DISUSUN
OLEH:
ALIYAH BAIDA WIWIYANTI
ADE MAYA IRMAYASARI
NUR ISPAYANTI
A. SRI SARTIKA SHAFIRA SUFIINA AHMAD
MUHAMMAD AKBAR M
SRI MUSFIRA
ANUGRAH DEWANTORO
Puji syukur atas rahmat Allah SWT. sehingga makalah ini dapat terselesaikan tanpa
kendala yang berarti. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman kami serta orang tua kami
yang senantisa mendukung kami untuk menyelesaikan makalah ini sesegera mungkin.
Makalah berjudul “Logam Alkali” ini menjelaskan tentang penggolongan logam alkali,
kecendrungan logam alkali, sifat-sifat umum logam alkali, sifat-sifat senyawa logam alkali,
kelarutan garam-garam alkali, warna nyala logam alkali, oksida logam alkali, ekstraksi logam
alkali dan kegunaan logam alkali.
Dalam tiap subbab yang dibahas merupakan informasi yang sesuai dengan materi yang
sedang dibahas. Makalah ini disajikan secara sistematis sehingga memudahkan siswa untuk
memahaminya.
Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini. Jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................................. 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Logam-logam yang kita temui dalam situasi keseharian tampak rapat dan tidak reaktif.
Namun, logam alkali mempunyai kerapatan (densitas) rendah (beberapa mengapung di air).
Logam alkali adalah logam golongan IA yang terdiri dari Litium (Li), Natrium (Na), Kalium
(K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan Fransium (Fr). Kata alkali berasal dari bahasa arab yang
berarti abu, air abu bersifat basa. Kata alkali ini menunjukkan kecenderungan sifat logam alkali
yang membentuk basa.
Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif sehingga secara alami tak pernah
ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat reaktivitas, unsur-unsur logam alkali
harus disimpan dalam medium minyak.
Logam alkali (alkali metal) sendiri relatif melimpah. Beberapa senyawa telah diketahui dan
dimanfaatkan sejak zaman prasejarah. Namun unsur-unsur ini tetap tidak terungkap sampai
sekitar 200 tahun yang lalu. Senyawa logam alkali sukar terurai dengan cara kimia biasa,
sehingga penemuan unsur-unsur ini harus menunggu pengembangan ilmiah baru. Natrium
(1807) ditemukan melalui elektrolisis. Sesium (1860) dan rubidium (1861) diidentifikasi sebagai
unsur baru melalui spektrum emisinya. Fransium (1939) diisolasi dari produk peluruhan
radioaktif aktinium.
Unsur-unsur golonga IA memiliki kelimpahan di alam yang cukup besar sehingga banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan unsur golongan IA mencakup beberapa
bidang, antara lain bidang lingkungan, industri, dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk memahami
seputar logam alkali lebih lanjut, penulis akan menjelaskan beberapa tentang pengetahuan
mengenai logam alkali.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggolongan logam alkali?
2. Bagaimana kecendrungan logam alkali?
3. Bagaimana sifat-sifat umum logam alkali?
4. Bagaimana sifat-sifat senyawa logam alkali?
5. Bagaimana kelarutan garam-garam alkali?
6. Bagaimana warna nyala logam alkali ?
7. Bagaimana oksida logam alkali?
8. Bagaimana Ekstraksi logam alkali? Dan apa saja kegunaan logam alkali?
4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang penggolongan logam alkali
2. Untuk mengetahui tentang kecendrungan logam alkali
3. Untuk mengetahui tentang sifat-sifat umum logam alkali
4. Untuk mengetahui tentang sifat-sifat senyawa logam alkali
5. Untuk mengetahui tentang kelarutan garam-garam alkali
6. Untuk mengetahui tentang warna nyala logam alkali
7. Untuk mengetahui tentang oksida logam alkali
8. Untuk mengetahui tentang Ekstraksi kegunaan logam alkali
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penggolongan Logam Alkali
Logam alkali adalah logam golongan utama yang unsur-unsurnya terdapat pada
golongan 1A dalam tabel periodik unsur. Logam alkali terdiri atas enam buah unsur, yaitu litium
(Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesilium (Cs), dan fransium (Fr). Unsur logam
alkali tidak terdapat bebas di alam melainkan dalam bentuk senyawa. Hal itu karena unsur
logam alkali sangat reaktif. Disebut dengan logam alkali karena dapat membentuk basa kuat.
Berikut ialah konfigurasi electron logam-logam yang berada pada golongan alkali :
3 litium 2, 1 [He]2s1
11 natrium 2, 8, 1 [Ne]3s1
19 kalium 2, 8, 8, 1 [Ar]4s1
37 rubidium 2, 8, 18, 8, 1 [Kr]5s1
55 caesium 2, 8, 18, 18, 8, 1 [Xe]6s1
87 fransium 2, 8, 18, 32, 18, 8, 1 [Rn]7s1
Logam-logam ini dikelompokkan dalam satu golongan karena memiliki jumlah electron
valensi atau electron terluar yang sama, yaitu berjumlah 1(satu), unsure-unsur yang berada
dalam satu golongan tidak memiliki sifat yang sama, melainkan cenderung memiliki kemiripan
sifat, karena setiap unsure tidak ada yang sama dan memiliki sifat tersendiri yang
membedakannya dengan unsure lain. Berikut merupakan macam-macam logam alkali:
(1) Litium berasal dari bahasa Yunani, lithos: batu). Ditemukan oleh Arfvedson pada
tahun 1817, litium merupakan unsur logam teringan, dengan berat jenis sekitar setengahnya air.
Litium tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di alam; ia selalu terkombinasi dalam unit-unit
kecil pada batu-batuan berapi dan pada sumber-sumber mata air. (2) Natrium ditemukan oleh
Sir Humphrey Davy pada 1807 di Inggris ( Inggris, soda; Latin, sodanu: obat sakit kepala).
Asal simbol Na berasal dari kata Latin “natrium”. Dia menemukan dengan cara mengisolasi
melalui metoda mengelektrolisis,tetapi sebenarnya unsur ini sudah dikenal di berbagai senyawa.
Unsur ini merupakan logam terbanyak dalam golongan alkali.Unsur ini merupakan terbanyak di
permukaan bumi,dalam permukaan bumi terdapat 2,7 %. (3) Kalium, Inggris, potasium; Latin,
kalium, Arab, qali, alkali). Ditemukan oleh Davy pada tahun 1807, yang mendapatkannya
dari caustic potash(KOH). Ini logam pertama yang diisolasi melalui elektrolisis. Dalam bahasa
Inggris, unsur ini disebut potassium.
(4) Rubidium dapat menjelma dalam bentuk cair pada suhu ruangan. Ia merupakan
logam akali yang lembut, keperak-perakan dan unsur akali kedua yang paling elektropositif. Ia
terbakar secara spontan di udara dan bereaksi keras di dalam air, membakar hidrogen yang
terlepaskan. Dengan logam-logam alkali yang lain, rubidium membentuk amalgam dengan raksa
dan campuran logam dengan emas, cesium dan kalium. (5) Fransium jarang ditemukan, karena
6
termasuk unsure radioaktif. Unsure Fransium ini ditemukan pada tahun 1939 oleh Marguerite
Perey, pakar kimia Prancis. Dia menemukan bahwa sekitar 1% actinium-227 meluruh dengan
memancarkan sinar alfa menjadi Fransium-223, kandungan elemen ini di kerak bumi mungkin
hanya kurang dari satu ons.(6) Sesium merupakan logam alkali yang terdapat di lepidolite,
pollucte (silikat aluminum dan Sesium basah) dan di sumber-sumber lainnya. Salah satu sumber
terkaya yang mengandung Sesium terdapat di danau Bernic di Manitoba, Kanada. Deposit di
danau tersebut diperkirakan mengandung 300.000 ton pollucite yang mengandung 20% Sesium.
7
negatif dan energy ionisasi menjadi lebih kecil karena unsure-unsur itu menjadi lebih mudah
dioksidasi. Kecenderungan ini memang benar apabila kita bergerak dari Na ke bawah ; namun
demikian E0 Li lebih negative daripada Na (atau setiap logam alkali lainnya dalam kondisi yang
sama). Mengapa demikian? ingatlah energy ionisasi adalah energy yang menunjukkan
kemudahan atom dalam bentuk gas melepaskan electron untuk membentuk kation dalam bentuk
gas. Sebaliknya potensial reduksi adalah yang berkaitan dengan perpindahan electron antara
logam padat dengan kation dalam larutan air, dimana kation tersebut dihidrasi oleh molekul air
yang ada disekelilingnya.
Logam-logam yang ada pada golongan 1A yang biasa disebut logam alkali ini
mempunyai sifat yang sangat elektropositif dan bereaksi langsung dengan sebagia besar unsure
lain dan banyak senyawaan dengan pemanasan. Lithium biasanya yang paling kurang reaktif dan
cesium yang paling reaktif. Lithium bereaksi lambat dengan air pada 250 C dan tidak
menggantikan hydrogen asam yang lemah dalam C6H5CH sedangkan yang lainnya dapat.
Meskipun demikian, Li secara unik reaktif terhadap N2, lambat pada 250, tetapi cepat pada 4000,
membentuk nitrida kristal berwarna merah rubi.
Semua logam alkali tergolong logam yang lunak (kira-kira sekeras karet penghapus,
dapat diiris dengan pisau) dan ringan (massa jenis Li, Na, K kurang dan 1 g cm -3 ). Logam alkali
8
mempunyai satu electron valensi yang mudah lepas, sehingga merupakan kelompok logam yang
paling aktif, dapat terbakar di udara dan bereaksi hebat dengan air. Kereaktifan logam alkali
bertambah dari litium ke fransium.
Unsur Kerapatan Kekerasan Titik Titik ∆Hfus ∆Hv Daya Daya hantar
(kg/m3) (Mohs) leleh didih (kJ/mol) hantar listrik (M
(°C) (°C) panas Ω-1 cm-1)
(W/cmK)
Litium 530 0,6 181 1.342 3,00 146 0,847 0,108
Dari tabel diatas, kita dapat melihat adanya keteraturan sifat-sifat fisis logam alkali. Secara
umum, keteraturan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.
a. Kerapatan bertambah dari Li ke Fr
9
Nilai kerapatan bergantung pada massa atom, jari-jari atom, dan faktor kerapatan atom
per unit sel. Nilai kerapatan semakin besar dengan pertambahan massa atom dan faktor
kerapatan, dan sebaliknya semakin kecl dengan pertambahan jari-jari atom. Semua logam alkali
memiliki nilai faktor kerapatan atom per unit sel yang sama. Jadi, nilai kerapatan logam alkali
hanya dipengaruhi massa atom dan jari-jari atom.
Penurunan nilai kekerasan dapat dijelaskan dari penurunan kekuatan ikatan logam dari Li
ke Fr. Hal ini disebabkan tarik-menarik antara ion positif dengan awan electron semakin
melemah akibat bertambahnya jari-jari atom dari Li ke Fr.
Penurunan nilai titik leleh dan ∆Hfus dari Li ke Fr dapat dijelaskan dengan cara yang
sama, seperti halnya penurunan kekerasan di atas.
Penurunan nilai titik leleh dan ∆Hv dari Li ke Fr dapat dijelaskan dengan cara yang
sama, seperti halnya penurunan kekerasan di atas.
e. Daya hantar listrik dan daya hantar panas secara umum berkurang dari Li ke Fr
Logam alkali memiliki daya hantar listrik dan panas yang baik karena ikatan logamnya.
Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron valensi yang bergerak bebas. Daya hantar
panas dan listrik logam alkali ditentukan oleh pergerakan elektron-elektron valensi bebasnya.
Sebaliknya semakin sulit elektron-elektron ini bergerak, semakin berkurang pula daya hantar
listrik dan panasnya.
10
ion Mg2+ energi hidrasinya 1920 kJ mol‾1. Energi hidrasi semakin kecil dengan kenaikan jari-
jari ion.
3. Kelarutan; sebagian besar senyawa-senyawa logam alkali larut dalam air, walaupun
kelarutannya berbeda-beda. Sebagai contoh, larutan jenuh litium klorida (LiCl) mempunyai
konsentrasi 14 mol L‾1, tetapi larutan jenuh litium karbonat (Li2CO3) mempunyai kosentrasi
hanya 0,18 mol L‾1.
Table Data kelarutan, energi kisi, entalpi hidrasi, dan selisih entalpi seri natrium halide
Senyawa Kelarutan (dalam Energi Kisi (dalam Entalpi Hidrasi ∆H (dalam
mol L‾1) kJ mol‾1) (dalam kJ mol‾1) kJ mol‾)
Kelarutan suatu senyawa bergantung pada besaran-besaran entalpi yaitu energi kisi, entalpi
hidrasi kation dan anion dan juga perubahan entropi yang bersangkutan.
Dari formula ∆G° = ∆H° - T ∆S, harga ∆G° harus negatif agar suatu garam dapat larut dengan
mudah. Data ekperimen menunjukkan bahwa energi kisi relatif sama dengan entalpi hidrasi.
Apabila dilakukan perhitungan terhadap perubahan entropi (∆S), ternyata diperoleh data
bahwa kecuali natrium fluorida, harga entropi yang dicapai oleh ion-ion ketika dibebaskan dari
kisi kristal lebih besar daripada entropi yang hilang ketika ion-ion dalam keadaan gas terhidrat
dalam larutan. Apabila kedua besaran ini dikombinasikan untuk memperoleh perubahan energi
bebas (∆G) pada proses pelarutan, ternyata diperoleh kecenderungan yang benar-benar paralel
dengan kecenderungan kelarutannya.
Table 3.4 Faktor entropi (dalam besaran T∆S), ∆H, dan ∆G hitungan pada proses
pelarutan seri natrium halida
Senyawa Entropi (s) T∆S/kJ ∆H/ kJ ∆G/ kJ
Kisi/ kJ Hidrasi/ kJ mol‾1 mol‾1 mol‾1
11
mol‾1 mol‾1
NaF +72 -74 -2 +1 +3
Apabila dilakukan perhitungan terhadap perubahan entropi (∆S), ternyata diperoleh data
bahwa kecuali natrium fluoride, harga entropi yang dicapai oleh ion-ion ketika dibebaskan dari
kisi Kristal lebih besar daripada entropi yang hilang ketika ion-ion dalam keadaan gas terhidrat
dalam larutan. Apabuila kedua besaran ini dikombinasikan untuk memperoleh perubahan energi
bebas (∆G) pada proses pelarutan, ternyata diperoleh kecenderungan kelarutannya.
Selain itu terdapat hubungan yang bermakna antara kelarutan garam alkali dengan jari-
jari kation untuk anion yang sama, namun hubungan ini dapat menghasilkan kurva kontinu
dengan kemiripan (slope) positif maupun negatif. Sebagai contoh, kelarutan alkali fluorida naik
dengan naiknya jari-jari kationnya (berarti slope positif), tetapi kelarutan ion iodide turun
dengan naiknya jari-jari kationnya (berarti slope negatif). Perbedaan kecenderungan ini dapat
dijelaskan khususnya terhadap penekanan aspek energi kisi. Energi kisi bergantung kuat pada
muatan ionik, namun rasio ukuran kation anion juga harus dipertimbangkan. Rasio ukuran
kation dan anion yang tidak tepat akan mengakibatkan rendahnya energi kisi dari harga yang
diharapkan. Jari-jari kation Li+ dan Cs+ masing-masing adalah 90 dan 181 pm, sedangkan jari-
jari anion F ‾ dan I ‾ masing-masing adalah 119 dan 206 pm. Perbedaan jari-jari yang terlalu
besar antara katin dan anion pasangannya dalam LiI mengakibatkan padatan ini lebih mudah
larut daripada LiF yang mempunyai jari-jari ionik tidak terlalu besar bedanya. Sebaliknya CsI
lebih sukar larut dibandingkan dengan CsF.
12
Dalam kehidupan sehari-hari warna nyala logam alkali dapat diihat pada lampu.
Berbagai macam warna logam alkali yang didapatkan dari eksperimen yang telah dilakukan
dapat dilihat pada Tabel.
No. Ion Logam Alkali Warna Nyala
1. Li+ Merah Tua
2. Na+ Kuning
3. K+ Ungu
4. Rb+ Merah Biru
5. Cs+ Biru
Sifat-sifat fisik yang penting dari logam alkali adalah emisi spektrumnya yang dapat
terbentuk apabila uapnya atau salah satu garamnya dibakar dengan api Bunsen. Misalnya, garam
litium membentuk nyala merah yang bagus, garam natrium membentuk nyala kuning terang, dan
kalium membentuk nyala violet. Warna spectrum itu dapat dipakai dalam analisis kualitatif,
yang disebut tes nyala. Warna nyala ini sudah cukup intensif untuk digunakan pada analisis
nyala (flame test) yang dapat digunakan dalam analisis campuran senyawa-senyawa yang
komposisinya tidak diketahui. Misalnya, apabila setetes cairan yang tidak diketahui
komposisinya diletakkan pada nyala api dan muncul nyala yang berwarna kuning maka dalam
tetesan cairan ini mengandung ion natrium. Jika tidak terlihat nyala warna kuning, maka tidak
ada natrium dalam tetesan tersebut. Warna violet nyala kalium tidak seterang warna kuning
nyala natrium dan sangat mudah tertutup oleh nyala natrium, meskipun natrium tersebut sedikit
sekali (traces) dalam campuran yang dianalisis. Dengan cara melihat nyala melalui kaca biru,
yang disebut kaca kobal, maka warna kuning diserap dan warna violet nyala kalium diteruskan
sehingga kalium dapat diketahui.
Nyala kuning terang natrium merupakan salah satu sifat dari unsure ini yang mempunyai
nilai komersial: digunakan dalam lampu uap natrium. Warna kuning nyala natrium banyak
dipakai di jalan raya karena murah biayanya dibandingkan lampu pijar, seperti bola lampu yang
biasa digunakan, banyak energy cahaya yang hilang karena membentuk sinar inframerah yang
tidak terlihat. Oleh karena itu, energi listrik yang banyak digunakan terbuang sia-sia. Ada lampu
uap natrium dalam tabung pengurai gas yang hanya berisi uap natrium, sebagian besar energy
listrik muncul sebagai cahaya kuning. Cahaya ini sama dengan sepasang garis yang sangat tipis
dari spectrum emisi natrium.
Perbedaan energy antara orbital s dan p kulit-valensi dari logam golongan 1 sesuai
dengan perbedaan energy pada panjang gelombang tertentu dari cahaya yang tampak.
Akibatnya, bila dipanaskan dalam nyala, senyawa golongan 1 menghasilkan warna-warna nyala
yang khas. Misalnya, bila NaCl diuapkan dalam nyala, pasangan ion akan terkonversi menjadi
atom-atom gas. Atom Na (g) akan tereksitasi ke energy yang lebih tinggi, dan cahaya dengan
13
panjang gelombang 589 nm (kuning) diemisikan ketika atom-tereksitasi (Na*) kembali ke
konfigurasi electron-dasar.
Na (g) Na*(g)
[Ne]3s1 [Ne]3p1
14
Spesies O22-(Peroksida) lebih mudah terpolarisasi daripada O2-, dan daya mempolarisasi
Na+ lebih kuat daripada ion K+. oleh karena itu dapat dipahami bahwa oksidaNatrium stabil
ebagai dioksida (2-) atau peroksida, dan oksida kalium stabil sebagai dioksida (1-) atau
superoksida. Peroksida bersifat diamagnetic dan superoksida bersifat paramagnetic.
15
KclO3 digunakan untuk pembuatan korek api,bahan peledak dan marcon.
e. Litium digunakan pada baterai untuk alat pacu jantung,kalkulator,jam,kamera,dan
lainnya
f. Rubidium memiliki potensial ionisasi yang rendah dan digunakan pada sel fotolistrik
seperti fotomultiplier, untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Rb juga
digunakan sebagai osilator untuk aplikasi seperti navigasi dan komunikasi di militer.
g. Sesium digunakan pada sel fotolistrik. Jika terkena cahaya, Cs akaan melepas
elektronnya yang akan tertarik menuju ke elektrode positif pada sel dan menyebabkan
timbulnya arus listrik.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logam-logam alkali ialah semua unsur yang ada di dalam golongan IA kecuali
Hidrogen(H), logam alkali dapat membentuk basa kuat dan sangat reaktif.
Logam alkali merupakan zat pereduksi yang kuat dan sangat mudah teroksidasi.
Semua logam alkali tergolong lunak dan ringan dan mempunyai electron valensi
yang mudah lepas.
Logam alkali mempunyai tingkat oksidasi yang stabil, semakin tinggi densitas
muatan ion logam alkali semakin kuat pula ion tersebut terhidrasi.
Sebagian besar senyawa-senyawa logam alkali larut dalam air walaupun tingkat
kelarutannya berbeda-beda.
Warna nyala logam Li+ ialah Merah Tua, Na+ ialah Kuning, K+ ialah Ungu, Rb+
ialah Merah Biru, Cs+ ialah Biru.
Logam Alkali dapat membentuk Oksida, peroksida, dan superoksida, dimana Li
cenderung hanya bias membentuk Oksida, Na cenderung membentuk peroksida,
sedangkan logam lainnya cenderung membentuk superoksida.
Logam alkali banyak manfaatnya bagi kehidupan, karena sifatnya yang reaktif,
logam alkali ini dapat diekstraksi dengan cara elektrolisis dan reduksi.
B. Saran
Agar pembaca dapat mengetahui lebih lanjut tentang “Logam Alkali”, sebaiknya tidak
hanya cukup dengan membaca makalah ini, karena makalah ini masih jauh dari kata
“Sempurna”, dan penulis mohon maaf bila ada kesalahan yang terselip dalam penulisan ,
semoga kesalahan penulis dapat menjadi pelajaran untuk pembaca kedepannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Johari, J.M.C dan M. Rachmawati. 2008. KIMIA 3 SMA dan MA untuk kelas XII. Jakarta: ESIS
Sugiyarto, Kristian H dan Retno D. Suyanti. 2010. Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu
Suyatno, dkk. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII. Grasindo: Jakarta.
Sunardi. 2008. Kimia Bilingual Untuk SMA/Ma. Bandung: Cv. Yrama Widya.
Purba , Michael. 2006. KIMIA untuk SMA kelas X. Jakarta:Erlangga.
Paragonatama,Jaya. 2009. Kimia SMA/MA Kelas XII . Jakarta : Bumi Aksara.
18