Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS ANION

Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Dasar-Dasar Kimia Analitik


yang Dibimbing oleh Ibu Hayuni Retno Widarti

Disusun Oleh :
Alifah Ardiani (180331616047)
Amna Utyta (180331616109)
Arianda Addin Safitri (180331616098)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
AGUSTUS 2019
KATA PENGANTAR

Dengan meneyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Penyusun panjatkan puji dan syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah Dasar-Dasar Kimia Analitik dengan materi
“Analisis Anion”.

Makalah ini juga dapat tersusun dengan baik atas bantuan seluruh pihak yang
ikut berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu tak lupa
penyusun haturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat.

Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, karena itu penyusun menyadari


sepenuhnya bahwa pasti terdapat banyak kesalahan-kesalahan di dalam makalah
ini. Untuk itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca.

Akhir kata penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan


manfaat bagi para pembaca.

Malang, 25 Agustus 2019

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
A. Anion ............................................................................................................ 3
B. Sifat-Sifat Anion .......................................................................................... 3
1. Sifat-sifat asam-basa................................................................................. 3
2. Sifat redoks ............................................................................................... 3
3. Kesetimbangan larutan ............................................................................. 4
C. Identifikasi Anion......................................................................................... 4
1. Uji Pendahuluan Untuk Anion ................................................................. 9
2. Identifikasi ion bromine (Br- ) ................................................................ 11
3. Identifikasi ion chlorine (Cl-) ................................................................. 11
4. Identifikasi ion karbonat (CO32-) ............................................................ 11
5. Identifikasi ion iodida (I-) ....................................................................... 11
6. Identifikasi ion nitrat (NO3-)................................................................... 12
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
REFRENSI ............................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kimia analitik dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif berkaitan dengan
identifikasi zat-zat kimia, mengenali unsur-unsur senyawa apa yang ada
dalam suatu sampel. Umumnya kimia dihadapkan dengan analisis
kualitatif, sejumlah unsur dipisahkan dan diidentifikasi melalui
pengendapan dengan hidrogen sulfida. Analisis kualitatif berkaitan dengan
penetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu
sampel. Zat yang ditetapkan tersebut dinyatakan sebagai analit (Day dan
Underwood, 2001: 2).

Dasar identifikasis pengenalan unsur-unsur terletak pada sifat-sifat


kimia atau fisika. Sifat-sifat yang paling sederhana yang dipakai untuk
pengenalan adalah sifat-sifat yang langsung dapat diamati. Misalnya,
warna suatu senyawa atau hasil reaksi dengan pereaksi tertentu, dapat
dipakai sebagai dasar pengenalan (Chadijah, 2012: 79).

Keberadaan anion dapat diidentifikasi dengan menggunakan satu


atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu anion.
Klasifikasi anion yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan
dari klorida, sulfida dan karbonat tersebut. Secara umum anion
diklasifikasiakan dalam 3 golongan.

Berdasarkan teori diatas maka percobaan analisis identifikasi anion


untuk menentukan jenisnya yang terdapat dalam sampel menggunakan
analisakimiakualitatif.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi anion?
2. Bagaimana sifat-sifat yang dimiliki anion?
3. Bagaimana mengindentifikasi anion dalam larutan sampel?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi anion
2. Mengetahui sifat-sifat yang dimiliki anion
3. Mengetahui mengindentifikasi anion dalam larutan sampel

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anion
Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom nonlogam
memperoleh satu atau lebih elektron. Anion dinamakan demikian karena
mereka tertarik ke anoda (bidang positif) dalam medan listrik. Sebelum garam
beryodium dikembangkan, beberapa orang mengalami sejumlah kesulitan
dalam perkembangan, termasuk masalah dengan fungsi kelenjar tiroid dan
keterbelakangan mental.

B. Sifat-Sifat Anion
Analisis kualitatif sebagian besar didasarkan pada kesetimbangan untuk
memisahkan dan mengidentifikasikan ion yang sejenis. Kesetimbangan asam
basa, kesetimbangan heterogen, kesetimbangan redoks, dan kesetimbangan ion
kompelks merupakan jenis-jenis kesetimbangan yang sering digunakan dalam
analisis kualitatif anion.

1. Sifat-sifat asam-basa
Suatu garam-garam yang mengalami kelarutan dalam air yang
mengandung kation basa kuat bila berkombinasi (bergabung) dengan anion
dari asam lemah menghasilkan larutan yang bersifat basa.

2. Sifat redoks
Kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian
reduktot, sebagian lain sifat oksidator , reduktornya tergantung dalam
suasana larutannya. NO3- dan CrO42- merupakan oksidator kuat dalam
suasana larutan asam. Anion I-, S2- dan SO32- merupakan reduktor dalam
suasana asam.

3
3. Kesetimbangan larutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi
analisis anion. Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba2+ yang
digunakan sebagai uji spesifik dari anion tertentu didasarkan pada nilai
kelarutannya. Berdasarkan nilai Ksp berbagai garam, hanya barium sulfat
yang dapat diendapkan dari larutan yang dibuat asam dengan asam kuat
encer. Pengendapan senyawa ionic dari larutan mulai terjadi bila hasil kali
ion-ionnya yang dihasilkan lebih besar dari nilai Ksp. Dalam keberadaan
hanya sedikit asam konjugasi, konsaentrasi anion tidak cukup besar untuk
terjadinya endapan.

C. Identifikasi Anion
Kimia analitik dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat.
Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.
Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat
tertentu yang ada dalam sampel.
Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu
jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka
akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya
terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas.
Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah
untuk zat dalam larutan. Reaksi kering ialah sejumlah uji yang berguna dapat
dilakukan dalam keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Reaksi basah
ialah uji yang dibuat dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui
berlangsung dengan terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan
dengan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan
cara basah.

4
Cara identifikasi ion dibagi menjadi 2 macam, yaitu identifikasi kation
dan identifikasi anion. Namun, pada analisa anion tidak begitu sistematik
seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion adalah
pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam
kalsium, barium dan seng.
Untuk memudahkan menganalisa anion, diusahakan dulu dalam bentuk
senyawa yang mudah larut dalam air. Umumnya garam-garam natrium mudah
larut dalam garam karbonat dari logam-logam berat sukar larut dalam air,
sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa zat yang sukar larut atau
memberi endapan dengan Na2CO3, maka dibuat dahulu berupa ekstrak soda,
kemudian dipisahkan dari endapan yang mengganggu tersebut.
Jika zat yang tidak diketahui tidak larut dalam air, harus dilakukan
perlakuan tertentu dengan pereaksi kimia agar menjadi larut. Beberapa anion
tidak stabil dalam larutan asam, atau bereaksi satu sama lain dalam suasana
asam. Bila terjadi keadaan tidak stabil suasan asam, maka analisis anion harus
dilakukan dalam suasana basa.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat
asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil
analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada,
dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada
dalam larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation
yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2
larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut
dalam air dingin.
Analisis anion diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh
gambaran ada tidaknya anion tertentu atau kelompok lain yang memiliki sifat-
sifat yang sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang merupakan uji
spesifik dari anion tertentu. Pemisahan secara fisik dari anion umumnya tidak
penting , karena uji spesifik anion hanya peka terhadap anion tertentu dan tidak
peka untuk anion lainnya. Hanya bila terjadi interferensi atau gangguan dalam

5
suatu analisis anion oleh anion lain maka diperlukan langkah awal proses
pemisahan.
Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi atau uji spesifik dapat
dilakukan dalam fasa padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian
yang tinggi biasanya dilakukan dalam keadaan larutan. Kelarutan bahan- bahan
organik terutama garam akan sangat membantu dalam menetapkan kombinasi
antar anion dan kation. Misalnya, jika larutan zat yang tidak diketahui
ditemukan mengandung ion karbonat . CO-, maka hanya dimungkinkan ada
kation-kation tertentu seperti K-, Na-,NH-, sebab garam karbonat dari kation
lain tidak larut dalam air.
Anion dibagi dalam 3 golongan umum:
1. Golongan sulfat : SO42- ,CO32- ,PO43-, CrO 42 - ,C2O42 - ,SO32– ,AsO43-
2. Golongan nitrat : NO3 -, NO2 - , ClO3 -, C2H3O2 –
3. Golongan halida : Cl- ,Br - ,I- ,SCN- ,S2–
Dalam praktikum secara umum dilakukan penggolongan anion menjadi
dua golongan yaitu anion golongan A dan anion golongan B. Penggolongan
anion ini berdasarkan reaksi dengan zat tertentu.
Anion golongan A adalah jenis golongan anion yang dapat menguap bila
bereaksi dengan asam , yaitu:
1. Golongan anion yang menghasilakn gas bila bereaksi dengan asam klorida
encer dan asam sulfat encer seperti : karbonat, sulfit, tiosulfat, nitrit,
Hypoklorit, sianida dan sianat.
2. Golongan anion yang menghasilkan gas bila bereaksi dengan asam sulfat
pekat seperti semua anion Fluorida, Klorida, Bromida, Iodida, Nitrat, Borat,
Format, Asetat, dan Oksalat, Perklorat, Permanganat: Bromate,
Heksacyanoferrat(II) dan (III), Tiosianat, Tartrat, dan Sitrat.
Anion golongan B adalah kelompok anion yang bereaksi di dalam
larutan, yaitu :
1. Anion yang menghailkan reaksi pengendapan (endapan) bila bereaksi di
dalam larutannya misalnya sulfa, Fosfat, Sussinat, Arsenat, Kromat, Silikat,
Salisilat, Fosfit, Hipofosfit, Arsenit, Dikromat, dan Benzoat.

6
2. Anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi bila bereaksi di
dalam larutan seperti Manganat, Permanganat, Kromat, Dikromat.
Ada pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan, yaitu anion
yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks.
Reaksi pengendapan umumnya terjadi saat proses pemisahan yang kemudian
dilanjutkan dengan uji identifikasi, namun tidak ada jenis anion tertentu yang
termasuk dalam kelompok reaksi pengendapan karena hal tersebut sesuai
dengan uji lanjutannya. Pembentukan endapan karena adanya senyawa baru
setelah bereaksi. Banyak sekali reaksi yang di gunakan dalam analisis
anorganik kualitatif melibatkan pembentukan endapan.
Berikut merupakan anion yang digolongkan berdasarkan reaksi redoks, yaitu:
1. Anion Pengoksidasi
a. Anion dalam kelompok ini adalah ClO4-, ClO3-, NO3, SO42-, Cr2O72-, IO3,
dan lain-lain.
b. Prinsip kerjanya adalah mula-mula sampel ditambahkan Na2Co3 (jenuh),
lalu dipanaskan selama 10 menit kemudian filtrat ditambahkan dengan
HCl pekat dan MnCl2. Apabila warna sampel berubah menjadi hitam atau
coklat berarti sampel tersebut mengandung anion pengoksidasi.
2. Anion Preduksi
a. Anion dalam kelompok ini adalah S2-, S2O32-, SO3-, Cl-, CNS-, CN,
[Fe(CN)6)4]
b. Prinsip kerjanya adalah mula-mula sampel ditambahkan Na2Co3 (jenuh),
lalu dipanaskan selama 10 menit kemudian filtrat ditambahkan dengan
HCl pekat dan MnCl2. Apabila warna sampel berubah menjadi hitam atau
coklat berarti sampel tersebut mengandung anion pengoksidasi.
Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam
keadaan dingin, tetapi nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang
dihasilkan, dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan
asam sulfat pekat.
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
1. Anion sederhana seperti : O2-, F-, CN- , I, Cl, Br,

7
Anion okso diskret. Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang
berinti 2, 3 atau 4 atom oksigen yang terikat pada atom inti dan
menghasilkan atom deskret, seperti : NO3-, SO42-, CO3, NO2. Namun,
mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan
jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang
diasamkan.
2. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi
3. Anion kompleks halide seperti anion kompleks berbasa banyak seperti
oksalat misalnya (CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen. Klorat, Bromat
dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang terutama dijumpai pada
garam lokal alkali.
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-
sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat dan benzoat.
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik
untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah
AgNO3 yang hasilnya adalah endapan coklat merah bata.
Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada
kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini
hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-
keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang kaku,
karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan.
Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan
Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan
garam bariumnya,warna,kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya.
Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam
Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion
berdasarkan pada proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang
menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya
dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi
dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4

8
encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4
pekat.

1. Uji Pendahuluan Untuk Anion


Uji pendahuluan anion dimaksudkan untuk memisahkan anion
pengoksidasi dan anion pereduksi ke dalam empat golongan atau kelompok
yang didasarkan pada reaksinya terhadap larutan asam perklorat, HClO4
encer dan ion perak, Ag+. Uji pendahuluan ini dapat dideteksi dari
terjadinya perubahan warna, timbulnya gas dan terbentuknya endapan.
a. Deteksi adanya ion pengoksidasi
Terjadinya warna merah – coklat sampai hitam bila beberapa tetes
larutan sampel atau analit ditambahkan ke dalam larutan Mangan (II)
klorida, MnCl2 dalam larutan HCl pekat, menunjukkan adanya anion
pengoksidasi.
b. Deteksi adanya ion pereduksi
Timbulnya suspense atau endapan biru gelap bila larutan sampel
ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung FeCl3, K3[Fe(CN)6] dan
HCl encer menunjukkan adanya anion-anion pereduksi, seperti S2-, SO32-,
I¬ atau NO2-. Endapan biru timbul, karena terbentuknya KFe[Fe(CN)6]
merupakan senyawa kompleks yang di dalamnya terdapat besi (II) dan
besi (III).
c. Deteksi dari kelompok anion
Karakteristik asam basa dan reaksi kesetimbangan dalam larutan
dari anion yang mengikuti klasifikasi dalam empat kelompok didasarkan
pada sifat-sifatnya terhadap asam perklorat dan ion perak. Klasifikasi
anion ke dalam 4 golongan dirancang hanya untuk memberikan informasi
awal tentang ada tidaknya ion-ion itu sendiri. Klasifikasi ini tidak di
rancang untuk proses pemisahan.
Pengelompokkan anion ke dalam 4 kelompok ini penting, sehingga
ion-ion dalam suatu kelompok tidak terinterferensi oleh anion dari
kelompok lain. Misalnya, ion karbonat akan mengendap dalam golongan

9
III sebagai garam perak karbonat, jika pada langkah pertama dilakukan
penambahan perak nitrat untuk menetralkan larutan sampel.
d. Sifat-sifat anion terhadap asam sulfat pekat
Penggunaan larutan asam sulfat pekat (18M) dalam analisis anion
tergantung pada kemampuan anion sebagai bahan pengoksidasi dan sifat
keasamannya.
Jika sampel yang di uji adalah campuran dari garam dari garam,
hasil dari uji, hasil dari uji tidak selalu mudah untuk diinterpretasi, karena
gas yang terbentuk untuk mungkin terperangkap. Demikian pula dengan
garam yang sulit larut (seperti perak halide) dan garam yang
mengandung karakter kovalen (misal CdI2 dan HgCl2) yang hanya
bereaksi lambat dengan asam.
e. Sifat redoks
Kelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian
reduktor, sebagian lain sifat oksidator , reduktornya tergantung dalam
suasana larutannya. NO3- dan CrO42- merupakan oksidator kuat dalam
suasana larutan asam. Anion I-, S2- dan SO32- merupakan reduktor dalam
suasana asam.
f. Kesetimbangan larutan
Reaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi
analisis anion. Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba2+ yang
digunakan sebagai uji spesifik dari anion tertentu didasarkan pada nilai
kelarutannya.
Berdasarkan nilai Ksp berbagai garam, hanya barium sulfat yang
dapat diendapkan dari larutan yang dibuat asam dengan asam kuat encer.
Pengendapan senyawa ionik dari larutan mulai terjadi bila hasil kali ion-
ionnya yang dihasilkan lebih besar dari nilai Ksp. Dalam keberadaan
hanya sedikit asam konjugasi, konsaentrasi anion tidak cukup besar
untuk terjadinya endapan.

10
2. Identifikasi ion bromine (Br- )
Ion Br- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika larutan
dikocok dengan karbon disulfide, Br2 yang terjadi akan larut dalam karbon
disulfide dan warna larutan akan berubah menjadi cokelat.
Reaksinya identifikasinya adalah sebagai berikut:
Cl2(g) + 2Br-(aq) 2Cl-(aq) [kuning] + Br2(g)
Br2 larut dalam CS2 warna cokelat.

3. Identifikasi ion chlorine (Cl-)


Ion Cl- dengan larutan perak nitrat terjadi endapan putih, yang larut dalam
larutan amoniak.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
Ag+(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) [putih]
AgCl(s) + 2NH3(aq) Ag(NH3)2 + Cl-(aq)

4. Identifikasi ion karbonat (CO32-)


Ion (CO32-)dengan larutan asam klorida menghasilkan gas karbon dioksida.
Jika gas ini dialirkan ke dalam air kapur Ca(OH)2, dapat mengeruhkan air
kapur.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
2H+(aq) + CO32- (g) H2O(l) + CO2(g)
CO2(g) + Ca2+(aq) + 2OH-(aq) CaCO3(s) [putih] + H2O(l)

5. Identifikasi ion iodida (I-)


Untuk mengidentifikasi adanya ion iodida, mak kita harus mengetahui ciri
dari ion iodida tersebut. Ion I- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna
kuning. Jika dikocok dengan karbon disulfide, I2 yang terjadi larut dalam
karbon disulfide dan warna larutan akan berubah menjadi ungu.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
Cl2(g) + 2I-(aq) 2Cl-(aq) [kuning] + I2(s)
I2 larut dalam CS2 warna ungu.

11
6. Identifikasi ion nitrat (NO3-)
Ion NO3- dengan asam sulfat pekat dan larutan besi(II) sulfat pekat akan
menghasilkan suatu cincin cokelat.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3e- NO(g) + 2H2O(l)
3Fe2+(aq) 3Fe3+(aq) + e-
NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3Fe2+(aq) NO(g) + 2H2O(l) + 3Fe3+(aq)
NO(g) + Fe2+(aq) FeNO2+(aq) [cokelat]
Bila dalam pemeriksaan kation ditemukan kation-kation logam berat
(kation golongan I, II, III, IV dan Mg2+ pada golongan skema H2S) maka
pemeriksaan anion menggunakan larutan ekstrak soda. Larutan ekstrak soda
dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium karbonat selama
± 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES).
Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa
pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditabahkan dulu
asam. Sebagai contoh:
1. Analisis terhadap ion-ion preduksi
Warna KMnO4 hilang menunjukkan ion pereduksi positif ada
ES + H2SO4 (4N) + KMnO4
Warna KMnO4 tidak hilang menunukkan ion.
Pereduksi tidak ada.
2. Analisis terhadap ion-ion pengoksida
ES + H2SO4 (4N) kemudian dituangkan dengan hati-hati ke dalam
larutan difenil amin dalam H2SO4 pekat. Bila terjadi warna biru tua
menunjukkan ion pengoksida ada. Bila bukan biru tua maka menunjukkan
ion pengoksida tidak ada.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam
berat dan untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan
penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida,
hidroksida, karbonat dan karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan

12
banyak maka CrO42- yang dapat larut makin banyak. Dari hasil identifikasi
sebelumnya dapat ditehui adanya beberapa anion seperti CO32- dan CH3COO-
Berikut ini akan dibahas beberapa reaksi identifikasi anion yang lain.
a. SO32- : Dengan larutan KMnO4 yang diasamkan dengan asam sulfat encer
akan terjadi penghilangan warna ungu KMnO4 karena MnO4 tereduksi
menjadi ion Mn2+.
b. S2O32- : Dengan larutan Ion akan terjadi penghilangan warna iod karena
terbentuk larutan tetrationat yang tak berwarna.
c. SO42- : Dengan larutan barium klorida membentuk endapan putih BaSO4
yang tak larut dalam HCl encer, asam nitrat encer tetapi larut dalam HCl
pekat panas.
d. NO2- : Dengan larutan KI kemudian diasamkan dengan asetat atau sulfat
encer akan dibebaskan iodium yang dapat diidentifikasi dari timbulnya
warna biru dalam pasta kanji.
e. CN- : Dengan larutan AgNO3 terbentuk endapan putih AgCN yang mudah
larut dalam larutan sianida berlebih karena membentuk ion kompleks
[Ag(CN)2]– .
f. SCN- : Dengan larutan FeCl3 membentuk warna merah darah.
g. [Fe(CN)6]4- : Dengan larutan FeCl3 akan terbentuk endapan biru prusia
dalam larutan netral atau asam. Endapan diuraikan oleh larutan hidroksida
alkali membentuk endapan Fe(OH)3 yang berwarna coklat.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom nonlogam
memperoleh satu atau lebih elektron. Sifat-sifat anion ada 3 (tiga), yaitu sifat-
sifat asam-basa, sifat redoks, dan kesetimbangan larutan. Identifikasi anion
meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion
dengan menggunakan larutan ekstra soda. Untuk reaksi kering pemeriksaan
anion dalam sampel yang masih berbentuk zat biasanya dilakukan dengan
menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Anion di bagi dalam 3 golongan
umum: Golongan sulfat, Golongan Nitrat, Golongan klorida/Halida.
Identifikasi anion Identifikasi anion dibagi menjadi beberapa tahap,
diawali dengan uji pendahuluan untuk mengetahui adanya ion pereduksi,
pengoksidasi, deteksi dari kelompok anion dan sifat anion terhadap asam sulfat
pekat. Kemudian tes khusus anion berdasarkan perubahan-perubahannya pada
senyawa-senyawa tertentu.

14
REFRENSI

Basset, J dkk. Vogel Texbook Of Quantitative Inorganic Analysis Including


Elementary Instrumental Analysis. Terj, A. Hadyan Pujaatmaka dan Ir. L.
Setiono. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kualitatif Anorganik. Jakarta:
EGC, 1994.

L. Underwood, A., Analisis Kimia Kualitatif, Edisi IV. Penerbit Erlangga, Jakarta:
1993
Hisham. 2019. “Definisi Anion”. Diambil dari https://hisham.id/2015/06/definisi-
anion.html, diakses pada 24 Agustus 2019 pukul 7:58 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai