Anda di halaman 1dari 37

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Logam Alkali. Penulisan
makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Kimia
Anorganik di Universitas Sriwijaya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa
artikel dan tulisan yang telah dijadikan referensi guna penyusunan makalah ini, semoga
dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya
generasi masa depan yang lebih baik.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Dengan menyelesaikan makalah ini, kami berharap agar makalah ini akan
membantu dan bermanfaat banyak dan dapat digunakan sebagai referensi untuk masa
depan kelak.

Indralaya, Februari 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................2

DAFTAR TABEL.................................................................................................4

DAFTAR GAMBAR............................................................................................5

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................6

1.1 Latar Belakang...................................................................................6

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................6

1.3 Tujuan....................................................................................................6

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................8

2.1 Logam Alkali.......................................................................................8

2.2 Sumber dan Kelimpahan Logam Alkali.....................................8

12. Lithium.............................................................................................9

2. Natrium............................................................................................9

32. Kalium.............................................................................................10

42. Rubidium.......................................................................................10

52. Sesium............................................................................................11

62. Fransium........................................................................................11

2.3 Sifat-Sifat Fisika dan Kimia Logam Alkali...............................11

12.3 Sifat-sifat fisika Logam Alkali.................................................11

2.3 Sifat kimia logam alkali............................................................13

2.4 Cara Isolasi/Pembuatan................................................................20

2.5 Reaktivitas.........................................................................................22

12.5 Reaksi Logam Alkali dengan unsur lain.............................23

2
2.6 Senyawaan (compounds) Unsur-Unsur Logam Alkali........26

2.7 Jenis Ikatan yang Terbentuk........................................................31

12.7 Manfaat logam dan senyawa-senyawa yang


mengandung alkali...........................................................................................32

BAB 3 PENUTUP............................................................................................34

3.1 Kesimpulan........................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................35

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Konfigurasi elektron golongan alkali.......................................6


Tabel 2 Keberadaan logam alakli di alam..............................................6
Tabel 3 Sifat fisika logam alkali...............................................................10
Tabel 4 Sifat fisika lithium.........................................................................12
Tabel 5 Sifat fisika natrium.......................................................................13
Tabel 6 Sifat fisika kalium..........................................................................14
Tabel 7 Sifat fisika rubudium....................................................................15
Tabel 8 Sifat fisika sesium.........................................................................16
Tabel 9 Sifat fisika fransium......................................................................17

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Lithium...........................................................................................8
Gambar 2 Natrium.........................................................................................8
Gambar 3 Kalium............................................................................................9
Gambar 4 spektrum emisi sesium.........................................................11

5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata alkali berasal dari bahasa arab yang berarti abu, air abu bersifat basa. Kata
alkali ini menunjukkan bahwa kecenderungan sifat logam alkali adalah membentuk
basa. Alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif. Logam alkali adalah logam
golongan IA yang terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium(K), Rubidium (Rb),
Sesium (Cs), dan Fransium (Fr).
Unsur pada golongan IA ini memiliki beberapa sifat, seperti bersifat reduktor,
pembentuk basa, dan mempunyai warna nyala yang indah, sehingga dapat digunakan
sebagai kembang api. Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara
alami tak pernah ditemukan dalam bentuk tunggal.
Kelimpahan unsur Litium, Natrium, Kalium, Rubidium, dan Sesium dalam bumi
beraneka ragam. Mereka ditemukan dalam bentuk senyawa, karena sifatnya yang sangat
reaktif sehingga tidak ditemukan dalam bentuk unsur bebasnya.
Pembuatan logam alkali dapat dilakukan dengan cara elektrolisis, misalnya
elektrolisis larutan NaCl sehingga diperoleh padatan logam natrium, elektrolisis litium,
ataupun dengan menggunakan metode reduksi. Selain itu, logam alkali memiliki peran
yang cukup banyak dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang industri maupun
untuk kepentingan ilmu pengetahuan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah
1. Bagaimana sumber dan kelimpahan logam alkali di alam?

2. Bagaimana sifat-sifat fisika dan kimia logam alkali?

3. Bagaimana cara mengisolasi/pembuatan logam alkali?

4. Bagaimana reaktifitas logam alkali?

5. Bagaimana senyawaan dan reaksi-reaksi logam alkali?

6. Bagimana jenis ikatan yang terbentuk pada logam alkali?

6
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Mengetahui sumber dan kelimpahan logam alkali di alam

2. Mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia logam alkali

3. Mengetahui cara mengisolasi/pembuatan logam alkali

4. Mengetahui reaktifitas logam alkali

5. Mengetahui senyawaan dan reaksi-reaksi logam alkali

6. Mengetahui jenis ikatan yang terbentuk pada logam alkali

7
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Logam Alkali


Golongan IA atau dikenal dengan nama golongan Alkali adalah kelompok unsur
yang bersifat logam. Dapat dilihat dari konfigurasi elektronnya sebagai berikut:
Tabel 1 Konfigurasi elektron golongan alkali
No atom Unsur Jumlah elektron/kulit Konfigurasi elektron
Litium 2, 1
3 [He]2s1
Natrium 2, 8, 1
11 [Ne]3s1
Kalium 2, 8, 8, 1
19 [Ar]4s1
rubidium 2, 8, 18, 8, 1
37 [Kr]5s1
Caesium 2, 8, 18, 18, 8, 1
55 [Xe]6s1
Fransium 2, 8, 18, 32, 18, 8, 1
87 [Rn]7s1

2.2 Sumber dan Kelimpahan Logam Alkali


Suatu keberadaan logam alkali di alam dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 2 Keberadaan logam alakli di alam
Unsur Persen di kerak bumi Keberadaan di alam
Litium 0,0007% di bebatuan Dalam spodune LiAl(SiO3)2.
beku
Natrium 2,8% Dalam garam batu NaCl, senyawa Chili
NaNO3, Karnalit KMgCl3.6H2O,
trona Na5(CO3)2.(HCO3).2H20, dan air
laut
Kalium 2,6% Dalam silvit (KCl), garam petre KNO 3,
dan karnalit KCl.MgCl2.6H2O
Rubidium 0,0078% Dalam lepidolit
Sesium 0,0003% Dalam polusit (Cs4Al4Si9O26)
Fransium Sangat sedikit Berasal dari peluruhan aktinium (Ac).
Bersifat radioaktif dengan waktu paro
21.8 menit

Garam batu (NaCl), silvit (KCl), dan karnalit (KMgCl3.6H2O) berasal dari
endapan yang terbentuk akibat penguapan laut dahulu kala. Karena perbedaan

8
kelarutan, garam garam mengendap tidak bersamaan, tetapi satu persatu sehingga
terbentuk lapisan lapisan garam yang relatif murni. Garam di tambang dengan cara
menyemprotkan air untuk melarutan garam, kemudian memompa larutan garam
tersebut kepermukaan.

2.2.1 Lithium

Gambar 1 Lithium
Litium adalah unsur ke-33 paling melimpah di bumi, namun oleh karena
reaktivitasnya yang sangat tinggi membuat unsur ini hanya bisa ditemukan di alam
dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain. Litium ditemukan di beberapa mineral
pegmatit, namun juga bisa didapatkan dari air asin dan lempung. Pada skala komersial,
logam litium didapatkan dengan elektrolisis dari campuran litium klorida dan kalium
klorida.
Sedikit litium terdapat dalam samudera dan pada beberapa organisme walaupun
unsur ini tidak berguna pada fungsi biologis manusia. Walaupun demikian, efek
neurologi dari ion litium Li+ membuat garam litium sangat berguna sebagai obat
penstabilan suasana hati. Litium dan senyawa-senyawanya mempunyai beberapa
aplikasi komersial, meliputi keramik dan gelas tahan panas, aloi dengan rasio kekuatan
berbanding berat yang tinggi untuk pesawat terbang, dan baterai litium. Litium juga
memiliki tempat yang penting dalam fisika nuklir.
Litium tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di alam; ia selalu terkombinasi
dalam unit-unit kecil pada batu-batuan berapi dan pada sumber-sumber mata air.
Mineral-mineral yang mengandung litium contohnya: lepidolite, spodumeme, petalite,
dan amblygonite.

9
2.2.2 Natrium

Gambar 2 Natrium
Natrium banyak ditemukan di bintang-bintang. Garis D pada spektrum matahari
sangat jelas. Natrium juga merupakan elemen terbanyak keempat di bumi, terkandung
sebanyak 2.6% di kerak bumi. Natrium dan Kalium Terdapat sejumlah besar kandungan
garam batuan , NaCl , dan karnalit, KCl MgCl2.6H2O, yang dihasilkan dari penguapan
air laut dalam jangka waktu geologis. Danau garam besar di Utah dan Laut Mati di
Israel merupakan contoh dari proses penguapan yang masih berlangsung saat ini. Unsur
Natrium merupakan unsur terbanyak dalam grup logam alkali.
Jaman sekarang ini, sodium dibuat secara komersil melalui elektrolisis fusi basah
natrium klorida. Metoda ini lebih murah ketimbang mengelektrolisis natrium
hidroksida, seperti yang pernah digunakan beberapa tahun lalu.
Natrium dan Kalium terdapat dalam jumlah yang melimpah di alam. Keduanya
terdapat dalam mineral seperti albite (NaAlSi3O8) dan ortoklas (KAlSi3O8). Selain itu,
mineral lain yang mengandung Natrium dan Kalium adalah halite (NaCl), Chile
saltpeter (NaNO3), dan silvit (KCl).

2.2.3 Kalium

Gambar 3 Kalium
Logam ini merupakan logam ketujuh paling banyak dan terkandung sebanyak
2.4% (berat) di dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air
dan unsur kalium sangat sulit diambil dari mineral-mineral tersebut.
Mineral-mineral tertentu, seperti sylvite, carnalite, langbeinite, dan polyhalite
ditemukan di danau purba dan dasar laut yang membentuk deposit dimana kalium dan

10
garam-garamnya dengan mudah dapat diambil. Kalium ditambang di Jerman, negara
bagian-negara bagian New Mexico, California, dan Utah. Deposit besar yang
ditemukan pada kedalaman 3000 kaki di Saskatchewan, Kanada diharapkan menjadi
tambang penting di tahun-tahun depan. Kalium juga ditemukan di samudra, tetapi
dalam jumlah yang lebih sedikit ketimbang natrium.

2.2.4 Rubidium
Unsur ini ternyata ditemukan lebih banyak dari yang diperkirakan beberapa tahun
lalu. Sekarang ini, rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang paling banyak
ditemukan di kerak bumi. Rubidium ada di pollucite, leucite dan zinnwaldite (mineral-
mineral silikat), yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk oksida. Ia ditemukan di
lepidolite sebanyak 1.5% dan diproduksi secara komersil dari bahan ini. Mineral-
mineral kalium, seperti yang ditemukan pada danau Searles, California, dan kalium
klorida yang diambil dari air asin di Michigan juga mengandung rubidium dan sukses
diproduksi secara komersil. Elemen ini juga ditemukan bersamaan dengan cesium di
dalam deposit pollucite di danau Bernic, Manitoba.

2.2.5 Sesium
Sesium merupakan logam alkali yang terdapat di lepidolite, pollucte (silikat
aluminum dan Sesium basah) dan di sumber-sumber lainnya. Salah satu sumber terkaya
yang mengandung Sesium terdapat di danau Bernic di Manitoba, Kanada. Deposit di
danau tersebut diperkirakan mengandung 300.000 ton pollucite yang mengandung 20%
Sesium. Unsur ini juga dapat diisolasi dengan cara elektrolisis fusi sianida dan dengan
beberapa metoda lainnya. Sesium murni yang bebas gas dapat dipersiapkan dengan cara
dekomposisi panas Sesium azida.

2.2.6 Fransium
Elemen ini ditemukan pada tahun 1993 oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie
Institute di Paris. Fransium yang merupakan unsur terberat seri logam-logam alkali,
muncul sebagai hasil disintegrasi unsur actinium. Ia juga bisa dibuat secara buatan
dengan membombardir thorium dengan proton-proton. Walau fransium secara alami
dapat ditemukan di mineral-mineral uranium, kandungan elemen ini di kerak bumi
mungkin hanya kurang dari satu ons. Fransium juga merupakan elemen yang paling
tidak stabil di antara 101 unsur pertama di tabel periodik.

11
Unsur Fransium hanya mempunyai waktu hidup isotope yang sangat pendek yang
terbentuk dalam deret peluruhan radio aktif alamiah atau dalam reactor nuklir. Sedikit
sekali studi yang menunjukkan bahwa ionnya berperilaku seperti yang diharapkan dari
letak Fr dalam golongan I.

2.3 Sifat-Sifat Fisika dan Kimia Logam Alkali

2.3.1 Sifat-sifat fisika Logam Alkali


Unsur-unsur logam alkali semuanya logam yang sangat reaktif dengan sifat-sifat
fisika secara umum ditunjukkan pada Tabel berikut:

Tabel 3 Sifat fisika logam alkali


Li Na K Rb Cs
Nomor atom 3 11 19 37 35
Konfigurasi elektron 2s1 3s1 4s1 5s1 6s1
Massa atom relatif, Ar 22,989 39,10 85,467
6,941 132,9055
8 2 8
Titik leleh/ K 454 371 336 312 302
Kerapatan (g cm-3) 0,53 0,97 0,86 1,59 1,90
Entalpi peleburan (kJ mol-1) 3,01 2,59 2,30 2,18 2,09
Titik didih / K 1604 1163 1040 975 960
Entalpi penguapan (kJ mol-1) 133 90 77,5 69,1 65,9
Energi ionisasi pertama (kJ
519 498 418 401 376
mol-1)
Keelektronegatifan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Jari-jari kovalen/pm 134 154 196 211 225
Jari-jari ion/pm (M+) 60 95 133 148 169
Potensial elektroda standar
-3,02 -2,71 -2,93 -2,93 -2,92
(V)
Entalpi hidrasi M+ (kJ mol-1) -519 -407 -322 -301 -276
Daya hantar molar (ohm-1
38,7 60,1 73,5 77,8 77,3
cm2 mol-1)
Jumlah isotop di alam 2 1 3 2 1
Wujudnya dalam suhu kamar padat padat padat padat cair

Warna Nyala Logam Alkali


Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut sprektum emisi. Spektrum
emisi yang dihasilkan berkaitan dengan model atom Neils Bohr. Ketika atom diberikan
sejumlah energi, elektron-elektron yang berada pada keadaan dasar akan tereksitasi
menuju tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang tereksitasi dapat kembali
keadaan dasar atau mengemisi dengan memancarkan sejumlah energi dalam bentuk

12
radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang () tertentu. Spektrum emisi terjadi
ketika larutan garamnya dibakar menggunakan nyala bunsen. Spektrum emisi yang
dihasilkan setiap unsur berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Gambar 4 spektrum emisi sesium


Ketika dibakar litium menghasilkan warna merah, natrium menghasilkan warna
kuning, kalium menghasilkan warna pink atau lilac, rubidium menghasilkan warna
merah lembayung dan sesium menghasilkan warna merah lembayung. Warna-warna
yang dihasilkan oleh unsur-unsur alkali sangat indah sehingga logam-logam alkali
banyak dimanfaatkan dalam pembuatan kembang api atau mercon.

2.3.2 Sifat kimia logam alkali


Secara umum, sifat logam alkali adalah sangat reaktif atau mudah mengalami
reaksi dengan zat lainnya membentuk senyawa. Hal ini disebabkan pada orbital
terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang lebih kecil dibanding
unsur golongan lain. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah, kereaktifan logam alkali
makin bertambah seiring bertambahnya nomor atom. Logam-logam alkali sangat
elektropositif dan bereaksi langsung dengan sebagian besar unsur lain dan banyak
senyawaan dengan pemanasan. Litium biasanya yang kurang reaktif sedangkan Cs
adalah yang paling reaktif.
Lithium bereaksi lambat dengan air pada 25o dan tidak menggantikan hidrogen
asam yang lemah dalam C6H5C CH, sedangkan unsur yang lainnya dapat. Meskipun
demikian , Li secara unik reaktif terhadap N2, lambat pada 25o tetapi cepat pada 400o,
membentuk nitride Kristal berwarna merah rubi, Li3N. Seperti Mg, yang menghasilkan
Mg3N2, lithium dapat digunakan untuk menyerap N2.
Dengan air, Na bereaksi hebat, K menyala dan Rb serta Cs bereaksi dengan
menimbulkan ledakan,gumpalan besar Na juga bereaksi dengan ledakan. Lithium,
Natrium, dan Kalium dapat ditangani di dalam air meskipun cepat menjadi panas. Yang
lainnya harus ditangani dengan argon.

13
Perbedaan yang mendasar terdapat pada ukuran kation yang ditunjukkan oleh
reaksi dengan O2. Dalam udara atau O2 pada 1 atm, logam-logamnya terbakar. Lithium
hanya memberikan Li2O dengan sedikit runutan Li2O2. Natrium biasanya memberikan
peroksida, Na2O2, tetapi akan berlanjut dengan adanya O2 di bawah tekanan serta panas,
menghasilkan superoksida, NaO2. Kalium, rubidium dan sesium membentuk
superoksida MO2. Logam-logam alkali bereaksi dengan alcohol dan larut hebat dalam
air raksa.
Hampir semua logam alkali bersifat ionik dan mudah larut dalam air. Pada logam
alkali yang memiliki satu elektron valensi ia akan lebih mudah membentuk ion positif
agar stabil dengan melepas satu elektron tersebut. Li menjadi Li +, Na menjadi Na+, K
manjadi K+ dan yang lainnya.

Sifat metalik (sifat sebagai logam).


Secara kimia sifat metalik suatu unsur berkaitan dengan kecenderungannya untuk
kehilangan electron. Sifat metalik dalam keluarga golongan A cenderung makin
bertambah dari atas ke bawah pada table berkala. Litium bersifat sangat metalik. Dalam
sebagian besar kimia unsur dari natrium sampai sesium berkelakuan secara sama.
Litium agak berbeda, mungkin karena ionnya begitu kecil sehingga rapatan muatannya
sangat tinggi untuk suatu ion bermuatan satu. Litium sudah pasti adalah logam, tetapi
yang kurang metalik dari unsur-unsur keluarga 1 A , berdasarkan sifat-sifatnya sebagai
penyumbang (donor) electron. Sesium yang paling metalik. Logam alkali adalah zat
pereduksi yang sangat kuat karena begitu mudah kehilangan electron. Mereka mudah
bergabung dengan kebanyakan unsur non logam, membentuk senyawa ion seperti
halide, hidrida, oksida dan sulfide. Karena litium bereaksi langsung dengan nitrogen
pada suhu tinggi, mereka terus terbakar dalam udara meskipun semua oksigen yang
tersedia sudah habis.
a. Litium
Tabel 4 Sifat fisika lithium
Sifat fisik Litium (Li)
Jari-jari logam (pm) 155
Jari-jari ion (pm) 60
Rapatan muatan ion +1,67
[muatan ion/(jari-jari ion angstrom)
Energy sublimasi (Kj/mol) 155
Energy ionisasi pertama (Kj/mol) 520
Energy hidrasi kj/mol -506

14
Potensial electrode Eo (v) -3,045

Sifat-sifat kimia litium

a. Pada umumnya semua logam alkali merupakan golongan logam yang paling
reaktif
b. Kereaktifan logam alkali meningkat dari atas ke bawah
c. Hampir semua logam alkali bersifat ionic dan mudah larut dalam air.
Akan tetapi ada beberapa perbedaan (penyimpangan) litium dan senyawanya
dibanding logam alkali lainnya yaitu :
a. Kelarutan senyawa karbonat, fluoride, hidroksida dan fosfatnya rendah

b. Kemampuannya membentuk nitride (Li3N)

c. Pembentukan oksida normal Li2O bukan peroksida atau superoksida

d. Jika dipanaskan terjadi penguraian senyawa karbonat dan hidroksidanya


menjadi oksida

Penyimpangan ini disebabkan oleh tingginya rapatan muatan (yaitu nisbah


muatan kation terhadap jari-jari kation) pada Li+ disbanding ion loga alkali lainnya.
Kemudahan dioksidasi merupakan ciri logam aktif dan Li menunjukkan
kecenderungan yang terbesar diantara logam alkali untuk menjalani oksidasi menjadi
ion satu positif dalam larutan berair. Tetapi berdasarkan kriteria lain (misalnya energy
ionisasi pertama), Li merupakan yang paling tidak bersifat logam diantara logam-logam
alkali.
Litium sangat reaktif dan terkorosi dengan cepat dan menjadi hitam di udara
lembab. Oleh karena itu, logam litium biasanya disimpan dengan dilapisi minyak.

b. Natrium
Natrium adalah unsur reaktif yang lunak, ringan, dan putih keperakan, yang tak
pernah berwujud sebagai unsur murni di alam. Natrium mengapung di air,
menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk,
natrium akan meledak dalam air secara spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di
udarabersuhu di bawah 388 K. Natrium juga bila dalam keadaan berikatan dengan ion
OH- maka akan membentuk basa kuat yaitu NaOH.

15
Selain berwarna keperakan mengkilap Natrium memiliki beberapa sifat fisika dan
kimia diantaranya:
Tabel 5 Sifat fisika natrium
Sifat fisika Natrium
Nomor atom 11
Nomor massa 22,989
Densitas 0,97 gr/mL
Titik leleh 97,5C
Titik didih 883C
Potensial standar -2,7
Koefisien ekspansi liner termal 70,6 x 10-5 /K

Konduktifitas termal 1,41 W/cmK


Konduktivitas listrik 0,21 x 10-6 ohmcm
Kalor jenis 1,23 J/gr K
Tekanan uap 0,0000143 Pa pada 961C
Bentuk padatan pada suhu standar
Warna putih keperakan
Jari-jari atom 1,86 Amstrong
Jari-jari ion 0,95 Amstrong
Keelektronegatifan 0,9 (skala pauling)
Afinitas elektron -53
Energi ionisasi pertama 496 KJ/mol, kedua
4562 KJ/mol
Warna nyala kuning

Sifat Kimia
Sifat kimia Natrium yaitu reduktor kuat karena memiliki harga potensial reduksi
yang sangat kecil. Natrium dapat berikatan dengan unsur lainnya melalui ikatan ionik
dengan tingkat oksidasi +1. Selain itu, Natrium merupakan logam yang sangat reaktif.
Kereaktifan Natrium disebabkan oleh kemudahannya melepas elektron.

c. Kalium

Kalium adalah unsur sangat reaktif dan yang paling elektropositif di antara
logam-logam. Kalium juga logam yang sangat ringan. Kalium sangat lunak, dan mudah
dipotong dengan pisau dan tampak keperak-perakan pada permukaan barunya. Elemen
ini cepat sekali teroksida dengan udara dan harus disimpan dalam kerosene (minyak
tanah). Seperti halnya dengan logam-logam lain dalam grup alkali, kalium

