Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KIMIA

UNSUR-UNSUR GOLONGAN ALKALI

Disusun Oleh:
Kelompok 1, Kelas XII MIPA 2
Aisyah Flinia D. P. Z. A. (01)
Angelica Immanuela N. (03)
Meisessa Nur Ainisia (21)
Rafi Ihya Azzaky (24)
Rio Yudi Prasetya (27)
Salvia Shiva Yoanda (30)

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


JALAN SUHUD NOSINGO NO. 1, KOTA MADIUN
KODE POS: 63132, TLP. (0351)453448
Website: http://www.sma6madiun.sch.id
Email: sman6madiun@yahoo.com

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
"Makalah Kimia Unsur-Unsur Kimia Golongan Utama" tepat pada waktunya.
Adapun tujuan kami membuat laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
pelajaran kimia. Selain itu, makalah ini dapat menambah ilmu dan memperluas wawasan
terkait unsur kimia golongan utama bagi seluruh pembaca maupun bagi penulis sendiri.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tintin Dwi
Sumarni, S.Pd., M.Pd., selaku guru mata pelajaran kimia yang telah membimbing kami
dalam penulisan makalah ini. Tidak lupa, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran penulisan makalah kali ini sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan.
Dengan adanya makalah ini, kami berharap agar pembaca dapat memahami berbagai
hal terkait unsur kimia golongan utama, sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
orang. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dapat diberikan kepada kami agar
dapat membantu kesempurnaan laporan ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL..................................................................................................................i
DAFTAR ANGGOTA
KELOMPOK.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar
Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Sifat-sifat Umum Unsur Golongan
alkali............................................................................3
B. Kecenderungan Unsur Golongan
alkali...............................................................................3
C. Kelimpahan Unsur Golongan
alkali....................................................................................3
D. Kelimpahan Unsur Golongan
alkali....................................................................................4
E. Senyawa
Hidrida.............................................................................................................5
F. Manfaat Unsur dan Senyawaannya Golongan
alkali...........................................................5
G. Reaksi-Reaksi Unsur golongan
alkali..................................................................................7
BAB III
PENUTUP...................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
iii
B. Saran...............................................................................................................................8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Unsur di definisikan sebagai suatu zat yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi
zat lain. Unsur berdasarkan sifatnya, dibedakan atas tiga macam, yaitu unsur logam,
nonlogam dan semi logam (metaloid). Dalam sistem periodik, unsur digolongkan
kedalam 18 golongan, penggolongan ini didasarkan atas kulit elektron yang dimiliki
setiap unsur.
Unsur logam terdiri atas beberapa golongan diantaranya golongan alkali, alkali
tanah, golongan 12, golongan 13, golongan 14 dan golongan 15. Unsur golongan
utama merupakan kelompok unsur-unsur di golongan alkali pada tabel periodik yang
terdiri atas Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs) dan
Fransium (Fr). Disebut sebagai unsur golongan alkali karena oksida-oksida pada
golongan tersebut mudah bereaksi dengan air sehingga menghasilkan larutan yang
bersifat basa kuat.
Unsur golongan alkali hanya memiliki 1 elektron pada kulit terluarnya atau
sering disebut dengan valensi 1. Unsur golongan alkali juga memiliki kemampuan
melepaskan elektron pada kulit terluarnya (bersifat elektropositif) sehingga
membentuk ion yang bermuatan +1 atau dapat juga bertindak sebagai kation.
Unsur golongan alkali yang terdiri atas Hidrogen (H), Litium (Li), Natrium
(Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Cesium (Cs) dan Fransium (Fr) ini memiliki
berbagai sifat umum maupun sifat khusus di setiap unsur-unsurnya. Bukan hanya dari
segi sifat, unsur golongan alkali juga memiliki berbagai kecenderungan serta berbagai
reaksi yang dapat terjadi. Adanya berbagai sifat, kecenderungan, serta reaksi yang
terdapat dalam unsur golongan alkali dapat menjadi acuan kita dalam memahami
unsur-unsur alkali, hal inilah yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat-sifat umum unsur golongan alkali?
2. Bagaimana kecenderungan unsur golongan alkali?
3. Bagaimana kelimpahan unsur golongan alkali?
4. Bagaimana reaksi pembuatan unsur golongan alkali?
5. Apa saja jenis-jenis senyawa hidrida?
1
6. Apa manfaat unsur dan senyawaan golongan alkali?
7. Apa saja reaksi-reaksi yang terjadi pada unsur golongan alkali?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat-sifat umum unsur golongan alkali
2. Untuk mengetahui kecenderungan unsur golongan alkali
3. Untuk mengetahui kelimpahan unsur golongan alkali
4. Untuk mengetahui reaksi pembuatan unsur golongan alkali
5. Untuk mengetahui jenis-jenis senyawa hidrida
6. Untuk mengetahui manfaat unsur dan senyawaan golongan alkali
7. Untuk mengetahui saja reaksi-reaksi yang terjadi pada unsur golongan alkali

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat-sifat Umum Unsur Golongan alkali


Ada beberapa sifat umum senyawa unsur golongan alkali yaitu persifatan yang
berkaitan dengan sifat kimianya, meliputi karakter ionik, kestabilan anion-anion besar
bermuatan rendah, hidrasi ion, dan kelarutan sebagaimana yang diuraikan berikut ini:
1. Karakter Ionik
Ion unsur golongan alkali selalu mempunyai tingkat oksidasi +1, sebagian besar
senyawanya berupa padatan ionik dan stabil. Senyawanya tidak berwarna kecuali
dengan anion yang berwarna, seperti kromat dan permanganat.
2. Hidrasi Ion
Semakin tinggi densitas muatan ion, semakin kuat ion terhidrasi. Karena logam
unsur golongan alkali mempunyai densitas yang sangat rendah daripada densitas
logam-logam pada umumnya, maka energi hidrasi senyawa unsur golongan alkali
juga sangat rendah. Untuk ion Li+ misalnya mempunyai energi hidrasi sebesar
519 Kj/mol, sedangkan untuk Mg2+ energinya 1920 Kj/mol. Kecenderungan
energi hidrasi ini akan semakin mengecil dengan naiknya jari-jari ion.
3. Kelarutan
Sebagian besar senyawa unsur golongan alkali larut dalam medium air, walaupun
kelarutannya berbeda-beda. Contohnya, larutan jenuh litium klorida (LiCl) yang
mempunyai konsentrasi 14 mol L-1, namun larutan jenuh litium karbonat
(Li₂CO₃) mempunyai konsentrasi 0,18 mol L-1.
Kelarutan garam alkali dalam air sangat besar sehingga bermanfaat sebagai
pereaksi dalam laboratorium. Namun demikian, kelarutan ini sangat bervariasi.
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energi
kisi, entalpi hidrasi kation dan anion bersama dengan perubahan entropi yang
bersangkutan.
Sebagian besar senyawa alkali larut dalam air, sehingga uji pengendapan mungkin
dapat dipakai untuk identifikasi. Setiap unsur golongan alkali menghasilkan warna
nyala yang memiliki karakteristik, apabila senyawa alkali dimasukkan ke dalam
nyala api yaitu merah muda (Litium), kuning (Natrium), lilac (Kalium), merah-
violet (Rubidium) dan biru (Cesium). Energi tertentu nyala api diserap oleh
elektron-elektron dalam atom logam hingga terjadi eksitasi dan kembalinya
3
elektron ke peringkat dasar untuk membebaskan energi nyala yang khas, sesuai
dengan energi transisi elektronik atom logam yang bersangkutan. Jadi, setiap atom
unsur golongan alkali mengalami transisi elektronik yang unik bagi
dirinya sendiri.

Selain sifat kimia, unsur golongan alkali juga memiliki karakteristik berupa sifat
fisiknya, yaitu:
H Li Na K Rb Cs Fr
Nomor atom 1 3 11 19 37 35 87
Konfigurasi elektron 1S1 2s1 3s1 4s1 5s1 6s1
Massa atom relatif (Ar) 1,00 6,941 22,9898 39,102 85,4678 132,9055
Titik leleh (K) 13,86 454 371 336 312 302 300
Kerapatan (g/cm3) 0,07 0,53 0,97 0,86 1,59 1,90
Entalpi peleburan 3,01 2,59 2,30 2,18 2,09
(kJ/mol)
Titik didih (K) 20,13 1604 1163 1040 975 960 950
Entalpi penguapan 0,458 133 90 77,5 69,1 65,9
(kJ/mol) 1
Energi Ionisasi pertama 1312, 519 498 418 401 376 380
(kJ/mol) 0
Keelektronegatifan 2,2 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7 0,7
Jari-jari kovalen/pm 134 154 196 211 225
Jarijari ion/pm (M+) 1,46 60 95 133 148 169 1194
Potensial elektroda -3,20 -2,71 -2,93 -2,93 -2,92
stabdard (V)
Entalpi hidrasi M+ -519 -407 -322 -301 -276
(kJ/mol)
Daya hantar molar 38,7 60,1 73,5 77,8 77,3
(ohm-1cm2mol-1)
Jumlah isotop dialam 2 1 3 2 1

B. Kecenderungan Unsur Golongan alkali


Semua logam unsur golongan alkali (Li, Na, K, Rb, Cs dan Fr) terlihat
mengkilat, berwarna keperakan, mempunyai konduktivitas listrik dan panas yang
tinggi. Unsur golongan alkali bersifat sangat lunak, artinya semakin naiknya nomor
4
atom akan membuat unsur semakin lunak. Sebagian besar logam mempunyai titik
leleh yang tinggi tetapi alkali mempunyai titik leleh rendah dengan naiknya nomor
atom.
Kelunakan dan kerendahan titik leleh logam unsur golongan alkali dapat
dikaitkan dengan sangat lemahnya ikatan metalik dalam unsur-unsur ini. Entalpi
atomisasi logam-logam umumnya berharga 400-600 kJ mol-1, tetapi logam unsur
golongan alkali memiliki nilai lebih rendah (78-162 kJ mol-1).
1. Elektronegativitas
Pada unsur golongan alkali, dari atas ke bawah dalam sistem periodik,
elektronegativitas semakin berkurang. Hal ini disebabkan ukuran atom (jari-jari
atom) makin besar sehingga elektron valensi menjauh dari inti logam. Akibatnya
atom kurang tertarik ke inti logam. Walaupun dari atas ke bawah muatan inti
bertambah namun pengaruh pertambahan muatan inti ini kalah oleh pengaruh
pertambahan ukuran atom.
2. Bersifat lunak
Unsur golongan alkali hanya mempunyai satu elektron valensi yang terlibat dalam
pembentukan logam. Oleh karena itu, Unsur golongan alkali memiliki energi
kohesi yang kecil sehingga bersifat lunak. Dalam sistem periodik dari atas ke
bawah pada unsur golongan alkali energi kohesinya kecil sehingga bersifat
semakin lunak.
3. Titik leleh dan titik didih
Pada unsur golongan alkali, dari atas ke bawah dalam sistem periodik suatu titik
didih dan titik leleh mengalami penurunan (lebih mudah meleleh dan menguap).
Sifat ini merupakan pengaruh dari ukuran atom yang semakin besar sehingga
kekuatan ikatan logam semakin lemah dan atom-atom lebih mudah terpisah
membentuk wujud cair serta menguap membentuk gas.
4. Mempunyai kilap serta penghantar listrik dan panas yang baik
Unsur-unsur golongan alkali memiliki ciri khusus logam yaitu mempunyai kilap
serta merupakan penghantar listrik dan panas yang baik. Kilap disebabkan oleh
elektron unsur golongan alkali jika terkena energi (dalam hal ini yang dimaksud
energi cahaya) akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi (terkesitasi)
kemudian akan kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan energi cahaya.
Sifat penghantar listrik dan panas disebabkan oleh atom-atom unsur golongan

5
alkali yang membentuk ikatan logam sehingga elektron valensinya bergerak dan
dapat menghantarkan listrik maupun panas.
5. Energi ionisasi
Jari-jari atom pada unsur golongan alkali dari atas ke bawah dalam sistem
periodik akan semakin besar sesuai dengan pertambahan jumlah kulitnya.
Semakin banyak jumlah kulitnya, maka semakin besar jari-jari atomnya. Semakin
besar jari-jari atom aka daya tarik antara proton dan elektron terluarnya semakin
kecil, sehingga energi ionisasinya pun menjadi kecil.

C. Kelimpahan Unsur Golongan alkali


1. Hidrogen
Pertama kali hidrogen dikenal sebagai unsur oleh ahli kimia Inggris bernama
Henry Cavendish (1731-1800). Hidrogen merupakan unsur yang paling banyak di
alam, ada sekitar 93% apabila dihitung sebagai atom. Unsur inti merupakan zat
penting di atmosfer matahari sebagai bahan bakar bintang untuk membangkitkan
energinya. Di dalam bumi jumlah hidrogen relatif sedikit, kira-kira sekitar 3%
sebagai atom atau 0,14% sebagai mass aini karena gravitasi bumi kurang kuat
mengikat hidrogen ketika planet terbentuk.
Hidrogen juga merupakan unsur yang penting dalam zat organik. Zat organik ini
termasuk makhluk hidup, baik hewan maupun tumbuh-tumbuhan, serta minyak
bumi dan gas alam.
2. Litium
Sekitar 0,005% kelimpahan unsur litium terdapat di kerak bumi. Biji yang paling
umum sebagai sumber litium adalah podumene, petalite, dan lepidalite. Litium
juga bisa diperoleh dari air laut. Dengan menguapkan air laut akan meninggalkan
padatan garam. Padatan inilah yang mengandung garam (NaCl), kalium klorida
(KCl), dan litium klorida (LiCl).
3. Natrium
Natrium terdapat di lapisan bumi sekitar 23.000 ppm, di air laut sekitar 10.500
ppm, dan matahari sekitar 1.910.000 relatif terhadap H=1exp12.
Natrium banyak ditemukan di berbagai mineral logam misalnya sebagai NaCl,
Amphibole, Kriolit, Soda niter, dan Zeolit. Natrium juga banyak terdapat di
bintang yang ada diluar angkasa berdasarkan spektra garis D-nya dan bertanggung
jawab terhadap cahaya.
6
4. Kalium
Kalium merupakan logam ketujuh paling banyak yang terkandung sebanyak 2,1%
di dalam kerak bumi. Beberapa mineral kalium tidak terlarut dalam air dan unsur
kalium sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut. Mineral-mineral
tertentu, seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite ditemukan di danau
purba dan dasar laut yang membentuk deposit, dimana kalium dan garam-
garamnya dengan mudah dapat diambil. Kalium juga ditemukan di samudra tetapi
dalam jumlah yang lebih sedikit ketimbang natrium.
Kelimpahan di kerak bumi sekitar 2.1% berat dan 1,6% mol. Kalium memiliki 20
isotop yang setengah hidupnya diketahui dengan nomor massa 35 sampai 54.
Secara alami kalium adalah campuran dari tiga isotop dan ditemukan dalam
persentase 39 K (93,6%), 40 K (0,01% ), dan 41 K (6,7%).
5. Rubidium
Rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang paling banyak ditemukan di kerak
bumi. Rubidium terdapat di pollucite, leucite, dan zinnwaldite, terkandung sekitar
1% dan dalam bentuk oksida. alkali ditemukan dilepidolite sebanyak 1.5% dan
diproduksi secara komersil dari bahan ini.
6. Cesium
Cesium banyak terdapat di alam pada lapisan-lapisan batuan, dan dalam bentuk
mineral seperti pollux (pollucit), lepidotite, carnallite, dan feldspar.
Kelimpahan senyawa cesium meliputi:
a. Cesium bikarbonat (CsHCO₃)
b. Cesium karbonat (Cs₂CO₃)
c. Cesium kromat (Cs2CrO4)
d. Cesium klorida (CsCl)
e. Cesium fluoride (CsF)
f. Cesium Hidrida (CsH)
7. Fransium
Unsur fransium merupakan salah satu unsur terlangka. Keberadaannya di bumi
sekitar kurang dari satu ons dan dapat ditemukan pada mineral-mineral uranium
dalam kerak bumi. Hal ini disebabkan karena fransium merupakan unsur yang
tidak stabil, sehingga mempunyai waktu paruh yang singkat. Namun, alkali juga
bisa dibuat secara buatan dengan membombardir thorium dengan proton-proton.

