Anda di halaman 1dari 13

Landasan Teori

Pada umumnya, senyawa organic terdiri atas unsur-unsur karbon dan hidrogen. Tetapi
selain itu juga ada kemungkinan senyawa organic mengandung oksigen, nitrogen, sulfur, dan
halogen. Unsur-unsur tersebut diketahui sebagai unsure tambahan dalam senyawa organic.
Analisis kimia terdiri dari 2 jenis yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Deteksi
unsure-unsur tambahan dalam senyawa organik adalah jenis analisis kualitatif karena disini
kita berhadapan dengan komposisi senyawa.
Tes Lassaignes
Unsur-unsur tambahan biasanya dideteksi dengan uji Lassaignes. Dalam tes ini, senyawa
organic menyatu dengan logam natrium untuk mengkonversi elemen-elemen menjadi larut
dalam air garam natrium. Dan kemudian ekstrak ini digunakan untuk melakukan tes unsure
tambahan dalam senyawa organik.
Tes untuk Nitrogen
Nitrogen dalam permukaan bumi hamper seluruhnya (99 %) terdapat dalam bentuk diatomic
(N2) gas yang menyusun 78 % dari volume atmosfer. Dalam ekstrak natrium, nitrogen hadir
dalam bentuk natrium sianida. Dan untuk mengetahui adanya nitrogen dalam senyawa
organic, maka sampel senyawa organic itu harus direaksikan dengan besi sulfat dan
dilanjutkan dengan menambah besi klorida. Reaksinya adalah :
NaCN + FeSO4
Na4 [ Fe (CN6) ] + Na2SO4
Na4 [ Fe (CN6) ] + 4FeCl3

Fe4 [ Fe (CN6)I3 + 12 NaCl

Dari reaksi tersebut, warna biru tua dari senyawa ferri-ferrocyanide dapat mendeteksi adanya
unsure nitrogen dalam senyawa tertentu. Warna biru tua itu diperoleh dari ion besi yang
bereaksi dengan natrium sianida untuk membentuk natrium ferrocyanide. Lalu natrium
ferrocyanide bereaksi dengan garam ferri natrium membentuk kompleks ferriferrocyanide.
Ion Fe2+ pada anion kompleks inilah yang memberikan warna biru.
Tes untuk Sulfur
Ada 3 cara untuk mendeteksi unsure sulfur dalam senyawa organik yaitu :
1. Uji Natrium Nitroprusside
Na2S + Na2 [ Fe (CN)5 NO]
Na4 [ Fe (CN)5 NO5 ]
Natrium nitropusside
Natrium tionitropusside (violet/ungu)
Maka terbentuk warna ungu yang tak tetap. Tidak terjadi reaksi dengan larutan hidrogen
sulfide atau gas hidrogen sulfide yang bebas. Tetapi, jika kertas saring dibasahi dengan
larutan reagensia yang telah dijadikan basa dengan larutan NaOH atau NH3 akan dihasilkan
warna ungu dan hidrogen sulfide bebas.
2. Uji timbal asetat
Na2S + Pb ( Ch3coo)2
Timbal asetat

PbS + 2 (CH3COONa)

Timbal Sulfida ( endapan hitam )

Pada reaksi itu, ekstrak fusi natrium diasamkan dengan asam asetat. Endapan hitam timbale
sulfide menunjukkan adanya belerang. Pengendapan tidak sempurna, dapat terjadi jika asam
mineral kuat dengan konsentrasi lebih dari 2M. Hal ini terjadi karena ion hidrogen terbentuk
dalam reaksi diatas. Campran sebaliknya dibufferkan dengan natrium asetat.
3. Uji Perak nitrat
Na2S + 2AgNO3
Ag2S + 2NaNO3
Perak Nitrat
Perak Sulfida (endapan hitam)
Dalam suasana netral atau asam, terjadi endapan hitam perak sulfide. Jika ditambahkan asam
nitrat pekat panas, maka perak sulfide dan belerang tertinggal dalam bentuk endapan putih.
Uji untuk Nitrogen dan Sulfur secara bersamaan
Niitrogen dan sulfur keduanya hadir dalam senyawa organic, natrium tiosiana terbentuk. Ini
member warna merah darah dan tidak biru prusside karena tidak ada ion sianida bebas. Hal
ini dapat terjadi, ketika sampel yang mengandung N dan S direaksikan dengan FeCl3.
Uji untuk Halogen ( Cl, Br, I )
Klorin, bromine, dan Iodin memiliki lebih banyak keasaman sifat satu sama lain daripada
dengan fluorin. Untuk mengetahui adanya unsure halogen dalam senyawa organic dapat
dilakukan dengan cara seperti proses reaksi antara NaCl dengan perak nitrat yang
menghasilkan endapan perak klorida yang berwarna putih. Endapan tidak larut dalam air dan
asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan ammonia encer dan larutan-larutan kalium
sianida dan tiosulfat. Namun jika endapan berwarna kuning, maka sampel diindikasi
mengandung Br atau I. Lalu dilanjutkan dengan menambahkan NH4OH pada endapan tadi.
D. Alat dan Bahan
Alat-alat :

Cawan petri
Pembakar Bunsen
Pembakar spirtus
Penepit besi
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Spatula
Korek gas
Pipet tetes panjang
Botol semprot
Gelas ukur 100 ml
Kaca arloji
Kertas
Klem 2 jari

Pinset
Bahan-bahan :

Aquades
Sampel 1 dan 2 secukupnya
Larutan FeSO4 0,1 M
Larutan FeCl3 0,1 M
Larutan Pb ( CH3COO )2 0,1 M
Larutan AgNO3 O,1 M
Larutan NH4OH 0,1 M
Air Klorin ( larutan Cl2 )
Logam Na
E. Prosedur Kerja dan Pengamatan
Sketsa Langkah Kerja
Logam natrium dipotong

Pengamatan
Logam Na bersifat lunak, berwarna abu-abu coklat, dan

kecil

berupa bongkahan kecil

Bersihkan logam Na dengan

Logam Na sudah bersih dari minyak tanah dan zat-zat

tisu

pengotornya

Panaskan logam Na selama Logam Na meleleh saat dipanaskan. Saat itu api
30 menit

berwarna biru dan logam Na terlihat berwarna merah

menyala
Masukkan sampel 1 dan 2 Sampel 1 : berupa serbuk halus berwarna putih seperti
kedalam tabung reaksi

bubuk susu
Sampel 2 : berupa serbuk Kristal yang berkilau
berbentuk tajam seperti jarum
Setelah 5 menit terlihat nyala berwarna merah membara

Panaskan tabung reaksi

dari zat dalam tabung reaksi


Ukur 10ml aquades dan Kondisi air baik, jernih, tidak berwarna dan tidak berbau
masukkan

dalam

cawan

petri
Pecahkan tabung reaksi, dan Pada saat tabung dipecahkan, serbuk halus didalamnya
siapkan cawan petri

Mengulangi

sampel

serta merta melarut didalam air pada cawan petri itu.


Sampel 1 : ekstrak Na sampel 1 terlihat agak berwarna
kuning bening dan berbau menyengat
1-7 Ekstrak Na sampel 2 terlihat tidak berwarna dan berbau

untuk sampel 2

menyengat. Pada tabung reaksi masih terdapat sedikit


campuran logam Na dengan serbuk Kristal sampel 2

Masukkan

Ekstrak

yang menempel
Na Ekstrak Na dari kedua sampel siap untuk dilakukan uji

sampel 1 dan 2 masin- nitrogen, uji sulfur, dan nitrogen serta uji halogen ( Cl,
masing 20 tetes kedalam Br, I )
tabung reaksi
Uji Nitrogen :
Sampel 1 : Larutan nberwarna kuning kecoklatan
Menambahkan sampel 1 dan Sampel 2 : Larutan berwarna kuning kehijauan dan
2 dengan FeSO4 dan FeCl3 kemudian warna akhir larutan menjadi berwarna jingga.
0,1 M masing-masing 10
tetes,

kocok

dan

amati

perubahannya
Uji Sulfur :
Sampel 1 ; Larutan berwarna hitam. Hasil + melalui uji
Masukkan sampel 1 dan 2
perak nitrat
dengan Pb( CH3COO )2 dan Sampel 2 : Terdapat Larutan berwarna kuning dan
AgNO3

0,1

masing- endapan coklat. Hasil -

masing 10 tetes, kocok dan


amati perubahannya
Uji Nitrogen dan Sulfur :
Sampel 1 : tidak dilakukan uji nitrogen dan sulfur
Memasukkan
FeCl3 Sampel 2 : Larutan berwarna jingga. Hasil kedalam

sampel

dan

2.kemudian kocok dan amati


perubahannya
Uji Halogen :
Sampel 1 : Hasil karena tidak dilakukan uji lanjutan
Menambhkan sampel 1 dan
dengan ammonium klorida
2 dengan AgNO3 dan Sampel 2 : Larutan berwarna kuning dan terdapat
NH4OH masing-masing 10 endapan kuning. Hasil + mengandung iodide.
tetes,

kocok

dan

amati

perubahannya

F. Pembahasan
Pada percobaan kali ini akan dibahas mengenai pendeteksian unsur-unsur tambahan
dalam senyawa organik. Unsur tambahan itu meliputi nitrogen, sulfur dan halogen ( Cl, Br,

I ). Namun pada pembahasan ini juga akan dibahas mengenai uji unsure N, S, dan Halogen
( Cl, Br. I ) yaitu tentang tes Lassaignes.
Saat proses pembuatan ekstrak Lassaignes, logam Na yang dipanaskan hingga
menyala menandakan bahwa pelelehan logam Na sudah sempurna dan dapat dilakukan ke
tahap berikutnya, yaitu penggabungannya dengan suatu sampel senyawa organik. Kemudian
dilakukan pemanasan kembali sampai timbul nyara merah membara. Pemanasan logam Na
dicampur dengan suatu senyawa organic sangatlah penting. Karena hal ini akan
mempengaruhi hasil uji unsur tambahan dalam senyawa organik. Setelah proses pemanasan,
logam Na juga telah terkonversi menjadi garam anorganik yang mudah larut dalam air.
Logam Na digunakan dalam pembuatan ekstrak Lassaigne, karena logam Na memiliki
kereaktifitasan yang paling rendah dengan unsur lainnya sesma golongan 1A. Sehingga
potensi bahayanya juga dapat diduga dan dikendalikan dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan, sampel 1 positif mengandung unsur tambahan S
( Sulfur ) melalui uji perak nitrat yang menghasilkan endapan hitam. Hal ini sesuai dengan
landasan teori. Namun sampel 1 negatif mengandung sulfur melalui uji timbal asetat. Padahal
kedu uji tersebut merupakan uji untuk kandungan sulfur dalam senyawa organik. Hal ini
dapat disebabkan karena beberapa faktor, antara lain adalah reagen yang digunakan sudah
tidak baru ( tidak fresh ). Dari kedua reagen yang tersedia, suatu senyawa hanya bisa
diindikasi mengandung sulfur dengan salah satu reagen, dan kekurangsempurnaan pembuatan
ekstrak Lassaigne. Dari hasil pengamatan, sampel 1 ini negatif mengandung N dan halogen.
Lalu, berdasarkan ciri-ciri fisik sampel 1, terlihat bahwa sampel berupa bubuk halus
berwarna putih agk sedikit kekuningan. Diduga itu adalah serbuk sulfur.
Sedangkan, berdasarkan hasil pengamatan juga, sampel 2 positif mengandung iodide,
karena larutan berwarna kuning setelah diberi 10 tetes AgNO3 dan ketika ditambahkan
dengan larutan NH4OH, terdapat endapan berwarna kuning. Sampel 2 ini negatif
mengandung Nitrogen dan Sulfur. Larutan berwarna kuning karena mengandung ion I- yag
mempunyai ciri khas berwarna kuning.
Namun pada identifikasi ciri-ciri fisik sampel 2, terlihat sampel berupa kristal halus,
agak tajam dan berkilau. Diduga sampel ini adalah urea. Urea merupkan senyawa organik
yang mengandung unsur tambahan N. Sehingga ada ketidaksesuaian dengan hasil
pengamatan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor. Salah satu faktor utamanya adalah pada
saat proses pengujian sampel, karena proses fusi tidak berlangsung sempurna. Hal ini
terbukti, saat setelah tabung reaksi dihancurkan, masih ada zat yang menempel pada dinding
tabung reaksi itu, zat tidak melarut dalam air.

G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Sampel 1 mengandung unur S melalui uji perak nitrat yang menghasilkan endapan hitam
Berdasarkan identifikasi ciri-ciri fisik, diduga sampel 1 adalah bubuk sulfur
Sampel 2 mengandung unsur I ( halogen ) melalui uji perak nitrat yang membuat larutan
berwarna kuning dan dilanjutkan penambahan larutan NH4OH encer (0,1 M) yang
menghasilkan endapan kuning
Sampel 2 adalah urea
Pada pembuatan ekstrak Lassaigne, proses pemanasan logam Na sampai bercahaya/merah
membara ( reaksi fusi komplit ) sangatlah penting
Beberapa faktor yanf dapat menyebabkan kesalahan pada percobaan kali ini adalah:
1. Reagen yang digunakan tidak fresh
2. Terdapat kesalahan saat proses pembuatan ekstrak Lassaigne
H. Daftar Pustaka
Achmad, Hiskia.2001. Kimia Unsur dan Radioaktif. Bandung : Citra Aditya Bakti
Vogel.1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima Jilid
1. Jakarta : Kalman Media Pustaka
Vogel.185. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima Jilid
1. Jakarta : Kalman Media Pustaka

DETEKSI UNSUR TAMBAHAN DALAM


SENYAWA ORGANIK
DETEKSI UNSUR TAMBAHAN DALAM SENYAWA ORGANIK
30 September 2014
Nur Hasanah
1113016200011
Abstrak
Senyawa organik adalah senyawa yang berasal dari benda hidup, sering disebut
dengan senyawa hidro karbon. Dalam praktikum kali ini mengidentifikasi unsur tambahan
dalam senyawa oraganik yaitu, nitrogen, sulfur, sulfur dengan nitrogen,dan halogen.

Menggunakan uji lassaigne sebagai media untuk mengidentifikasi dengan cara memanaskan
logam natrium hingga berubah warna menjadi merah. Dengan ekstrak dari uji lassaigne dapat
menguji senyawa organik.
Kata Kunci : Senyawa organik.
A.
PENDAHULUAN
Sekitar tahun 1850, kimia organik didefinisikan sebagai kimia dari senyawa yang
datang dari benda hidup sehingga timbul istilah organik. Pada saat ini, kimia organic di
definisikan sebagai kimia senyawa karbon. Definisi ini pun tak terlalu tepat, karena beberapa
senyawa karbon, seperti karbon dioksida, natrium karbonat, dan kalium sianida, dianggap
sebagai anorganik .Namun demikian, definisi ini diterima, karena semua senyawa organik
mengandung karbon (Fessenden, 1982: 1).
Senyawa organik adalah senyawa karbon yang terdapat dalam organism dan senyawa
yang dibuat manusia. Dalam senyawa ini, atom karbon menjadi unsure utama dan sering
membentuk rantai yang sambung-menyambung. Pada atom karbon dapat terikat atom lain;
seperti hidrogen, oksigen, nitrogen, belerang, halogen, danfosfor. Akibatnya, senyawa organic
sangat bervariasi, baik jenis unsure maupun jumlah atomnya (Syukri, 1999: 708).
Senyawa organik terutama mengandung atom karbon dan atom hidrogen, ditambah
nitrogen, oksigen, belerang, dan atom unsure lainnya. Senyawa induk untuk semua senyawa
organic adalah hidrokarbon-alkana (hanya mengandung ikatan tunggal), alkena (mengandung
ikatanrangkap karbon-karbon), alkuna (mengandung ikatan rangkap tiga karbon-karbon), dan
hidrokarbon aromatik (mengandung cincin benzene). (Chang, 2005: 331)
Dalam senyawa organik, unsur karbon, hydrogen, dan oksigen diasumsikan untuk
hadir. Elemen lain darielemen-elemen ini yaitu Nitrogen, sulfur dan halogen (klorin, bromine
dan iodin) juga mungkin ada dalam senyawa organik. Ketika Anda telah mengetahui
sebelumnya bahwa analisis kimia dari dua jenis: analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Deteksi elemen ekstra dalam senyawa organik yang diberikan adalah jenis analisis kualitatif
karena di sini kita berhadapan dengan komposisi senyawa. Penelitian ini harus dilakukan
dengan sangat hati-hati karena analisis lebih lanjut dari senyawa organik didasar kepada
kehadiran elemen tambahan di dalamnya. (Bhagat, http://eduframe.net)
Analisis unsur (elementer) yang dilakukan terhadap senyawa organic meiputi analisis
kualitatif dan kuantitatif dan uji gugus fungsional. Analisis elementer adalah analisa kualitatif
dan kuantitatif terhadap unsur penyusunnya. Berdasarkan unsure penyusunnya maka senyawa
organik relative sederhananya yaitu: karbon dan hidrogen sebagai unsur utama (homo atom)
dan oksigen, nitrogen, belerang, fosfor, halogen dan metalloid (logam) sebagai unsure mikro
terutama untuk turunan (derivatnya). (Sanusi&Marham, 2013: 129)
B.
METODOLOGI PENELITIAN

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium

Kimia I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tanggal 30 September 2014 pukul 13.30-17.00
WIB.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini : tahung reaksi (5 buah), rak tabung
reaksi, gelas ukur, pipet tetes, corong,kertas saring, statif, ring, cawan petri, bunsen, penjepit
kayu, batang pengaduk.
Bahan-bahan yang digunakan : air 10 ml, Logam Na, sampel 1 dan 2, larutan FeSO 4 0,1 M,
Lrutan FeCl3 0,1 M, Larutan Pb(CH3COO)2 0,1 M, Larutan AgNO3 0,1 M, Larutan NH4OH
0,1 M, Larutan Cl2.
Langkah Kerja

C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Hasil percobaan menunjukkan ekstrak Nitrogen yang ditambahkan dengan larutan
FeSO4 0,1 M tidak pengalami perubahan warna, kemudian penambahan larutan FeCl 3 0,1 M
merubahnya menjadi kuning transparan dengan endapan berwarna kuning.
Ekstrak Sulfur 1 yang ditambahkan dengan larutan Pb(CH 3COO)2 0,1 M berubah
menjadi warna hitam transparan dengan endapan hitam. Ekstrak Sulfur 2 yang ditambahkan
dengan larutan AgNO3 0,1 M berubah menjadi warna hitam keruh dengan endapan hitam.

Ekstrak Nitrogen dan Sulfur yang ditambahkan dengan larutan FeCl 3 0,1 M berubah
menjadi warna hijau. Ekstrak Halogen yang ditambahkan dengan larutan AgNO 3 0,1 M
berubah menjadi warna putih dengan endapan putih, kemudian penambahan larutan NH 4OH
0,1 M tidak mengalami perubahan lagi
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini akan dibahas mengenai pendeteksian unsur-unsur tambahan
dalam senyawa organik. Unsur tambahan itu meliputi nitrogen, sulfur dan halogen ( Cl, Br,
I ). Namun pada pembahasan ini juga akan dibahas mengenai uji unsure N, S, dan Halogen
( Cl, Br. I ) yaitu tentang tes Lassaignes.
Hasil percobaan menunjukkan ekstrak Nitrogen yang ditambahkan dengan larutan
FeSO4 0,1 M tidak pengalami perubahan warna, kemudian penambahan larutan FeCl 3 0,1 M
merubahnya menjadi kuning transparan dengan endapan berwarna kuning. Hasil ini tidak
sesuai dengan teori, karena seharusnya ion besi yang dihasilkan selama proses akan bereaksi
dengan ferosiani daun tuk membentukan dapan biru Prusia ferosianidabesi .
Ekstrak Sulfur 1 yang ditambahkan dengan larutan Pb(CH 3COO)2 0,1 M berubah
menjadi warna hitam transparan dengan endapan hitam. Hasil ini sudah sesuai dengan
pernyataan, endapan hitam mengkilap dari sulfide timbale adalah hasil tes yang positif
(Bailey dkk, 1978: 147). Ekstrak Sulfur 2 yang ditambahkan dengan larutan AgNO 3 0,1 M
berubah menjadi warna hitam keruh dengan endapan hitam. Hasil ini sudah sesuai dengan
dasar teori yang ada di modul praktikum Kimia Organik I.
Ekstrak Nitrogen dan Sulfur yang ditambahkan dengan larutan FeCl 3 0,1 M berubah
menjadi warna hijau. Hasil ini tidak sesuai, karena jika kedua nitrogen dan sulfur ada dalam
senyawa organik, sodium fusi akan mengubahnya menjadi natrium tiosianat yang kemudian
bereaksi dengan Fe3+ untuk membentuk kompleks warna darah [Fe (SCN)] 2

. Ekstrak

Halogen yang ditambahkan dengan larutan AgNO3 0,1 M berubah menjadi warna putih
dengan endapan putih, kemudian penambahan larutan NH4OH 0,1 M tidak mengalami
perubahan lagi. Hasil ini telah sesuai dengan pernyataan, bahwa kehadiran klorin ditandai
dengan terbentuknya endapan putih AgCl akibat penambahan kelebihan ammonium
hidroksida (NH4OH) .
Dalam praktikum ini, ketidak berhasilan Uji Nitrogen dan Uji Nitrogen + Sulfur
kemungkinan besar terjadi karena hasil ekstrak Nitrogen dan Nitrogen + Sulfur yang dibuat
tidak berhasil.

D.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk mengidentifikasi unsure tambahan dalam senyawa organic diperlukan tes lassaignes
sebagai media untuk setiap unsure yang akan diuji.
2. Setiap unsur memiliki hasil yang berbeda bergantung pada senyawa organik yang
diidetifikasi
E.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. Kimia DasarJilid 3. Jakarta: Erlangga. 2005
Ibrahim, Sanusi, SitorusMarham. TeknikLaboratorium Kimia Organik. Yogyakarta: GrahaIlmu. 2013
S,Syukri. Kimia Dasar 3. Bandung: Penerbit ITB. 1999
Fessenden. Kimia OrganikEdisiKetigaJilid 1. Jakarta: Erlangga. 1986
http://eduframe.net/andc/chemistry/Che02/extra%20elements.htm diakses pada tanggal 6 Oktober
2014 Pukul 22: 09 WIB

Anda mungkin juga menyukai