Anda di halaman 1dari 29

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I

PERCOBAAN VI
IDENTIFIKASI ASAM KARBOKSILAT

NAMA : RALITZA DIVA SALSABILLA


NIM : 2013016172
KELOMPOK : 2
PRODI : S-1 FARMASI
ASISTEN : ANNISA ANUGRAH PUTRI

LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS MULAWARMAN
2021
PERCOBAAN VI
IDENTIFIKASI ASAM KARBOKSILAT

A. WAKTU PRAKTIKUM
Hari/Tanggal : Kamis, 29 April 2021
Waktu : 11.00-14.00 WITA
B. JUDUL PRAKTIKUM
Identifikasi Asam Karboksilat
C. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mempelajari sifat fisik dan kimia dari senyawa asam
karboksilat.
D. DASAR TEORI
Asam karboksilat (RCO2H) adalah senyawa organik dengan gugus
karboksil. Gugus ini mengandung gugus karbonil dan hidroksil. Senyawa
karboksilat cukup penting sebagai bahan dasar sintesis golongan senyawa
lain seperti ester, klorida asam, amida, anhidrida asam dan nitril. Senyawa-
senyawa ini disebut sebagai turunan asam karboksilat yaitu suatu senyawa
yang apabila dihidrolisis akan menghasilkan asam karboksilat.
Asam karboksilat adalah turunan hidrokarbon yang mengandung
gugus karbonil. Asam karboksilat adalah suatu asam lemah dengan tetapan
asam (Ka) atau pKa (-log Ka) tertentu dengan persamaan ionisasi.
Keasaman adalah kecendrungan ionisasi, maka bila induksi
elektronegativitas makin besar senyawa tersebut makin asam (Ka makin
besar atau pKa makin kecil) artinya makin cenderung melepaskan proton
(H+).
Senyawa-senyawa yang mengandung gugus karboksil merupakan
asam karena dalam air senyawa-senyawa tersebut sedikit mengalami
ionisasi dengan pelepasan proton dan dapat dinetralkan dengan basa. Asam
karboksilat ditinjau secara struktur menyerupai aldehida dan keton karena
mengandung gugus karbonil. Perbedaannya adalah pada asam karboksilat
terdapat gugus hidroksil yang terikat pada karbon karbonil. Asam
karboksilat tergolong asam lemah karena hanya sedikit terionisasi dalam
air.
Asam karboksilat bersifat polar karena mempunyai dua gugus yang
bersifat polar yaitu hidroksil (-OH) dan karbonil (C=O). Oleh karena asam
karboksilat mampu membentuk ikatan hydrogen antar molekulnya
maupun dengan molekul lain, maka memiliki kelarutan yang tinggi
terutama untuk molekul kecil (asam karboksilat 1-4 karbon).
Sifat fisik karboksilat tidak hanya ditentukan oleh gugus karbonil,
tetapi gugus hidroksil pada karboksilat juga ikut berperan dalam
menentukan sifat fisik dari asam karboksilat. Karena adanya gugus
hidroksil maka asam karboksilat dapat membentuk sepasang molekul yang
saling berikatan melalui ikatan hydrogen antar gugus polar dari dua gugus
karboksil.
Dengan adanya dua ikatan hydrogen pada asam karboksilat, maka
asam karboksilat memiliki titik didih dan titik leleh yang relatif tinggi.
Titik didih suatu asam karboksilat berbanding lurus dengan massa
molekulnya. Asam karboksilat paling sederhana (asam metanoat) memiliki
kelarutan (dalam air) paling tinggi. Kelarutan asam karboksilat akan
semakin berkurang dengan bertambahnya atom karbon dalam molekul.
Asam karboksilat yang berwujud padat pada temperature kamar tidak
dapat larut dalam air.
Asam karboksilat berbeda dari alkohol dari segi derajat kemudahan
melepaskan ion hydrogen. Asam karboksilat termasuk asam lemah bila
dibandingkan dengan asam anorganik seperti asam klorida dan asam
sulfat. Namun, senyawa ini termasuk asam kuat bila dibandingkan dengan
golongan senyawa organic lainnya. Kekuatan asam karboksilat bergantung
pada keelektronegatifan gugus R dalam R-COOH. Semakin besar
keelektronegatifan gugus R, semakin mudah hydrogen mengion sehingga
semakin kuat asam itu. Semakin panjang rantai karbonnya, semakin lemah
sifat asamnya.
E. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1. Batang pengaduk Digunakan untuk
mengaduk larutan atau
untuk membantu
memindahkan larutan dari
satu wadah ke dalam
wadahlain.
2. Corong kaca Corong digunakan untuk
memasukan atau
memindah larutan dari satu
tempat ke tempat lain.

3. Gelas kimia Melarutkan suatu padatan,


untuk mencampurkan
cairan, dan untuk
memanaskan larutan
(Susanti, 2017).
4. Kaca arloji a. Menimbang bahan
kimia berwujud padat
dan kristal
b. Tempat mengeringkan
padatan
c. Sebagai penutup
5. Pinset Digunakan untuk menjepit
benda-benda berukuran
kecil atau jaringan.
6. Pipet Tetes Mengambil larutan atau
cairan dalam jumlah
sedikit (Susanti, 2017).

7. Pipet Ukur Menambahkan zat cair


dengan volume tertentu
yang dapat dilihat dari
skala pada saat
penambahan cairan
tersebut (Susanti, 2017).
8. Rak Tabung Digunakan sebagai tempat
meletakkan tabung reaksi
pada saat praktikum
mereaksikan bahan kimia
(Susanti, 2017).
9. Tabung Reaksi Mereaksikan larutan atau
cairan (Susanti, 2017).

b. Bahan
No. Nama Bahan Sifat Fisik Sifat Kimia
1. Asam Salisilat Rumus molekul: Reaksi esterifikasi: Dengan
C7H6O3 senyawa alkohol dapat
Wujud pada 1 atm 25℃ membentuk ester, misalnya
berupa padat, Kristal pada pembentukan metil
jarum. salisilat.
Titik didih: 255,85℃
Titik beku: 159℃ Dapat membentuk
(Halimah, 2014). salycilamide bila
direaksikan dengan aniline
(Halimah, 2014).
2. Fenol Rumus molekul: Bersifat toksik dan korosif
C6H5OH terhadap kulit dan pada
Titik didih: 181,75℃ konsentrasi tertentu dapat
 Pada suhu ruang menyebabkan gangguan
memiliki ciri fisik kesehatan manusia hingga
berupa kristal putih kematian pada organisme
dan perlahan (Retnoningrum, dkk,
berubah menjadi 2014).
berwarna merah
apabila terkena Fenol direaksikan dengan
paparan panas atau formaldehid akan
cahaya. membentuk resin novolak,
 Berbau manis yaitu monomethylol phenol
 Sukar larut dalam (Geza, 2019).
air pada suhu 0-65
℃ dan larut
sempurna pada
suhu di atas 65,3℃
.
 Sangat larut dalam
alkohol, benzene,
kloroform, eter,
dan semua jenis
pelarut organik
lainnya.
(Geza, 2019).
3. Etanol Bentuk: cair BM: 46,07
Tidak berwarna Mudah menguap, mudah
pH: 7,0 pada 10 g/l 20 terbakar, tidak berasap dan
℃ nyala api kebiru-biruan,
Titik lebur: -114,5℃ berat jenis lebih kecil dari
Titik didih: 78,3℃ berat jenis air. (Anggraini,
Kelarutan dalam air: 2017)
pada 20℃ tercampur
sepenuhnya. (Ronald,
2014)
4. Asam Asetat Cairan jernih tidak Mengandung tidak kurang
berwana, bau khas dari 36,0% dan tidak lebih
menusuk, rasa asam dari 37,0% b/b C2H4O2.
yang tajam. Dapat Dan mudah teroksidasi
bercampur dengan air, (Depkes RI, 2014).
dengan etanol dan
dengan gliserol
(Depkes RI, 2014).
5. Asam Benzoat Bentuk: serbuk Kristal  Hidrogenasi asam
putih benzoate dengan katalis
Berbau menyenangkan. nikel dan direaksikan
Rumus molekul: dengan NOHSO4
C7H6O2 menjadi kaprolaktam.
Titik leleh 122,4⁰C  Dengan katalis tembaga
(252,3F). oksidasi asam benzoate
Titik didih 249⁰C dapat menjadi fenol.
(480,6F).  Garam potassium dari
Sedikit/sulit larut dalam asam benzoate
air dingin. direaksikan dengan
Kelarutan dalam air CO2 pada kenaikan
2,9% @ 20⁰C suhu dan tekanan dapat
(Kholid dan Prawiranto, membentuk asam
2019). terepthalat.
(Huda, 2017)
6. Aquades Cairan jernih, tidak Bersifat netral, memiliki
berwarna, tidak berbau jumlah mineral yang
dengan titik didih sangat minim, dan tidak
100⁰C (Depkes RI, berbau (Sibuea, 2015).
2014).
7. NaOH 2 M  Putih atau praktis Senyawa ini bila di
putih, keras, rapuh reaksikan Dengan (HCl)
dan menunjukkan asam klorida akan
pecahan hablur. terbentuk garam dan air,
 Jika terpapar di bersifat iritan dan korosif
udara,akan cepat (Depkes RI, 2014).
menyerap karbon
dioksida dan
lembab.
 Massa melebur,
berbentuk pelet
kecil,serpihan atau
batang.
 Mudah larut dalam
air dan dalam etanol
(Depkes RI, 2014)
8. HCl 2 M Cairan tak berwarna Merupakan oksidator kuat,
atau gas berwarna bereaksi dengan
kuning kehijauan dan kebanyakan logam via
berbau merangsang. reaksi penggantian tunggal,
Dapat larut dalam alkali menghasilkan gas hidrogen
hidroksida, kloroform, dan logam sulfat.
dan eter (Depkes RI,
2014). Merupakan zat beracun
karsinogen (Depkes RI,
2014).