7
D. Reaksi Pembuatan Unsur Golongan alkali
1. Hidrogen
Merupakan unsur yang melimpah di bumi dalam bentuk gas diatomik H ₂. Akan
tetapi, gas hidrogen sulit ditemukan di atmosfer bumi karena beratnya yang ringan
dan menyebabkan gas hidrogen terlepas dari gravitasi bumi. Pada umumnya,
hidrogen ditemukan dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain seperti
hidrokarbon dan air. Oleh karena itu, untuk memperoleh gas hidrogen harus
melakukan pemisahan hidrogen dari senyawanya. Terdapat beberapa metode
dalam pembuatan gas hidrogen. Namun, pada dasarnya prinsip dari metode
tersebut sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur lain dalam senyawanya.
a) Elektrolisis Air (H₂O)
Elektrolisis memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air (H ₂O) menjadi H ₂
(g) dan O₂ (g).
Energi listrik yang digunakan berasal dari arus listrik yang searah (DC).
Molekul air akab tereduksi pada katoda atau anoda dengan reaksi masing-masing
sebagai berikut:
Katoda : 2H₂O (l ) + 2e → 2O (aq) + 2H ₂
(g)
Anoda : 2H₂O (l ) → 4 (aq) + O₂ (g) + 4
Reaksi keseluruhan : 2H₂O (l ) → 2H₂ (g) + O₂ (g)
b) Pembuatan Hidrogen dari Reaksi Logam dan Asam Kuat Encer.
Hidrogen dalam jumlah kecil dapat dibuat dengan mereaksikan logam dan asam
kuat encer.
Zn (s) + 2HCl (aq) → ZnCl₂ (aq) + H₂ (g)
c) Metode Gas Air
Bila kukus-hidrokarbon dilewatkan diatas arang panas maka akan terbentuk
karbon monoksida dan hidrogen.
C + H₂O → CO + H₂
Campuran monoksida dan hidrogen ini disebut gas air. Jika ingin hidrogen murni,
campuran itu diolah dengan kukus dengan bantuan katalis untuk mengoksidassi
karbon monoksida menjadi karbon dioksida :
CO + H₂+ H₂O → CO₂ + 4H₂
Karbon dioksida mudah dipisahkan dengan melewatkan campuran kedua gas itu
dalam air dibawah tekanan. Karbon dioksida akan larut sedangkan hidrogen tidak.
8
2. Litium
Litium tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di alam, litium selalu
terkombinasi dalam unit-unit kecil pada batu-batuan berapi dan sumber-sumber
mata air. Mineral-mineral yang mengandung litium misalnya, lepidolite dan
spodumeme. Logam ini diproduksi secara elektrolisis dari fusi klorida. Secara
fisik, litium tampak keperak-perakan, mirip natrium (Na) dan kalium (K) atau
anggota seri unsur golongan alkali. Litium juga bereaksi dengan air. Litium
memberikan nuansa warna pelangi yang indah jika terkena lidah api, namun
ketika logam ini terbakar lidah apinya akan berubah menjadi putih.
3. Natrium
Natrium diisolasi dengan cara elektrolisis. Di bumi terdapat sumber yang bisa
dipakai untuk pembuatan natrium. Sumber yang paling murah adalah NaCl yang
dapat diperoleh dari air laut dengan cara penguapan. NaCl memiliki titik leleh
lebih dari 800 C oleh sebab itu pembuatan natrium hanya dengan NaCl saja akan
membutuhkan energi yang cukup besar. Untuk menghemat energi maka NaCl
dapat dicampur dengan CaCl₂ dengan perbandingan masing-masing 40% dan
60% sehingga titik lelehnya turun menjadi 580 C.
Adapun reaksi yang terjadi:
Katoda : Na+ + e- → Na
Anoda : Cl- → Cl₂ + e-
Proses elektrolisis dilakukan dengan cara mencairkannya dalam metode “Down
Cell”. Logam kalsium diikuti dalam pembentukannya tetapi padatan ini akan
dikembalikan lagi ke tempat pelelehan.
4. Kalium
Atom kalium dibuat di saat-saat peristiwa ledakan supernova dari ‘bintang
raksasa’. Kalium terbuat dari pembakaran oksigen pada kulit bintang ketika
meledak. Reaksi pembakaran ini disebut reaksi fusi nuklir.
Kalium tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebas, melainkan dalam bentuk
senyawa karena terlalu reaktif. Kalium diperoleh secara komersial dengan
elektrolisis dari kalium hidroksida atau kalium klorida. Pembuatan logam kalium
(K) :
a. Elektrolisis lelehan KOH
b. Elektrolisis lelehan KCN
c. Reduksi garam kloridanya
9
d. Reduksi KCl dengan Natrium
Kalium tidak dibuat dengan metode yang sama seperti natrium karena logam
kalium awalnya dibentuk melalui elektrolisis larutan KCl yang terlarut dalam
garam yang dilelehkan. Kalium dibuat melalui reaksi logam natrium dengan KCl
cair pada 850°C berdasarkan reaksi:
Na + KCl → K + NaCl
5. Rubidium
Untuk memperoleh Rb dapat dilakukan dengan cara mereduksi garam kloridanya.
Dalam temperatur tinggi, sehingga Rb yang dihasilkan dalam keadaan uap.
Ca (s) + 2RbCl (s) → CaCl₂ (s) + 2Rb (g)
6. Cesium
Unsur ini dapat diisolasi dengan cara elektrolisis fusi sianida. Cesium murni yang
bebas gas dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi panas cesium azida.
7. Fransium
Fransium dapat diperoleh dalam mineral-mineral uranium. Fransium juga dapat di
peroleh dalam kerak bumi, namun kandungannya mungkin tidak lebih dari 1 ons.

E. Senyawa Hidrida
Senyawa hidrogen disebut sebagai hidrida. Hidrida dapat dibentuk dengan hampir
semua golongan unsur, juga jumlah dan kombinasi dari senyawa bervariasi. Hidrida
biner diklasifikasikan sesuai dengan posisi unsurnya dalam tabel periodik, dan
karakter ikatannya. Hidrida alkali dan alkali tanah di blok s adalah senyawa ionik
yang analog dengan halida dan disebut dengan hidrida salin. Beberapa unsur transisi
blok d dan f membentuk hidrida logam yang menunjukkan sifat logam. Logam-logam
transisi yang tidak membentuk hidrida biner membentuk hidrida molekula kompleks
yang dikoordinasikan oleh ligan penstabil, seperti karbonil (CO), fosfin tersier (PR 3),
atau siklopentadienil (C5H5). Contoh khas hidrida yaitu sebagai berikut:
1. Hidrida salin
Hidrogen mempunyai 1 elekron dan cenderung menerima 1 elektron dari atom
lain. Akibatnya, hidrogen dapat bereaksi dengan logam yang reaktif, yaitu
(Li,Na,K,Mg,dan Ca) membentuk senyawa hidrida ionik, contohnya:
- Litium hidrida, LiH, senyawa kristalin tak bewarna (titik leleh (melting point,
mp) 680oC). Li+ danH- membentuk kristal berstruktur garam dapur. Pelepasan
kuantitatif gas hidrogen di anoda saat dilakukan elektrolisis garam leburnya
10
menyarankan keberadaan H-.Air bereaksi dengan hebat dengan litium hidrida
membebaskan gas hidrogen.Karena senyawa ini agak melarut dalam eter,
hidrida ini digunakan sebagai pereduksi di kimia organik.
- Kalsium hidrida, CaH2, adalah padatan kristalin tak bewarna (mp 816 oC),
dan bereaksi dengan hebat dengan air membebaskan gas hidrogen. Hidrida ini
digunakan sebagai pembentuk gas hidrogen, atau bahan dehidrator untuk
pelarut organik serta digunakan juga sebagai reduktor. Litium
tetrahidridoaluminat, LiAlH4, adalah padatan kristalin tak bewarna
(terdekomposisi di atas 125oC) biasanya disebut litium aluminium. Hidrida ini
digunakan sebagai reduktor dan bahan untuk hidrogenasi,serta untuk
pengering pelarut organik. Natrium tetrahidrobora(,NaBH4),adalah senyawa
padatan kristalin bewarna putih (terdekomposisi pada 400 oC) biasanya
disebut natrium borohidrida. Padatan ini larut dalam air dan terdekomposisi
pada suhu tinggi dengan melepaskan gas hidrogen. Padatan ini digunakan
sebagai bahan pereduksi untuk senyawa anorganik dan organik, dan untuk
mempreparasi kompleks hidrida.
2. Hidrida molecular
Semua hidrida kecuali hidrida karbon (metana) dan oksigen (air) adalah gas
beracun dengan kereaktifan sangat tinggi dan harus ditangani dengan sangat hati-
hati.
Walaupun terdapat berbagai metoda untuk menghasilkan gas-gas ini di
laboratorium, kini banyak gas ini mudah didapat di silinder. Diboran, B2H6,
adalah gas beracun dan tak bewarna (mp -164.9o C dan bp -92.6o C) dengan bau
iritatif yang khas. Hidrida ini merupakan bahan reduktor kuat senyawa anorganik
dan organik.Bahan ini juga bermanfaat sebagai bahan hidroborasi untuk
memasukkan gugus fungsi padaolefin, setelah adisi olefin dengan reaksinya
dengan reagen yang cocok.
Silan, SiH4, gas yang sangat mematikan dan tak bewarna (mp -185 oC dan bp -
111.9 oC) denganbau yang menyengat dan juga disebut dengan monosilan.
Amonia, NH3, adalah gas beracun dan tak bewarna (mp -77.7 oC dan bp -33.4
oC) dengan baumengiritasi yang khas. Walaupun gas ini digunakan dalam banyak
kasus sebagai larutan ammonia dalam air, yakni dengan dilarutkan dalam air,
amonia cair juga digunakan sebagai pelarut non-air untuk reaksi khusus. Sejak
dikembangkannya proses Harber-Bosch untuk sintesis amonia ditahun 1913,
11
amonia telah menjadi senyawa yang paling penting dalam industri kimia dan
digunakan sebagai bahan baku banyak senyawa yang mengandung nitrogen.
Amonia juga digunakan sebagai refrigeran (di lemari pendingin).
Fosfin, PH3, gas sangat beracun dan tak bewarna (mp -133 oC dan bp -87.7oC)
dengan bau yangbusuk, juga disebut dengan fosfor hidrida. Fosfin terbakar
spontan di udara.Fosfin digunakan dalam pertumbuhan epitaksi, dalam kimia
koordinasi logam transisi, dsb.
Hidrogen sulfida, H2S, gas beracun dan tak bewarna (mp -85.5 oC and bp -60.7oC)
dengan bau telur busuk.Gas ini sering ditangani dengan tidak cukup hati-hati, gas
ini sangat berbahaya dan harus ditangani dalam lingkungan yang ventilasinya
baik. Gas ini digunakan untuk analisis kimia dengan cara pengendapan ion logam,
pembuatan senyawa yang mengandung belerang, dsb.
Hidrogen fluorida, HF, adalah gas tak bewarna, berasap, bertitik didih rendah (mp
-83oC danbp 19.5oC), dengan bau yang mengiritasi.Gas ini biasa digunakan untuk
mempreparasi senyawa anorganik dan organik yang mengandung fluor.Karena
permitivitasnya yang tinggi, senyawa ini dapat digunakan sebagai pelarut non-air
yang khusus.Larutan dalam air gas ini disebut asam fluorat dan disimpan dalam
wadah polietilen karena asam ini menyerang gelas.
3. Hidrida logam
Hidrida MHx yang menunjukkan sifat logam biasanya bertipe intertisi dan non
stoikiometri hydrogen ini menempati sebagian lubang dalam kisi logam.
Biasanya x bukan bilangan bulat dalam senyawa ini. Hidrida jenis ini yang
dikenal meliputi hidrida dari Golongan 3 (Sc, Y), Golongan 4 (Ti, Zr, Hf),
Golongan 5 (V, Nb, Ta), Cr, Ni, Pd, dan Cu, tetapi hidrida logam lain di Golongan
6 sampai 11 tidak dikenal. Paladium Pd bereaksi dengan gas hidrogen pada suhu
kamar, dan membentuk hidrida yang mempunyai komposisi PdHx (x < 1).Banyak
hidrida logam yang menunjukkan sifat hantaran logam.LaNi5 adalah senyawa
paduan antara lantanum dan nikel, yang dapat menampung sampai 6 atom
hidrogen atoms per sel satuan dan berubah menjadi LaNi5H6. Paduan ini menjadi
salah satu kandidat untuk digunakan sebagai bahan penyimpan hidrogen untuk
pengembangan mobil berbahan hidrogen.
4. Kompleks hidrida
Senyawa kompleks yang berkoordinasi dengan ligan hidrida disebut kompleks
hidrida. Logam transisi Golongan 6 sampai 10 yang tidak membentuk hidrida
12
biner menghasilkan banyak kompleks hidrida dengan ligan tambahan seperti
karbonil dan fosfin tersier. Riset dalam katalisis hidrokarbon homogen dengan
peran penting dimainkan oleh hidrida atau hidrogen terus berkembang.

F. Manfaat Unsur dan Senyawanya Golongan alkali


1. Hidrogen
a. MgH2.NaH, dan LiH dipakai untuk reagen pereduksi senyawa organik dan
dipakai juga dalam proses sistesis senyawa organik misalnya untuk reduksi
senyawa aldehid atau keton.
b. Digunakan dalam industri pupuk
c. Proses hidrogenasi dengan penambahan ion hidrogen , ikatan asam lemak
yang awalnya tidak jenuh akan menjadi jenuh sehingga membuat minyak
nabati semakin padat sehingga tidak mudah rusak.
2. Litium
a. Dgunakan pada proses yang terjadi pada tungku peleburan logam (misalnya
baja).
b. Digunakan untuk mengikat karbondioksida dalam sistem ventilasi pesawat dan
kapal selam.
c. Litium karbonat digunakan pada proses perawatan penyakit atau gangguan
sejenis depresi.
3. Natrium
a. Natrium klorida (NaCl), merupakan bahan baku pembuatan garam dapur,
NaOH, Na2CO3.
b. Natrium hidrosikda atau soda kaustik (NaOH). Digunakan dalam industri
pembuatan sabun, kertas dan tekstil, dalam kaleng minyak digunakan untuk
menghilangkan belerang.
c. Natrium sulfat (Na2SO4) digunakan sebagai obat pencahar (cuci perut), zat
pengering untuk senyawa organik.
4. Kalium
a. Unsur kalium digunakan untuk pembuatan kalium superoksida (KO2) yang
dapat bereaksi dengan air membentuk oksigen. Persamaan reaksinya:
4KO2 (s) + H2O (l) → 4KOH (aq) + 3O2 (g)

13
b. Senyawa KO2 digunakan sebagai bahan cadangan oksigen dalam tambang
(bawah tanah), kapal selam, dan digunakan untuk memulihkan seseorang yang
keracunan gas
5. Rubidium
a. Dibutuhkan untuk kelangsungan hidup beberapa mahluk hidup (misalnya oleh
tumbuhan).
b. Digunakan sebagai katalis pada beberapa reaksi kimia.
c. Digunakan sebagai sel fotolistrik.
6. Cesium
a. Digunakan untuk menghilangkan sisa oksigen dalam tabung hampa.
b. Isotop radioaktif cesium-137 yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir digunakan
dalam bidang kedokteran dan penelitian.
c. Fluorida Cesium atau aluminium fluorida cesium digunakan dalam fluks
diformulasikan untuk mematri paduan aluminium yang mengandung
magnesium.
7. Fransium
Untuk Fransium (Fr), karena umurnya pendek, maka penggunaan Fr terbatas dan
tidak secara komersial. Fr telah digunakan dalam penelitian biologi untuk
mempelajari organ tubuh tikus.

G. Reaksi-Reaksi Unsur golongan alkali


1. Reaksi dengan air
Produk yang diperoleh dari reaksi antara unsur golongan alkali dan air adalah gas
hidrogen dan logam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan
suatu basa kuat. Makin kuat sifat logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula,
dengan demikian basa paling kuat yaitu dihasilkan oleh sesium. Reaksi antara
Unsur golongan alkali dan air adalah sebaga berikut:
2M(s) + 2H2O(l) 2MOH(aq) + H2(g) (M = Logam alkali)
2. Reaksi dengan udara
Unsur golongan alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan uap air dan
oksigen. Untuk menghindari hal ini, biasanya litium, natrium dan kalium disimpan
dalam minyak atau minyak tanah untuk menghindari terjadinya kontak dengan
udara. Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang bereaksi dengan nitrogen

14
membentuk Li3N. Sebab, ukuran kedua atom yang tidak berbeda jauh dan struktur
yang dihasilkan pun sangat kompak dengan energi kisi yang besar.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara Unsur golongan alkali dengan oksigen
berupa oksida logam. Berikut reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen
4L + O2 2L2O (L = Unsur golongan alkali)
Pada pembakaran Unsur golongan alkali, oksida yang terbentuk bermacam-
macam tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Bila jumlah oksigen
berlebih, natrium membentuk peroksida, sedangkan kalium, rubidium dan sesium
selain peroksida dapat pula membentuk membentuk superoksida.
Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g) →Na2O2(s)
L(s) + O2 (g) → LO2 (s) (L = kalium, rubidium dan sesium)
3. Reaksi dengan Hidrogen
Dengan pemanasan Unsur golongan alkali dapat bereaksi dengan hidrogen
membentuk senyawa hidrida. Yaitu senyawaan Unsur golongan alkali yang atom
hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) → 2LH(s) (L = Unsur golongan alkali)
4. Reaksi dengan Halogen
Unsur-unsurnya merupakan suaru oksidator sedangkan Unsur golongan alkali
merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara Unsur
golongan alkali dengan halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang
diperoleh dari reaksi ini berupa garam halida.
2L + X2 → 2LX (L = Unsur golongan alkali, X = halogen)
5. Reaksi dengan senyawa
Logam-Unsur golongan alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila dipanaskan dan
akan terbakar dalam aliran hidrogen klorida.
2L + 2HCl→LCl + H2
2L + 2NH3→LNH2 + H2 (L = Unsur golongan alkali)

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sumber utama logam alkali adalah air laut. Air laut merupakan larutan garam-
garam alkali dan alkali tanah dengan NaCl sebagai zat terlarut utamanya. Jika air laut
diuapkan, garam-garam yang terlarut akan membentuk kristal. Selain air laut, sumber
utama logam natrium dan kalium adalah deposit mineral yang ditambang dari dalam
tanah, seperti halit (NaCl), silvit (KCl), dan karnalit (KCl.MgCl.H 2O). Unsur
golongan alkali lain diperoleh dari mineral aluminosilikat. Litium terdapat dalam
bentuk spodumen, LiAl(SiO3)2. Rubidium terdapat dalam mineral lepidolit. Cesium
diperoleh dari pollusit yang sangat jarang, CsAl(SiO 3)2.H2O. Fransium bersifat
radioaktif.
Beberapa sifat umum senyawa unsur golongan alkali yaitu persifatan yang
berkaitan dengan karakter ionik, kestabilan anion-anion besar bermuatan rendah,
hidrasi ion, dan kelarutan. Pada golongan unsur golongan alkali, dari atas ke bawah
dalam sistem periodic, elektronegativitas semakin berkurang. Unsur golongan alkali
hanya mempunyai satu elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan logam.
Oleh karena itu, unsur golongan alkali memiliki energi kohesi yang kecil sehingga
bersifat lunak. Pada golongan Unsur golongan alkali, dari atas ke bawah dalam sistem
periodik titik didih dan titik leleh mengalami penurunan (lebih mudah meleleh dan
menguap). Unsur-unsur golongan alkali memiliki ciri khusus logam yaitu mempunyai
kilap dan merupakan penghantar listrik dan panas yang baik. Jari-jari atom pada
golongan Unsur golongan alkali dari atas ke bawah sistem periodik jari-jarinya
semakin besar sesuai dengan pertambahan jumlah kulitnya. Semakin banyak jumlah
kulitnya, maka semakin besar jari-jari atomnya.
Beberapa reaksi yang dapat berlangsung dengan unsur golongan alkali
diantaranya dapat bereaksi dengan air, udara, hidrogen, halogen dan senyawa.

16
B. Saran
Berdasarkan hasil pengkajian makalah Unsur Golongan alkali yang telah dibuat
bermaksud untuk memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca,
personel, ataupun peneliti berikutnya.
- Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan terkait dengan Unsur Kimia Golongan alkali beserta dengan
sifat-sifatnya. Khususnya yang berminat untuk mengetahui lebih jauh tentang
seluk beluk sifat, manfaat, dan senyawa (melakukan penelitian) maka perlu
mengumpulkan data-data independen baik menambah variabel atau
menambah time series datanya. Sehingga akan lebih objektif dalam melakukan
penelitian.
- Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber
maupun referensi yang terkait dengan Unsur Kimia Golongan alkali, maupun
efektivitas proses pembelajaran agar hasil penelitianya dapat lebih baik lagi.
- Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mempersiapkan diri dalam proses
pengumpulan dan pengolahan data, sehingga penelitian bisa dilakukan dengan
lebih baik lagi.

17

Anda mungkin juga menyukai