Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANALISIS KUALITATIF ANORGANIK (KATION-ANION)

Dosen Pengampuh:

Dewi lidiawati,s.si., M. Si

Oleh:

KELOMPOK II

Sabil (202106024) Kiki Sri Rahayu (202106009)

Zulfitra Imran (202106030) Irmayanti Suardi (202106007)

Rahmawati Rifai (202106019) Nayah (202106015)

Putri Sahra Syafirah.Syafri (202106018) Raufina Lenta (202106020)

Fitriani (202106006) NurHalizah (202106016)

NurFatillah.M (202106033)

PROGRAM STUDI

S1 FARMASI

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS MUHAMMADIYAH SIDRAP

2021-2022
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan untuk menyelesaikan laporan praktimu
kimia tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akn mampu menyelesaikan laporan
praktikum kimia dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
yang syafaatnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan sehat-Nya, sehingga
“MAKALAH KIMIA ANALISIS I” ini dapat diselesaikan. Makalah Kimia Analisis I ini ditulis guna memenuhi
tugas mata kuliah kima Analisis I.

Penulis menyadari bahwa makalah kimia analisis I ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar laporan in dapat
lebih baik.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pangkajene, 20 Maret 2022

KELOMPOK 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Kimia Analitik Kualitatif

2.2 Analisis Kation

2.3 Analisis Anion

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di sekitar kita dapat ditemukan banyak ion-ion terlarut seperti pada sungai, limbah,

air laut, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam dalam

larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur nonlogam akan

membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan

kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Banyak pendekatan

yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi

berdasarkan sifat fisika dan kimianya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kimi analitik kualitatif?

2. Bagaimana cara menganalisis kation?

3. Bagaimana cara menganalisis anion?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui kimia analitik kualitatif secara keseluruhan beserta penjelasannya.

2. Memahami dan dapat menganalisis kation secara tepat.

3. Memahami dan dapat menganalisis anion secara tepat.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kimia Analitik Kualitatif

Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk mengenali

atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau kation) yang terdapat

dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Sifat fisika suatu zat kimia

adalah sifat yang dapat diamati dengan pancaindera dan sifat yang dapat diukur tanpa

mengubah susunan kimia zat tersebut. Sifat yang dapat diamati dengan pancaindera adalah

wujud/rupa, warna, bau, rasa, tekstur, terbentuknya gelembung gas, dan terbentuknya

endapan, sedangkan sifat yang dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat antara lain

bobot jenis, indeks bias, titik didih, dan titik leleh/beku.

2.2 Analisis Kation

1. Klasifikasi Kation

Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan untuk analisis

kualitatif sistematik. Kation-kation digolongkan berdasarkan sifat-sifat kation

terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang biasanya digunakan untuk

klasifikasi kation adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan

amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan suatu kation untuk

bereaksi dengan reagensia-reagensia dengan membentuk endapan atau tidak.

Ciri-ciri khas kelima golongan ini adalah:

a. Golongan I

Kation golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion

golongan ini adalah timbel, merkurium (I) (raksa), dan perak.

b. Golongan II

Kation golongan II tidak dapat bereaksi dengan asam klorida, namun dapat
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.

Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik

(III), arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah (III)(IV).

c. Golongan III

Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer atau dengan

hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan ini

membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau

amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi

(III), kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (II).

d. Golongan IV

Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III.

Kation-kation pada golongan IV membentuk endapan dengan amonium karbonat

dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kationkation golongan ini
adalah: kalsium, strontium, dan barium.

e. Golongan V

Kation-kation pada golongan V adalah kation yang umum yang tidak bereaksi

dengan reagensia-reagensia pada golongan sebelumnya. Kation ini merupakan

golongan kation yang terakhir yaitu ion-ion magnesium, natrium, kalium,

amonium, litium, dan hidrogen.

2. Golongan Kation I: Timbel (II), Merkurium (I), dan Perak (I)

Kation pada golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Tetapi

timbel klorida sedikit larut dalam air sehingga tidak pernah mengendap dengan

sempurna bila ditambahkan asam klorida encer pada suatu cuplikan; ion timbel yang

tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam

bersama kation golongan kedua.

a. Timbel (Pb)
Timbel merupakan logam berwarna abu-abu kebiruan dengan rapatan sebesar

11,48 g/ml pada suhu kamar. Timbel mudah larut dalam asam nitrat dengan

tingkat kepekatan sedang (8M), dan terbentuk nitrogen oksida:

3Pb + 8HNO3 3Pb2 + 6NO3-+ 2NO + 4H2O

Gas nitrogen (II) oksida yang tidak berwarna bila tercampur dengan udara akan

teroksidasi menjadi nitrogen dioksida berwarna merah:

2NO (tidak berwarna) + O2  2NO2 (merah) Dengan asam nitrat pekat dapat terbentuk lapisan
pelindung berupa timbel nitrat

pada permukaan logam yang mencegah pelarutan lebih lanjut.

Reaksi-reaksi dari ion timbel (II)

1. Asam klorida encer

2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam timbel

sulfida

3. Larutan amonia

4. Natrium hidroksida

b. Merkurium atau Raksa (Hg)

Merkurium adalah logam cair berwarna putih keperakan pada suhu biasa dengan

rapatan 13,534 g/ml pada 25oC. Merkurium mudah bereaksi dengan asam nitrat,

namun tidak dipengaruhi oleh asam klorida atau asam sulfat encer (2M).

Reaksi-reaksi dari ion merkurium (I)

1. Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut: endapan putih merkurium

(I) klorida (kalomel)

2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam, yang

merupakan campuran dari merkurium (II) sulfida dan logam merkurium

3. Larutan amonia: endapan hitam yang merupakan campuran logam merkurium

dan merkurium (II) amidonitrat basa.


4. Natrium hidroksida: endapan hitam merkurium (I) oksida

c. Perak, Ag

Perak adalah logam berwarna yang putih, dapat ditempa, liat dengan rapatan 10,5

g/ml dan melebur pada 960,5oC. Perak tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat

encer (1M) atau asam nitrat encer (2M). Dalam larutan asam nitrat yang lebih

pekat (8M) atau dalam asam pekat panas, perak melarut:

6Ag + 8 HNO3  6Ag++ 2NO + 6NO3-+4H2O

2Ag + 2H2SO4 2Ag++ SO42-+ SO2 + 2H2O

Reaksi-reaksi ion perak (I):

1. Asam klorida encer (atau klorida-klorida yang larut): endapan putih perak

klorida

2. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh) dalam suasana netral atau asam:

endapan hitam perak sulfida

3. Larutan amonia: endapan coklat perak oksida

3. Golongan kation II: Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III), Tembaga (II),

Kadmium (II), Arsenik (III) dan (V), Stibium (III) dan (V), dan Timah (II) dan

(IV).

a. Merkurium (Raksa), Hg- Merkurium (II)

Rekasi-reaksi ion merkurium (II):

1. Hidrogen Sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan putih merkurium (II)

klorosulfida terbentuk karena adanya asam klorida encer. Bila ditambahkan

hidrogen sulfida lebih lanjut akan terbentuk endapan hitam merkurium (II)

sulfida.

2. Larutan amonia: endapan putih dengan komposisi tercampur, pada dasarnya

dari merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat:


2Hg2+ + NO3-+ 4NH3 + H2O  HgO.Hg(NH2)NO3 + 3NH4+

3. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit: endapan merahkecoklatan dengan
komposisi berbeda-beda, jika ditambahkan dalam jumlah

stoikiometris endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium

(II) oksida:

Hg2+ + 2OH-  HgO + H2O

4. Kalium sianida (RACUN): tidak terdapat perubahan apapun dalam larutan

encer (perbedaan dari ion-ion lain dari sub-golongan tembaga)

5. Lembaran atau mata uang tembaga mereduksi ion merkurium (II) menjadi

logamnya:

Cu + Hg2+  Cu2+ + Hg

b. Bismut, Bi

Bismut adalah logam yang putih-kemerahan, kristalin, getas, dan mempunyai titik

lebur 271,5oC. Bismut tidak larut dalam asam klorida namun dapat larut dalam

asam pengoksid seperti asam nitrat pekat, air raja, atau asam sulfat pekat.

Reaksi-reaksi ion bismut (III)

1. Hidrogen sulfida (gas larutan air jenuh): endapan hitam bismut sulfida

2. Larutan amonia: garam basa putih dengan berbagai komposisi.

3. Natrium hidroksida: endapan putih bismut (III) hidroksida

4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih, bismut hidroksida. Reaksi ini

adalah suatu hidrolisis:

Bi3+ + 3H2O + 3CN-  Bi(OH)3 + 3HCN

c. Tembaga, Cu

Tembaga adalah logam berwarna merah muda, lunak, dapat ditempa, dan liat.

Tembaga mempunyai titik lebur 1038oC. Tembaga tidak larut dalam asam klorida

dan asam sulfat encer, namun dapat sedikit larut dengan adanya oksigen.
Reaksi-reaksi ion tembaga (II):

1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh): endapan hitam, tembaga(II)

sulfida

2. Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit: endapan

biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa).

3. Natrium hidroksida dalam larutan dingin: endapan biru tembaga (II)

hidroksida.

4. Kalium iodida: mengendapkan tembaga (I) iodida yang putih, tetapi

larutannya berwarna coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod).

5. Kalium sianida (RACUN): terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida

apabila ditambahkan dengan sedikit sekali.

d. Kadmium, Cd

Kadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat. Kadmium

mempunyai titik lebut pada 321oC dan melarut dengan lambat dalam asam encer

dengan melepaskan hidrogen.

Cd + 2H+  Cd2+ + H2

Rekasi-reaksi ion kadmium (II):

1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan kuning kadmium sulfida

2. Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes: endapan putih kadmium

(II) hidroksida

3. Natrium hidroksida: endapan putih kadmium(II) hidroksida

4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih kadmium sianida

5. Kalium tiosianat: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)

6. Kalium iodida: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga

e. Arsenik, As-Arsenik (III)


Arsenik merupakan zat padat berwarna abu-abu seperti baja, getas, dan berkilap

seperti logam. Arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih apabila

dipanaskan.

Reaksi-reaksi ion arsenik (III)

1. Hidrogen sulfida: endapan kuning arsenik(III) sulfida

2. Perak nitrat: endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral (perbedaan

dari arsenat)

3. Larutan tembaga sulfat: endapan hijau tembaga arsenit (hijau Scheele)

4. Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida): mengoksidasikan ion

arsenit sambil kehilangan warna

f. Arsenik, As-Arsenik (V)

Reaksi-reaksi ion arsenat:

1. Hidrogen sulfida: tidak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida

encer.

2. Larutan perak nitrat: endapan merah kecoklatan, perak arsenat Ag3AsO4 dari

larutan netral. Endapan larut dalam asam dan dalam larutan amonia tetapi

tidak larut dalam asam asetat.

g. Uji-uji Khusus untuk Arsenik yang Berjumlah Sedikit

1. Uji Marsh

2. Uji Gutzeit

3. Uji Fleitzmann

4. Uji Reinsch

5. Uji Kering

h. Stibium, Sb-Stibium (III)

Stibium adalah logam putih keperakan mengkilap yang memiliki titik lebur
630oC. Stibium tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer. Senyawasenyawa stibium (V)
mengandung ion antimonat, SbO4

3-. Ciri-ciri khasnya serupa

dengan senyawa-senyawa arsenik padanannya.

i. Timah, Sn-Timah (II)

4. Golongan kation III: Besi (II) dan (III), Aluminium, Kromium (III) dan (VI),

Nikel, Kobalt, Mangan (II) dan (VII), dan Zink.

Reagensia golongan: hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya

amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfida.

Reaksi golongan: endapan-endapan dengan berbagai warna: besi (II) sulfida(hitam),

aluminium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam),

kobalt sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih).

a. Besi, Fe-Besi (II)

Besi murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Besi memiliki

titik lebur pada 1535oC. Biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida,

silisida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit.

b. Besi, Fe-Besi (III)

c. Aluminium – Al

Aluminium adalah logam berwarna putih yang liat dan dapat ditempa. Aluminium

melebur pada suhu 659oC. Aluminium dapat teroksidasi pada permukaannya

apabila terkena udara. Oksida dari aluminium melindungi objek oksida lebih

lanjut. Asam klorida encer dapat melarutkan logam ini dengan mudah.

d. Kromium, Cr – Kromium (II)

Kromium adalah logam kristalin berwarna putih, tidak begitu liat, dan tidak dapat

ditempa. Logam kromium memiliki titik lebur 1765oC.logam ini larut dalam asam

klorida encer maupun pekat.


e. Oksoanion Logam-Logam Golongan III: Kromat dan Permanganat

Oksoanion logam-logam golongan III seperti kromat (CrO4

2-

) dan dikromat

(Cr2O7

2-

), dan permanganat (MnO4

) direduksi oleh hidrogen sulfida dalam

suasana asam klorida menjadi masing-masing ion-ion kromium (III) dan mangan

(II). Dalam pengerjaan analisis, suatu cuplikan yang tidak diketahui, anion-anion

ini sudah diubah menjadi kation-kation Golongan III ketika proses pemisahan

mencapai tahap ini.

f. Kobalt, Co

Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja yang bersifat sedikit magnetis.

Kobalt melebur pada 1490oC dan dapat melarut dalam asam-asam mineral encer.

g. Nikel

Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan sifat material yang keras, kukuh,

bersifat liat, dan dapat ditempa. Logam nikel memiliki titik lebur pada 1455oC dan

sedikit magnetis.

h. Mangan, Mn- Mangan (II)

Mangan adalah logam berwarna putih abu-abu seperti besi tuang. Mangan

melebur pada suhu 1250oC. Mangan bereaksi dengan air hangat membentuk

mangan (II) hidroksida dan hidrogen.

i. Zink, Zn
Zink adalah logam yang berwarna putih kebiruan, mudah ditempa dan liat pada

suhu 110-150oC. Zink mempunyai titik lebur pada 410oC dan titik didih pada

906oC.

5. Golongan kation IV: Barium, Strontium, dan Kalsium

Reagensia golongan adalah larutan amonium karbonat 1M. Reagensia tidak berwarna

dan memperlihatkan reaksi basa karena hidrolisis.

a. Barium, Ba

Barium adalah logam putih perak yang dapat ditempa, liat, dan stabil dalam udara

kering.

b. Strontium, Sr

Strontium adalah logam berwarna putih perak yang dapat ditempa dan liat.

Strontium memiliki titik lebur 771oC. Strontium memiliki sifat-sifat seperti

barium.

c. Kalsium, Ca

Kalsium adalah logam putih perak dengan struktur sedikit lunak dan mempunyai

titik lebur 845oC.

6. Golongan kation V: Magnesium, Natrium, Kalium, dan Amonium.

Pada golongan ini tidak terdapat reagensia golongan umum untuk kation-kation.

Kation-kation golongan V tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida,

amonium sulfida atau dengan amonium karbonat. Hal yang dapat dilakukan untuk

mengidentifikasi ion-ion ini adalah dengan uji nyala atau reaksi khusus.

a. Magnesium, Mg

Magnesium adalah logam putih yang dapat ditempa, liat, memiliki titik lebur pada

650oC. Logam magnesium dapat terbakar dalam oksigen dengan mudah,

mengeluarkan cahaya putih dan membentuk oksida MgO dan nitrida Mg3N2.
b. Kalium, K

Kalium adalah logam berwarna putih perak, lunak, memiliki titik lebur pada

63,5oC. Kalium tidak berubah pada udara kering namun dapat teroksidasi dengan

cepat pada udara lembab. Logam kalium menguraikan air dengan dahsyat

menghasilkan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung.

c. Natrium, Na

Natrium adalah logam berwarna putih perak berteskstur lunak dan memiliki titik

lebur 97,5oC. Dalam udara lembab, natrium dapat teroksidasi dengan cepat

sehingga harus disimpan dalam pelarut nafta atau silena. Logam natrium dapat

bereaksi hebat dengan air membentuk natrium oksida dan hidrogen.

d. Ion Amonium, NH4+

Ciri-ciri khas ion amonium serupa dengan ciri-ciri khas ion logam-logam alkali.

Garam-garam amonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalam air

dengan membentuk larutan yang tidak berwarna.

2.3 Analisis Anion

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah

electron. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Analisis anion tidak jauh berbeda

dengan analisis kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguangangguan dari
ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Analisis anion

tidak sesistematis analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan

pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.

Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath dan Vogel.

Bunsen dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam

bariumnya, warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath

menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam

perak. Cara vogel yaitu menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan
dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion

berdasarkan reaksinya dalam larutan. Analisis anion umumnya menggunakan cara vogel.

Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan utama yaitu:

a. Golongan Sulfat : SO42-,SO32-,PO43-,Cr2O42-,BO2-,CO32-,C2O42-, AsO4-

b. Golongan Halida : Cl-, Br-, I-, S2-

c. Golongan Nitrat : NO3-, NO2-, C2H3O2

Uji anion dalam larutan

1. Uji Sulfat

Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4,

Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion

lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi

untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali

barium kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih.

2. Uji untuk zat pereduksi

3. Uji untuk zat pengoksid

Uji regensia mangan(II)klorida, Zat ini dalam asam klorida pekat akan diubah oleh zat

zat pengoksidasi yang lemah sekalipun menjadi garam(III)mangan yang berwarna

coklat tua. Memungkinkan adanya ion ion kompleks

4. Uji dengan larutan perak nitrat

Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka

hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl

(putih), AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S (hitam).

5. Uji dengan larutan kalsium klorida

Dalam uji ini dibutuhkan ekstrak soda yang bersifat netral, ambil 10ml ekstrak soda

dan jadikan sedikit asam dengan asam nitrat lalu didihkan. Tambah ammonia encer
sampai basa, tambahkan CaCl2 dan diamkan, endapan putih menunjukan fluoride,

oksalat, fosfat, arsenat dan tartrat

6. Uji dengan larutan besi(III) klorida

Endapan kuning sampai coklat Benzoat,suksinat

Endapan biru Heksasianoferat(II)

Coklat kemerahan Asetat,Format

Merah-darah dihilangkan oleh HgCl2 Tiosianat

Ungu-kemerahan Tiosulfat

Coklatdan Endapan Biru Heksasianoferat(III)

Lembayung Salisilat

Hitam-kehijauan Galat

Hitam-kebiruan Tanat

7. Uji Kromat

Perhatikan filltrat pada uji sulfat, jika berwarna kuning maka anion kromat ada.

Tambahkan pada filtrat Pbnitrat, jika terbentuk endapan kuning maka kromat ada.

8. Uji Asetat

Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang terbentuk, jika

tercium bau buah maka asetat ada

Anda mungkin juga menyukai