16
mendekomposisi air dan menghasilkan gas hidrogen. Unsur ini juga mudah terbakar
pada air. Kalium dan garam-garamnya memberikan warna ungu pada lidah api.
Tabel 6 Sifat fisika kalium
Sifat fisika
Fase solid
Massa jenis (mendekati suhu kamar) 0.862 gcm3
Massa jenis cairan pada t.l. 0.828 gcm3
Titik lebur 336.53 K,63.38 C,146.08 F
Titik didih 1032 K,759 C,1398 F
Titik tripel 336.35 K (63C), kPa
Kalor peleburan 2.33 kJmol1
Kalor penguapan 76.9 kJmol1
Kapasitas kalor 29.6 Jmol1K1
Sifat atom
Bilangan oksidasi 1 (oksida basa kuat)
Elektronegativitas 0.82 (skala Pauling)
Energi ionisasi (lebih lanjut) pertama: 418.8 kJmol1
ke-2: 3052 kJmol1
ke-3: 4420 kJmol1
Jari-jari atom 227 pm
Jari-jari kovalen 20312 pm
Jari-jari van der Waals 275 pm

Sifat Kimia Kalium (potassium)

Seperti logam alkali lainnya, kalium merupakan unsur yang lunak, ringan, putih
keperakan dan reaktif sehingga yang tak pernah berwujud sebagai unsur murni di alam.

Dengan massa yang lebih ringan daripada air, kalium adalah logam kedua
teringan setelah litium. Kalium adalah padatan lembut yang mudah dikerat dengan
pisau dan mempunyai warna keperakan pada permukaan yang baru dipotong. Kalium
teroksida dengan cepat dalam udara dan harus disimpan dalam minyak mineral atau
kerosin.

Kalium bereaksi dengan air menghasilkan hidrogen. Apabila berada dalam air,
kalium akan terbakar secara spontan. Garamnya memancarkan warna ungu apabila
dibakar dalam nyala api.

2K(s) + 2H 2 O(l) H 2 (g) + 2KOH(aq)

17
Potassium biasanya disimpan di bawah zat air arang minyak seperti minyak
mineral atau minyak tanah untuk menghentikan dari logam reacting dengan air
menguap di udara.
d. Rubidium
Tabel 7 Sifat fisika rubudium
Sifat fisika
Fase solid
Massa jenis (mendekati suhu kamar) 1.532 gcm3
Massa jenis cairan pada t.l. 1.46 gcm3
Titik lebur 312.46 K,39.31 C,102.76 F
Titik didih 961 K,688 C,1270 F
Titik kritis (extrapolated) 2093 K, 16 MPa
Kalor peleburan 2.19 kJmol1
Kalor penguapan 75.77 kJmol1
Kapasitas kalor 31.060 Jmol1K1
Sifat atom
Bilangan oksidasi 1 (oksida basa kuat)
Elektronegativitas 0.82 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 403 kJmol1
ke-2: 2632.1 kJmol1
ke-3: 3859.4 kJmol1
Jari-jari atom 248 pm
Jari-jari kovalen 2209 pm
Jari-jari van der Waals 303 pm

Sifat Kimia Rubidium

Rubidium dapat menjelma dalam bentuk cair pada suhu ruangan. Ia merupakan
logam akali yang lembut, keperak-perakan dan unsur akali kedua yang paling
elektropositif. Ia terbakar secara spontan di udara dan bereaksi keras di dalam air,
membakar hidrogen yang terlepaskan. Dengan logam-logam alkali yang lain, rubidium
membentuk amalgam dengan raksa dan campuran logam dengan emas, cesium dan
kalium. Ia membuat lidah api bewarna ungu kekuning-kuningan. Logam rubidium juga
dapat dibuat dengan cara mereduksi rubidium klorida dengan kalsium dan dengan
beberapa metoda lainnya. Unsur ini harus disimpan dalam minyak mineral yang kering,
di dalam vakum atau diselubungi gas mulia.

e. Sesium
Tabel 8 Sifat fisika sesium
Sifat fisika

18
Fase solid
Massa jenis (mendekati suhu kamar) 1.93 gcm3
Massa jenis cairan pada t.l. 1.843 gcm3
Titik lebur 301.59 K,28.44 C,83.19 F
Titik didih 944 K,671 C,1240 F
Titik kritis 1938 K, 9.4 MPa
Kalor peleburan 2.09 kJmol1
Kalor penguapan 63.9 kJmol1
Kapasitas kalor 32.210 Jmol1K1
Tekanan uap
P (Pa) 1 10 100 1k 10 k 100 k
at T (K) 418 469 534 623 750 940
Sifat atom
Bilangan oksidasi 1 (oksida basa kuat)
Elektronegativitas 0.79 (skala Pauling)
Energi ionisasi pertama: 375.7 kJmol1
ke-2: 2234.3 kJmol1
ke-3: 3400 kJmol1
Jari-jari atom 265 pm
Jari-jari kovalen 24411 pm
Jari-jari van der Waals 343 pm

Karakteristik metal ini dapat dilihat pada spektrum yang memiliki dua garis biru
yang terang dan beberapa di bagian merah, kuning dan hijau. Elemen ini putih keperak-
perakan, lunak dan mudah dibentuk. Sesium, galium dan raksa adalah tiga logam yang
berbentuk cair pada suhu ruangan.

Sifat Kimia Sesium


Sesium merupakan elemen akalin yang paling elektropositif. Logam sesium
sangat reaktif dan sangat piroforik. Bereaksi eksplosif dengan air bahkan pada
temperatur rendah. Reaksi dengan air padat terjadi pada temperatur -116 C (-177 F).
Karena reaktivitas tinggi, logam cesium diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya.
Cesium disimpan dan dikirim dalam hidrokarbon jenuh kering seperti minyak mineral.
Demikian pula harus ditangani di bawah atmosfer inert seperti argon. Hal ini dapat
disimpan dalam vakum-disegel ampul kaca borosilikat. Dalam jumlah lebih dari sekitar
100 gram (3,5 oz), cesium dikirim dalam wadah tertutup rapat berbahan stainless steel.
Sifat kimia dari cesium serupa dengan logam alkali lainnya, tetapi lebih dekat
mirip dengan rubidium. Beberapa perbedaan kecil muncul dari fakta bahwa sesium
memiliki massa atom yang lebih tinggi dan lebih elektropositif dari yang lain (non-
radioaktif). Cesium adalah unsur kimia yang paling elektropositif stabil. Ion cesium
juga lebih besar dan kurang keras daripada logam alkali ringan. Sesium bereaksi

19
meletup-letup dengan air dingin, dan bereaksi dengan es pada suhu di atas 116 derajat
Celsius. Sesium hidroksida, basa paling keras yang diketahui, bereaksi keras dengan
kaca.
f. Fransium
Sifat fisika
Tabel 9 Sifat fisika fransium
Sifat fisika
Nomor atom 87
Konfigurasi elektron [Rn] 7s1
Titik leleh 27 C
Titik Didih 678 C
Kelektronegatifan (skala pauling) 0,7
Memiliki elektronegativitas terendah dari semua unsur yang dikenal, dan merupakan
unsur alami paling langka kedua (setelah astatin).
Sifat Kimia
Fransium merupakan unsur logam alkali yang bersifat sangat radioaktif Radiasi
sinar tak tampak yang terus menerus terpancar dari inti atom yang tak stabil ini sangat
berbahaya. Para ilmuwan hanya dapat memprediksi sifat fransium dari unsur Cesium.
Sesium ysng berada di atas fransium sangat hebat reaksinya; tentu fransium lebih hebat
dari sesium. Namun kita tidak dapat mereaksikannya. Sifat radioaktif membuat ahli
kimia kesulitan melakukan penelitian detail tentang sifat kimia. Reaksi kimia sangat
sensitif terhadap perubahan suhu. Sedang radiasi radioaktif melepaskan energi.
Sehingga andaikan Fr direaksikan, senyawanya tentu menjadi sangat panas. Unsurnya
saja jika kita sentuh tentu panas, karena proses radiasinya yang hebat. Bila diprediksi
dari unsur sesium kemungkinan titik leleh Fr lebih rendah dibanding Cs. Sedangkan
warnanya: kemungkin berwarna, karena Cs juga berwarna kuning emas.
Unsur fransium hanya mempunyai waktu hidup isotop yang sangat pendek yang
terbentuk dalam deret peluruhan radioaktif alamiah atu dalam reactor nuklir. Sedikit
sekali studi yang menunjukkan bahwa ionnya berperilaku seprti yang diharapkan dari
letak Fr dalam golongan 1.

2.4 Cara Isolasi/Pembuatan


a. Litium
Sumber logam Li adalah spodumene [LiAl(SO)3]. Spodumene dipanaskan pada
suhu 100oC, lalu dicampur dengan H2SO4 panas, dan dilarutkan ke air untuk
memperoleh larutan Li2SO4. kemudian, Li2SO4 direksikan dengan Na2CO3 membentuk
Li2CO3 yang sukar larut.

20
Li2SO4 + Na2CO3 Li2CO3 + Na2SO4 Setelah itu, Li2CO3 direaksikan dengan HCl
untuk membentuk LiCl.
Li2CO3 + 2HCl 2LiCl + H2O + CO2
Li dapat diperoleh dari elektrolisis lelehan LiCl.
Katoda : Li+ + e- Li
Anoda : 2Cl- Cl2 + 2e-
Karena titik leleh LiCl tinggi (>600oC), biaya elektrolisis menjadi mahal. Namun,
biaya dapat ditekan dengan cara menambahkan KCl (55% LiCl dan 45% KCl) yang
dapat menurunkan titik leleh menjadi 430oC.

b. Natrium
Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan menambahkan
CaCl2 menggunakan proses downs cell. Penambahan CaCl 2 bertujuan menurunkan titih
leleh NaCl dari 801C menjadi 580 C. Proses ini dilakukan dalam sel silinder
meggunakan anoda dari grafit dan katoda dari besi atau tembaga. Selama proses
elektrolisis berlangsung, ion-ion Na+ bergerak menuju katoda kemudian mengendap dan
menempel pada katoda, sedangkan ion Cl memebntuk gas Cl 2 pada anoda. Reaksi yang
terjadi pada proses elektrolisis natrium dari lelehan NaCl:

Peleburan NaCl Na+ + Cl

Katoda : Na+ + e Na

Anoda : 2Cl Cl2 + 2e

Reaksi elektrolisis: Na+ + Cl Na + Cl2

c. Kalium
Logam alkali Kalium dapat dibuat melalui reduksi kimia Secara komersial,
lelehan KCl direaksikan dengan logam natrium pada 870C, persamaan reaksinya:
Na(l) + KCl(l) NaCl(l) + K(g)
Uap kalium meninggalkan reaktor yang selanjutnya dikondensasi menjadi kalium
dalam bentuk cairan.

d. Rubidium

21
Metode yang dilakukan untuk mengekstraksi rubidium adalah dengan
menggunakan metode reduksi. logam rubidium dibuat dengan mereduksi lelehan
senyawa RbCl menurut reaksi:
Na + RbCl Rb + NaCl
Reaksi ini berada dalam kesetimbangan. Karena Rubidium mudah menguap,
maka rubidium dapat diproduksi terus-menerus dengan cara yang sama dengan proses
reduksi kalium

e. Sesium
Sesium tidak dibuat secara normal di laboratorum seolah-olah siap tersediah
secara komersial. Semua sintesa membutuhkan tahapan elektrolit dan merupakan
sebuah proses yang sulit untuk menambahkan sebuah elektron pada ion lithium Cs yang
memiliki elektronegatif yang sangat sedikit. Metode pembuatan Sesium tidaklah sama
seperti proses pembuatan sodium ataupun logam-logam alkali lainnya. Hal ini
dikarenakan logam sesium, sesaat terbentuk dari elektrolisis dari liquid sesium klorida
(CsCl) dapat dengan mudah terlarut dalam molten salt (garam cairnya).

Katode : Cs- (l) + e Cs (1)

Anode : Cl-(1) Cl2(g) + e-

Reaksi ini dibuat dengan mereaksikan logam sodium dengan sesium klorida panas cair

Na + CsCl Cs + NaCl

Ini merupakan reaksi kesetimbangan dan pada kondisi ini sesium sangat mudah
menguap dan hilang dan sistem dalam wujud relatif bebas dari pengotor mengakibatkan
reaksi terus berlanjut. Sesium dapat dimurnikan dengan destilasi.

f. Fransium
Fransium dapat disintesis dalam reaksi nuklir:
197Au + 18O 210Fr + 5 n

2.5 Reaktivitas
Secara umum, sifat logam alkali adalah sangat reaktif atau mudah mengalami
reaksi dengan zat lainnya membentuk senyawa. Hal ini disebabkan pada tingkat energi

22
terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang lebih kecil dibanding
unsur golongan lain. Hampir semua logam alkali bersifat ionic dan mudah larut dalam
air. Dalam satu golongan, dari atas ke bawah kereaktifan logam alkali makin bertambah
seiring bertambahnya nomor atom. Kereaktifan logam alkali ditunjukkan oleh reaksi-
reaksinya dengan beberapa unsur non logam. Dengan gas hidrogen dapat bereaksi
membentuk hidrida yang berikatan ion, dalam hal ini bilangan oksidasi hydrogen adalah
-1 dan bilangan oksidasi alkali +1. Dengan oksigen dapat membentuk oksida, dan
bahkan beberapa di antaranya dapat membentuk peroksida dan superoksida. Litium
bahkan dapat bereaksi dengan gas nitrogen pada suhu kamar membentuk litium nitrida
(Li3N). Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam air,
dengan raksa membentuk amalgam yang sangat reaktif sebagai reduktor.

2.5.1 Reaksi Logam Alkali dengan unsur lain


1. Reaksi Khas Logam Alkali
Secara umum reaksi-reaksi logam alkali dengan unsur lain adalah sebagai berikut:
4M + O2 2M2O Jumlah O2 terbatas
2M + O2 M2O2 dipanaskan dalam udara
2M + X2 2MX X = F, Cl, Br atau I
2M + S M2S Se dan Te juga bereaksi
2M + H2O 2MOH + H2 dahsyat kecuali dengan Li
2M + 2NH3 2MNH2 + H2 dengan katalis
6M + N2 2M3N Hanya dengan Li gas H2
2M + H2 2MH kering dahsyat
2M + 2H+ 2M+ + H2

Penjelasan:

a. Reaksi dengan Air

Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air adalah gas hidrogen
dan logam hidroksida. Logam hidroksida yang dihasilkan merupakan suatu basa kuat.
Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang eksotermis. Makin kuat
sifat logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula, dengan demikian basa paling kuat
yaitu dihasilkan oleh sesium.Litium sedikit bereaksi dan sangat lambat, sodium jauh
lebih cepat,kalium terbakar sedangkan sesium dan rubidium menimbulkan ledakan.
Secara umum reaksinya adalah sebagai berikut

2M(s) + H2O(l) 2MOH(aq) + H2(g) (M adalah logam alkali)

23
Reaksi litium dengan air: 2Li (s) + H2O(l) 2LiOH(aq) + H2(g)
Reaksi natrium dengan air: 2Na(s) + H2O(l) 2NaOH(aq) + H2(g)
Reaksi kalium dengan air: 2K (s) + H2O(l) 2KOH(aq) + H2(g)
Reaksi rubidium dengan air: 2Rb(s) + H2O(l) 2RbOH(aq) + H2(g)
Reaksi sesium dengan air: 2Cs(s) + H2O(l) 2CsOH(aq) + H2(g)

b. Reaksi dengan oksigen

Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dengan oksigen yakni
berupa oksida logam. Li, Na, dan K biasanya disimpan dalam minyak untuk
menghindari permukaannya dari oksigen. Oksida yang terbentuk dari logam alkali
bermacam-macam. Li membentuk oksida normal Li2O. Na membentuk peroksida
Na2O2, tetapi akan berlanjut dengan adanya O2 di bawah tekanan serta
panas,menghasilkan superoksida NaO2. Bila jumlah oksigen berkurang atau dengan
tekanan rendah dapat membentuk oksida normal Na2O. K , Rb dan Cs membentuk
superoksida MO2. Berikut reaksi umum yang terjadi antara alkali dengan oksigen:

Senyawa oksida (O2-)


4M(s) + O2(g) 2M2O(s)
Contoh reaksi logam alkali dengan oksigen menghasilkan oksida
4Li(s) + O2(g) 2Li2O(s)
Senyawa peroksida (O22-)
2M(s) + O2(g) M2O2(s)
Contoh reaksi logam alkali dengan oksigen menghasilkan peroksida
2Na(s) + O2(g) Na2O2(s)
Senyawa superoksida (O2-)
M(s) + O2(g) MO2(s)
Contoh reaksi logam alkali dengan oksigen menghasilkan oksida
K(s) + O2(g) KO2(s)
Rb(s) + O2(g) RbO2(s)
Cs(s) + O2(g) CsO2(s)

Senyawa oksida dihasilkan apabila reaksi melibatkan jumlah oksigen terbatas;


sedangkan senyawa peroksida dan superoksida diperoleh dari reaksi dengan jumlah
oksigen berlebih.

24
c. Reaksi dengan Hidrogen

Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan hidrogen membentuk


senyawa hidrida. Senyawa hidrida merupakan senyawa ionic Kristal yang berwarna
putih. Senyawa hidrida yaitu senyawaan logam alkali yang atom hidrogen memiliki
bilangan oksidasi -1.

Reaksi umumnya adalah sebagai berikut:


2M(s) + H2(g) 2MH(s)
Salah satu contoh reaksi logam alkali dengan hidrogen:
2Na(s) + H2(g) 2NaH(s)

d. Reaksi dengan Halogen

Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator sedangkan logam alkali


merupakan reduktor kuat. Oleh sebab itu reaksi yang terjadi antara logam alkali dengan

halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang diperoleh dari reaksi ini
berupa garam halida. Persamaan umum reaksi antara logam alkali (M) dengan halogen
(X) sebagai berikut:

2M(s) + X2(g) 2MX(s)

Berikut ini adalah beberapa contoh reaksi logam alkali dengan halogen:

Reaksi litium dengan halogen

2Li(s) + Cl2(g) 2LiCl(s) (Litium klorida)

2Li(s) + F2(g) 2LiF (s) (Litium Florida)

2Li(s) + Br2(g) 2LiBr(s) (Litium bromida)

2Li(s) + I2(g) 2LiI(s) (Litium iodida)

25
Reaksi kalium dengan halogen

2K(s) + Cl2(g) 2KCl(s) (Kalium klorida)

2K (s) + F2(g) 2KF(s)

2K(s) + Br2(g) 2KBr(s)

2K(s) + I2(g) 2KI(s)

e. Reaksi dengan Senyawa

Logam-logam alkali (L) dapat bereaksi dengan amoniak bila dipanaskan dan akan
terbakar dalam aliran hidrogen klorida.

2L + 2NH3 LNH2 + H2

Salah satu contoh reaksi amoniak dengan logam alkali adalah sebagai berikut:

2K(s) + 2NH3(aq) KNH2(aq) + H2(g)

Reaksi logam alkali dengan asam :

2L + 2HCl LCl + H2 (L=logam alkali)

Adapun contoh reaksi HCl dengan logam alkali adalah

2K(s) + 2HCl(aq) KCl(aq) + H2(g)

Contoh reaksi logam alkali dengan asam sulfat:

2K(s) + H2SO4(aq) 2K+(aq) + SO42-(aq) + H2(g)

2Rb (s) + H2SO4(aq) 2Rb+(aq) + SO42-(aq) + H2(g)

26
f. Reaksi dengan alkohol

Logam alkali bereaksi dengan alkohol menghasilkan alkoksida. Alkoksida yang


dihasilkan merupakan pereduksi dan basa kuat. Berikut adalah contoh reaksi Na dengan
etanol

1
Na(s) + CH3CH2OH(aq) CH3CH2O- (aq) + Na+(aq) + 2 H2(g)

2.6 Senyawaan (compounds) Unsur-Unsur Logam Alkali


Senyawaan-senyawaan yang terbentuk begitu mirip karena keserupaan kimia
yang menyolok dari logam-logam alkali tersebut. Senyawaan-senyawaan natrium
paling luas dipakai baik di laboratorium ataupun dalam industri karena harganya yang
lebih ekonomis.
a. Senyawaan Biner
logam-logam bereaksi langsung dengan sebagian unsur-unsur menghasilkan
senyawaan biner atau aliasi. Sebagian besar diperikan untuk unsur yang tepat. Yang
paling penting adalah oksida, diperoleh dengan pembakaran, Contohnya: Li 2O, Na2O2,
NaO2,KO2,RbO2,CsO2 dan mudah terhidrolisis oleh air:
M2O + H2O 2M+ + 2OH- (M=logam alkali)
+ -
M2O2 + 2H2O 2M + 2OH + H2O2
2MO2 + 2H2O O2 + 2M+ + 2OH- + H2O2

b. Hidroksida

Hidroksida dari logam alkali berwarna putih, merupakan padatan Kristal NaOH
yang menyerap air(titik leleh 318o C) dan KOH (titik leleh 360o C). Padatan dan
larutannya menyerap CO2 dari atmosfer. Larutannya secara bebas dan eksotermis dalam
air dan alcohol juga digunakan bilamana dibutuhkan basa alkali yang kuat. Dua basa
kuat yang paling luas digunakan adalah natrium hidroksida (NaOH). Natrium
hidroksida dibuat dalam jumlah-jumlah yang besar dengan elektrolisis larutan garam
pekat (brine) natrium klorida. Proses ini merupakan sumber larutan hidroksida pekat
yang paling murah untuk ilmu kimia. Litium hidroksida digunakan dalam penerbangan
pesawat.
c. Garam-garam ionik
Semua ion alkali tak berwarna dan kurang aktif. Garamnya yang sederhana
seperti LiCl, KNO3, Cs2SO4 dan Rb2CO3 biasanya sangat larut dalam air. Larutan
senyawaan-senyawaan ini merupakan elektrolit kuat yang khas. Senyawaan litium mirip

27
dengan senyawaan magnesium. Sebagai contoh kelarutan karbonat dan fosfatnya adalah
rendah.
Garam-garam dari semua asam telah diketahui,biasanya tidak berwarna,
berbentuk Kristal,padatan ionik . warna timbul dari anion-anion yang berwarna, kecuali
bilamana kersakan diinduksi dalam kisi,misalnya dengan radiasi.
Garam-garam logam alkali umunya dicirikan oleh titik leleh yang tinggi,oleh
hantaran listrik lelehannya , dan kemudahannya larut dalam air. Kadang-kadang
terhidrasi bilamana anion-anionnya kecil, seperti dalam halida,karena energi hidrasi
ion-ion tersebut tidak cukup untuk mengimbangi energi yang diperlukan untuk
memprluas kisi. Ion Li+ mempunyai energi hidrasi yang besar dan seringkali terhidrasi
dalam padatan garamnya bila garam-garam yang sama dari alkali yang lain tidak
terhidrasi,LiClO4.3H2O.

d. Halida

Beberapa halida logam alkali terdapat begitu melimpah dalam alam, sehingga
digunakan sebagai bahan mentah untuk membuat senyawa lain dari logam dan halogen.
Misalnya natrium klorida (NaCl) dan kalium klorida (KCl).
e. Sulfat

Contoh senyawaan ini adalah natrium sulfat (Na 2SO4) digunakan dalam
pembuatan kaca dan dalam membuat kayu menjadi bubur serat (pulp). Kalium sulfat
(K2SO4) adalah bahan yang berharga dalam jenis pupuk tertentu.

Adapun senyawaan lain dari beberapa logam alkali adalah sebagai berikut:
a. Senyawaan Litium
Senyawaan litium memiliki sejumlah sifat-sifat yang berbeda dari senyawaan
unsur-unsur golongan IA lainnya. LiH stabil sampai kira-kira 900 o C sedangkan NaH
terdekomposisi pada 350o C. Li3N stabil sedangkan Na3N tidak terdapat pada 25o C.
Lithium hidroksida terdekomposisi pada nyala merah menjadi Li 2O, sedangkan
hidroksida lainnya MOH tersublimasi tanpa berubah. LiOH dapat dianggap kurang larut
dibandingkan hidroksida lainnya. Karbonatnya , Li2CO3 secara termal kurang stabil
relative terhadap Li2O dan CO2 daripada karbonat logam alkali yang lain. Kelarutan
garam Li+ mirip dengan Mg2+ . Jadi LiF cukup larut (0,27g/100 g H2O pada 18o C) dan
mengendap dalam larutan NH4F dalam amonia . LiCl, LiBr, LiI dan khususnya LiClO 4

28
larut dalam etanol,aseton dan asetilasetat, LiCl larut dalam piridin. LiOH digunakan
dalam pabrik sabun untuk pelumas, Li2CO3 untuk produksi aluminium dan pembuatan
LiOH, LiH sebagai pereduksi pada sintesis organic.

b. Senyawaan Natrium
Dalam persenyawaannya Natrium banyak ditemukan dalam bentuk mineral
logam misalnya sebagai NaCl, amphibole, kriolit, soda niter, dan zeolit. Senyawa-
senyawa Natrium memiliki perananan penting dalam kehidupan manusia. Beberapa
senyawa Natrium yang banyak dijumpai adalah garam dapur (NaCl), baking soda
(NaHCO3), soda kaustik (NaOH), boraks (Na2B4O7.10H2O), Natrium Benzoat
(NaC7H5O2), soda abu (Na2CO3), Chile salpeter (NaNO3), di- dan tri-natrium fosfat,
natrium tiosulfat (hypo, Na2S2O3 . 5H20).
Natrium klorida atau yang dikenal dengan garam dapur merupakan garam
Natrium yang biasa digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Selain itu garam
dapur juga dapat digunakan sebagai inhibitor pada proses metabolisme benih
recalsitran. Kemampuan tingkat osmotik yang tinggi mengakibatkan NaCl yang terlarut
dalam air mengimbibisi kandungan air dalam benih sehingga akan terjadi
kesetimbangan kadar air dalam benih dan menyebabkan kadar air dalam benih
berkurang sehingga benih tidak cepat mengalami perkecambahan dan berjamur.
Natrium klorida dapat dibuat dari eir laut atau batu garam.
Natrium Hidroksida banyak digunakan dalam industry sabun, detergen, pulp dan
kertas, pengolahan bauksit serta pengolahan minyak bumi. Senyaw ini dapat dibuat
melalui elektrolisis larutan natrium klorida atau yang dikaenal dengan proses klor-
alkali menurut reaksi
2H2O(l) + NaCl(aq) 2NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)
Natrium Benzoat adalah garam natrium yang terbentuk dari reaksi antara natrium
hidroksida dan asam benzoat. Garam ini biasa digunakan sebagai bahan pengawet
makanan, dalam obat batuk, obat kumur bahkan digunakan sebagai bahan kembang api
dan campuran bahan bakar peluit. Dalam penggunaannya sebagai bahan pengawet
makanan, natrium benzoat memiliki sifat yang lebih bagus daripada asam benzoat yaitu
mudah larut dalam air.
Natrium Karbonat (Na2CO3) digunakan sebagai bahan pembuatan kaca dan bahan
pelunak air ( bahan penghilang kesadahan air). Seyawa ini banyak dihasilkan dari
sumber alam seperti trona. Selain itu Natrium Karbonat juga dapat diperoeh melalui
proses solvey.
NaCl(aq) + CO2(g) + NH3(aq) + H2O(l) NaHCO3(s) + NH4Cl(aq)
NHCO3(s) Na2CO3(s) + H2O(g) + CO2(g)

29
Natrium Sulfat digunakan pada industry kertas sebagai bahan pelarut lignin kayu
untuk membuat bubur kayu( bahan pembuat kertas). Natrium Sulfat dapat diperoleh
melalui reaksi antara padatan Natrium klorida dengan asam sulfat pekat melalui reaksi
2NaCl(s) + H2SO4(l) Na2SO4(s) + 2HCl(g)

Dalam bentuk atom logamnya, logam Natrium juga berperan penting dalam
fabrikasi senyawa ester dan dalam persiapan senyawa-senyawa organik. Logam ini
dapat di gunakan untuk memperbaiki struktur beberapa campuran logam, dan untuk
memurnikan logam cair, sebagai alloy dengan logam lain, digunakan pada lampu
natrium, sebagai transfer panas pada reaktor nuklir dan mesin pembakaran, sintesis
reaktan pada kimia organik dan digunakan sebagai agen pengering misalnya NaK.

Senyawa natrium juga penting untuk industri-industri kertas, kaca, sabun, tekstil,
minyak, kimia dan logam. Sabun biasanya merupakan garam natrium yang
mengandung asam lemak tertentu. Pentingnya garam sebagai nutrisi bagi binatang telah
diketahui sejak zaman purbakala.

c. Senyawaan Kalium
1. Kalium hidroksida

Kalium hidroksida (KOH) disebut juga sebagai potasy kaustik. Salah satu
kegunaan KOH yang amat penting adalah untuk bateri alkali yang menggunakan
larutan KOH sebagai elektrolit. Oleh karena itu, kalium hidroksida digunakan dalam
pembuatan lampu senter dan barang-barang yang menggunakan baterai.

Dalam bidang pertanian, kalium hidroksida digunakan untuk menetralkan pH


tanah yang asam, juga dapat digunakan sebagai fungisida dan herbisida. Kalium
hidroksida ialah salah satu bahan kimia perindustrian utama yang digunakan sebagai
bes dalam berbagai-bagai proses kimia.

2. Kalium Nitrat

30
Senyawa kimia kalium nitrat merupakan sumber alami mineral nitrogen. Senyawa
ini tergolong senyawa nitrat dengan rumus kimia KNO3. Penerapan yang paling
berguna dari kalium nitrat ialah dalam produksi asam sendawa. Kalium nitrat berwujud
padatan atau serbuk yang berwarna putih atau abu abu.

3. Kalium Karbonat

Kalium karbonat ( K2CO3 ) berupa padatan berwarna putih yang bagian terbesar
terdiri dari K2CO3.1,5 H2O dan dipergunakan dalam industri.

4. Kalium Sianida

Kalium Sianida ( KCN ) merupakan garam (dalam perdagangan) mengandung


90% klorida, karbonat, sianida dari kalium. Digunakan untuk proses proses reaksi
kimia, perusahaan perusahaan listrik, dan fotografi.

5. Kalium Klorat

Kalium klorat yang memiliki rumus kimia KCLO4 seperti bahan klorat lain adalah
bahan oksidator umum yang ditemui di laboratorium kimia. Bahan ini merupakan
oksidator yang relatif kuat.

Dalam dunia piroteknik (bahan untuk menghasilkan api, nyala, cahaya panas,
suara ledakan, atau asap, tetapi bukan ledakan hebat), penggunaan kalium klorat ini
telah mulai ditinggalkan karena kepekaannya pada asam dan suhu dekomposisi
(penguraian) yang relatif rendah. Sebagai gantinya, orang menggunakan kalium
perklorat (KClO) yang walaupun lebih mahal, namun lebih baik dan lebih aman.

6. Kalium Kromat

31
Kalium kromat memiliki rumus kimia K2Cr2O4. Senyawa ini merupakan larutan
jernih yang sangat mudah larut dalam air. Penyimpanannya harus dalam wadah tertutup
rapat.

7. Kalium manganat

Kalium manganat biasa digunakan dalam larutan netral atau larutan yang bersifat
basa dalam kimia organik. Pengasaman kalium manganat cenderung untuk lebih
meningkatkan kekuatan destruktif agen pengoksidasi, memecah ikatan-ikatan karbon-
karbon.

Kalium klorida
Kalium klorida memiliki rumus kimia KCl. Senyawa ini sering digunakan sebagai
pengganti garam biasa dan digunakan juga untuk memberhentikan jantung, contohnya
dalam pembedahan jantung dan pelaksanaan hukuman mati melalui suntikan maut.

2.7 Jenis Ikatan yang Terbentuk


Ikatan yang terbentuk pada logam alkali adalah ikatan logam, Ikatan logam
merupakan salah satu ciri khusus dari logam. Sifat-sifat fisika logam alkali seperti lunak
dengan titik leleh rendah menjadi petunjuk bahwa ikatan logam antaratom dalam alkali
sangat lemah. Ini akibat jari-jari atom logam alkali relatif besar dibandingkan unsur-
unsur lain dalam satu periode. Penurunan titik leleh dari logam alkali litium ke cesium
disebabkan oleh jari-jari atom yang makin besar sehingga mengurangi kekuatan ikatan
antaratom logam.
Unsure-unsur dari Logam alkali juga dapat membentuk ikatan ion dengan unsure-
unsur non logam lainnya. Atom logam alkali, setelah melepaskan elektron berubah
menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah
menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik
(gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).

Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa
ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang
Lewis, pembentukan NaCl digambarkan sebagai berikut.

32
NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na + dikelilingi
oleh 6 ion Cl dan tiap ion Cl dikelilingi oleh 6 ion Na+.

2.7.1 Manfaat logam dan senyawa-senyawa yang mengandung alkali


a. Litium
Digunakan pada proses yang terjadi pada tungku peleburan logam
(misalnya baja).

Digunakan untuk mengikat karbondioksida dalam sistem ventilasi


pesawat dan kapal selam.

Digunakan pada pembuatan bom hydrogen

Litium karbonat digunakan pada proses perawatan penyakit atau


gangguan sejenis depresi

Digunakan sebagai katalisator dalam reaksi organic.

b. Natrium
Digunakan dalam proses pembuatan TEEL (Tetra etil lead)

Digunakan dalam alat pendingin reaktor nuklir

Garam dapur (NaCl) digunakan sebagai bumbu masak

Natrium bikarbonat (soda kue) digunakan dalam pembuatan kue

Natrium hidroksida (soda api) digunakan dalam proses pembuatan sabun,


kertas, penyulingan minyak, industri tekstil, industri karet, pemurnian
bauksit, dan ekstrasi senyawa-senyawa aromatic dari batubara.

33
Natrium florida (NaF) digunakan sebagai anti septic, racun tikus, dan
obat pembasmi serangga (misalnya kecoa)

Na2CO3, Soda cuci; pelunak kesadahan air; zat pembersih (cleanser)


peralatan rumah tangga; industri gelas.

NaNO3, Pupuk; bahan pembuatan senyawa nitrat yang lain

NaNO2, Pembuatan zat warna (proses diazotasi); pencegahan korosi.

Na2SO4, garam Glauber;obat pencahar (cuci perut); zat pengering untuk


senyawa organik.

NaOCl, Zat pengelantang(bleaching) untuk kain.

Na2S2O3, Larutan pencuci (hipo) dalam fotografi.

Na3AlF6, Pelarut dalam sintesis logam alumunium.

Na-benzoat, Zat pengawet makanan dalam kaleng; obat rematik.

Na-sitrat, Zat anti beku darah.

Na-glutamat, Penyedap masakan (vetsin).

Na-salsilat, Obat antipiretik (penurun panas).

c. Kalium
KCl, Pupuk; bahan pembuat logam kalium dan KOH

KOH, Bahan pembuat sabun mandi; elektrolit batu baterai batu alkali.

KBr, Obat penenang saraf (sedative); pembuat plat potografi.

KClO3, Bahan korek api, mercon, zat peledak.

KIO3, Campuran garam dapur (sumber iodine bagi tubuh manusia).

34
K2CrO4, Indicator dalam titrasi argentomeri.

K2Cr2O7, Zat pengoksidasi (oksidator).

KMnO4, Zat pengoksidasi; zat desinfektan.

KNO3, Bahan mesiu; bahan pembuat HNO3, digunakan dalam


pembuatan korek api, bahan peledak, petasan dan
pengawetan daging.

K-sitrat, Obat diuretik dan saluran kemih.

K-hidrogentartrat, Bahan pembuat kue (serbuk tartar).

Kalium Karbonat (K2CO3) digunakan dalam pembuatan


kaca dan sabun
Kalium hydrogen tartrat (KHC4H4O6) yang dikenal dengan
krim tartar digunakan sebagai pengembang kue dan
sebagai obat.
Kalium sulfat (K2SO4) dan kalium klorida (KCl) digunakan
sebagai pupuk.
d. Rubidium
Digunakan sebagai katalis pada beberapa reaksi kimia
Digunakan sebagai sel fotolistrik
Sifat radioaktif rubidium -87 digunakan dalam bidang
geologi (untuk menentukan unsure batuan atau benda-
benda lainnya)
e. Sesium
Digunakan untuk menghilangkan sisa oksigen dalam tabung hampa
Karena muda memencarkan electron ketika disinari cahaya, maka
cesium digunakan sebagai keping katoda photosensitive pada sel
fotolistrik.

35
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Logam natrium adalah yang paling melimpah di kerak bumi
dibandingkan logam alkali lainnya yaitu sebesar 2,8 %
2. Golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang
aktif (paling aktif)
3. Perbedaan litium dengan logam alkali lainnya yaitu :
a. Kelarutan senyawa karbonat, fluoride, hidroksida dan fosfatnya rendah

b. Kemampuannya membentuk nitride (Li3N)

c. Pembentukan oksida normal Li2O bukan peroksida atau superoksida

d. Jika dipanaskan terjadi penguraian senyawa karbonat dan hidroksidanya


menjadi oksida

4. Penyimpangan litium disebabkan oleh ukuran ionnya yang begitu kecil


sehingga tingginya rapatan muatan untuk satu ion bermuatan positif
5. Logam sesium dklasifikasikan sebagai bahan berbahaya karena senyawa
peroksida dan superoksida diperoleh dari reaksi dengan jumlah oksigen
berlebih.reaktivitasnya yang paling tinggi diantara logam alkali lainnya
6. Fransium merupakan unsure logam alkali yang bersifat radioaktif ,dan
termasuk unsure paling langka

36
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (2004). Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.


Kusnawati, T. M. (2005). Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.
Oxtoby, D. W. (2001). Prinsip-Prinsip kimia Modern. Jakarta: Erlangga.

37

Anda mungkin juga menyukai