9. Kertas Lakmus Kertas lakmus adalah Setelah dicelupkan kertas


kertas yang lakmus biru dan merah
mengandung senyawa secara bersamaan di dalam
organik yang disebut suatu larutan, jika kertas
juga indicator, yaitu lakmus biru berubah
yang mempunyai warna menjadi
khusus pada pH tertentu merah menandakan larutan
(Saputra, 2020). bersifat asam, dan bila
kertas lakmus merah
berubah menjadi merah
menandakan bersifat basa.
Kertas lakmus adalah
kertas yang mengandung
senyawa organik yang
disebut juga indikator,
yaitu yang mempunyai
warna khusus pada pH
tertentu. Dengan
mengubah pH larutan,
maka warna indikator juga
dapat berubah dengan
sendirinya
(Saputra, 2020).
10. Kertas Indikator Indikator universal Suatu indikator universal
pH Universal merupakan campuran ada yang berupa larutan
berbagai indikator yang dan ada yang berupa
dapat menunjukkan pH kertas, biasanya terdiri dari
suatu larutan dari air, 1-propanol, garam
perubahan warnanya natrium fenolftalein,
indikator universal natrium hidroksida, metil
biasanya dijumpai di merah,garam mononatrium
laboratorium adalah bromotimol biru, dan
indikator universal garam mononatrium timol
dalam bentuk kertas, biru.
indikator ini terdiri dari
4 kertas untuk
menunjukkan pH
larutan atau zat dari 0
sampai dengan 14
(Achmad, 2015).

(Achmad, 2015)

F. PROSEDUR KERJA
1. Tes Keasaman Senyawa-Senyawa Organik

Disiapkan 7 buah tabung reaksi.

Pada tabung I dilarutkan 0,05 g asam benzoat dalam 10 mL aquades. Pada


tabung II larutkan 0,05 gram asam salisilat dalam 10 mL aquades dan pada
tabung III larutkan 0,05 g asam trikloro asetat dalm 10 mL aquades. Tes larutan
asam benzoat dan asam salisilat dengan kertas lakmus atau dengan indikator
universal.

Kemudian dibandingkan dengan keasaman air suling, fenol, etanol, dan asam
asetat.
2. Tes Kelarutan

Diambil 3 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung I diisi dengan
0,1 gram asam benzoat, tabung II dengan 0,1 gram asam salisilat, dan tabung
III dengan 0,1 gram fenol.

Ditambahkan larutan NaOH 2 M tetes demi tetes sampai asam–asam tersebut


larut. Hitung jumlah NaOH yang digunakan hingga ketiga sampel tersebut
larut. Ketika sudah larut, tambahkan kembali dengan HCl 2 M.

Diamati apa yang terjadi.

G. PENGAMATAN
1. Hasil Pengamatan
a. Tes Keasaman
Senyawa yang
No Pereaksi Tingkat Keasaman (pH)
diperiksa
Asam trikloro Indikator universal / 1
asetat kertas lakmus
Fenol Indikator universal / 4
kertas lakmus
Etanol Indikator universal / 6
kertas lakmus
Asam asetat Indikator universal / 0
1
kertas lakmus
Asam salisilat Indikator universal / 1
kertas lakmus
Asam benzoat Indikator universal / 2
kertas lakmus
Aquades Indikator universal / 7
kertas lakmus

b. Tes Kelarutan
No Senyawa yang diperiksa Pereaksi Hasil Pengamatan
1 Asam Benzoat NaOH & HCl Ketika di tambahkah
NaOH asam benzoat
larut dan tidak terjadi
perubahan warna.
Ketika ditambah HCl
tidak terjadi perubahan
warna.
Asam Salisilat NaOH & HCl Ketika ditambahkan
NaOH asam salisilat
larut dan tidak terjadi
perubahan warna.
Ketika ditambahkan
HCl terjadi perubahan
warna dari bening
menjadi warna kuning
seperti minyak.
Fenol NaOH & HCl Ketika ditambah NaOH
fenol larut dan terjadi
perubahan warna
menjadi ungu yang lebih
pekat. Ketika
ditambahkan HCl terjadi
perubahan warna
menjadi ungu muda.

2. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan


No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
1. Tes keasaman

2. Tes kelarutan a. Asam benzoate

(Sampel asam benzoat ditambahkan NaOH 2 M)


(Kemudian sampel asam benzoat ditambahkan HCl 2
M)
Pada asam benzoat ketika di tambahkah NaOH
asam benzoat larut dan tidak terjadi perubahan
warna. Ketika ditambah HCl tidak terjadi perubahan
warna.

b. Asam salisilat

(Sampel asam salisilat ditambahkan NaOH 2 M)

(Kemudian sampel asam salisilat ditambahkan HCl


2 M)
Pada asam salisilat ketika ditambahkan NaOH
asam salisilat larut dan tidak terjadi perubahan
warna. Ketika ditambahkan HCl terjadi perubahan
warna dari bening menjadi warna kuning seperti
minyak.
c. Fenol

(Sampel fenol ditambahkan NaOH 2 M)

(Kemudian sampel fenol ditambahkan HCl 2 M)


Pada fenol ketika ditambah NaOH fenol larut dan
terjadi perubahan warna menjadi ungu yang lebih pekat.
Ketika ditambahkan HCl terjadi perubahan warna
menjadi ungu muda.

3. Reaksi
a. Asam benzoate + NaOH
C6H5COOH + NaOH C6H5COONa + H2O
Natrium benzoate + Air + HCl
C6H5COONa + HCl C6H5COOH + NaCl

b. Asam salisilat + NaOH


C7H5O3 + NaOH C7H5O3Na + H2O
Natrium salisilat + Air + HCl
C7H5O3Na + HCl C7H6O3 + NaCl
c. Fenol + NaOH
C6H5OH + NaOH C6H5ONa + H2O
Sodium fenoksida + Air + HCl
C6H5ONa + HCl C6H5OH + NaCl
H. PEMBAHASAN
Asam karboksilat adalah turunan hidrokarbon yang mengandung
gugus karbonil. Asam karboksilat adalah suatu asam lemah dengan tetapan
asam (Ka) atau pKa (-log Ka) tertentu dengan persamaan ionisasi.
Keasaman adalah kecendrungan ionisasi, maka bila induksi
elektronegativitas makin besar senyawa tersebut makin asam (Ka makin
besar atau pKa makin kecil) artinya makin cenderung melepaskan proton
(H+).
Asam karboksilat bersifat polar karena mempunyai dua gugus yang
bersifat polar yaitu hidroksil (-OH) dan karbonil (C=O). Oleh karena asam
karboksilat mampu membentuk ikatan hydrogen antar molekulnya
maupun dengan molekul lain, maka memiliki kelarutan yang tinggi
terutama untuk molekul kecil (asam karboksilat 1-4 karbon).
Sifat fisik karboksilat tidak hanya ditentukan oleh gugus karbonil,
tetapi gugus hidroksil pada karboksilat juga ikut berperan dalam
menentukan sifat fisik dari asam karboksilat. Karena adanya gugus
hidroksil maka asam karboksilat dapat membentuk sepasang molekul yang
saling berikatan melalui ikatan hydrogen antar gugus polar dari dua gugus
karboksil.
Dengan adanya dua ikatan hydrogen pada asam karboksilat, maka
asam karboksilat memiliki titik didih dan titik leleh yang relatif tinggi.
Titik didih suatu asam karboksilat berbanding lurus dengan massa
molekulnya. Asam karboksilat paling sederhana (asam metanoat) memiliki
kelarutan (dalam air) paling tinggi. Kelarutan asam karboksilat akan
semakin berkurang dengan bertambahnya atom karbon dalam molekul.
Asam karboksilat yang berwujud padat pada temperature kamar tidak
dapat larut dalam air.
Cara pembuatan asam karboksilat adalah dengan reaksi hidrolisis
turunan asam karboksilat, reaksi oksidasi, dan reaksi Grignard. Pada
pereaksi Grignard, gas CO2 dialirkan ke dalam larutan eter yang berisi
pereaksi Grignard dan CO2 padat yang juga berfungsi sebagai pendingin
reaksi. Karbonasi pereaksi Grignard dalam eter, lalu dihidrolisis dan
menghasilkan asam karboksilat. Contoh reaksi hidrolisis turunan asam
karboksilat adalah ester, pada suasana asam akan menghasilkan asam
karboksilat dan alkohol. Namun jika reaksi hidrolisis dilakukan pada
suasana basa, maka disebut reaksi saponifikasi (penyabunan). Beberapa
reaksi oksidasi asam karboksilat antara lain oksidasi alkohol primer,
oksidasi rantai samping aromatic, dan oksidasi alkena. Oksidasi alkohol
primer dengan KMnO4 atau K2Cr2O7 akan menghasilkan asam
karboksilat. Oksidasi alkil benzene dengan katalis kalium bikromat dan
asam sulfat akan menghasilkan asam karboksilat.
Percobaan pertama yaitu tes keasaman dengan sampel asam
trikloroasetat, fenol, etanol, asam asetat, asam salisilat, asam benzoate, dan
aquades. Dari hasil percobaan didapat kan pH asam trikloroasetat bernilai
1, fenol bernilai 4, etanol bernilai 6, asam asetat bernilai 0, asam salisilat
bernilai 1, asam benzoate bernilai 2, dan aquades bernilai 7 (netral). Hal
ini tidak sesuai dengan teori. Menurut teori urutan keasaman senyawa
ialah asam trikloroasetat, asam salisilat, asam benzoat, asam asetat, fenol,
etanol, dan aquades. Kesalahan ini bisa terjadi karena beberapa factor
seperti kurangnya ketelitian atau penggunaan bahan jangka panjang
sehingga mengurangi kualitas dari bahan tersebut. Selain itu, hasil yang
kurang akuran dikarenakan menggunakan bahan yang keefektifan belum
pasti terjamin yaitu menggunakan pH indicator universal, jika lebih
menginginkan hasil yang akurat bisa menggunakan Ph meter untuk
mengukur tingkat keasaman.
Percobaan kedua yaitu tes kelarutan dengan sampel asam benzoate,
asam salisilat, dan fenol, juga dengan pelarut NaOH dan HCl. Tes
kelarutan ini berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan
terlarut atau tidak saat diberi NaOH dan HCl. Dalam percobaan, NaOH
ditambahkan terlebih dahulu karena asam karboksilat lebih mudah terlarut
dalam basa dan sulit larut dalam asam. Saat terbentuk RCOONa dan air,
kemudian ditambahkan dengan HCl maka akan terbentuk RCOOH dan
NaCl. Pada sampel asam benzoate ketika ditambahkan NaOH, asam
benzoate larut dan tidak terjadi perubahan warna. Pada asam salisilat saat
ditambahkan HCl terjadi perubahan warna dari bening menjadi berwarna
kuning minyak. Pada fenol ketika ditambahkan NaOH, fenol larut dan
terjadi perubahan warna menjadi ungu pekat dan saat ditambahkan HCl
terjadi perubahan warna menjadi ungu muda. Dari percobaan tersebut
dapat dikatakan bahwa ketiga sampel dapat larut.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Uji keasaman menggunakan kertas indicator pH universal
mendapatkan hasil yang kurang akurat/spesifik.
2. Pada uji kelarutan dapat dihasilkan bahwa sampel asam benzoate,
asam salisilat, dan fenol dapat larut dalam NaOH dan HCl.
J. DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, SP. A., Susy Y., & Mauritsius, M. S. 2017. Pengaruh pH
Terhadap Kualitas Produk Etanol dari Molasses Melalui Proses
Fermentasi. Jurnal Reka Buana. 2(2): 99-105.
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.
Geza, Y. A. 2019. Pra Rencana Pabrik Fenol dari Asam Benzoat dan
Udara Dengan Proses Oksidasi Kapasitas 50.000 Ton/Tahun.
Skripsi thesis, ITN Malang.
Halimah, N. 2014. Prarancangan pabrik Metil Salisilat Dari Metanol Dan
Asam Salisilat Kapasitas 9.500 Ton/Tahun. Doctoral dissertation.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Huda, A., Ir. Herry Purnama, M. T., Ph. D., & Ir. Haryanto AR., M. S.
2017. Prarancangan Pabrik Asam Benzoat Dengan Proses
Oksidasi Toluena dan Katalis Kobalt Asetat Kapasitas 40.000
Ton/Tahun. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kholid, I., & Prawiranto, Z. R. 2019. Prarancangan Pabrik Kimia Benzil
Alkohol Dari Hidrolisis Benzil Klorida Kapasitas 20.000
Ton/Tahun. Doctoral dissertation. Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Yogyakarta.
Muhammad, Ronald. 2015. Pengaruh Variasi Konsentrasi Bekatul Pada
Proses Produksi Etanol Menggunakan Singkong Karet (Manihot
glaziovii) dengan Metode Fermentasi Menggunakan
Saccharomyces cerevisiae. Skripsi. FKIP, Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu.
Pertiwi, Dian Eka. 2015. Laporan Praktikum Kimia Organik Dasar.
FMIPA, Kimia, Universitas Hasanuddin Makassar.
Retnoningrum, D. A., E Cahyono., & E Kusuma. 2014. Asetilasi Pada
Fenol Dan Anisol Menggunakan Anhidrida Asam Asetat Berkatalis
Zr4+-zeolit Beta. Jurnal Mipa, 37(2): 163-171.
Rifa’i, Achmad. 2015. Pembuatan Indikator Universal Alami Sebagai
Alternatif Praktikum Pada Pembelajaran Asam Basa di Sekolah
Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Skripsi. UIN Suska Riau.
Saputra, B. 2020. Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa
Menggunakan Model Pembelajaran React (Realating,
Experiencing, Applying, Cooperating, Transfering) Pada Materi
Asam Basa. Doctoral Dissertation. Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau.
Sibuea, F. S. Y. 2015. Ekstraksi Tanin dari Kluwak (Pangium edule R.)
Menggunakan Pelarut Etanol dan Aquades dan Aplikasinya
Sebagai Pewarna Makanan (Doctoral dissertation, Universitas
Negeri Semarang).
Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta: Kemenkes RI.
Yulianto, E., & Fitria F. H. 2018. Buku Ajar Kimia Organik: Asam
Karboksilat Berbasis Software Marvin Plus Refleksi. Semarang:
Unimus Press.
K. JAWAB SOAL
No
.
1. Soal Apa yang dimaksud asam karboksilat ? Berikan 10 contoh
struktur dari senyawa yang memiliki gugus fungsi asam
karboksilat beserta namanya!
Jawaban Asam karboksilat adalah turunan hidrokarbon yang
mengandung gugus karbonil. Contoh struktur senyawa yang
memiliki gugus fungsi asam karboksilat :
a. Asam Asetat

b. Asam Pentanoat
CH3-CH2-CH2-CH2-COOH
c. Asam Oksalat
HOOC-COOH
d. Asam Malonat
HOOC-CH2-COOH
e. Asam Suksinat
HOOC-CH2-CH2-COOH
f. Asam Gluarat
HOOC-CH2-CH2-CH2-COOH
g. Asam Adipat
HOOC-CH2-CH2-CH2-CH2-COOH
h. Asam Pimalat
HOOC-CH2-CH2-CH2-CH2-CH2-COOH
i. Asam Metanoat
j. Asam Etanoat

Referensi Mulyono. 2011. Konsep Dasar Kimia Untuk PGSD Edisi


Kedua. Bandung : UPI Press
Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
2. Soal Jelaskan sifat fisik dan kimia dari senyawa asam karboksilat
berantai pendek (C1-C5)!
Jawaban a. Asam metanoat (Asam format)
Sifat fisik :
Rumus molekul : CH2O2 atau HCOOH
Berat molekul : 46 Titik leleh : 8,4oC Titik didih :
100,8oC Suhu kritis : 307oC
Berat jenis : 1,226 g/ml
Sifat kimia :
 Mereduksi hidroksimetil amin menjadi senyawa
amina
 Bereaksi dengan olefin dengan adanya hydrogen
peroksida membentuk glikol format
b. Asam etanoat (Asam asetat)
Sifat fisik :
Cairan jernih tidak berwana, bau khas menusuk, rasa
asam yang tajam. Dapat bercampur dengan air, dengan
etanol dan dengan gliserol
Sifat kimia :
Mengandung tidak kurang dari 36,0% dan tidak lebih
dari 37,0% b/b C2H4O2. Dan mudah teroksidasi
c. Asam propanoat
Sifat fisik :
Berbentuk cair dan agak berminyak, berbau tengik agak
tajam (FDA, 1984) dalam bentuk garam, propionat
berbentuk bubuk berwarna putih, larut dalam air dan
alcohol. Titik didihnya 4.6°C pada tekanan 1mmHg,
85.8°C pada tekanan 100mmHg, 122.0°C pada tekanan
400 mmHg, dan 141.1°C pada tekanan 760 mmHg
Sifat kimia :
Kemurnian asam propionat lebih dari 99.5%. Asam
propionat sangat mudah menguap (volatile), sehingga
mudah hilang ketika produk makanan melalui proses
pengeringan.
d. Asam butanoat
Sifat fisik :
Berupa zat cair berbau tengik
Sifat kimia :
bila berikatan dengan etanol menjadi senyawa ester.
sebagai etil butirat yang memberikan bau sedap.
e. Asam pentanoat
Sifat fisik :
Senyawa yang memiliki bau yang tidak sedap berasal
dari akar tanaman Garden heliotrope
Sifat kimia :
Sintesis ester-ester yang sering dimanfaatkan dan
bersifat irritant
Referensi Mulyono. 2011. Konsep Dasar Kimia Untuk PGSD Edisi
Kedua. Bandung : UPI Press
Saputra, A. L., AR, I. H., & Rois Fatoni, S. T.
2017. Prarancangan Pabrik Asam Format Dengan
Proses Hidrolisis Metil Format Kapasitas 20.000
Ton/Tahun. Doctoral dissertation. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
3. Soal Jelaskan pengertian asam dan basa menurut :
a. Arrhenius
b. Bronsted Lowry
c. Lewis
Jawaban a. Arhennius
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang apabila
direaksikan dengan air menghasilkan ion hidrogen (H+)
atau ion hidronium (H3O+). basa merupakan suatu zat
yang apabila direaksikan dalam air akan menghasilakan
ion hidroksida (OH-).
b. Bronsted Lowry
Menurut Bronsted Lowry, asam adalah zat yang
memberikan proton (ion hidrogen, H+) pada zat lain.
Basa merupakan zat yang menerima proton dari asam.
Hal ini juga dapat dinyatakan bahwa asam adalah donor
proton dan basa adalah akseptor proton.
c. Lewis
Definisi asam-basa Lewis, Asam adalah zat yang dapat
menerima sepasang elektron untuk membentuk ikatan
kovalen. basa adalah zat yang dapat memberikan
sepasang elektron pada pembentukan ikatan kovalen.
Salah satu konsep asam dan basa menurut Lewis adalah
reaksi BF3 dan NH3
Referensi Rahmawati, Tika dan Partana, Crys Fajar. 2019.
Pengembangan Media Pembelajaran Kimia
Berbasis Android Ditinjau dari Hasil Belajar
Kognitif dan Efikasi Diri Peserta Didik. thesis.
Universitas Negeri Yogyakarta
4. Soal Tuliskan struktur dan nilai pka dari senyawa :
a. Asam trikloroasetat
b. Asam salisilat
c. Asam benzoat
d. Asam asetat
e. Fenol
f. Etanol
Jawaban a. Asam trikloroasetat

pKa = 0,77
b. Asam salisilat

pKa = 3,0
c. Asam benzoat

pKa = 4,2
d. Asam asetat

pKa = 4,7
e. Fenol
pKa = 9,98
f. Etanol

pKa = 15,9
Referensi Mulyono. 2011. Konsep Dasar Kimia Untuk PGSD Edisi
Kedua. Bandung : UPI Press
Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
5. Soal Bagaimana nilai pKa dan Ka dapat menjelaskan keasamaan
suatu senyawa!
Jawaban Nilai Ka yang besar menunjukkan asam kuat karena ini
berarti asam sebagian besar terdisosiasi menjadi ion-ionnya.
Nilai Ka yang kecil berarti sedikit asam yang terdisosiasi
sehingga disebut memiliki asam lemah.
pKa juga memberikan informasi yang sama tentang asam
seperti Ka, tetapi semakin kecil nilai pKa maka semakin
kuat asamnya dan semakin besar nilai pKa maka semakin
lemah asamnya.
Referensi Amelia, E., dkk. 2016. Pengukuran Konstanta Disosiasi
Asam Monoethanolamine Pada Suhu 30-60℃.
Teknoin. 22(7): 499-504.
6. Soal Apa yang dimaksud dengan resonansi? Berikan contohnya!
Jawaban Resonansi adalah pergeseran/delokalisasi pasangan electron
pada orbital pi dan atau pasangan electron bebas di antara
atom-atom yang berdampingan.
Referensi Dwiyanti, Geby, dkk. 2014. Kimia Organik 3. Tanggerang
selatan: Universitas Terbuka.
7. Soal Jelaskan bentuk resonansi dari ion asetat dan ion fenoksida!
Jawaban
a.       Resonansi dari ion asetat
Bentuk resonansi mesti valid berdasarkan struktur
Lewis, dan mematuhi aturan valensi normal. Struktur
resonansi sama halnya dengan struktur senyawa lain,
mesti sesuai aturan oktet. Contohnya seperti satu dari
resonansi ion asetat tidak valid karena atom karbonnya
mempunyai lima ikatan dan sepuluh elektron ikatan.

Muatan negatif  beredar sama rata di dua oksigen, yang


mengakibatkan setiap oksigen di ion karboksilat hanya
setengah muatan negatif. Ion asetat distabilkan dengan
resonansi dan hal ini membantu untuk pendorongan
kesetimbangan jauh ke kanan. Sehingga, akan banyak H +

yang tercipta dari asam asetat.

b.      Resonansi dari ion fenoksida

Delokalisasi membuat ion fenoksida lebih stabil dari


seharusnya sehingga fenol menjadi asam. Namun
delokalisasi belum membagi muatan dengan efektif.
Muatan negatif di sekitar oksigen tertarik pada ion
hidrogen dan membuat lebih mudah terbentuknya fenol
kembali. Sehingga fenol merupakan asam sangat
lemah. Akibat resonansi ini, maka kesetimbangan
bergeser arah pembentukan ion H . Hal ini tidak
+

terdapat pada alkoksida (ion alkohol). Dengan


demikian fenol memiliki keasaman yang lebih tinggi
dibandingkan dengan alkohol. Berdasarkan skema
resonansi ion fenolat di atas, ion fenolat sangat stabil
karena distabilkan oleh adanya struktur resonansi,
sehingga semakin sulit terjadinya reaksi kesetimbangan
atau terbentuknya kembali senyawa fenol semula.
Referensi Hadanu, R. (2019). Kimia Organik. Makassar: Leisyah.
8. Soal Menurut teori, asam asetat lebih asam daripada fenol dan
etanol namun tidak lebih asam daripada asam trikloroasetat,
mengapa demikian? Jelaskan!
Jawaban Asam asetat tidak lebih asam daripada asam trikloroasetat
karena pada struktur asam trikloroasetat tersusun dari 3
atom Cl yang memiliki nilai elektronegatif yang relatif
tinggi dibandingkan elektronegatif atom C. Semakin tinggi
nilai elektronegatif suatu atom, maka semakin asam. Hal
inilah yang membuat asam trikloroasetat lebih asam
daripada asam asetat.
Referensi Dwiyanti, G. (2014). Konsep Dasar Sifat Molekul. Kimia
Organik edisi, 7(3).
9. Soal Apa tujuan penambahan NaOH dan HCl pada uji kelarutan
dalam percobaan ini!
Jawaban NaOH berfungsi sebagai pelarut, karena merupakan pelarut
yang positif dalam mengidentifikasi senyawa asam karena
merupakan pelarut yang bersifat basa. HCl merupakan asam
kuat sehingga bisa menetralkan larutan (penetral larutan).
Referensi Riswiyanto. 2009. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
10. Soal Berdasarkan hasil pengamatan praktikum dan penjelasan
teori, urutkan tingkat keasaman dari asam salisilat, asam
benzoat, asam asetat, asam trikloroasetat, fenol dan etanol!
Jawaban Berdasarkan hasil pengamatan urutan tingkat keasamannya
sebagai berikut:
1. Asam asetat dengan pH = 0
2. Asam trikloroasetat dan asam salisilat dengan pH = 1
3. Asam benzoat dengan pH = 2
4. Fenol dengan pH = 4
5. Etanol dengan pH = 6

Berdasarkan penjelasan teori urutan tingkat keasaman


sebagai berikut:
1. Asam trikloroasetat
2. Asam salisilat
3. Asam benzoate
4. Asam asetat
5. Fenol
6. Etanol
7. Aquades
Referensi
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 1 Mei 2021


Asisten Praktikum, Praktikan,
Annisa Anugrah Putri Ralitza Diva Salsabilla
NIM. 1813015135 NIM. 2013016172

Anda mungkin juga menyukai