Dosen Pengampuh:
Dewi lidiawati,s.si., M. Si
Oleh:
KELOMPOK II
NurFatillah.M (202106033)
PROGRAM STUDI
S1 FARMASI
2021-2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan untuk menyelesaikan laporan praktimu
kimia tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami tidak akn mampu menyelesaikan laporan
praktikum kimia dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
yang syafaatnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat dan sehat-Nya, sehingga
“MAKALAH KIMIA ANALISIS I” ini dapat diselesaikan. Makalah Kimia Analisis I ini ditulis guna memenuhi
tugas mata kuliah kima Analisis I.
Penulis menyadari bahwa makalah kimia analisis I ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar laporan in dapat
lebih baik.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat.
KELOMPOK 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di sekitar kita dapat ditemukan banyak ion-ion terlarut seperti pada sungai, limbah,
air laut, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam dalam
larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur nonlogam akan
membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan
kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Banyak pendekatan
yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi
Analisis Kualitatif merupakan metode analisis kimia yang digunakan untuk mengenali
atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau kation) yang terdapat
dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Sifat fisika suatu zat kimia
adalah sifat yang dapat diamati dengan pancaindera dan sifat yang dapat diukur tanpa
mengubah susunan kimia zat tersebut. Sifat yang dapat diamati dengan pancaindera adalah
wujud/rupa, warna, bau, rasa, tekstur, terbentuknya gelembung gas, dan terbentuknya
endapan, sedangkan sifat yang dapat diukur tanpa mengubah susunan kimia zat antara lain
1. Klasifikasi Kation
klasifikasi kation adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan
amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan suatu kation untuk
a. Golongan I
b. Golongan II
Kation golongan II tidak dapat bereaksi dengan asam klorida, namun dapat
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
(III), arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah (III)(IV).
c. Golongan III
Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer atau dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan ini
amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi
d. Golongan IV
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III.
dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kationkation golongan ini
adalah: kalsium, strontium, dan barium.
e. Golongan V
Kation-kation pada golongan V adalah kation yang umum yang tidak bereaksi
Kation pada golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Tetapi
timbel klorida sedikit larut dalam air sehingga tidak pernah mengendap dengan
sempurna bila ditambahkan asam klorida encer pada suatu cuplikan; ion timbel yang
tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
a. Timbel (Pb)
Timbel merupakan logam berwarna abu-abu kebiruan dengan rapatan sebesar
11,48 g/ml pada suhu kamar. Timbel mudah larut dalam asam nitrat dengan
Gas nitrogen (II) oksida yang tidak berwarna bila tercampur dengan udara akan
2NO (tidak berwarna) + O2 2NO2 (merah) Dengan asam nitrat pekat dapat terbentuk lapisan
pelindung berupa timbel nitrat
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam timbel
sulfida
3. Larutan amonia
4. Natrium hidroksida
Merkurium adalah logam cair berwarna putih keperakan pada suhu biasa dengan
rapatan 13,534 g/ml pada 25oC. Merkurium mudah bereaksi dengan asam nitrat,
namun tidak dipengaruhi oleh asam klorida atau asam sulfat encer (2M).
1. Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut: endapan putih merkurium
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam, yang
c. Perak, Ag
Perak adalah logam berwarna yang putih, dapat ditempa, liat dengan rapatan 10,5
g/ml dan melebur pada 960,5oC. Perak tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat
encer (1M) atau asam nitrat encer (2M). Dalam larutan asam nitrat yang lebih
1. Asam klorida encer (atau klorida-klorida yang larut): endapan putih perak
klorida
2. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh) dalam suasana netral atau asam:
3. Golongan kation II: Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III), Tembaga (II),
Kadmium (II), Arsenik (III) dan (V), Stibium (III) dan (V), dan Timah (II) dan
(IV).
1. Hidrogen Sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan putih merkurium (II)
hidrogen sulfida lebih lanjut akan terbentuk endapan hitam merkurium (II)
sulfida.
3. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit: endapan merahkecoklatan dengan
komposisi berbeda-beda, jika ditambahkan dalam jumlah
(II) oksida:
5. Lembaran atau mata uang tembaga mereduksi ion merkurium (II) menjadi
logamnya:
Cu + Hg2+ Cu2+ + Hg
b. Bismut, Bi
Bismut adalah logam yang putih-kemerahan, kristalin, getas, dan mempunyai titik
lebur 271,5oC. Bismut tidak larut dalam asam klorida namun dapat larut dalam
asam pengoksid seperti asam nitrat pekat, air raja, atau asam sulfat pekat.
1. Hidrogen sulfida (gas larutan air jenuh): endapan hitam bismut sulfida
c. Tembaga, Cu
Tembaga adalah logam berwarna merah muda, lunak, dapat ditempa, dan liat.
Tembaga mempunyai titik lebur 1038oC. Tembaga tidak larut dalam asam klorida
dan asam sulfat encer, namun dapat sedikit larut dengan adanya oksigen.
Reaksi-reaksi ion tembaga (II):
sulfida
2. Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit: endapan
hidroksida.
d. Kadmium, Cd
Kadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat. Kadmium
mempunyai titik lebut pada 321oC dan melarut dengan lambat dalam asam encer
Cd + 2H+ Cd2+ + H2
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan kuning kadmium sulfida
2. Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes: endapan putih kadmium
(II) hidroksida
seperti logam. Arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih apabila
dipanaskan.
2. Perak nitrat: endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral (perbedaan
dari arsenat)
1. Hidrogen sulfida: tidak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida
encer.
2. Larutan perak nitrat: endapan merah kecoklatan, perak arsenat Ag3AsO4 dari
larutan netral. Endapan larut dalam asam dan dalam larutan amonia tetapi
1. Uji Marsh
2. Uji Gutzeit
3. Uji Fleitzmann
4. Uji Reinsch
5. Uji Kering
Stibium adalah logam putih keperakan mengkilap yang memiliki titik lebur
630oC. Stibium tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer. Senyawasenyawa stibium (V)
mengandung ion antimonat, SbO4
4. Golongan kation III: Besi (II) dan (III), Aluminium, Kromium (III) dan (VI),
Reagensia golongan: hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya
aluminium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam),
kobalt sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih).
Besi murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Besi memiliki
titik lebur pada 1535oC. Biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida,
c. Aluminium – Al
Aluminium adalah logam berwarna putih yang liat dan dapat ditempa. Aluminium
apabila terkena udara. Oksida dari aluminium melindungi objek oksida lebih
lanjut. Asam klorida encer dapat melarutkan logam ini dengan mudah.
Kromium adalah logam kristalin berwarna putih, tidak begitu liat, dan tidak dapat
ditempa. Logam kromium memiliki titik lebur 1765oC.logam ini larut dalam asam
2-
) dan dikromat
(Cr2O7
2-
suasana asam klorida menjadi masing-masing ion-ion kromium (III) dan mangan
(II). Dalam pengerjaan analisis, suatu cuplikan yang tidak diketahui, anion-anion
ini sudah diubah menjadi kation-kation Golongan III ketika proses pemisahan
f. Kobalt, Co
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja yang bersifat sedikit magnetis.
Kobalt melebur pada 1490oC dan dapat melarut dalam asam-asam mineral encer.
g. Nikel
Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan sifat material yang keras, kukuh,
bersifat liat, dan dapat ditempa. Logam nikel memiliki titik lebur pada 1455oC dan
sedikit magnetis.
Mangan adalah logam berwarna putih abu-abu seperti besi tuang. Mangan
melebur pada suhu 1250oC. Mangan bereaksi dengan air hangat membentuk
i. Zink, Zn
Zink adalah logam yang berwarna putih kebiruan, mudah ditempa dan liat pada
suhu 110-150oC. Zink mempunyai titik lebur pada 410oC dan titik didih pada
906oC.
Reagensia golongan adalah larutan amonium karbonat 1M. Reagensia tidak berwarna
a. Barium, Ba
Barium adalah logam putih perak yang dapat ditempa, liat, dan stabil dalam udara
kering.
b. Strontium, Sr
Strontium adalah logam berwarna putih perak yang dapat ditempa dan liat.
barium.
c. Kalsium, Ca
Kalsium adalah logam putih perak dengan struktur sedikit lunak dan mempunyai
Pada golongan ini tidak terdapat reagensia golongan umum untuk kation-kation.
amonium sulfida atau dengan amonium karbonat. Hal yang dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi ion-ion ini adalah dengan uji nyala atau reaksi khusus.
a. Magnesium, Mg
Magnesium adalah logam putih yang dapat ditempa, liat, memiliki titik lebur pada
mengeluarkan cahaya putih dan membentuk oksida MgO dan nitrida Mg3N2.
b. Kalium, K
Kalium adalah logam berwarna putih perak, lunak, memiliki titik lebur pada
63,5oC. Kalium tidak berubah pada udara kering namun dapat teroksidasi dengan
cepat pada udara lembab. Logam kalium menguraikan air dengan dahsyat
c. Natrium, Na
Natrium adalah logam berwarna putih perak berteskstur lunak dan memiliki titik
lebur 97,5oC. Dalam udara lembab, natrium dapat teroksidasi dengan cepat
sehingga harus disimpan dalam pelarut nafta atau silena. Logam natrium dapat
Ciri-ciri khas ion amonium serupa dengan ciri-ciri khas ion logam-logam alkali.
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah
electron. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Analisis anion tidak jauh berbeda
dengan analisis kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguangangguan dari
ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Analisis anion
tidak sesistematis analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan
pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.
Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam
perak. Cara vogel yaitu menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan
dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion
berdasarkan reaksinya dalam larutan. Analisis anion umumnya menggunakan cara vogel.
1. Uji Sulfat
Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion
lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi
untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali
barium kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih.
Uji regensia mangan(II)klorida, Zat ini dalam asam klorida pekat akan diubah oleh zat
Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka
hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl
Dalam uji ini dibutuhkan ekstrak soda yang bersifat netral, ambil 10ml ekstrak soda
dan jadikan sedikit asam dengan asam nitrat lalu didihkan. Tambah ammonia encer
sampai basa, tambahkan CaCl2 dan diamkan, endapan putih menunjukan fluoride,
Ungu-kemerahan Tiosulfat
Lembayung Salisilat
Hitam-kehijauan Galat
Hitam-kebiruan Tanat
7. Uji Kromat
Perhatikan filltrat pada uji sulfat, jika berwarna kuning maka anion kromat ada.
Tambahkan pada filtrat Pbnitrat, jika terbentuk endapan kuning maka kromat ada.
8. Uji Asetat
Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang terbentuk, jika