Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN III

DOSEN PENGAMPU:
Oktri Lestari, M.Pd

OLEH:
HANNY EKA SRIANATA : 10121007
SANDI GUSTI ARIYANDA : 10121016
RISKA OKTAPIAN TIKA : 10121013

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAR-KAUSYAR
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam. Dialah yang telah menganugerahkan Al-
Quran sebagai petunjuk bagi manusia. Dialah yang maha mengetahui makna dan maksud
kandungannya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Muhammad SAW. Dan
manusia pilihan-Nya. Dialah Rasulullah SAW penyampai, pengamal, serta penafsir pertama
dan utama terhadap Al-Quran Al-Karim.

Dengan pertolongan dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat membantu para pembaca dalam menambah pengetahuan, melainkan
memacu mereka untuk lebih memperluas wawasan. Kami berharap kepada rekan-rekan
khususnya, dan umumnya dari para pembaca makalah ini memberikan kritik dan masukan
yang positif serta saran-sarannya untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap
agar makalah ini tercatat sebagai amal saleh dan menjadi motivator bagi kami untuk
pembuatan makalah berikutnya.

Rengat Barat, November 2022

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kation golongan lll, Fe2+ , Fe3+, Al3+, Cr 3+, Cr6+, Ni2+, Cu2+, Mn2+,dan Mn7+, Zn2+. Reagensia


golongan H2S (gas/laruan air jenuh) dengan adanya ammonia dan ammonium klorida larutan
ammonium sulfida. Reaksi golongan lll yaitu endapan dengan berbagai warna FeS (hitam),
Al(OH)3 (Putih), Cr(OH)3 (hijau), NiS (Hitam), CoS (hitam), MnS (merah jambu), dan
Zink sulfat (putih). Logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan untuk
golongan l dan ll tetapi semua diendapkan dengan adanya ammonium klorida oleh H2S dari
larutan yang telah dijadikan basa dengan larutan ammonia. Berdasarkan latar belakang diatas,
maka dilakukan percobaan ini.

Identifikasi kation banyak dilakukan terutama terhadap sampel yang berupa bahan garam
yang mengandung banyak logam-logam, misalnya pasir besi dan lain-lain. Dengan uji ini,
bahan-bahan galian tersebut dapat segera ditentukan tanpa memerlukan waktu yang terlalu
lama.

Identifikasi anion dan kation banyak dilakukan mengingat keduanya merupakan bagian bahan
obat, bahan baku dan sediaan obat. Namun keduanya dapat juga sebagai pencemar yang
perlu diketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila membahayakan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengidentifikasi kation golongan III yang terdapat pada sampel?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengidentifikasi kation golongan III yang terdapat pada sampel


BAB II

PEMBAHASAN

A. Kation Golongan III

Kation golongan lll (Fe3+, Al3+, Cr3+, Mn2+) membentuk sulfida yang lebih kuat dibandingkan
dengan kation golongan ll, karena itu untuk mengendapkan kation golongan lll sebagai garam
sulfide konsentrasi ion H+ dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau Ph 9. Hal ini dapat
dilakukan dengan penambahan ammonium hidroksida dan ammonium klorida. Kemudian
dijenuhkan dengan H2S. Dalam kondisi ini kesetimbangan : H2S→2H+  + S2 akan bergeser
kekanan. Dengan demikian konsentrasi S2 akan meningkat dan cukup untuk mengendapkan
kation golongan lll. H2S dapat juga diganti dengan (NH4)2S (Anonim 2013).

Penambah anamonium hidroksida dan amonium klorida juga dapat mencegah kemungkinan
mengendapnya Mg menjadi Mg(OH)2  penambahan kedua  pereaksi ini menyebabkan
mengendapnya kation Fe3+, Al3+, dan Cr3+, sehingga hidroksidanya, Fe(OH)2 (coklat), Al
(OH)3 (putih) dan Cr(OH)3 (putih) dan Cr(OH)3 (putih). Ion sulfide dapat bereaksi dengan
Mn2+ dan Fe2+ akan  bereaksi langsung membentuk endapan sulfide FeS (hitam) dan MnS
(Coklat) (Anonim 2014).

Golongan III merupakan kation yang tidak bereaksi dengan asam klorida encer atau pun
dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk
endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral atau amoniakal. Kation-kation
golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink,
dan mangan(II).

Reagensia golongan adalah hydrogen sulfide atau suatu gas atau larutan air jenuh dengan
adanya ammonia dan ammonium klorida, atau larutan ammonium sulfide. Reaksi golongan
adalah endapan-endapann dengan berbagai warna. Logam-logam golongan ini tidak
diendapkan oleh reagensia golongan untuk Golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan,
dengan adanya ammonium klorida, oleh hydrogen sulfide dari larutan yang telah dijadikan
basa dengan larutan ammonia. Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfide, kecuali
aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang
sempurna dari sulfide dalam larutan air.

B. Pemisahan golongan lll dengan golongan lainnya

Untuk memisahkan golongan lll, mula-mula dilakukan identifikasi golongan l dan ll. Dengan
cara penambahan HCl endapan golongan l akan muncul, tetapi endapan tidak muncul,
sehingga dapat disimpulkan endapan golongan l tidak ada dalam sampel. Sedangkan untuk
golongan ll dilakukan penambahan H2O2  panas, I2 dan H2S dalam keadaan asam, hasilnya
terbentuk endapan keputihan. Endapan golongan ll adalah endapan yang kuning dan hitam.
Maka endapan ini bukan endapan golongan ll, sehingga dapat disimpulkan bahwa endapan
golongan l tidak ada dalam sampel. Setelah diyakini golongan l dan ll tidak ada, selanjutnya
sampel dipanaskan untuk menghilangkan H2S untuk mengecek gas yang terbentuk
dilewatkan pada kertas Pb asetat. Dalam data pengamatan mula-mula kertas Pb asetat
menghitam (artinya masih mengandung H2S). Setelah beberapa lama gas yang terbentuk
tidak lagi menghitamkan Pb asetat (H2S telah habis dalam sampel).

H2S ↑Pb (CH3COO)2 → PbS (hitam) + CH3COO

Prosedur diatas dilakukan agar saat ditambahkan NH 4Cl dan NH4OH tidak terbentuk endapan
sebagai hidroksida, karena hidroksidalah yang akan di identifikasi. Sampel ditambahkan
NH4Cl dan NH4OH hasilnya terbentuk endapan coklat keputihan. Artinya golongan lll
terkandung dalam sampel. Kemungkinannya AI(OH)3, MnO, XH2O, dan Fe(OH)3.
Sedangkan Cr(OH)3 tidak ada karena tidak ada warna hijau pada sampel (Zumdahl,S.S.1990).
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat
1. Tabung Reaksi dan Raknya
2. Botol Semprot
3. Pipet tetes
4. Beaker glass
5. Tisu

B. Bahan
1. Sampel (larutan ion Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+, Zn2+, Mn2+, Ni²+, Co²+)
2. Reagen (Na2S, NaOH, NH4OH, K4[Fe(CN)6], K3[Fe(CN)6]
3. Akuades

C. Cara Kerja
Identifikasi Fe3+ dari FeCl3 Reagen NaOH
Identifikasi Fe3+ dari FeCl3 Reagen NH4OH
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan

Larutan Warna endapan 1:1 Warna endapan 1:2 Keterangan


FeCl3 + NaOH Terbentuk endapan Terbentuk endapan yang Perbedaan yang terjadi
berwarna merah semakin banyak dan antara sampel 1 dan 2
kecoklatan warna endapannya merah yaitu dari perubahan
kecoklatan warna. Dimana sampel 1
FeCl3 + NH4OH Terbentuk endapan Terbentuk endapan yang warnanya merah
berwarna merah semakin banyak dan kecoklatan dan sampel 2
kecoklatan warna endapannya merah berwarna merah
kecoklatan atau cendrung kecoklatan tetapi
kecoklatan cendrung ke warna
coklat

B. Pembahasan

Dalam identifikasi kation golongan III digunakan dua pereaksi larutan NaOH dan larutan
NH4OH. Larutan uji yang digunakan adalah larutan FeCl3 yang berwarna kuning keemasan.

 Pada pengujian yang pertama digunakan pereaksi NaOH yang ditambahkan pada
larutan uji menyebabkan terbentuk endapan merah kecoklatan yang merupakan
endapan besi (III) hidroksida, dimana reaksi pembentukannya dapat dituliskan sebagai
berikut:
FeCl3 + NaOH → Fe(OH)3 + NaCl
Kemudian setelah ditambahkan pereaksi yang berlebih, endapan tersebut tidak larut
dan semakin banyak.
 Pada pengujian yang kedua digunakan pereaksi NH 4OH yang ditambahkan pada
larutan uji menyebabkan terbentuk endapan merah kecoklatan yang merupakan
endapan besi (III) hidroksida, dimana reaksi pembentukannya dapat dituliskan sebagai
berikut:
FeCl3 + NH4OH → Fe(OH)3 + NH4Cl-
Kemudian setelah ditambahkan pereaksi yang berlebih, endapan tersebut tidak larut
dan semakin banyak dan warnanya cendrung ke warna coklat.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kation Golongan III Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk
endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Sebelum pengendapan,
terlebih dahulu diperiksa adanya ion-ion pengganggu (fosfat, oksalat dan borat).

Identifikasi anion dan kation banyak dilakukan mengungat keduanya merupakan bagian
bahan obat, bahan baku dan sediaan obat. Namun keduanya dapat juga sebagai pencemar
yang perlu diketahui keberadaannya agar dapat diantisipasi bila membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA

Catton.F.Albert, 1989. Kimia Organik Dasar jakarta: Universitas Indonesia

Petrucci.Ralph, 1989. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga

Sunardi, 2000. Kimia. Bandung: Mas Bandung

Sastrawidana, I Dewa Ketut. 2001. Buku Penuntun Belajar Kimia Analitik Kualitatif.
Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas PendidikanMIPA IKIP Negeri Singaraja.

Svehla, G. 1985. Bagian I dan II Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Anda mungkin juga menyukai