Asam Oleat + I2
2C18H34O2 + I2 2C18H33O2 + 2HI
Asam oleat adalah senyawa kimia yang merupakan asam lemak tak
jenuh ikatan rangkap yang bereaksi dengan iodin, asam oleat
dengan tingkat tak jenuhan yang tinggi akan mengikat iodin dalam
jumlah yang besar sehingga pada larutan asam oleat mengalami
perubahan warna menjadi bening kecoklatan.

2. n-hekasana + I2
2C6H14 + I2 2C6H13 + 2HI
Heksana adalah alkana yang bersifat jenuh, sehingga mempunyai
siat yang sukar bereaksi dibandingkan senyawa lain. hal ini akan
menimbulkan gas dan larutan akan berubah menjadi kuning karena
mengalami reaksi subtitusi

3. Toluena + I2
6C7H8 + 10I2 7C6H5I + 13HI
Toluena mampu melarutkan iodin karena keduanya merupakan
senyawa non polar. Perbandingan jumlah yang sama dan pelarut
yang berbeda memiliki kecenderungan warna yang sama, yaitu
semakin gelap seiring kenaikan suhu

H. PEMBAHASAN
Berdasarkan percobaan yang berjudul “Senyawa Hidrokarbon” yang
bertujuan dapat mengetahui sifat-sifat dari hidrokarbon dan reaktivitas kimia
berdasarkan jenis senyawa hidrokarbon (jenuh, tak jenuh dan aromatis). Dapat
diketahui bahwa hidrokarbon adalah merupakan senyawa komplek yang
tersusun atas unsur karbon dan unsur hidrogen yang dikelompokkan menjadi
dua kelompok utama, yaitu hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon aromatik.
Hidrokarbon alifatik adalah kelompok senyawa yang berantai lurus, berantai
cabang, dan rantai melingkar. Sedangkan Hidrokarbon aromatik adalah suatu
senyawa yang memiliki cincin benzene yang terdiri atas enam atom karbon
dengan satu atom hidrogen pada setiap karbon (Kusumaningwati, 2012).
Pada uji kelarutan, kita bisa melihat sifat polar atau non polar suatu
kelarutan dengan menggunakan kloroform dan aquades sebagai 2 larutan yang
memiliki sifat yang bertolak belakang. Aquades merupakan larutan yang
bersifat polar sedangkan kloroform sebaliknya atau larutan yang bersifat non
polar. Pada uji kali ini, sampel yang digunakan pada pengujian kelarutan ini
adalah n- Heksana, sikloheksana, toluene, minyak tanah, dan asam oleat.
Pengujian dilakukan dengan memberikan beberapa tetes larutan kedalam
sampel sehingga didapatkan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa n-
heksana, sikloheksana, toluene, minyak tanah, dan asam oleat tidak larut
dalam kloroform, tetapi tidak larut dalam aquades atau semua sampel bersifat
non polar sehingga mereka tidak bisa bereaksi dengan larutan polar dan tidak
larut dengan sempurna (Najib, 2016).
Pada uji KMnO4 yang bertujuan untuk mengetahui sifat jenuh serta
tidak jenuhnya suatu sampel,  asam oleat menghasilkan endapan berwarna
hitam, minyak tanah menghasilkan endapan berwarna ungu tua dan dan n-
heksana menghasilkan endapan berwarna merah muda. Sikloheksana tidak
bisa bereaksi dengan KMnO4 karena sikloheksana merupakan senyawa
aromatik yang memiliki cincin dimana sikloheksana sendiri adalah
hidrokarbon yang mengandung satu atau lebih cincin karbon. Senyawa yang
memiliki cincin akan sukar bereaksi meskipun dengan oksidator kuat begitu
juga dengan toluena yang ditetesi dengan KMnO4, toluena juga tidak terjadi
reaksi dimana KMnO4 tetap berwarna ungu.
Pada uji H2SO4 bertujuan untuk mengetahui alifatik atau aromatik
senyawa tersebut. Dan ketika direaksikan akan mengalami perubahan warna
dan dapat bereaksi cepat atau lambat sehingga dapat diketahui larutan
tersebut dapat larut atau tidak. N-heksana mengalami perubahan warna
menjadi warna bening sedikit kekuningan, dan suhu pada n-heksana normal
karena n-hekasana merupakan senyawa alifatik yang bereaksi cepat dengan
H2SO4 pekat. Sikloheksana mengalami perubahan warna menjadi warna
orange kecoklatan dengan perubahan suhu menjadi panas karena
sikloheksana merupakan senyawa alifatik yang bereaksi cepat dengan H2SO4
pekat. Toluena mengalami perubahan warna menjadi warna bening keruh
dengan suhu yang norma karena toluena merupakan senyawa aromatik yang
bereaksi lambat dengan H2SO4 pekat. Asam oleat mengalami perubahan
warna menjadi warna orange kecoklatan dengan perubahan suhu menjadi
hangat karena asam oleat merupakan senyawa alifatik yang bereaksi cepat
dengan H2SO4 pekat. Minyak tanah tidak mengalami perubahan warna
dengan perubahan suhu menjadi hangat karena minyak tanah merupakan
senyawa alifatik yang bereaksi cepat dengan H2SO4 pekat (
Uji reaksi adisi bertujuan untuk mengetahui apakah larutan tersebut
senyawa alkuna atau alkena yang dimana ketika asam oleat, n- Heksana, dan
toluene direaksikan dengan I2 dalam kloroform maka akan mengalami
perubahan warna pada larutan tersebut. Dan dari itulah kita bisa membedakan
senyawa yang bersifat alkena dan senyawa yang bersifat alkuna. Pada asam
oleat penambahan iodin dalam jumlah yang besar sehingga pada larutan asam
oleat mengalami perubahan warna menjadi bening kecoklatan. Hal ini
disebakan karena asam oleat merupakan asam lemak tak jenuh ikatan rangkap
yang bereaksi dengan iodin. Penambahan I2 pada n-Heksana menimbulkan
gas dan larutan akan berubah menjadi kuning karena mengalami reaksi
subtitusi. Hal ini disebabkan karena n-heksana bersifat jenuh, sehingga
mempunyai sifat yang sukar bereaksi dibandingkan senyawa lain. Pada
toluena penambahan I2 dapat mengakibatkan perubahan warna semakin gelap
seiring kenaikan suhu. Hal ini disebabkan karena toluena mampu melarutkan
iodin karena keduanya merupakan senyawa non polar.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa hidrokarbon adalah merupakan senyawa komplek yang tersusun atas
unsur karbon dan unsur hidrogen yang dikelompokkan menjadi dua kelompok
utama, yaitu hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon aromatik. Hasilnya n-
heksana merupakan hidrokarbon jenuh, karena memiliki ikatan tunggal antar
karbonnya. Sikloheksana merupakan hidrokarbon jenuh, karena memiliki
ikatan tunggal antar karbonnya. Minyak tanah merupakan hidrokarbon jenuh,
karena memiliki ikatan tunggal antar karbonnya. Asam oleat merupakan salah
satu senyawa tak jenuh (alifatik) yang memiliki ikatan rangkap. Toluena
merupakan hidrokarbon jenuh dan juga merupakan salah satu senyawa
hidrokarbon aromatik dengan rantai tertutup hidrokarbon jenuh.

J. DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, O. N., Fasya, A. G., & Hanapi, A. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan
Fraksi Etil Asetat, Kloroform, Petroleum Eter, dan n-
heksana Hasil Hidrolisis Ekstrak Metanol mikroalga Chlorella sp.
Alchemy, 3(2)
Apriliawati, Aldiala. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Etanol Umbi
Eleutherine palmifolia L TERHADAP Staphylococcus  Aureus
Dengan Metode Difusi Cakram
Cholik, Intan Nabiela. 2017. Perbedaan Kadar Kio3 Telur Asin Berdasarkan
Metode Dan Lama Pemasakan.
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta
Feronika, N. I., & Zainul, R. 2018. Kalium Permanganat: Termodinamika
Mengenai Transport Ionik dalam Air
Hamri. 2018. Sorbitol-Oleat Poliester: Produksi, Sifat Fisikokimia, Dan
Perubahannya Selama    Penggorengan. Jurnal Teknologi. Vol. 13,
No.1, Hal. 1842 1846.
Handayani, A. S., Marsudi, S., Nasikin, M., & Sudibandriyo, M. 2019. Reaksi
esterifikasi asam oleat dan gliserol menggunakan katalis asam.
Jurnal Sains Materi Indonesia, 102-105
Kamaludin, A. 2019. Pengembangan Buku Panduan Pendidik Berorientasi
Chemo-Entrepreneurship (CEP) Pada Materi Ikatan Kimia
SMA\MA Kelas X. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 7(1).
Kusumaningati, W. 2012. Deteksi Kemampuan Degradasi Hidrokarbon
Alifatik Dan Aromatik Oleh Isolat Bakteri Hidrokarbonoklastik
Dari Lumpur Pantai Kenjeran (Doctoral Dissertation,
UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Ma’ruf, A. 2014. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena Dari Toluena Dan
Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 50.000
Ton/Tahun (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Mamuaja, C. F. 2017. Lipida.Manado: Unsrat Press
Nugroho, D. W. 2013. Prarancangan Pabrik Kloroform Dari Aseton Dan
Kaporit Kapasitas 25.000 Ton/Tahun (Doctoral Dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Nurlela, Mawardi, Tuti, K. 2017. Kajian Miskonsepsi Siswa Melalui Tes
Multiple Choice Menggunakan Certainty Of Response Index
(CRI) Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X Mipa Sman 1
Pontianak. Ar-Razi Jurnal Ilmiah 5(2)
Parhusip, R., Iswahyudi., & Miskah, S. 2012. Pengaruh Waktu Reaksi Dan
Penambahan Katalis Pada Pembuatan Gliserol Monooleat Dari
Gliserol Dan Asam Oleat. Jurnal Teknik Kimia, 18(1), 54-59.
Priambodo, Anton, Tri Widayatno, Eni Budiyati. 2017. Prarancangan Pabrik
Sikloheksana  Dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas
30.000 Ton Per Tahun.
Rizqiana, F. A. 2013. Analisis bahan ajar textbooks for high school students
studying the sciences chemistry materi pokok hidrokarbon (dalam
perspektif kurikulum 2013) (Doctoral dissertation, IAIN
Walisongo).
Sahirman, M. P. 2019. Kimia Hidrokarbon. Jakarta : Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan
Susanti, R. S. 2017. Pengembangan Ensiklopedia Peralatan Laboratorium
Kimia Sebagai Sumber Belajar Siswa Sma Negeri 10
Pontianak (Doctoral dissertation).
Susastra, H. 2020. Pra Rencana Pabrik Tembaga Sulfat Pentahydrate Dari
Tembaga Oksida Dan Asam Sulfat Kapasitas 50.000 Ton/Tahun
Perancangan Alat Utama Evaporator (Doctoral Dissertation,
Institut Teknologi Nasional Malang).
Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta : Kemenkes RI
Wijaya. A. 2018. Sintesis Cairan (Ionic Liquid) 1-Etil-3-Metilimidazolium
Asetat [EMIM] Ac Menggunakan Metode One Pot dengan Variasi
Volume dan Jenis Solven
Wulandary Sulthan, D. 2017. Modifikasi Struktur Triasilgliserida dari Minyak
Kopra Menggunakan Reaksi Oksidasi Dengan Variasi Waktu
Reaksi KMnO4 Untuk Produksi Biodiesel (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
K. JAWAB SOAL

