Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KIMIA ANALITIK

ANALISIS KATION

Disusun Oleh :

1. Andi Ampa Uleng 200105502004


2. Arrifah Tri Widyaningsih 200105502004
3. Fernianti 200105500014
4. Sarina 200105500018
5. Triyanti Wulandari 200105501008
6. Zulmiah 200105500002

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya salah satu tugas mata kuliah Kimia Analitik ini dengan
judul “Analisis Kation” ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tak lupa juga
salam dan shalawat penulis ucapkan kepada baginda Nabi Muhammad saw. yang
telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan ke zaman terang benderang
seperti saat ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
sangat diharapkan agar ke depannya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik
lagi dari sebelumnya dan dapat berguna bagi pembaca.

Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam proses pembuatan makalah ini sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan secara baik oleh para pembaca.

Makassar, 10 November 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ion kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan cara melakukan
uji dengan menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu, pada
umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan
pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah
cuplikan padat harus dilarutkan terlebih dahulu.
Cara untuk mendapatkan larutan cuplikan yang baik, zat yang akan
dianalisis dihomogenkan dahulu sebelum dilarutkan. Sebagai pelarut dapat
dicoba dahulu secara berturut-turut mulai dari air, HCl encer, HCl pekat,
HNO3 encer, HNO3 pekat, air raja (HCl : HNO3 = 3:1). Mula-mula dicoba
dalam keadaan dingin lalu dalam keadaan panas. Bila pelarutnya HCl pekat
larutan harus diuapkan sampai sebagaian besar HCl habis. Bila larutan HNO 3
atau air raja, maka semua asam harus dihilangkan dengan cara menguapkan
larutan sampai hampir kering, kemudian ditambahkan sedikit HCl, diuapkan
lagi sampai volumenya sedikit lalu encerkan dengan air.
Analisis kualitatif sistematik kation – kation diklasifikasikan dalam lima
golongan bedasarkan sifat – sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia – reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh
dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas
kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut. Maka dari
itu, dalam makalah ini kami membahas tentang pemisahan dan identifikasi
terkhususnya pada kation golongan I atau golongan Klorida.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat dirumuskan oleh kami, sebagai berikut:
a. Apakah pengertian dari kation?
b. Apa yang dimaksud dengan unsur kation golongan I?
c. Sebutkan ciri khas dari kation?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian dari kation
b. Mengetahui unsur-unsur dalam kation golongan I
c. Mampu menyebutkan ciri khas kation.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kation

Kation (+), berasal dari bahasa Yunani: κάτω (káto), yang berarti "turun",


[11]
 adalah ion dengan jumlah elektron lebih sedikit daripada proton, memberikan
muatan positif.
Terdapat dua nama tambahan yang digunakan untuk ion dengan muatan
banyak. Misalnya, ion dengan muatan −2 dikenal sebagai dianion dan ion dengan
muatan +2 dikenal sebagai dikation. Ion zwitter adalah molekul netral dengan
muatan positif dan negatif di beberapa tempat yang berbeda dalam molekul
tersebut.
Kation dan anion ditentukan berdasarkan jari-jari ion dan keduanya
memiliki ukuran yang relatif berbeda: "Kation berukuran kecil, sebagian besar
memiliki jari-jari kurang dari 10−10 m (10−8 cm). Sebaliknya, sebagian besar anion
berukuran besar, seperti anion bumi yang paling umum, oksigen. Berdasarkan
fakta ini, tampak bahwa sebagian besar ruang pada kristal ditempati oleh anion
dan bahwa kation termuat di dalam ruang-ruang di antaranya.
Sebuah kation memiliki jari-jari kurang dari 0,8 × 10−10 m (0,8 Å)
sementara anion memiliki jari-jari yang lebih dari 1,3 × 10−10 m (1,3 Å).

2.2 Pengenalan Unsur Kation Golongan I

Kation golongan I atau disebut juga kation golongan Klorida yang terdiri
dari: Pb2+ , Hg+ , Ag+ . Kation ini membentuk endapan dengan HCl encer.
Endapan tersebut adalah PbCl2,Hg2Cl2 dan AgCl yang semuanya berwarna putih.

Untuk memastikan apakah endapan tersebut hanya mengandung satu


kation, dua kation atau tiga kation maka dilanjutkan dengan pemisahan dan
identifikasi kation golongan I. Kation golongan I membentuk endapan dengan
asam klorida encer. Endapan yang terjadi semua berwarna putih. Ion – ion
golongan ini adalah timbel, merkurium (I) atau raksa, dan perak.

Dalam analisis kualitatif sistematis, kation-kation diklasifikasikan dalam


lima golongan, berdasarkan sifat-sifat kation itu terdapat beberapa reagensia.
Reagensia yang umum dipakai diantaranya : asam klorida, Hidrogen sulfide,
Amonium sulfide, dan Amonium karbonat. Klasifikasi kation berdasarkan
atasapakah suatu kation bereaksi dengan reagensia, reagensia ini dengan
membentuk endapan atau tidak. boleh dikatakan bahwa klasifikasi kation yang
paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfide, dan
karbonat dari kation tersebut. Reagensia yang dipakai untuk klasifikasi kation
yang paling umum adalah :
1. HCl
2. H2S
3. (NH4)2S
4. (NH4)2CO3
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagen-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Klasifikasi kation
yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfat dan
karbonat dari kation tersebut. Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-
golongan ini adalah sebagai berikut:

Kation golongan I : Timbal (II), Merekurium (I), dan Perak (I)


Pereaksi golongan : Asam klorida encer (2M) Reaksi golongan : Endapan putih
timbal klorida (PbCl2), Merkurium(I) klorida (Hg2Cl2), dan perak klorida (AgCl).
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut, namun
timbal klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tak pernah mengendap
dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan ion
timbal yang tersisa itu diendapkan secara kuantitatif dengan H 2S dalam suasana
asam bersama-sama kation golongan II Nitrat dari kation-kation golongan I sangat
mudah larut diantara sulfat-sulfat, timbal praktis tidak larut, sedang perak sulfat
jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat
diatas. Bromida dan iodida juga tidak larut. Sedangkan pengendapan timbal halida
tidak sempurna dan endapan itu mudah sekali larut dalam air panas. Sulfida tidak
larut, asetat-asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari
larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan
reagensia yang jumlahnya ekuivalen, Tetapi pada reagensia berlebih, ia dapat
bergerak dengan bermacam-macam cara dimana ada perbedaan dalam sifat-sifat
zat ini terhadap ammonia.

2.3 Ciri-Ciri Khas dari Kation

Secara umum ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan
listrik. Ion bermuatan positif yang kehilangan satu atau lebih elektron, yang
disebut dengan kation, karena dia tertarik menuju anoda. Adapun golongan-
golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu:

Golongan I: membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion-ion yang


termasuk dalam golongan ini adalah timbal, raksa, dan perak.
Golongan kation I: Timbel (II), `Merkurium (I), Perak (I)

Kation dalam golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut.


Tetapi, timbel klorida sedikit larut dalam air sehingga tidak pernah mengendap
secara sempurna bila ditambahkan asam klorida encer pada suatu cuplikan; ion
timbel, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
bersama kation golongan kedua.

Golongan II: membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah merkurium (II),
tembaga, cadmium, bismut, stibium, dan timah.

Golongan kation II: Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III), Tembaga (II),
Kadmium (II), Arsenik (III) dan (V), Stibium (III) dan (V), dan Timah (II) dan
(IV).

Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer,ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namunkation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasananetral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.

Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation
inimembentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammoniumklorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini
adalah Ba, Ca,Sr.

Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-


regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir.Kation
golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.

Golongan V: Magnesium, Natrium, Kalium, dan Amonium

Pada golongan ini tidak terdapat reagensia golongan umum untuk kation-kation.
Kation-kation golongan V tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida,
ammonium sulfida atau dengan ammonium karbonat. Hal yang dapat dilakukan
untuk mengidentifikasi ion-ion ini adalah dengan uji nyala atau reaksi khusus.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai