3.8 Menganalisis kelimpahan, kecenderungan sifat fisika dan kimia, manfaat, dan proses pembuatan unsur-unsur periode 3
dan golongan transisi (periode 4).
KOMPETENSI DASAR KETERAMPILAN
4.8 Menyajikan data hasil penelusuran informasi sifat dan pembuatan unsur-unsur Periode 3 dan unsur
golongan transisi (periode 4)
I. KELIMPAHAN
Unsur-unsur transisi periode ke empat terdapat dalam jumlah melimpah dalam bentuk persenyawaannya di
alam.
Tuliskan mineral-mineral/sumber unsur-unsur transisi periode ke empat dalam tabel di bawah ini!
Sc
Ti
V
Cr
Mn
Fe
Co
Ni
Cu
Zn
Sifat Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Nomor Atom 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Konfigurasi ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
elektron
Kerapatan 2,99 4,51 6,1 7,27 7,30 7,86 8,9 8,9 8,92 7,1
(g/cm3)
Jari-jari atom 1,61 1,45 1,32 1,25 1,24 1,24 1,25 1,25 1,28 1,33
(Å)
Titik Leleh (oC) 1.541 1.668 1.910 1.907 1.246 1.538 1.495 1.455 1.085 420
Titik Didih (oC) 2.836 3.3287 3.407 2.671 2.061 2.861 2.927 2.913 2.562 907
Potensial -2,08 -1,63 -1,18 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,23 +0,34 -0,763
Reduksi (volt)
Energi Ionisasi 631 658 650 653 717 759 758 737 745 906
(kJ mol-)
Keelektronega 1,3 1,5 1,6 1,6 1,5 1,8 1,8 1,8 1,9 1,6
tifan
Bilangan +3 +2, +3, +2, +3, +2, +3, +2, +3, +2, +3 +2, +3 +2 +1, +2 +2
Oksidasi +4 +4, +5 +6 +4,+7
Sifat Paramagnetik Feromagnetik Diamagnetik
kemagnetan
1. SCANDIUM (Sc)
Scandium diproduksi dari scandium oksida (Sc 2O3) yang diubah menjadi scandium florida (ScF 3)
selanjutnya di reduksi dengan logam kalsium untuk mendapatkan skandium murni.
Tulis reaksinya :
2. TITANIUM (Ti)
Pemisahan logam Titanium dari bijih logamnya menggunakan metode Kroll.
Ilmenit (FeTiO3) atau rutil (TiO2) diambil dari bijihnya dengan kokas pada suatu reaktor pada suhu
1000°C.
Ilmenit (FeTiO3) atau rutil (TiO2) direaksikan dengan gas klorin (Cl2) diperoleh gas TiCl4.
Setelah itu TiCl4 direduksi dengan magnesium cair berlebih pada suhu 800-850°C.
Tulis reaksinya :
3. VANADIUM (V)
Bijih dipanaskan pada suhu ±850°C dan dihancurkan dengan penambahan NaCl atau Na 2CO3
menghasilkan natrium metavanadat (NaVO3).
Natrium metavanadat (NaVO3) dilarutkan dalam air dan diasamkan dengan penambahan padatan
merah agar membentuk lelehan vanadium oksida(V2O5).
Lelehan vanadium oksida (V2O5) direduksi dengan kalsium(Ca) agar terbentuk vanadium murni.
Tulis reaksinya :
4. KROMIUM (Cr)
Bijih kromit dilelehkan menggunakan alkali karbonat pada suhu tinggi
FeCrO4(s) + Na2CrO3 + O2(g) Na2CrO4(aq) + CO2 +Fe
Na2CrO4(aq) diendapkan menggunakan air
Na2CrO4(aq) + H2O(l) Na2Cr2O4 (s) + NaOH(aq)
Na2Cr2O4 (s) direduksi menggunakan karbon, dan membentuk oksida nya
Na2Cr2O4 (s) + 2C(s) Cr2O3(s) + Na2CO3(aq) + CO2(g)
Cr2O3 di reduksi dengan logam alumunium(Al) melalui teknik aluminateknik atau silikon(Si) untuk
menghasilkan logam kromium murni
Selesaikan reaksi ini :
a. Cr2O3(s)+Al(s)
b. Cr2O3(s) + Si
5. MANGAN (Mn)
Pirolusit diolah menurut proses termit.
Pirolusit-MnO2 dipanaskan pada suhu 700-900°C agar mengalami reduksi sebagaian menjadi Mn 3O4.
Reduksi lebih lanjut dengan logam aluminium menghasilkan logam mangan (Mn) yang dapat
dipisahkan sebagian lelehannya (mengingat bahwa Al2O3 memiliki titik leleh yang jauh lebih tinggi
~2045°C).
Tulis reaksinya :
Pemurnian logam mangan lebih lanjut dilakukan secara destilasi.
6. BESI (Fe)
Pengolahan besi meliputi penyediaan bahan baku, prinsip pengolahan, dan proses pengolahan.
Bahan Baku
a. Bijih besi hematit (Fe2O3), dengan kandungan SiO2. (+10%) sedikit senyawa belerang, fosfor,
alumunium, dan mangan.
b. Batu kapur (CaCO3) untuk mengikat zat- zat pengotor.
c. Kokas (C) sebagai bahan reduktor.
d. Udara untuk mengoksidasi C sehingga membentuk CO.
Prinsip: Reduksi bijih besi oleh CO.
Proses pengolahan
a. Ke dalam tungku tahan api, dimasukkan bijih besi, kokas, dan batu kapur.
Udara dialirkan melalui dasar tungku sehingga bereaksi dengan karbon membentuk gas CO 2
b. Reaksi ini bersifat eksoterm sehingga dapat menaikkan temperatur tungku sampai mendidih mendekati
19000 C.
C +O2 CO2 H= -394 kJ
c. Gas CO2 yang panas naik dan mengoksidasi karbon membentuk gas CO.
C + CO2 2CO H= +173 Kj
d. Gas CO yang terjadi secara bertahap mereduksi bijih besi.
3 Fe2O3 + CO 2Fe3O4 + CO2 (daerah 5000 C)
e. Fe3O4 merupakan campuran FeO dan Fe2O3
Fe3O4 + CO 3FeO + CO2 (daerah 8500 C)
FeO + CO Fe + CO2 (daerah 10000 C)
f. Besi yang terbentuk turun ke bawah dan meleleh di dasar tungku.
g. Fungsi CaCO3 adalah untuk mengikat kotoran yang bersifat asam seperti SiO 2, P4O10, atau oksida
amfoter seperti Al2O3. Pada temperature tinggi, CaCO3 terurai membentuKk CaO dan CO2.
CaCO3 2CaO + CO2
h. Selanjutnya, terjadi reaksi antara CaO dan kotoran.
CaO + SiO2 CaSiO3
6CaO +P4O10 2Ca3(PO4)2
CaO + Al2O3 Ca(AlO2)2
i. Hasil- hasil reaksi tersebut (slag) meleleh dan mengapung diatas lelehan besi sehingga dapat
dipisahkan. Slag kadang- kadang digunakan untuk industri semen karena mengandung sedikit fosfor
dan juga digunakan untuk industri pupuk.
Besi yang keluar juga digunakan untuk industri pupuk.
j. Besi yang keluar dari tungku disebut besi kasar (pig iron atau cast iron) dan mengandung 95% Fe,
4% C, dan sedikit silikon, fosfor, dan belerang. Besi kasar bersifat getas.
CARILAH GAMBAR tentang Proses pengolahan besi dengan tanur tinggi (blast furnace). Dan
lengkapi keterangannya sesuai penjelasan di atas.
7. KOBALT (Co)
Produksi kobalt diawali dengan membakar besi untuk mengambil mineral-mineral (Fe, Cu, Co) dalam
bentuk oksidanya
Mineral oksida direaksikan dengan asam sulfat untuk mengendapkan tembaga sebagai CuSO 4,
sedangkan besi, kobalt larut sebagai sulfat.
Besi diendapkan dengan penambahan kapur (CaO).
Selanjutnya, Cobalt dalam larutan direaksikan dengan natrium hipoklorit (NaOCl) membentuk cobalt
hidroksida.
Setarakan reaksi :
Co2+(aq) + NaOCl(aq) + OH-(aq) + H2O → Co(OH)3(s) + NaCl(aq)
Kobalt hidroksida dipanaskan agar membentuk Co 2O3, kemudian direduksi dengan karbon dalam
bentuk arang dan diperoleh logam kobalt.
Setarakan reaksi :
a. Co(OH)3 + O2 Co2O3 + H2O
b. Co2O3 + C → Co + CO2
8. NIKEL (Ni)
Bijih yang mengandung Nikel dihancurkan dalam proses kominusi, tujuannya untuk memperluas
bidang sentuh dan reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Bijih nikel dalam bentuk serbuk diklasifikasi dengan flotasi diair untuk menghilangkan pengotor.
Serbuk nikel bersih dikeringkan dalam rotary dryer untuk mengurangi kandungan air pada bijih.
Serbuk nikel kering dimasukkan kedalam tanur dan direduksi dengan mengalirkan gas CO agar
diperoleh logam nikel yang belum murni.
Logam nikel yang belum murni dibakar pada tanur pemurni bersuhu tinggi ±7000°C, dan ditambahkan
silica untuk mengikat pengotor yang berupa besi dan membentuk terak. Lelehan Nikel dialirkan
dengan pipa di dasar tanur
9. TEMBAGA (Cu)
Bijih kalkopirit dihancurkan hingga 10-15% menggunakan froth flotation (flotasi buih) atau
bioleaching. Selanjutnya, dipanaskan hingga melebur dengan silica tujuannya untuk menghilangkan
kelebihan besi pada bijih
Setarakan
CuFeS2 + SiO2 + O2 Cu2S + FeSiO3 + SO2
Tembaga sulfida yang diperoleh dipanaskan untuk mendapatkan lelehan tembaga
Cu2S(s) + O2(g) 2Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh dari pemanasan Cu 2S bersifat rapuh dan belum murni, jadi perlu dimurnikan
melalui metode elektrolisis.
Tulis reaksi pemurnian tembaga dengan metode elektrolisis:
10. ZINC (Zn)
Bijih yang mengandung sfalerit di giling, selanjutnya dipisahkan dari mineral-mineral lain seperti besi,
silica, dan sulfur melalui metode flotasi buih dan diperoleh seng sulfida.
Seng sulfida dibakar untuk memperoleh seng oksida.
Setarakan reaksi :
ZnS(s) + O2(g) ZnO(s) + SO2(g)
Seng oksida yang diperoleh selanjutnya diolah melalui metode pirometalurgi. Kemudian Seng oksida
dibakar pada suhu 950°C dengan karbon pada smelt furnace untuk mereduksi seng oksida.
ZnO(s) + C(s) → Zn(l) + CO(g)
Selanjutnya, seng yang memiliki kemurnian rendah di destilasi fraksional pada suhu tinggi ke-1 untuk
memisahkan campuran ampas biji dan mineral lain yang ditahan pada dasar furnace.
2. Titanium Ti
3. Vanadium V
4. Kromium Cr
5. Mangan Mn
6. Besi Fe
7. Kobalt Co
8. Nikel Ni
9. Tembaga Cu
10. Zinc Zn