Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KIMIA ANALITIK
“IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN III’’

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK III
Marni Aprianti Jampapy (163145453017)
Murni Sri Astuti (163145453021)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MEGA REZKY MAKASSAR

2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan
apapun. Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap agar bisa memberikan
sedikit pengetahuan bagi kita semua mengenai “Identifikasi Kation Golongan III”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis masih
mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan makalah ini, dan penulis
mohon maaf, bila ada penulisan kata yang salah dan kurang lengkap.

Makassar, 10 Desember 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 4

B. Rumusan Masalah..................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan....................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN

A. Pancasila Dalam Pendekatan Filsafat

1. Pengertian............................................................................. 6
2. Nilai-nilai Yang Terkandung Pada Pancasila................... 6
B. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Pengertian............................................................................. 8
2. Fungsi Umum Pancasila....................................................... 8
3. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara.............................. 8

C. Makna Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

1. Pengertian............................................................................. 10
2. Makna Ideologi bagi Negara................................................ 11
D. Hakekat Demokrasi
1. Pengertian............................................................................. 11
2. Demokrasi Sebagai Bentuk Pemerintahan........................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 13
B. Saran.......................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang
disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa
yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis
kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis
kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada
dalam sampel. Prosedur yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang
tidak diketahui, pertama kali adalah membuat sampel (contoh) yang dianalisis
dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan
dilakukan uji ion-ion yang mungkin ada. Kesulitan yang lebih besar dijumpai
pada saat mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran untuk
ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses
pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut.
Kemudian diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi.
Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang
kan memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan
karakteristik (khas) untuk ion-ion tertentu.

Untuk tujuan analisis kualitatif kation sistematik kation-kation


diklasifikasikan dalam golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap
beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan
secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation,
dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih
lanjut.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum, adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan
amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau
tidak. Jadi boleh kita katakan, bahwa klasifikasi kation yang paling umum,
didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari
kation tersebut. Kation golongan V memiliki ciri khas tertentu diantaranya :
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation
golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk menentukan adanya kation
NH4+ harus diambil dari larutan analit mula-mula. Untuk kotion-kation Ca2+,
Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja unsur atau senyawa yang termasuk kation golongan ke-V?
2. Apa fungsi dari?
3. Bagaimana?
4. Bagaimana cara?
5. Apa saja fungsi?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa bisa mengetahui unsur ataupun senyawa apa yang termasuk
kation golongan ke-V.
2. Mahasiswa dapat mengetahui
3. Mahasiswa dapat mengetahui
4. Mahasiswa bisa mengetahui
D.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Golongan kation kelima adalah Magnesium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K) dan
Amonium (NH3). Reagensia Golongan : tak ada reagensia umum untuk kation – kation
golongan ini. Reaksi golongan: kation-kation golongan kelima tidak bereaksi dengan
asam klorida, hydrogen sulfide atau garam-garam ammonium dengan ammonium
karbonat. Reaksi ion ammonium sangat serupa dengan reaksi-reaksi ion kalium, karena
jari-jari ion dari kedua ion ini hampir identik.
B. Magnesium, Mg ( Ar : 24,305)
Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan diliat. Ia melebur
pada 650o C. logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan
mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang, membentuk oksida MgO dan
beberapa nitride Mg3N2. Logam ini perlahan-lahan terurai oleh air pada suhu
biasa, tetapi pada titik didih air reaksi berlangsung secara cepat.
Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2
Magnesium hidroksida, jika tak ada garam ammonium, praktis tak
larut. Magnesium larut dengan mudah dalam asam. Magnesium membentuk
kation bivalen Mg2+. Oksida, hidroksida, karbonat, dan fosfatnya tak larut :
garam-garam lainnya larut. Rasanya pahit, beberapa dari garam-garam ini
adalah higroskopis.
1. Larutan Amonia: pengendapan parsial magnesium hidroksida yang putih
dan seperti gelatin :
Mg+ + 2NH3 + 2H2O Mg(OH)2 + 2NH+4
2. Larutan natrium hidroksida : endapan putih natrium hidroksida, yang tak
larut dalam reagensia berlebihan, tetapi mudah larut dalam garam-garam
amonium :
Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2
3. Larutan amonium karbonat : jika tak ada serta garam-garam amonium,
terjadi endapan putih magnesium karbonat basa. Dengan adanya
garam=garam amonium, tak terjadi pengendapan, karena kesetimbangan :
NH+4 + CO2-3 NH3 + HCO-3
4. Larutan natrium karbonat : endapan putih, bervolume besar, yaitu karbonat
basa, yang tak larut dalam larutan basa, tetapi mudah larut dalam asam dan
larutan garam amonium
5. Larutan dinatrium hidrogen fosfat : endapan kristalin putih magnesium
amonium fosfat Mg(NH4)PO4.6H2O jika ada serta amonium klorida
(untuk mencegah pengendapan magnesium hidroksida) dan larutan amonia
Mg2+ + NH3 + HPO2-4 Mg(NH4)PO4
Endapan larut sangat sedikit dalam air, larut dalam asam asetat dan
dalam asam-asam mineral.
6. Reagensia difenilkarbazida (C6H5.NH.NH.CO.NH.NH.C6H5) larutan
garam magnesium itu, diolah dengan larutan natrium hidroksida- akan
terbentuk endapan magnesium hidroksida–lalu dengan beberapa tetes
reagensia difenilkarbazida dan larutan disaring. Setelah endapan dicuci
dengan air panas, akan terlihat bahwa ia telah memperoleh warna
lembayung-merah karena pembentukan suatu garam kompleks atau suatu
kompleks adsorpsi.
7. Reagensia 8-hidroksikuinolina atau ‘oksina’
Bila larutan suatu garam magnesium yang mengandung sedikit amonium
klorida, diolah dengan 1-2 ml reagensia yang telah dijadikan sangat
amoniakal dengan menambahkan 3-4 ml larutan ‘amonia encer, dan
campuran dipanaskan sampai titik didih, kita memperoleh endapan kuning
garam kompleks Mg(C9H6NO)2, 4H2O.
8. Reagensia p-nitrobenzena-azo-resorsinol(atau magneson I)
Uji ini tergantung pada adsorbsi reagensia, yang merupakan suatu zat
pewarna, diatas Mg(OH)2 dalam larutan basa pada mana dihasilkan bahan
pewarna biru.
9. Reagensia kuning titan : kuning titan (juga dikenal sebagai kuning elayton)
adalah zat pewarna kuning yang larut dalam air. Ia diadsorbsi oleh
magnesiaum hidroksida, menghasilkan warna atau endapan merah tua
barium dan kalsium tak bereaksi tetapi mempertajam warna merah itu.
10. Reagensia kuinalizarin : endapan biru atau pewarna biru seperti bunga-
jangung dengan garam-garam magnesium. Pewarna dapat dibedakan
dengan mudah dari warna lembayung-biru reagensia.
11. Uji kering (uji pipa tiup). Semua senyawa-senyawa magnesium bila
dipijarkan diatas arang dengan adanya natrium karbonat diubah menjadi
magnesium oksida putih, yang berkilau terang ketika panas.

C. Kalium, K (Ar=39,098)
Kalium adalah logam putih-perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5oC.
Ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara
lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru. Logan itu menguraikan air dengan
dahsyat, sambil melepaskan hydrogen dan terbakar dengan nyala lembayung :
2K+ + 2H2O 2K+ + 2OH- + H2
Kalium biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam-garam kalium
mengandung kation monovalen K+, garam-garam ini biasanya larut dan membentuk
larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.
Reaksi-reaksi ion kalium.larutan ion kalium klorida, KCl, M dapat dipakai untuk
uji-uji ini :
1. Larutan natrium heksanitritokobaltat(III) Na3[Co(NO2)6] : endapan kuning kalium
heksanitritokobaltat(III) :
3K+ + [Co(NO2)6]3- K3[Co(NO2)6]
Endapan tak larut dalam asam asetat encer.jika ada natrium dalam jumlah yang lebih
banyak (atau jika reagensia ditambahkan berlebihan) terbentuk suatu garam campuran,
K2Na[Co(NO2)6].
2. Larutan asam tartarat (atau karutan natrium hidrogen tartrat) : endapan kristalin putih
kalium hidrogen tartrat :

K+ + H2C4H4O6 KHC4H4O6 + H+
dan
K+ + H.C4H4O6- KHC4H4O6
3. Larutan asam perklorat (HClO4) : endapan kristalin putih kalium perklorat KClO4 dari
larutan yang tak begitu encer.
K+ + ClO4- KClO4
4. Reagensia asam heksakloroplatinagt(IV) (H2[PtCl6] : endapan kuning kalium
heksakloroplatinagt(IV) :
2K+ + [PtCl6]2- K2[PtCl6]
5. Uji natrium heksanitritokobaltat (III)-perak nitrat. Inin adalah suatu modifikasi dari
reaksi 1 dan dapat dipakai untuk larutan yang bebas halogen.
6. Reagensia dipikrilamina (atau heksanitrodifenilamina)
Atom hidrogen dari gugs NH dapat diganti dengan logam,garam natriumnya larut
dalam air dengan menghasilkan larutan yang kuning. Dengan larutan garam-garam
kalium, garam-garam ini menghasilkan endapan kristalin dari turunan (derivat)
kaliumnya yang merah jingga.
7. Uji natrium tetrafenilboron. Kalium membentuk endapan putih dalam larutan netral atau
dengan adanya asam asetat :
K+ + [B(C6H5)4]- K[B(C6H5)4]
8. Uji kering (pewarnaan nyala). Senyawa-senyawa kalium, sebaiknya kloridanya,
mewarnai nyala Bunsen yang tak ccemerlang menjadi lembanyung (lila).

D. Natrium, Na (Ar: 22,99)


Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5.
Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam
seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air,
membentuk natrium hidroksida dan hydrogen :
2Na + 2H2O 2Na+ + 2OH- + H2
Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+.
Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionnya berwarna;
hampir semua garam natrium larut dalam air.
Reaksi-reaksi ion natrium. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini dapat dipakai
larutan natrium klorida NaCl, 1M.
1. Larutan uranil magnesium asetat : endapan kristalin kuning, natrium magnesium uranil
asetat NaMg(UO2)3(CH3COO)9.9H2O, dari larutan pekat.
2. Larutan asam kloroplatinat, asam tartarat atau natrium heksanitriokobaltat(III) : tak ada
endapan dengan larutan garam natrium.
3. Reagensia uranil zink asetat : sebagai uji yang peka terhadap natrium, reagensia uranil
zink asetat kadang-kadang lebih disukai kesetimbangan memakai uranil magnesium
asetat.
4. Uji kering (pewarnaan nyala). Nyala bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning
kuat oleh uap garam natrium.

E. Ion Amonium, NH4+ (Mr: 18,038).


Ion-ion ammonium diturunkan dari ammonia, NH3, dan hydrogen H+. Ciri-ciri
khas ion ini adalah serupa dengan cirri-ciri khas ion logam-logam alkali. Dengan
elektrolisis memakai katode dari merkurium dapat dibuat ammonium amalgam, yang
mempunyai sifat-sifat serupa dengan amalgam dari natrium atau kalium.
Garam-garam ammonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalam
air, dengan membentuk larutan yang tak berwarna (kecuali bila anionnya berwarna).
Dengan pemanasan, semua garam ammonium terurai menjadi ammonia dan asam yang
sesuai. Kecuali jika asamnya tak mudah menguap, garam ammonium dapat dihilangkan
secara kuantitatif dari campuran kering dengan memanaskan. Reaksi-reaksi ion
ammonium umumnya serupa dengan reaksi-reaksi kalium, karena ukuran kedua ion itu
hamper identik.
Reaksi ion-ion amonium. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, dapat dipakai
larutan amonium klorida NH4Cl, M.
1. Larutan natrium hidroksida : gas amonia dilepaskan ketika dipanaskan.
NH4+ + OH- NH3 + H2O
2. Reagensia Nessler (larutan basa dari kalium tetraiodomerkurat(II) :
endapan coklat atau pewarnaan coklat atau kuning dihasilkan sesuai
dengan jumlah amonia atau ion amonium yang terdapat. Endapan adalah
merkurium (II) amidoiodida basa :
NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- HgO.Hg(NH2)I + 7I- + 3H2O
3. Natrium heksanitritokobaltat(III), Na3[Co(NO2)6]) : endapan kuning
amonium heksanitritokobaltat(III), (NH4)3[Co(NO2)6], yang serupa dengan
yang dihasilkan oleh ion kalium :
3NH4+ + [Co(NO2)6]3- + (NH4)3[Co(NO2)6]
4. Asam heksakloroplatina(IV) (H2[PtCl6]) : endapan kuning amonium
heksakloroplatina(IV) :
2NH4+ + [PtCl6]2- (NH4)2[PtCl6]
Ciri-ciri khas endapan adalah serupa dengan ciri-ciri garam kalium
yang bersangkutan, tetapi berbeda darinya dalam hal endapan ini terurai
ketika dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida, dengan melepaskan
gas amonia.
5. Larutan natrium hidrogen tatrat (NaH.C4H4O6)* jenuh : endapan putih
amonium tatrat asam NH4.H.C4H4O6, yang serupa tetapi sedikit lebih larut
dari pada garam kalium yang bersangkutan, dari zat mana endapan itu
dapat dibedakan karena dilepaskannya gas amonia, sewaktu endapan
dipanaskan dengan larutan natrium hidroksida.
NH4+ + HC4H4O6- NH4HC4H4O6
6. Larutan asam perklorat atau natrium perklorat : tak ada pengendapan
(perbedaan dari kalium).
7. Uji asam tanat-perak nitrat. Dasar dari uji ini adalah sifatmereduksi
dariasam tanat(suatu glukosida dari asam digalat) atas kompleks perak
amina [Ag(NH3)2]+ untuk menghasilkan perak hitam : karena itu asam
tanat mengendapkan perak dengan adanya amonia, tetapi tidak dari larutan
perak nitrat yang sedikit asam.
8. Reagensia p-nitrobenzena-diazonium klorida. Reagensia(I) menghasilkan
pewarnaan merah (ditimbulkan oleh II) dengan garam amonium, bila
terdapat larutan natrium hidroksida.
9. Uji pembentukkan amonia. Ini adalah suatu modifikasi dari reaksi 1, yang
disesuaikan untuk analisi yang peka.
10. Uji kering. Semua logam amonium menguap atau terurai, bila dipanaskan
sampai sesaat sebelum berpija. Pada beberapa kasus, dimana asamnya
mudah menguap, uapnya akan bergabung kembali setelah mendingin
dengan membentuk sublimat garam itu, misalnya amonium klorida.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Golongan kation kelima adalah Magnesium (Mg), Natrium (Na), Kalium (K) dan
Amonium (NH3). Reagensia Golongan : tak ada reagensia umum untuk
kation – kation golongan ini. Reaksi golongan: kation-kation golongan kelima tidak
bereaksi dengan asam klorida, hydrogen sulfide atau garam-garam ammonium dengan
ammonium karbonat. Reaksi ion ammonium sangat serupa dengan reaksi-reaksi ion
kalium, karena jari-jari ion dari kedua ion ini hampir identik.
2. Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan diliat. Ia melebur pada
650o C. logam ini mudah terbakar dalam udara atau oksigen dengan
mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang, membentuk oksida MgO dan
beberapa nitride Mg3N2. Logam ini perlahan-lahan terurai oleh air pada suhu
biasa, tetapi pada titik didih air reaksi berlangsung secara cepat.

3. Kalium adalah logam putih-perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5oC. Ia
tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara
lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru.

4. Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5. Natrium
teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam
seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena.

5. Ion-ion ammonium diturunkan dari ammonia, NH3, dan hydrogen H+. Ciri-ciri khas ion
ini adalah serupa dengan cirri-ciri khas ion logam-logam alkali. Dengan elektrolisis
memakai katode dari merkurium dapat dibuat ammonium amalgam, yang mempunyai
sifat-sifat serupa dengan amalgam dari natrium atau kalium.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Praktikun kimia kotion golongan V. http ://www.Praktikun-kimia-


kotion-golongan-V.co . id.Pdf.
Diakses pada tanggal 29 November 2016, pukul 15.30 WITA.

Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Analitik Kualitatif I. Yogyakarta : UNY Press.

Harjadi, W. 1989. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Svehla, G. 1985. Vogel Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai