Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan 6-8

6. Penyelidikan ion Pengoksida (oksidator)

Ion pengoksida atau oksidator merupakan zat yang dapat mengoksidasi zat lain,
artinya zat tersebut mengalami pelepasan oksigen, pengikatan elektron, dan penurunan
bilangan oksidasi. Penyelidikan adanya oksidator dilakukan dengan 1 mL sampel larutan/
ekstrak soda dinetralkan dengan H2SO4 2N. Hal tersebut dikarenakan sifat ekstrak soda basa,
sehingga setiap akan dilakukan pengujian harus dinetralkan menggunakan asam terlebih
dahulu. Langkah selanjutnya adalah menuangkan reagen diphenylamine H 2SO4. Jika
menimbulkan warna biru tua, maka disitu menunjukkan adanya ion pengoksida antara lain:
NO2 -, NO3 -, ClO3 -, BrO3 -, IO3 -, CrO4 2-, NO2 - , Cr2O7 2-
, ClO- , MnO4 - , Fe(CN)6 3-
,
peroksida-peroksida, dan lain-lain. Jika terdapat kation yang sifatnya oksidator seperti Ag + ,
Hg2+, Fe3+ dan lainnya, maka hasil pengujian oksidator dapat menjadi positif palsu.

7. Penyelidikan ion Pereduksi (reduktor)

Ion pereduksi atau reduktor merupakan zat yang dapat mereduksi zat lain, atau dapat
dikatakan mengalami oksidasi saat bereaksi yang artinya terjadi pelepasan elektron, molekul
atau ion, serta terjadi peningkatan bilangan oksidasi. Penyelidikan ion pereduksi dilakukan
dengan cara menetralkan 1 mL larutan zat atau ekstrak soda dengan menggunakan H 2SO4 2N
+ H2SO4 berlebih 1 mL. Setelah dinetralkan, larutan zat/ekstrak soda ditambah dengan  0,5
mL larutan KMnO4 0,02N setetes demi setetes sambil diamati. Adanya ion pereduksi ditandai
dengan hilangnya warna ungu dari KMnO4. Ion pereduksi tersebut antara lain: SO3 2 ‾, S2O32‾,
NO2‾, CNS‾, Br‾, I‾, AsO3‾, Fe(CN)6‾ dan lain-lain. Jika warna ungu tidak dapat hilang, maka
dipanaskan sebentar. Jika warna dapat hilang setelah dipanaskan, maka hal tersebut
menunjukkan adanya ion oksalat. Apabila konsentrasi dari ion oksalat besar, warna KMnO4
akan hilang meski tidak dipanasi.

8. Penyelidikan anion dengan larutan FeCl3

Senyawa uji yang digunakan dalam penyelidikan anion pada praktikum kali ini yaitu
fosfat (Na3PO4) dan kromat (K2CrO). Pada mulanya, masing-masing senyawa uji ditetesi
reagen HCl sampai kiranya larutan bereaksi sedikit asam kemudian dilanjutkan dengan
reagen FeCl3. Setelah ditetesi dengan ke-2 reagen, fosfat akan menghasilkan endapan
berwarna kuning, sedangkan kromat menghasilkan endapan berwarna coklat. Hal tersebut
membuktikan bahwa adanya anion dalam uji larutan FeCl 3 terhadap senyawa uji fosfat dan
kromat. Selain pada ke-2 senyawa uji tersebut, terdapat beberapa endapan lain jika diuji
dengan reagen HCl dan FeCl3 seperti berikut:

• Endapan kuning /coklat: maka kemungkinan senyawa tersebut salah satu dari borat,
fosfat, arsenat, kromat
• Endapan biru tua: maka senyawa tersebut adalah ferro sianida
• Larutan merah coklat yang mengendap setelah diencerkan dan didihkan: maka
senyawa tersebut adalah asetat
• Larutan merah darah yang hilang bila + HgCl2: maka senyawa tersebut adalah
thiosianat
• Larutan coklat bila + FeSO4 → endapan biru: maka senyawa tersebut adalah ferri
sianida

Sumber:

Anonim, n.d. Teknik Analisa Kwalitatif Anorganik.


https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/85576/mod_resource/content/2/1.%20Hand
out%20KA%20Kualitatif.pdf [Diakses pada 18 Maret 2021]

Anda mungkin juga menyukai