No
.
1. Soal Jelaskan mengapa senyawa hidrokarbon dapat larut dalam
senyawa Diklorometana (nonpolar) sedangkan tidak larut
dalam aquades (polar)?
Jawaban Senyawa hidrokarbon bersifat nonpolar, sehingga tidak larut
dalam pelarut air. Senyawa hidrokarbon akan larut dalam
pelarut yang cenderung nonpolar atau sedikit polar misalnya
dalam alkana, dietil eter atau benzena. Kelarutan ini
diperngaruhi oleh gaya tarik van der waals antara pelarut
dan zat terlarut. Senyawa hidrokarbon tidak dapat
bercampur dengan air sehingga alkana akan berada di
permukaan air.
Referensi Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta : Kemenkes RI
2. Soal Tuliskan struktur kimia dari senyawa n-heksana,
sikloheksana, toluena, asam oleat, diklorometana!
Jawaban N-heksana :
Sikloheksana :

Toluena :

Asam Oleat :

Referensi Sahirman, M. P. 2019. Kimia Hidrokarbon. Jakarta :


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Soal Apa yang mempengaruhi kepolaran suatu senyawa!
Jawaban 1. Selisih keelektronegatifan elektron akan cenderung lebih
tertarik ke atom yang lebih elektronegatif. Semakin
besar selisih keelektronegatifan atom penyusun molekul,
semakin polar molekul tersebut.
2. Bentuk geometri molekul, kepolaran molekul
dipengaruhi oleh bentuk geometri molekulnya. Secara
umum, bentuk geometri molekul dapat dibedakan
menjadi simetris dan asimetris. Molekul yang bentuk
geometrinya simetris akan bersifat nonpolar. Adapun
molekul yang bentuk geometrinya asimetris bersifat
polar
Referensi Kamaludin, A. 2019. Pengembangan Buku Panduan
Pendidik Berorientasi Chemo-Entrepreneurship
(CEP) Pada Materi Ikatan Kimia SMA\MA Kelas
X. Jurnal Pendidikan Sains (JPS), 7(1).
4. Soal Senyawa KMnO4 termasuk oksidator, apakah yang
dimaksud oksidator?
Jawaban Oksidator adalah zat yang dapat mengoksidasi
(menyebabkan zat lain mengalami reaksi oksidasi), jadi
oksidator adalah zat yang mengalami reduksi (reaksi
pelepasan oksigen atau reaksi yang menghasilkan).
Referensi Nurlela, Mawardi, Tuti, K. 2017. Kajian Miskonsepsi Siswa
Melalui Tes Multiple Choice Menggunakan
Certainty Of Response Index (CRI) Pada Materi
Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X Mipa Sman 1
Pontianak. Ar-Razi Jurnal Ilmiah 5(2)
5. Soal Apakah senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dapat
bereaksi dengan KMnO4? Jelaskan!
Jawaban KMnO4 merupakan suatu pereaksi yang mudah diperoleh,
tidak mahal dan tidak memerlukan suatu indikator kecuali
kalau digunakan larutan-larutan yang sangat encer.
Kelebihan yang dimiliki dari kalium permanganat adalah
pada titik akhir suatu titrasi cukup untuk menyebabkan
pengendapan beberapa MnO4 Akan tetapi karena reaksinya
lambat, maka MnO4 biasanya tidak diendapkan pada akhir
titrasi permanganat. Uji bayer merupakan suatu uji untuk
menunjukkan kereaktifan hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan
aromatic tehadap oksidator KMnO4 yang merupakan
katalis.
Referensi Feronika, N. I., & Zainul, R. 2018. Kalium Permanganat:
Termodinamika Mengenai Transport Ionik dalam
Air.
6. Soal Sama halnya dengan KMnO4, asam sulfat merupakan suatu
oksidator kuat. Apakah senyawa hidrokarbon jenuh dan tak
jenuh dapat bereaksi dengan H2SO4? Jelaskan!
Jawaban Hidrokarbon tak jenuh mengalami reaksi adisi dengan
H2SO4 pekat dingin. Produk yang dihasilkan adalah asam
alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4. Hal ini
menunjukkan bahwa alkana dengan ikatan tunggal masih
mampu bereaksi dengan asam sulfat walaupun dalam
jumlah sedikit atau terjadi rekasi sulfonat. Senyawa bersifat
nonpolar dan asam sulfat adalah pengoksidasi kuat yang
bersifat polar sehingga sulit untuk bereaksi.
Referensi Nurul, N. 2016. Variasi Waktu Dan Suhu Dalam Produksi
Asam Oksalat (H2C2O) Dari Limbah kertas Dengan
Metode Peleburan Alkali (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
7. Soal Apa yang dimaksud dengan reaksi adisi!
Jawaban Reaksi adisi adalah reaksi yang melibatkan penggabungan
dua atau lebih molekul untuk membentuk satu molekul lain.
Reaksi ini terbatas pada senyawa tidak jenuh, seperti
molekul yang memiliki ikatan rangkap dua karbon-karbon
(alkena) dan ikatan rangkap tiga karbon-karbon (alkuna).
Reaksi adisi terjadi pada senyawa tak jenuh. Molekul tak
jenuh dapat menerima tambahan atom atau gugus dari suatu
pereaksi.
Referensi Sardjono. R. E.  2014.  Kimia Organik 1. In: Konsep-
konsep Dasar Kimia Organik. Universitas Terbuka :
Jakarta
8. Soal Mengapa hidrokarbon tak jenuh dapat diadisi oleh I 2
sedangkan hidrokarbon jenuh tidak bisa? Jelaskan!
Jawaban Hidrokarbon alkana hanya terdapat ikatan kovalen tunggal.
Dimana alkana disebut sebagai hidrokarbon jenuh karena
mengandung jumlah maksimum atom hidrogen yang dapat
berkaitan dengan sejumlah atom karbon yang ada. Biasanya
hidrokarbon jenuh ini menggunakan reaksi subtitusi dan
halogensi. Adisi sendiri adalah reaksi pemutusan ikatan
rangkap. Hidrokarbon tak jenuh yang dimaksud adalah
hidrokarbon yang memiliki ikatan rangkap
(alkena,alkuna).Sedangkan hidrokarbon jenuh memiliki
ikatan tunggal (alkana).Sehingga tidak memungkinkan bagi
hidrokarbon jenuh dapat diadisi oleh I2.
Referensi Wardiyah. (2016). Kimia Organik. Jakarta : Kemenkes RI
9. Soal Tuliskan reaksi antara senyawa asam oleat dengan H2SO4,
KMnO4 dan I2 .
Jawaban
a. H2SO4
Reaksi esterifikasi asam oleat dengan H2SO4 yaitu dapat
meningkatkan berat molekul berarti dalam kata lain terjadi
reaksi polimerisasi dengan kekuatan asam sulfat
Reaksi Asam Oleat dengan H 2 SO4
CH 3−( CH 2 )7−CH ≡CH −( CH 2 )7−COOH + H 2 SO4
→ CH 3− ( CH 2 )7 −CH −CH −( CH 2 )7−COOH
¿ ¿
H H 2 SO 3
b. KMnO4
Terjadi reaksi oksidasi KMnO4 yang memotong ikatan
rangkap dari asam oleat yang bisa menghasilkan senyawa
asam karboksilat.
Reaksi Asam Oleat dengan KMnO 4

 H 3 C− ( CH 2 )7 −C=CH −¿

( CH 2 )7−COOH → H 3 C−( CH 2 )7 −CH −C−( CH 2 )7−COOH


¿
OH ¿∨¿ O
 H 3 C− ( CH 2 )7 −CH −C−( CH 2 )7−COOH →
¿
OH ¿∨¿ O
H 3 C− ( CH 2 )7 −COOH + HOOC −( CH 2 )7−COOH
Asam Permanganat Asam Asetat

c. I2
Reaksi asam oleat terhadap I2 yaitu terjadinya reaksi adisi.
Jumlah iod yang diabsorpsi menunjukkan derajat
ketidakjenuhan lemak atau minyak, semakin banyak iodium
yang diserap maka semakin banyak ikatan rangkap atau
semakin tidak jenuh minyak atau lemak tersebut. Reaksi
dengan I 2

CH 3−( CH 2 )7−CH −CH −( CH 2 )7 −COOH + I 2 →


¿
H
CH 3−( CH 2 )7−C−C ( CH 2 )7 −COOH
¿
I
Referensi Handayani, A. S., Marsudi, S., Nasikin, M., &
Sudibandriyo, M. 2019. Reaksi esterifikasi asam
oleat dan gliserol menggunakan katalis asam. Jurnal
Sains Materi Indonesia, 102-105
Mamuaja, C. F. 2017. Lipida.Manado: Unsrat Press
Wulandary Sulthan, D. 2017. Modifikasi Struktur
Triasilgliserida dari Minyak Kopra Menggunakan
Reaksi Oksidasi Dengan Variasi Waktu Reaksi
KMnO4 Untuk Produksi Biodiesel (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar).
10. Soal Dari hasil percobaan diatas, golongkan senyawa sampel
kedalam penggolongan hidrokarbon (hidrokarbon jenuh dan
hidrokarbon tak jenuh)!
Jawaban  n-heksana
Merupakan hidrokarbon jenuh, karena memiliki ikatan
tunggal antar karbonnya
 Sikloheksana
Merupakan hidrokarbon jenuh, karena memiliki ikatan
tunggal antar karbonnya
 Minyak tanah
Merupakan hidrokarbon jenuh, karena memiliki ikatan
tunggal antar karbonnya
 Asam oleat
Merupakan salah satu senyawa tak jenuh (alifatik) yang
memiliki ikatan rangkap
 Toluena
Merupakan hidrokarbon jenuh dan juga merupakan
salah satu senyawa hidrokarbon aromatik dengan rantai
tertutup Hidrokarbon jenuh
Referensi Anggraeni, O. N., Fasya, A. G., & Hanapi, A. 2014. Uji
Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat,
Kloroform, Petroleum Eter, dan n-heksana Hasil
Hidrolisis Ekstrak Metanol mikroalga Chlorella sp.
Alchemy, 3(2)
Lembar Pengesahan

Samarinda, 18 April 2020


Asisten Praktikum, Praktikan,

Putri Rinjani Rizki Noor Aprilia


NIM. 1713015147 NIM. 2013016072

Anda mungkin juga menyukai