Anda di halaman 1dari 30

CIKOTOK BLOGGER

UNSUR-UNSUR GOLONGAN VI A

UNSUR-UNSUR GOLONGAN VI A

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Unsur dan Senyawa

Dosen Dwi Indah Suryani, M.Pd

Disusun oleh :

Dika Gumbira(2281142189)

Endang Rahmawati (2281142178)

Siti Amalia Afridatunisa (2281142559)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG BANTEN

2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul Unsur-Unsur Golong
an VI A. Tugas penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Unsur dan Senyawa.

Terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata, namun kar
ena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait. Pada kesempatan ini kami ingi
n mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Indah Suryani yang telah memberikan kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari isi maupun s
usunannya. Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnak
an makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Amiin.

Serang
, 15 September 2016

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR..................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan..................................................................... 2

BAB II ISI

A. Ciri-ciri umum unsur golongan VI A...................................... 3

B. Sifat-sifat kimia unsur golongan VI A.................................... 4

C. Keberadaan unsur golongan VI A di alam.............................. 6

D. Pembuatan Unsure golongan VI A......................................... 7

E. Kegunaan Unsur golongan VI A............................................ 9

F. Persenyawaan Unsur golongan VI A...................................... 10

G. Kestabilan (Jari-jari Atom, Energi Ionisasi dan

Afinitas Electron) Unsur Golongan VI A............................... 13

H. Sintesis Unsur Golongan VI A............................................... 17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 22

B. Saran........................................................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkup ilmu kimia dan kedudukan ilmu kimia sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam. Alam
, termasuk di dalamnya kerak bumi, udara, benda – benda angkasa dan sebagainya tersusun ata
s berbagai unsur dan senyawanya.

Golongan VIA atau yang biasa disebut dengan golongan kalkogen terdiri dari oksigen, sulfur, sel
enium, telerium dan polonium. Unsur-unsur tersebut memiliki beberapa perbedaan baik itu berda
sarkan sifat fisika, sifat kimia, maupun ikatannya. Perbedaan tersebut juga dapat mempengaruhi s
ifat kereaktifannya untuk membentuk persenyawaan dengan atom lain, sehingga dengan demikia
n terdapat juga perbedaan ikatannya dan kegunaannya.

Pemanfaatan unsur dan senyawa tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kelangsu
ngan hidup manusia dan alam sekitarnya. Untuk itu, kita harus mengenali bagaimana sifat – sifat
masing – masing unsur d an senyawanya tersebut, sehingga dalam memanfaatkannya kita dapa
t menghindari dampak negatif dari bahan tersebut.

Disini, akan dijelaskan tentang unsur – unsur yang terdapat pada golongan VI A. Akan dibahas
pula bagaimana kelimpahannya di alam, cara memperolehnya, sifat – sifatnya, kegunaannya dan
sebagainya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri-ciri umum unsur golongan VI A?

2. Bagaimana sifat-sifat kimia unsur golongan VI A?

3. Bagaimana keberadaan unsur golongan VI A di alam?

1
2

4. Bagaimana pembuatan unsur golongan VI A?

5. Apa sajakah kegunaan unsur golongan VI A?

6. Bagaimana persenyawaan unsur golongan VI A?

7. Bagaimana kestabilan unsur golongan VI A?

8. Bagaimana sintesis logam unsur golongan VI A?

C. Tujuan

1. Mengetahui ciri-ciri umum unsur golongan VI A?

2. Mengetahui sifat-sifat kimia unsur golongan VI A?

3. Mengetahui keberadaan unsur golongan VI A di alam?

4. Mengetahui pembuatan unsur golongan VI A?

5. Mengetahui kegunaan unsur golongan VI A?

6. Mengetahui persenyawaan unsur golongan VI A?

7. Mengetahui kestabilan unsur golongan VI A?

8. Mengetahui sintesis logam unsur golongan VI A?

BAB II
PEMBAHASAN

Kalkogen adalah unsur kimia golongan VIA dari tabel periodik. Golongan ini juga dikenal sebaga
i golongan oksigen. Golongan ini terdiri dari unsur oksigen (O), belerang (S), selenium (Se), telur
ium (Te), dan polonium (Po). Berdasarkan sifatnya, Oksigen, Sulfur dan Selenium bersifat non lo
gam. Telurium bersifat semi logam, sedangkan Polonium menunjukkan sifat logam dan juga bers
ifat radioaktif. Perubahan sifat ini yang menyebabkan titik leleh cenderung meningkat dari atas k
e bawah meskipun tidak teratur.

A. Ciri-Ciri Umum Unsur Golongan VI A:

1. Dapat membentuk anion X2- dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin sulit.

2. Kecuali O, dapat membentuk ikatan tetravalen atau heksavalen.

3. Dapat berikatan dengan F dengan membentuk XF6 dengan kecenderungan semakin ke


bawah semakin sulit.

4. Dapat membentuk asam lemah dengan berikatan dengan hidrogen dengan kecenderung
an semakin ke bawah semakin kuat.

5. Kecuali H2O, senyawa H2X bersifat racun dan berbau tak sedap.

6. Kecuali Te2O, senyawa H2X larut dalam air.

2. Sifat-Sifat Fisika dan Kimia

a. Sifat fisika golongan VIA

Sifat fisika dalam golongan VIA di tunjukan sebagai berikut :


Sifat keperiodikan

Se

Te

Po

Uuh

Nomor atom

16

34

52

84

116

Konfigurasi elektron

[He] 2s2

[Ne] 3s2

[Ar] 3d10

[Kr] 4d10

[Xe] 4f14

[Rn] 5f14

Valensi

2p4

3p4

4s2 4p4

5s2 5p4
5d10 6s2 6p4

6d10 7s2 7p4

Jenis

Nonlogam

Nonlogam

Nonlogam

Metaloid

Metaloid

Dugaan Logam

Wujud (25oC)

Gas

Padatan

Padatan

Padatan

Padatan

Dugaan padat di 298 K

Densitas (g/cm3) pada 20oC

0,001429

2,07

4,79

6,24

9,4

Belum diketahui

Titik leleh (oC)

-218,4

115,21
217

449,5

254

Belum diketahui

Titik didih (oC)

-182,7

444,6

684

989,9

962

Belum diketahui

Jari-jari atom (pm)

65

109

122

142

153

Belum diketahui

Energi ionisasi pertama (kJ/mol)

1.314

999

941

889

812

Belum diketahui

Energi ionisasi kedua (kJ/mol)


3.387

2.250

2.044

1.798

8.42

Belum diketahui

elektronegativitas

3,44

2,58

2,55

2,1

2,0

Belum diketahui

b. Sifat-sifat Kimia Unsur Golongan VI A

1. Reaksi Oksigen

a) Lithium

Lithium akan terbakar dengan nyala merah terang jika dipanaskan di udara. Logam ini bereaksi i
ni dengan oksigen dalam udara menghasilkan lthium oksida yang

berwarna putih. Jika bereaksi dengan oksigen murni, nyala biasanya lebih terang.

b) Natrium

Potongan-potongan kecil natrium terbakar di udara dan sering menimbulkan nyala yang sedikit l
ebih terang dari warna orange. Jika jumlah natrium yang lebih besar digunakan atau jika dibakar
di dalam oksigen maka akan menghasilkan nyala orange yang cemerlang. Terbentuk campuran
padatan antara oksida dan natrium peroksida.
c) Kalium

Potongan-potongan kecil kalium yang dipanaskan di udara cenderung hanya melebur dan denga
n cepat kembali menjadi campuran kalium peroksida dan kalium superoksida tanpa ada nyala ya
ng terlihat. Jika potongan-potongan kalium yang lebih besar dipanaskan, maka akan terbentuk n
yala berwarna pink kebiru-biruan.

d) Rubidium and cesium

Kedua logam ini terbakar di udara dan menghasilkan superoksida yaitu RbO2 and CsO2. Persam
aan reaksinya sama seperti persamaan reaksi untuk kalium.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa kedua superoksida ini berwarna orange atau kuning. Nyal
a yang terbentuk saat reaksi terjadi belum dicermati lebih lanjut. Anda tidak bisa memastikan ba
hwa nyala yang timbul dari pembakaran logam akan sama dengan warna nyala dari senyawa -se
nyawanya.

C. Keberadaan Unsur Golongan VI A di Alam

1. Oksigen

Oksigen dapat dihasilkan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Dapat ditemukan berlimpah
di sekitar matahari.Merupakan unsur gas yang menyusun 21% volume atmosfer dan dapat dipero
leh dengan cara pencairan dan penyulingan bertingkat.Terdapat dalam kandungan 49,2% berat p
ada lapisan kerak bumi. Di dalam laboratorium, oksigen dapat dibuat dengan elektrolisis air atau
dengan memanaskan KClO3 dengan MnO2 sebagai katalis.

