II.5.d Brom
Sifat Fisik Sifat Kimia
Berbentuk cair Menyebabkan luka bakar
kulit yang parah
Berwarna coklat Menyebabkan kerusakan
mata
Berbau mencekik Fatal bila terhirup
Titik lebur sekitar -7.2ºC Sangat toksik bagi kehidupan
perairan
Titik didih 58.8ºC
(SmartLab, 2021)
II.5.e Akuades
Sifat Fisik Sifat Kimia
Berbentuk cair pH netral
Tidak berwarna
Tidak berbau
Titik lebur 0ºC
Titik didih 100ºC
(SmartLab, 2021)
II.5.f Karbon Tetraklorida
Sifat Fisik Sifat Kimia
Berbentuk cair Fatal jika terkena kulit atau
bila terhirup
Tidak memiliki warna Toksik pada kehidupan
perairan dengan efek jangka
panjang
Titik lebur sekitar -43ºC
Titik didih sekitar 147ºC
(SmartLab, 2021)
III. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Set destilasi 250 ml 5. Gelas Piala 100 ml
2. Termometer 6. Erlenmeyer 250 ml
3. Tabung reaksi 7. Corong pisah
4. Gelas Ukur 50 ml
b. Bahan
1. Isopropil alkohol 4. Brom
2. Asam Sulfat Pekat 5. Karbon tetraklorida
30 ml 6. Akuades
3. KMnO4 dalam
suasana asam 0.5%
VII. Pembahasan
Dilakukan praktikum ‘Pembuatan Propilena’ pada tanggal 26 April
2022, Selasa, di Lab fitokimia, gedung H, Fakultas Kedokteran Undip.
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa tahu pembentukan
gugus fungsional alkena dengan reaksi eliminasi. Alat yang dibutuhkan
adalah set distilasi 250 ml, termometer, tabung reaksi, gelas ukur 50 ml,
gelas piala 100 ml, erlenmeyer 250 ml dan corong pisah. Bahan yang
digunakan adalah isopropyl alkohol, asam sulfat pekat, KMnO4, brom,
karbon tetraklorida dan akuades.
Menurut Nahar (2009), alkena ini dari alkohol berupa isopropyl
alkohol dengan reaksi eliminasi, alkana dengan subtrat primer bereaksi
eliminasi lambat karena cenderung ke reaksi subtitusi. Namun isopropyl
alkohol merupakan alkana dengan subtrat sekunder dan dipanasi bersama
asam kuat sehingga menjalani eliminasi 1(E1).
Pertama, sebanyak 30 ml akuades dimasukkan ke dalam gelas piala
100 ml. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara perlahan sebanyak
30 ml. Menurut Ibrahim dkk. (2013), H2SO4 yang ditambah ke dalam
aquades akan melepaskan ion-ion H+ yang dapat mengikat gugus –OH
pada isopropil alkohol sehingga akan terbentuk molekul H2O yang akan
menjadi gugus pergi yang baik. Larutan asam sulfat ini bersifat panas
karena terjadi reaksi eksotermis oleh karena itu penambahan
H2SO4 pekat ke dalam aquades dilakukan secara perlahan dan tetes demi
tetes agar tidak terjadi ledakan. Menurut Fessenden & Fessenden (1982),
asam sulfat pekar seringkali digunakan sebagai katalis dehidrasi, tetapi
asam kuat apa saja bisa digunakan sebagai katalis.
Campuran dimasukkan ke dalam labu destilasi dan ditambahkan
isopropyl alkohol sebanyak 30 ml kemudian dilakukan destilasi pada
suhu 80C. Dilakukan pada suhu 80C adalah agar tidak terjadi penguapan
pada air dan hanya alkohol yang akan menguap. Destilat yang keluar
melalui kondensor dan ditampung dalam erlenmeyer yang sebelumnya
sudah berisi KMnO4 atau air brom. Menurut Ibrahim dkk. (2013),
propilena pada keadaan normal berwujud gas, namun pada percobaan ini
rendemen yang didapatkan berwujud cair Keberadaan larutan
KMnO4 dalam suasana asam ini untuk mengidentifikasi adanya
propilena. Menurut Day dan Underwood (1990), KMnO4 bisa digunakan
sebagai pendeteksi adanya propilena. Keberadaan propilena terlihat jika
ketika endapan bewarna coklat pada destilat yang diperoleh dari
KMnO4 terurai dalam propilena dan membentuk endapan MnO2. Dari
percobaan ini dihasilkan endapan berwarna coklat, hal ini menunjukkan
bahwa terbentuk propilena.
Selanjutnya adalah untuk menghitung hasil rendemen. Dilakukan
dengan pertama menghitung massa teoritis propilena dan didapat hasil
23,7 gram. Massa propilena hasil praktikum yaitu sebesar 13,5 gram.
Hasil rendemen dihitung dengan membagi hasil massa praktikum dengan
massa teoritis propilena kemudian dikalikan dengan 100%. Hasil persen
rendemen adalah 56,96%. Menurut Vogel (1996), apabila hasil nilai
suatu rendemen melebihi atau di atas 50% maka hasil tersebut disebut
fair.
VIII. Jawaban Tugas
1. Tuliskan mekanisme reaksi yang terjadi!
DAFTAR PUSTAKA
Day, R. A., dan Underwood, A. L. 1990. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi
ke-4. Jakarta : Erlangga.
Fessenden, R.J. and J.S., Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga
Jilid satu. Jakarta : Erlangga.
Ibrahim, Sanusi dan Marham, S. 2013. Teknik Laboratorium Kimia
Organik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Muhammad. D.R.A, Darmaji. P, dan Pranoto. Y, 2011, Pengaruh Suhu
Distilasi dan Tingkat Kondensor terhadap Sifat Sensoris Distilat
Asap Cair, Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol IV, No 2, Hal
104-112.
Murni, S.W. Hidayat, T., Ardian, D. 2010. Polimerasi Propilena
Menggunakan Katalisator TiCl4 dan Kokatalis Tri Etil
Aluminium. Kejuangan. 1(1): 12 – 18.
Nahar, Satyajit D.Sarker Lutfun. 2009. Kimia Untuk Mahasiswa
Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Riswiyanto, 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
MSDS [Internet] Diakses pada 25 April 2022.
http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC15750.pdf
MSDS [Internet] Diakses pada 25 April 2022.
http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_SULPHURIC_ACID_95-
98.pdf
MSDS [Internet] Diakses pada 25 April 2022.
http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_LITMUS_(POTASSIUM
_PERMANGANATE)_(INDO).pdf
MSDS [Internet] Diakses pada 25 April 2022.
http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_BROMINE_(INDO).pdf
MSDS [Internet] Diakses pada 25 April 2022.
http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_AQUADEST_(INDO).pd
f
MSDS [Internet] Diakses pada 25 April 2022.
http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_1,1,2,2-
TETRACHLOROETHANE_(INDO).pdf
Vogel, Arthur I. 1996. A Textbook of Practical Organic Chemistry.
London : English Language Book Society.
Wardiyah. 2016. Kimia Organik Komprehensif. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
LAMPIRAN
Perhitungan rendemen
Massa isopropyl alkohol
¿ masa/ Mr
¿ 0.79 gram×30 m l
¿ 23.7 gra m
Mol isopropyl alkohol
massa
¿
Mr
23.7 gram
¿
60.10 ml
¿ 0.4 mo l
Berat propilena secara teoritis = 23.7 gram
Berat propilena secara percobaan
¿ massa jenis propilena× vol . destilat
¿ 0. 9 gram 15 ml
¿ 13.5 gra m
Rendemen percobaan
Berat propilena hasil praktikum
¿ × 100 %
berat teoritis propilena
12.5
¿ ×100 %
23.7
¿ 56.96 %