DOSEN PENGAMPU:
Oktri Lestari, M.Pd
OLEH:
SANDI GUSTI ARIYANDA : 10121016
HANNY EKA SRIANATA : 10121006
RISKA OKTAPIAN TIKA : 10121013
Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam. Dialah yang telah menganugerahkan Al-
Quran sebagai petunjuk bagi manusia. Dialah yang maha mengetahui makna dan maksud
kandungannya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Muhammad SAW. Dan
manusia pilihan-Nya. Dialah Rasulullah SAW penyampai, pengamal, serta penafsir pertama
dan utama terhadap Al-Quran Al-Karim.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat membantu para pembaca dalam menambah pengetahuan, melainkan
memacu mereka untuk lebih memperluas wawasan. Kami berharap kepada rekan-rekan
khususnya, dan umumnya dari para pembaca makalah ini memberikan kritik dan masukan
yang positif serta saran-sarannya untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap
agar makalah ini tercatat sebagai amal saleh dan menjadi motivator bagi kami untuk
pembuatan makalah berikutnya.
Tim Penulis,
2
BAB I
PENDAHULUAN
Senyawa-senyawa di alam dapat mengalami suatu proses kimia seperti proses ionisasi
sehingga senyawa-senyawa dialam dapat mengalami ionisasi menjadi kation. Suatu jenis
kation sangat sulit dibedakan secara langsung tanpa suatu proses analisis. Secara garis
besarnya analisis suatu senyawa kimia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif.
Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimisi komponen-komponen
suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif sedangkan langkah
estimasinya adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan penetapan berapa
banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam satu sampel. Berdasarkan hal tersebut maka
percobaan dilakukan identifikasi kation dan anion ini. Analisis kuantitatif biasanya digunakan
dalam identifikasi kation dan anion dengan melakukan uji spesifik.
Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel yang berupa bahan garam
yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi dan lain-lain. Dengan uji ini,
bahan-bahan galian tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu yang terlalu
lama.
Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation maupun anion
dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-peraksi tertentu. Setiap ion akan memberikan
hasil reaksi tertentu yang dapat membedakan dengan ion-ion yang lain.
Dengan adanya pemisahan suatu unsur berguna untuk memisahkan bahan galian yang
tercampur. Selain itu juga dapat digunakan untuk kasus-kasus keracunan logam berat seperti
Hg dan Pb. Identifikasi anion dan kation banyak dilakukan mengungat keduanya merupakan
bagian bahan obat, bahan baku dan sediaan obat. Namun keduanya dapat juga sebagai
pencemar yang perlu diketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila membahayakan.
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Metode dalam melakukan analisis kualitatif ini dilakukan secara konvensional, yaitu
memakai cara visual yang berdasarkan kelarutan.Pengujian kelarutan dilakukan pertama-
tama dengan mengelompokkan ion-ion yang memiliki sifat. Pengelompokan dilakukan dalam
bentuk usaha di mana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-
ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompokyang namanya disesuaikan dengan pereaksi
pengendap yang digunakan untuk mengendapkan kelompok ion tersebut. Kelompok ion-ion
tersebut adalah: golongan klorida (I), golongansulfida (II), golongan hidroksida (III),
golongan sulfida (IV), golongankarbonat (V), dan golongan sisa (VI).
Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah depositklorida, golongan II jumlah
jumlah deposit garam sulfida,golongan III endapan hidroksida, golongan IVmenghasilkan
deposit sulfida yang larut dalam asam klorida, dangolongan V menghasilkan endapan
karbonat.
Analisis kimia secara garis besar dibagi dalam dua bidang yangdisebut analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5
golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebutterhadap beberapa reagensia. (G,Shelva: 351)
Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif sedangkan langkah estimasinya adalah
analisis kualitatif. Analisis kualitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat
tertentu yang terkandung dalam satu sampel. Berdasarkan hal tersebut maka percobaan
dilakukan identifikasi kation dan anion ini. Analisis kuantitatif biasanya digunakan dalam
identifikasi kation dan anion dengan melakukan uji spesifik.
Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel yang berupa bahan garam
yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi danlain-lain. Dengan uji ini,
4
bahan-bahan galian tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu yang terlalu
lama.
Analisis kation bertujuan untuk memberikan kepastian hasil uji bahwa suatu kation beradaa
dalam sampel yang diuji. Analisa kation ini bersifat analisa kualitatif yaitu dengan
mereaksikan suatu zat yang ada didalam campuran dengan zat lain yang ditandai dengan
adanya perubahan yang umumnya tebentuk endapan dan perubahan warna. Untuk uji kation
dilakukan dengan memisahkan kation dari larutanya dengan suatu reagen yang dapat
memisahkan kation dari campurannya. Setelah kation dipisahkan kemudian dilakukan uji
konfirmasi untuk memastikan jenis dari golongan kation tersebut.
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut, maka setelah
dilakukan terhadap foto yang terbentuk duakelompok campuran yang massa masing-
masingnya kurang dari campuransebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasian
menyebabkanterbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda
sifatfisiknya (Harjadi; 1998).
Analisa kuantiatif ini dapat ditentukan berdasarkan ada dan tidaknya suatu kation dan anion
di dalam larutan. Parameter yang umum digunakan dalam uji kation dan anion adalah
perubahan warna, dan terbentuknya endapan. Larutan atau senyawa umunya terdiri dari
kation dan anion. Lalu apakah kation dan anion itu?
Kation bersumber dari bahasa yunani “kata” yang mempunyai arti secara harfiah adalah
“turun”. Secara definisi yang dimaksud dengan kation adalah ion bermuatan positif. Ion ini
terbentuk akibat sebuah atom kehilangan elektron selama terjadinya reaksi kimia.
5
Sifat-sifat kation adalah (i) memiliki muatan listrik positif; (ii) memiliki lebih banyak proton
daripada elektron; (iii) kation akan tertarik tertarik kepada anion. Contoh dari kation misalnya
Na+ adalah atom Na yang kehilangan satu elektron. Fe3+ adalah Fe yang kehilangan tiga
elektron. Anion juga berasal dari kata “ano” (bahasa Yunani) yang mempunyai arti secara
hafiah adalah naik. Secara definisi anion adalah sebuah atom atau molekul yang bermuatan
negative. Ion ini terbentuk akibat sebuah atom menerima elektron sehingga memiliki jumlah
electron lebih daripada proton. Contoh dari anion adalah Cl- adalah atom Cl yang menerima
satu elektron. Secara umum di alam atom dibagi menjadi atom netral, kation dan anion sperti
yang ditunjukkan pada gambar 1.
a. Kation Golongan I
Kation golongan I adalah kelompok kation yang dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya
dengan larutan HCl encer dan akan dihasilkan endapan.
Analisis kation bertujuan untuk memberikan kepastian hasil uji bahwa suatu kation beradaa
dalam sampel yang diuji. Analisa kation ini bersifat analisa kualitatif yaitu dengan
mereaksikan suatu zat yang ada didalam campuran dengan zat lain yang ditandai dengan
adanya perubahan yang umumnya tebentuk endapan dan perubahan warna. Untuk uji kation
dilakukan dengan memisahkan kation dari larutanya dengan suatu reagen yang dapat
memisahkan kation dari campurannya. Setelah kation dipisahkan kemudian dilakukan uji
konfirmasi untuk memastikan jenis dari golongan kation tersebut.
Kation Golongan 1
Kation yang termasuk ke dalam golongan I adalah Pb2+, Hg2 2+, dan Ag+ . Kation-kation
golongan I bila ditambahkan HCl akan terjadi endapan sebagai garam klorida. Sehingga dasar
6
dalam uji kation golongan I ini adalah adanya endapan klorida. Ketika kation golongan I
direaksikan dengan larutan HCl dan terbentuk ikatan antara kation golongan I dengan anion
Cl- , maka garam yang terbentuk tidak larut dalam suasana asam (pH 0,5-1) sehingga terjadi
endapan.
Hasil reaksi dari uji kation ini adalah endapan putih. Kation Ag+ jika direaksikan dengan HCl
encer akan menghasilkan endapan AgCl, Kation Pb2+ jika direaksikan dengan HCl encer
akan menghasilkan endapan PbCl2 sedangkan kation Hg2 2+ jika direaksikan dengan HCl
encer akan menghasilkan endapan Hg2Cl2.
Secara umum pada identifikasi kation golongan I akan melibatkan reaksi pengendapan,
pemisahan dan identifikasi kation kation golongan I. Hal tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 2 merupakan skema dari reaksi pengendapan yang terjadi pada kation golongan I.
Ilustrasi yang terdapat pada Gambar 2 akan memudahkan dalam mengamati reaksi
pengendapan yang terjadi. Jika suatu larutan aau sampel yang mengandung kation golongan
I, maka ketika ke dalam larutan tersebut ditambahkan larutan asam klorida (HCl) encer, maka
di dalam tabung reaksi akan ditemukan endapan berwarna putih.
b. Pemisahan
Pemisahan dilakukan untuk memisahkan masing-masing endapan tersebut untuk
mengetahui kation dalam kation golongan I. Semua kation golongan I jika bereaksi
7
dengan HCl akan bereaksi membentuk endapan putih. Reaksi ini hanya bertujuan
untuk memisahkan kation golongan I dengan kation golongan lainnya sedangkan
untuk menentukan jenis kation dalam kation golongan I diperlukan pemisahan.
Endapan PbCl2 akan larut dalam air panas dan dan setelah dingin akan membentuk
kristal seperti jarum. Endapan AgCl larut dalam amonia encer membentuk ion
kompleks diamenargentat. Sedangkan endapan Hg2Cl2 akan berubah menjadi
campuran merkrium (II) amidoklorida dan logam merkurium yang keduaduanya
merupakan endapan oleh larutan ammonia. (Mulyono,2005)
8
c. Reaksi Identifikasi
Reaksi identifikasi digunakan untuk uji konfirmasi dari kation golongan I. Secara
umum reaksi-reaksi yang terjadi pada uji konfirmasi kation golongan I adalah sebagai
berikut :
Pb2+ + CrO4 2- → PbCrO4 (s) (terbentuk endapan berwarna kuning)
Pb2+ + 2 l - → Pbl2 (s) (terbentuk endapan berwarna kuning)
Pb2+ + SO4 2- → PbSO4 (s) (terbentuk endapan berwarna putih)
[Ag(NH3)2] + + Cl- + 2 H+ → 2 NH4 + + AgCl (s) (endapan berwarna putih)
[Ag(NH3)2] + + l - + 2 H+ → 2 NH3 + AgI (s) (endapan berwarna kuning)
Uji konfirmasi dilakukan untuk memastikan jenis kation dalam kation golongan I. Uji
ini berdasarkan perubahan warna dan terbentuknya endapan.
1) Uji konfirmasi kation Pb2+
Larutan yang dihasilkan dari pemisahan dari kation Ag+ dan Hg2 2+ dengan cara
ditambahkan air panas, dan diperkirakan mengandung Pb2+ dapat dilakukan uji
konfirmasi untuk memastikan bahwa di filtrate/larutan tersebut memang
mengandung Pb2+. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi larutanmenjadi 4
bagian untuk kemudian direaksikan dengan beberapa reagen sebagai berikut :
a) Tabung reaksi yang berisi filtrat pertama direaksikan dengan larutan K2CrO4
dengan cara diteteskan sehingga terbentuk endapan berwarna kuning. Endapan ini
tidak larut dalam asam asetat encer, maka keberadaan kation golongan I Pb2+
dapat dikonfirmasi.
Pb2+(aq) + CrO4 2- (aq) → PbCrO4(s) (endapan berwarna kuning)
b) Tabung reaksi yang berisi filtrat kedua ditambahkan pereaksi KI dengan cara
diteteskan maka akan terbentuk endapan kuning dari PbI2. Endapan yang
terbentuk ini jika ditambahkan air panas akan larut menjadi larutan tak berwarna,
namun setelah dingin akan mengendap kembali membentuk kristal-kristal kuning,
maka keberadaan kation golongan I Pb2+ dapat dikonfirmasi.
Pb2+(aq) + 2I- (aq)→ PbI2(s) (endapan kuning)
c) Tabung reaksi yang berisi filtrat ketiga ditambahkan pereaksi larutan asam sulfat
encer, akan dihasilkan endapan berwarna putih. Endapan putih yang terbentuk ini
jika ditambahkan larutan amonium asetat akan terlarut, sehingga dapat
dikonfirmasi keberadaan Pb2+
Pb2+(aq) + SO4 2- (aq)→ PbSO4(s) (endapan warna putih)
d) Tabung reaksi yang berisi filtrat keempat didinginkan, proses ini akan
menghasilkan larutan keruh yang merupakman terbentuknya kristalin putih PbCl2.
Gambar 4 menunjukkan ilustrasi dari reaksi konfirmasi keberadaan kation Pb2+ yang
merupakan kation golongan I. Gambar 4 memperlihatkan jika filtrate mengandung Pb2+
9
direaksikan dengan larutan K2CrO4 atau dengan larutan KI, maka akan dihasilkan endapan
berwarna kuning. Penambahan larutan asam sulfat ke dalam filtrate akan dihasilkan endapan
berwarna putih. Sedangkan jika filtrate tidak direaksikan dengan apapun hanya dibiarkan
menjadi dingin, akan terlihat larutan menjadi keruh yang menunjukkan adanya kristalin putih.
Secara singkat uji konfirmasi dari kation Ag+ ditujukkan pada Gambar 5. Ilustrasi ini akan
memudahkan dalam memahami uji konfirmasi keberadaan kation Ag+ dalam sampel.
Masing-masing pereaksi akan menghasilkan endapan jika direaksikan dengan senyawa
kompleks [Ag(NH3)2] + . Endapan warna putih akan dihasilkan ketika filtrate direaksikan
dengan asam nitrat maupun larutan HBr. Sedangkan jika direaksikan dengan larutan KI akan
dihasilkan endapan berwarna kuning muda. (Vogel,1990)
10
Gambar 5 Diagram uji konfirmasi ion Ag+
3) Uji Hg2 2+
Uji konfirmasi dari Hg2 2+ dilakukan pada endapan hitam yang terbentuk dari
pemisahan AgCl dan Hg2Cl2. Aqua regia digunakan untuk melarutkan kembali
Endapan Hg(NH2)Cl dan Hg. Aqua regia merupakan campuran HCl pekat dan
HNO3 pekat dengan perbandingan 3 : 1. Larutan aqua regia ini dapat digunakan
untuk melarutkan logam-logam berat seperti Hg. Endapan hitam campuran
Hg(NH2)Cl dengan Hg ketika direaksikan dengan aqua regia maka akan
dihasilkan larutan HgCl2. Penambahan qqua regia ke dalam endapan dilakukan
dengan perlahan tetes demi tetes. Reaksi yang terjadi dari uji ini adalah sebagai
berikut.
2Hg(NH2)Cl(s) + 2 HCl(aq) + 2HNO3 (aq)→2HgCl2(aq) + 2NO(g)+ N2(g) +
4H2O(l) 3 Hg(s) + 6 HCl(aq) + 2 HNO3(aq)→ 3 HgCl2(aq) + 2 NO(g) + 4
H2O(l)
Terlihat pada reaksi tersebut akan terbentuk gas nitrogen oksida (NO) yang berrwarna coklat.
Larutan yang terbentuk, kemudian dipanaskan yang bertujuan untuk menghilangkan
kelebihan asam campuran tersebut. Pemanasan ini dihentikan ketika sudah tidak terbentuk
lagi asap berwarna coklat yang artinya sudah tidak ada lagi asam yang berlebih.
Untuk mengkonfirmasi keberadan kation Hg2 2+ dalam larutan, maka dapat direaksikan
dengan larutan SnCl2. Hal ini dilakukan dengan meneteskan larutan HgCl2 di atas kertas
saring, kemudian pada kertas saring tersebut ditambahkan setetes SnCl2 5% dan setetes
anilin. Ketika pada larutan tersebut mengandung kation Hg2 2+, maka kertas saring pada
awalnya terdapat endapan putih akan mengalami perubahan membentuk logam Hg dengan
warna dominan hitam. Fungsi anilin dalam reaksi ini adalah sebagai katalis dalam
pembentukan logam Hg.
11
2 HgCl2(aq) + Sn2+(aq)→ Hg2Cl2 (s) + Sn4+(aq) + 2 Cl- (aq)(Endapan warna putih)
Hg2Cl2 (s) + Sn2+(aq)→ 2Hg (s) + Sn4+(aq) + 2Cl- (aq) (Endapan warna hitam)
Pada reaksi tersebut dapat dilihat terbentukan endapan putih ketika larutan direaksikan
dengan SN2+ kemudian endapan tersebut akan berubah warna menjadi endapan hitam (Well,
tread, dan hall).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kation adalah ion yang bermuatan positif yang kehilangan 1 atau lebih elektron. Analisis
kation bertujuan untuk memberikan kepastian hasil uji bahwa suatu kation beradaa dalam
sampel yang diuji. Analisa kation ini bersifat analisa kualitatif yaitu dengan mereaksikan
suatu zat yang ada didalam campuran dengan zat lain yang ditandai dengan adanya
perubahan yang umumnya tebentuk endapan dan perubahan warna. Kation adalah ion
12
bermuatan positif. Ion ini terbentuk akibat sebuah atom kehilangan elektron selama terjadinya
reaksi kimia. Sifat-sifat kation adalah (i) memiliki muatan listrik positif; (ii) memiliki lebih
banyak proton daripada elektron; (iii) kation akan tertarik tertarik kepada anion. Contoh dari
kation misalnya Na+ adalah atom Na yang kehilangan satu elektron. Secara umum pada
identifikasi kation golongan I akan melibatkan reaksi pengendapan, pemisahan dan
identifikasi kation kation golongan I.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami prinsip analisis kation dan mengetahui kation
golongan 1.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, 1992, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jakarta Erlangga
Ditjen POM. 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”, Departemen Kesehatan RI.
Jakarta
13
Mulyono, HAM. 2005. “Membuat Reagen Kimia Di Laboratorium”, PenerbitBumi Aksara.
Jakarta
Vogel. BUku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro bagian I dan II. Direvisi
oleh G.Svehla. diterjemahkan oleh Setiono dkk. Kalman Media Pustaka. 1985
14