2. Sulfur atau belerang

Belerang dapat terjadi secara alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis.Belerang y
ang berbentuk Sulfir dapat tersebar di alam sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, gara
m epsom, selestit, barit dan lain-lain.Belerang dapat dihasilkan secara bebas dari sumber mata ai
r hingga endapan garam yang melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat yaitu den
gan menggunakan proses Frasch, ketika air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air
untuk mencairkan belerang, lalu kemudian belerang tersebut terbawa ke permukaan.Belerang jug
a terdapat pada gas alam dan minyak mentah.

3. Selenium
Selenium ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka seperti kruksit dan klausthalit.Se
lenium dapat dihasilkan dari debu cerobong asap yang tersisa dari proses bijih tembaga sulfida.
Serta dapat dihasilkan dari pemurnian kembali logam anoda dari proses elektrolisis tembaga.Sele
nium juga dapat diperoleh dari memanggang endapan hasil elektrolisis dengan soda atau asam
sulfat, atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan soda dan niter (mineral yang mengan
dung kalium nitrat).

4. Telurium

Telurium dapat ditemukan di alam bebas yaitu dengan bentuk sebagai senyawa tellurida dari em
as (kalaverit) dan bergabung dengan logam lainnya.Telurium didapatkan secara bebas dari lumpu
r anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis tembaga panas.

5. Polonium

Polonium adalah unsur alam yang sangat jarang. Dalam bijih uranium hanya mengandung sekita
r 100 mikrogram unsur polonium per tonnya.Ketersediaan polonium hanya sekitar 0.2% dari radi
um.Para ahli menemukan bahwa ketika menembak bismut alam (209bi) dengan neutron, diperole
h 210bi yang merupakan induk polonium.Sejumlah milligram polonium dapat dihasilkan dengan
menggunakan tembakan neutron berintensitas tinggi dalam reaktor nuklir.

D. Pembuatan Unsur Golongan VI A

1. Belerang

Pembuatan belerang pertama kali dikembangkan pada tahun 1904 oleh Frasch yang mengemban
gkan cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada proses ini pipa lo
gam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai me
nyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan dimasukkan melalui pipa luar
, sehingga belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkec
il, sehingga terbentuk busa belerang yang keluar mencapai 99,5%.
8

2. Senyawa Asam Sulfat

Asam sulfat (H2SO4) dibuat dengan proses kontak. Belerang dibakar dalam udara kering di ruan
g pembakar pada suhu 100 °C. Gas yang dihasilkan mengandung kurang lebih 10% volume sulfu
r dioksida. Setelah didinginkan sampai 400 °C, kemudian dimurnikan dengan cara pengendapan
elektrostastik. Sulfur dioksida yang terbentuk kemudian dikonversi menjadi SO3 dengan menggun
akan vanadium (V) oksida. Reaksi yang terjadi adalah eksoterm. Reaksi dilakukan pada suhu 450
°C – 474 °C

2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) ΔH = -98 kJmol-1

Sulfur trioksida yang dihasilkan didinginkan kemudian dilarutkan dalam H2SO4 98%, sehingga me
nghasilkan asam 98,5% yang kemudian diencerkan dengan air melalui reaksi berikut ini.

SO3(g) + H2SO4(l) → H2S2O7(l)

H2S2O7(l) + H2O(l) → 2H2SO4(l)

Reaksi keseluruhan dapat ditulis seperti berikut.

H2O(l) + SO3(g) → H2SO4(l)

3. Unsur Oksigen

Oksigen dapat dibuat dengan beberapa cara, antara lain seperti berikut ini.

a) Penguraian katalik hidrogen peroksida (pembuatan di laboratorium).

2H2O2(g) → 2H2O(l) + O2(g)

b) Penguraian termal senyawa yang mengandung banyak oksigen.

2KMnO4(s) → K2MnO4(s) + MnO2(s) + O2(g)

2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)

2KNO3(s) → 2KNO2(s) + O2(g)

c) Reaksi antara peroksida dan air

2NaO2(s) + 2H2O(l) → 4NaOH(aq) + O2(g)


9

d) Oksigen dapat dibuat secara komersial dengan cara seperti berikut ini.

1) Distilasi bertingkat udara cair.

2) Elektrolisis air.

E. Kegunaan Unsur Golongan VI A

Berikut kegunaan unsur golongan VI A adalah;

sebagai udara pernafasan, Digunakan dalam tungku pada proses pembuatan baja, plastik, dan te
kstil, . Sebagai pendukung kehidupan pada pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar
angkasa, dan penyelaman,

Digunakan pada proses sintesis metanol dan ammonia, digunakan sebagai bahan bakar untuk m
enjalankan rudal dan roket.

Paling banyak digunakan untuk pembuatan asam sulfat, komponen serbuk senjata, untuk vulkanis
asi karet alam, dan fungusida.

Se

Untuk pembuatan fotosel, rectifier (mengubah arus ac menjadi dc), semikonduktor tipe p, fotoko
pi, industri gelas berwarna dan enamel, dan aditif pada stainless

Te

Semikonduktor, paduan dengan baja tuang, tembaga dan baja stainless, bahan tambahan untuk
mencegah korosi, keramik, dan pewarnaan gelas.

Po

Campuran dengan berilium sebagai sumber netron, dipakai untuk menghilangkan statis pada mill
tekstil, dipakai pada sikat untuk menghilangkan debu dari film fotografi.

10

F. Persenyawaan Unsur Golongan VI A

1. Oksigen
a. Reaksi Oksida

- Oksida-oksida sederhana, X2O

H2(g) + O2(g) → 2 H2O(g)

- Peroksida, X2O2

2 Na(s) + O2(g) → Na2O2(g)

- Superoksida, XO2

K2O2(g) + O2(g) → 2KO2(g)

2. Belerang

a. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan I A

2 K (l) + S (l) → K2S (l)

b. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan II A

Mg (l) + S (l) → MgS (l)

c. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan III A

2 Ag (l) + 3 S (l) → Ag2S3 (l)

d. Reaksi Belerang dengan unsur pada golongan I B s/d VIII B

2 Cu (l) + S (l) → Cu2S (l)

3. Selenium

a. Senyawa dengan khalkogen.

Selenium bereaksi dengan unsur oksigen menghasilkan selenium dioksida(SeO2):

Se(s) + O2(g) → SeO2 (s)

b. Senyawa dengan Halogen

Selenium bereaksi dengan fluorin untuk membentuk selenium heksafluorida:

Se(s) + 3 F2 (g) → SeF6(s)


11

c. Senyawa dengan logam (Selenida)

Senyawa selenium dimana selenium mempunyai bilangan oksidasi − 2. Sebagai contoh, reaksi de
ngan aluminum membentuk aluminum selenida. Berikut ini adalah reaksinya:

3Se(s) + 2 Al (s) → Al2Se3(s)

d. Reaksi Selenium dengan Logam Besi

Se(s) + Fe(s) → SeFe(s)

e. Selenium tidak bereaksi secara langsung dengan hidrogen, untuk mendapatkan hidroge
n selenida. Maka selenium direaksikan dengan logam untuk menghasilkan suatu selenida, dan ke
mudian direaksikan dengan air untuk menghasilkan H2Se.

contohnya:

3 Se(s) + 2 Al(s) → Al2Se3(s)

Al2Se3(s) + 6 H2O ⇌ 2 Al(OH)3(s) + 3 H2Se (aq)

f. Senyawa lainnya

Selenium bereaksi dengan sianida untuk menghasilkan selenosianat. Sebagai contoh:

KCN(aq) + Se(s) → KseCN(aq)

4. Telerium

Telurium memiliki kesamaan kimia dengan golongan unsur oksigen, sulfur, selenium, dan poloniu
m yaitu sama-sama golongan kalkogen. Bentuk senyawanya mirip dengan sulfur dan selenium. T
elurium memiliki bilangan oksidasi, +2, +4 dan +6, bilangan oksidasi yang umum +4. Contoh tel
urium yang memiliki bilangan oksidasi -2 adalah seng telurida (ZnTe) yang dibentuk melalui pem
anasan Telurium dengan Seng .

Zn (s) + Te (s) → ZnTe (s)

12

Reaksi Telurium :

a. Reaksi dengan Air (H2O)

TeO2 (s) + H2O (l) → H2TeO3 (aq)


Telurium dioksida bereaksi dengan air membentuk asam tellurous (H2TeO3).

Tellurium tidak bereaksi dengan air dalam keadaan di bawah normal

b. Reaksi dengan Udara (O2)

Te(s) + O2(g)TeO2(s)

Tellurium yang terbakar di udara membentuk tellurium dioksida (TeO2).

c. Reaksi dengan Halogen

Telurium juga bereaksi dengan unsur-unsur halogen Fluorin, Klorin, Bromin, dan Iodin (F, Cl, Br,
dan I ) membentuk tetrahalida pada keadaan yang terkontrol. Reaksinya adalah:

1) Pada suhu optimum dan pada tabung yang tertutup, telurium bereaksi dengan Fluorin,
Khlorin, Bromin, dan Iodin membentuk Telurium halida.

Te(s) + F2(g) ↔ TeF2(l)

Te(s) + Cl2(g) ↔ TeCl2(l)

Te(s) + Br2(g) ↔ TeBr2(l)

Te(s) + I2(g) ↔ TeI2(l)

13

2) Telurium bereaksi dengan gas fluorin pada T 150 ° C membentuk Telurium heksaflorida
.

Te(s) + 3 F2(g) ↔ TeF6(l)

3) Telurium bereaksi dengan unsur halogen membentuk telluriumtetrahalida.

Te(s) + 2F2(q) ↔ TeF4(s)

Te(s) + 2Cl2(q) ↔ TeCl4(s)

Te(s) + 2Br2(q) ↔ TeBr4(s)


Te(s) + 2I2(q) ↔ TeI4(s)

G. Kestabilan (Jari-Jari Atom, Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron) Unsur Golo
ngan VI A

1. Jari-jari atom

Jari-jari atom adalah ukuran dari suatu atom yang mana merupakan jarak antara d
ua inti dalam atom logam yang saling berdekatan atau dalam molekul diatomic. (Chang,2010). Ja
ri-jari atom juga dapat dikatakan jarak dari inti sampai kulit electron terluar. Jari-jari atom lebih
besar dari jari-jari ion positifnya. Pada ion positif terjadi pelepasan electron berarti pengurangan
jumlah kulit (umumnya terjadi pada atom logam). Jari-jari atom dipengaruhi oleh jumlah kulit at
om, jadi semakin bertambah kulit atom maka jari-jari atom semakin bertambah. Kemudian jika ju
mlah proton bertambah maka gaya tarik inti semakin kuat dan jari-jari atom semakin kecil.

Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal
ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangk
an

14

jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terlu
ar semakin kuat.

Dari kanan ke kiri jari-jari atom semakin besar begitupun dari atas kebawah. Jadi,
Jari-jari atom dan ion dari unsur Golongan VI A meningkat dari atas ke bawah dalam satu golo
ngan. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah kulit elektron (Anonymous, 2010).

Description: C:\Users\Macbook\Documents\jari-jari-atom-dan-energi-ionisasi-6-638.jpg

2. Afinitas Elektron

Afinitas electron adalah energi yang dilepaskan atau dibutuhkan oleh atom netral
dalam keadaan gas apabila menerima atau melepas satu elektron atau lebih untuk membentuk i
on negatif. Jika satu electron ditambahkan ke atom yang stabil dan sejumlah energi diserap mak
a afinitas elektronnya berharga positif dan jika dilepaskan energi maka afinitas elektronnya berha
rga negative. Jadi semakin positif afinitas elektronnya maka ion negatifnya semakin stabil. (Chang
,2010)
Unsur-unsur golongan ini memiliki afinitas elektron tinggi. Nilai menurunkan dari bel
erang ke polonium. Oksigen mempunyai afinitas elektron rendah. Hal ini disebabkan ukuran kecil
dari atom

15

oksigen sehingga awan elektron didistribusikan ke daerah kecil ruang dan karena itu menolak el
ektron masuk. Dengan demikian, afinitas elektron oksigen nilainya lebih kecil daripada yang lain (
Anonymous, 2010).

Jadi, afinitas electron pada unsur golongan VI A dari atas ke bawah semakin berta
mbah atau semakin besar.

Description: C:\Users\Macbook\Documents\tabel afinitas elektron[5].jpg

3. Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepas satu elektron yang terikat paling le
mah dari atom yang berbentuk gas untuk melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion b
ermuatan +1. Energi ionisasi erat hubungannya dengan jari-jari dan kestabilan. Semakin besar jari
-jari atom makin kecil energi ionisasinya dan semakin stabil suatu atom makin besar energi ionis
asinya.

Kecenderungan energi ionisasi dalam system periodic, yaitu dalam satu golongan dari atas ke ba
wah cenderung berkurang serta dalam satu periode dari kiri kekanan cenderung bertambah.

16

Energi ionisasi kelompok oksigen lebih kecil dibandingkan dengan kelompok nitrogen. Dari atas
ke bawah energi ionisasi menurun atu berkurang, dikarenakan jari-jari atomnya makin panjang s
ehingga gaya tarik inti elektron terluarnya makin kecil Energi ionisasi oksigen seharusnya lebih b
esar daripada N karena penurunan ukuran. Hal ini disebabkan nitrogen telah terisi lengkap seten
gah orbital dan konfigurasinya stabil karena konfigurasi setengah diisi dan terisi penuh. Sedangka
n O kurang stabil sehingga energi ionisasinya kecil (Anonymous, 2010).

Hal tersebut disebabkan ukuran dari unsur oksigen yang kecil,yang menyebabkan atom oksigen
lebih mudah menarik electron dari luar dibandingkan melepaskan electron terluarnya. Karena mu
dahnya menarik elekron dari luar menyebabkan afinitas elektron oksigen akan paling kecil jika di
bandingkan dengan unsur yang lain dalam satu golongan. Apabila menerima 2 elektron dari luar
maka atom oksigen akan semakin termampatkan.
Energi Ionisasi Pertama Unsur-unsur Golongan Utama

(kJ/Mol), di bawah simbol atomnya )

1312

He

2371

Li

520

900

Be

800

1086

1402

1314

1681

Ne

2080

Na

495,8

Mg

737,6
Al

5774

Si

786,2

1012

999,6

Cl

1255

Ar

1520

418,8

Ca

589,5

Ga

579,6

Ge

785,4

As

1015

Se

945

Br

1147
Kr

1352

Rb

493,2

Sr

55o,2

In

559

Sn

709,8

Sb

835,8

Te

873,6

1012

Xe

1172

Text Box: Tabel.2.5. energi ionisasi unsur periodik

17

4. Elektronegatifitas

Oksigen unsur kedua yang paling elektronegatif setelah fluor. Elektronegatifitas men
urun dari atas ke bawah dalam satu golongan karena peningkatan ukuran atom (Anonymous, 20
10)..

5. Karakter metalik dan non metalik


Oksigen, sulfur, selenium dan tellurium adalah non logam. Karakter non logam lebih
kuat dalam O dan S, sedangkan dalam Se dan Te lemah. Disisi lain lain Po berupa logam. Na
mun radioakif dan hanya berlangsung singkat (Anonymous, 2010).

H. Sintesis Unsur Golongan VI A

Unsur-unsur golongan VI A tidak mampu berdiri sendiri di alam, maka banyak ditemukannya dal
am bentuk sudah berikatan dengan unsur-unsur lain dengan membentuk senyawa agar bisa stab
il di alam. Berikut beberapa contoh sintesis unsur Golongan VI A (senyawa yang terbentuk dari
unsur-unsur golonganVI A).

1) Hidrida

Semua unsur membentuk kovalen hidrida. Air H2O, hydrogen sulfida H2S, hydrogen selenida H2
Se, hydrogen telurida H2Te, dan hidrogen polonida H2Po. Air merupakan cairan pada temperatu
r, tetapi yang lain tidak berwarna dan mengeluarkan gas yang beracun. Semua dapat dibuat dar
i unsur tetapi H2Te tidak. Pembuatan mudah H2S, H2Te, dan H2Se dengan mereaksikan asam
mineral pada logam sulfide, selenida, dan telurida, atau hidrolisis (Lee,1991):

FeS + H2SO4 → H2S + FeSO4

FeSe + 2HCl → H2Se + FeCl2

Al2Se3 + 6H2O → 3H2Se + 2Al(OH)3

Al2Te3 + 6H2O → 3H2Te + 2Al(OH)3

18

2) Oksohalida

Senyawa tionil

- Hanya S dan Se berbentuk oksohalida. Ada yang disebut tionil dan selenil halida, da
n diketahui (Lee,1991):

SOF2 SOCl2 SOBr2

SeOF2 SeOCl2 SeOBr2


- Tionil klorida SOCl2 merupakan uap cair yang tidak berwarna, titik didih 78oC, dan
biasanya disiapkan dengan cara(Lee,1991).:

PCl5 + SO2 → SOCl2 + POCl3

- Sebagian besar senyawa tionil mudah terhidrolisis dengan air, meskipun SOF2 bereak
si lambat (Lee,1991).

SOCl2 + H2O → SO2 + 2HCl

- SOCl2 digunakan oleh ahli kimia organik, dimana asam karboksilat diubah menjadi
asam klorida, dan digunakan untuk membuat logam klorida anhirat (Lee,1991).

SOCl2 + R-COOH → R-COCl + SO2

- Struktur oksohalida berupa tetrahedral dengan posisi menempati lone pair (Lee,1991).

Senyawa Sulfuril

- Sulfuril halide yang diketahui (Lee,1991):

SO2F2 SO2Cl2 SO2FBr SO2FCl SeO2F2

- Sulfuril klorida SO2Cl2 berupa uap cair yang tidak berwarna, titik didih 69oC , dan
dibuat dengan reaksi langsung pada SO2 dan Cl2 dengan adanya katalis. Dengan menggunak
an agen klorinasi. Sulfuril klorida berupa gas dan hidrolisis dengan air. Sulfuril fluorida berupa g
as dan tidak terhidrolisis air, tetapi uap klorida dalam kelembaban udara dan hidrolisis dengan a
ir. Sulfuril halida memiliki struktur tetrahedral terdistorsi. Sulfuril dianggap sebagai turunan H2SO4
, kedua gugus OH digantikan

19

dengan halogen. Jika satu gugus diganti, terkandung asam halosulfurik (Lee,1991).

FSO3H ClSO3H BrSO3H

- Asam fluorosulfurik membentuk banyak garam, tetapi asam klorosulfurik tidak terbent
uk dan digunakan agen kloronasi pada kimia organik (Lee,1991).

3) Oksida

Oksigen memiliki kelektronegatifan nomor dua setelah fluorin. Hasilnya, oksigen memiliki bilangan
oksidasi negatif dalam semua senyawanya kecuali dengan fluorin, OF2 dan O2F2 . Bilangan oksi
dasi -2 merupakan yang paling umum. Senyawa dengan bilangan oksidasi -2 disebut oksida.
Non logam membentuk oksida kovalen. Kebanyakan oksida terebut adalah molekul sederhana de
ngan titik leleh dan titik didih rendah. SiO2 dan B2O3 memiliki struktur polimer. Oksida non log
am berkombinasi dengan air membentuk asam oksi. Contoh, belerang dioksida dilarutkan dalam
air menghasilkan asam sulfit.

SO2 (g) + H2O (l) → H2SO3 (aq)

Reaksi yang mirip terjadi pada SO 3 membentuk H2SO4 , CO2 membentuk asam karbonat, H2C
O3 . Oksida yang bereaksi dengan air membentuk asam disebut anhidrida asam atau oksida asa
m. Beberapa oksida non logam terutama oksida dengan non logam dalam keadaan oksidasi ren
dah, seperti N2O, NO dan CO tidak bereaksi dengan air sehingga bukanlah anhidrida asam.

Oksida logam bersifat ionik. Oksida ionik yang dilarutkan dalam air dan membentuk hidroksida d
isebut anhidrida basa atau oksida basa. Barium oksida (BaO) bereaksi dengan air membentuk ba
rium hidroksida [Ba(OH) 2 ]. Jenis reaksi seperti ini terjadi dikarenakan sifat

20

ion O2- yang sangat basa dan mengalami hidrolisis virtual sempurna dalam air.

O2- (aq) + H2O (l) → 2OH – (aq)

Oksida ionik yang tidak larut dalam air mudah larut dalam asam kuat. Contohnya Besi (III) oksid
a mudah larut dalam asam:

Fe2O3 (s) + 6H + (aq) → 2 Fe3+ (aq) + 3H2O (l)

Reaksi ini digunakan untuk menghilangkan karat (Fe2O 3 .nH 2 O) pada besi atau baja sebelum
dilindungi dengan pelapisan seng atau timah. Oksida yang memiliki sifat asam maupun basa di
sebut amfoter. Jika suatu logam membentuk lebih dari satu oksida, karakter basa dari oksida ber
kurang apabila bilangan oksidasi logam naik, seperti yang diilustrasikan dalam Tabel 4.

4) Peroksida dan Superoksida

Senyawa yang memiliki ikatan O-O dan oksigen berada dalam keadaan oksidasi -1 disebut perok
sida. Oksigen yang memiliki bilangan oksidasi -1/2 dalam O2- disebut ion superoksida.

Logam-logam paling aktif (K, Rb, dan Cs) bereaksi dengan O2 menghasilkan superoksida (KO2 ,
RbO2 dan CsO2 ), sementara dengan logam aktif didekatnya (Na, Ca, Sr dan Ba) bereaksi

membentuk peroksida (Na2O2 , CaO2 , SrO2 dan BaO2 ). Logam yang kurang aktif menghasilka
n oksida biasa. Apabila superoksida dilarutkan dalam air, dihasilkan O2 .

KO2 (s) + 2 H2O (l) → 4 K + (aq) + 4 OH – (aq) + 3 O2 (g)


21

Hidrogen peroksida merupakan peroksida yang paling umum dan penting secara komersial. Struk
tur H2O2 diperlihatkan pada Gambar 7.9. Hidrogen peroksida pekat merupakan senyawa

yang berbahaya karena sangat reaktif, terdekomposisi secara eksotermik menghasilkan air dan ga
s oksigen.

Hidrogen peroksida dijual sebagai pereaksi kimia dalam lautan akua hingga 30% massa. Larutan
yang mengandung 3% massa H2O2 dijual ditoko obat dan digunakan sebagai antiseptik.

Ion peroksida juga merupakan by-produk metabolisme yang dihasilkan dari reduksi O2 . Tubuh
menghasilk spesi reaktif ini dengan bantuan enzim seperti peroksidase dan katalase.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ciri-ciri umum unsur golongan VI A

- Dapat membentuk anion X2- dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin suli
t.

- Kecuali O, dapat membentuk ikatan tetravalen atau heksavalen.

- Dapat berikatan dengan F dengan membentuk XF6 dengan kecenderungan semakin


ke bawah semakin sulit.

- Dapat membentuk asam lemah dengan berikatan dengan hidrogen dengan kecender
ungan semakin ke bawah semakin kuat.

- Kecuali H2O, senyawa H2X bersifat racun dan berbau tak sedap.

- Kecuali Te2O, senyawa H2X larut dalam air.

2. Sifat-sifat kimia unsur golongan VI A

- Reaksi dengan unsur logam alkali

- Reaksi dengan air

- Reaksi oksida, peroksida, superoksida

- Reaksi dengan asam-asam encer

3. Keberadaan unsur golongan VI A

Unsur golongan VI A yang banyak ditemukan di alam adalah O, sedangkan yang sulit ditemui a
dalah Uuh.

4. Pembuatan unsur golongan VI A

Unsur golongan VI A dapat dibuat dari beberapa cara, diantaranya yaitu; Proses Frasch, elektroli
sis, distilasi, dll.

22

23

5. Kegunaan unsur golongan VI A


Kegunaan unsur golongan VI A sangat beragam, mulai dari bahan respirasi/pernafasan, pembuat
an fotosel, penggunaan bahan komponen serbuk senjata, bahan tambahan untuk mencegah kor
osi, pewarnaan gelas, dll.

6. Persenyawaan logam alkali

Unsur golongan VI A biasanya bereaksi dengan air, logam, halogen, asam.

7. Kestabilan (jari-jari atom, energi ionisasi dan afinitas elektron) logam alkali.

Unsur golongan VI A cenderung tidak stabil dialam karena sifatnya yang reaktif (mudah bereaksi
). Hal tersebut terjadi karena ukuran jari-jari atom yang besar sehingga nilai energi ionisasi dan
afinitas elektronnya kecil.

8. Sintesis logam

Karena sifatnya yang reaktif dan tidak stabil, maka banyak ditemukannya dalam bentuk sudah be
rikatan dengan unsur-unsur lain dengan membentuk senyawa agar bisa stabil di alam. Contohny
a, yaitu: SOF2, SO2Cl2 , SOCl2,

B. Saran

Unsur-unsur yang ada di alam semesta belum semuanya teridentifiaksi baik sifat maupun keguna
annya untuk itu bagi pembaca teruslah gali pengetahuan setingg-tingginya. Selain itu unsur yan
g sudah diketahui manfaatnya gunakanlah sebijak mungkin sesuai dengan peruntukkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung: Citra Aditya Bakti
Anonim, 2014. [Online] terdapat pada http://ondeshare.blogspot.co.id [ diakses pada tanggal 19 s
epetember 2016 pukul 16:45]

Anonim. Unsur-unsur Golongan VI A.[Online] terdapat pada : https://www.academia.edu/1060893


9/UNSUR-UNSUR_GOLONGAN_VI_A?auto=download[diakses pada tanggal 19 september 2016 puk
ul 16:67]

Brady, James E. (1999). Kimia Universitas Atas & Struktur, Jilid 2. Tangerang: Binarupa Aksara.

Icul, uswa. 2013. http://bloguswaelubaisy.blogspot.co.id/2013/04/kimia-unsur-golongan-vi-te-po-dan


-uuh.html. [Diakses pada tanggal 20 September 2016]

Setianingsih, tutik. 2010. Artikel “Golongan VI A”. https://kyoshiro67.files.wordpress.com/2010/04/via


.pdf. [Diakses pada tanggal 20 September 2016]

24

Anul Rujani di 16.55

Berbagi

Tidak ada komentar:


Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Anul Rujani

Foto saya

CIKOTOK, BANTEN, Indonesia

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai