Anda di halaman 1dari 9

Laporan Analisis Anion

Disusun Oleh : CHO MEITA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Menentukan jenis Anion yang terdapat pada sampel dengan Analisis Kimia
Kualitatif Anorganik.

1.2 Prinsip Percobaan


Anion merupakan unsur non logam yang bermuatan negatif. Metode yang
digunakan untuk mengidentifikasi Anion ini adalah Analisis Kimia Kualitatif
anorganik. Ion-ion diidentifikasi menurut sifat fisika dan kimianya.

1.3 Teori Percobaan


Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-
zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu
sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan
dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh.
(Underwood, 1986)
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis
kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa
metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spektrum
absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada
tingkat konsentrasi yang rendah. Namun demikian kita juga dapat menggunakan
sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif
menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium.
Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya
gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang berguna untuk
analisis selanjutnya. (Svehla, 1990)
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation.
Salah satu cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan
kelarutan garam-garam perak, garamgaram kalsium, barium dan seng. Selain itu
ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath
menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan
garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses
yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam
dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang
menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila
diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau
uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan
reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi
pengendapan dan dengan reaksi redoks.
Berikut adalah reaksi-reaksi sampel dengan asam sulfat dingin. Anion lainnya
tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin, tetapi
nitrat bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat
memberikan bau khas cuka jika direaksikan dengan asam sulfat pekat. Identifikasi
anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion
dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data
kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada, dapat memberikan petunjuk
tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan sampel. Sebagai
contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang
mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin
nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam larutan. Untuk Reaksi Kering pemeriksaan Anion dalam sampel yang masih
berbentuk zat biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES).
Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan jenuh natrium
karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda
(ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa
pengaturan suasana yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditambahkan dulu
asam. Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat
dan untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan dengan penambahan
Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat dan
karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO4 2- yang dapat
larut makin banyak.

BAB II

ALAT DAN BAHAN

 Tabung reaksi
2.1 ALAT

 Pipet tetes
 Erlenmeyer 100 mL
 Rak tabung
 Hot Plate
 Penangas Air
 Penjepit Tabung
 Kertas Isap

 Sampel Anion (E, F, G, H)


2.2 BAHAN

 Aquades
 Larutan HCl
 Larutan H2SO4
 Larutan FeCl3
 Larutan Amilum
 Larutan I2
 Larutan Fe(SO4)2
 Larutan NaSCN
 Larutan HNO3


Larutan H2O2


Larutan KMnO4


Larutan PbOAc


Larutan NaOH


Larutan AgNO3
Larutan K2CrO4

BAB III

PROSEDUR

3.1 Identifikasi Sianida (CN-)


A. Uji dengan Perak Nitrat
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut tetes demi tetes
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
B. Uji dengan Asam Sulfat Pekat
1. Sedikit garam sianida dipanaskan dengan asam sulfat pekat
2. Uji nyala dilakukan terhadap karbon monoksida yang dihasilkan
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
C. Uji Biru Prusia
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Sampel dibasakan dengan larutan NaOH
3. Ditambahkan beberapa mL Larutan Fe(SO4)2
4. Campuran dididihkan
5. Campuran yang telah dingin diasamkan dan ditambahkan larutan
FeCl3
6. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.2 Uji Tiosulfat
A. Uji dengan HCl encer
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan HCl encer, lalu dipanaskan
3. Uji dilakukan dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan K2CrO4
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
B. Uji dengan Larutan Iod
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan iod
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
C. Uji dengan Larutan PbOAc
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan Timbal secara berlebih
3. Campuran dipanaskan hingga terbentuk endapan
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.3 Uji Nitrit
A. Uji dengan HCl encer
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan HCl encer sehingga diperoleh warna dan uap
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
B. Uji dengan Kalium Iodida
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan Kalium Iodida
3. Campuran tersebut diasamkan dengan asam asetat/asam sulfat encer
4. Ditambahkan beberapa tetes amilum
5. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
C. Uji dengan Kalium Permanganat
1. Larutan Kalium Permanganat yang sebelum telah diasamkan
dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Kemudian ditambahkan Larutan sampel
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.4 Uji Kromat dan Dikromat
A. Uji dengan larutan Perak Nitrat
1. Larutan sampel dituangkan kedalam 3 tabung reaksi
2. Kemudian ditambahkan larutan AgNO3 sehingga terbentuk endapan
3. Kedalam 3 tabung tersebut ditambahkan masing-masing asam nitrat encer,
ammonia dan asam asetat.
4. Kemudian ditambahkan HCl dan dipanaskan
5. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
B. Uji dengan Timbal Asetat
1. Larutan sampel dituangkan kedalam 3 tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan Timbal
3. Kedalam 3 tabung tersebut ditambahkan masing-masing asam nitrat encer,
ammonia dan NaOH
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
C. Uji dengan H2O2
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Sampel diasamkan dengan larutan HCl
3. Ditambahkan amil alcohol
4. Ditambahkan larutan H2O2 tetes pertetes
5. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.5 Uji Permanganat
A. Uji dengan H2O2
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Sampel diasamkan dengan larutan HCl
3. Ditambahkan amil alcohol
4. Ditambahkan larutan H2O2 tetes pertetes
5. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
B. Uji dengan NaOH
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan NaOH
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
C. Uji dengan H2SO4 encer
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan H2SO4 encer
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.6 Uji Asetat
A. Uji dengan H2SO4 encer
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan H2SO4 encer, kemudian campuran tersebut dipanaskan.
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
B. Uji dengan AgNO3
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut tetes demi tetes
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
C. Uji dengan FeCl3
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan FeCl3
3. Campuran tersebut dipanaskan hingga terbentuk endapan
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.7 Uji Klorida
A. Uji dengan H2SO4 pekat
1. Larutan dituangkan kedalam 2 tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan asam sulfat
3. Salah satu tabung dimasukkan kedalam penangas
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
B. Uji dengan AgNO3
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut hingga terbentuk
endapan
3. Kemudian ditambahkan larutan Ammonia encer, Kalium sianida atau
tiosulfat
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
C. Uji dengan PbOAc
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan PbOAc ke dalam tabung tersebut
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
3.7 Uji Sulfida
A. Uji dengan HCl atau H2SO4 encer
1. Larutan dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan asam klorida atau asam sulfat
3. Hasil diuji dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan PbOAc
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
B. Uji dengan Perak Nitrat
1. Larutan dituangkan kedalam 2 tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan asam nitrat panas dan dingin kedalam masingmasing
tabung
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
C. Uji dengan Timbal Asetat
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan PbOAc ke dalam tabung tersebut
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Data Pengamatan


No. Kode Sampel Uji Fisik Hasil
Warna Bau Kejernihan
1 E Bening Tidak berbau Jernih Cl-
2 F Ungu Tidak berbau Berwarna MnO4
3 G Bening Tidak berbau Jernih S2O32-
4 H Bening Berbau cuka Jernih CH3COO

4.2 Reaksi
1. A. Sampel E
Anion Klorida, Cl-
- Cl- + AgNO3 a AgCl ↓ + NO3-
end.putih
1. B. Sampel F
Anion Permanganat, MnO4- 2
MnO42- + 5 H2O2 + 6H+ a 5O2 + 2 Mn2+ + 8H2O
coklat kehitaman
1. C. Sampel G
Anion Sulfit, S2O32-
- S2O3- + I2 a 2I- + S4O62-
1. D. Sampel H
Anion Asetat, CH3COO-
- CH3COO- + AgNO3 a CH3COOAg ↓
endapan putih
- 6 CH3COO- + 3Fe3+ + 2H2O a [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 2H+
- [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 4H2O a 3Fe(OH)2CH3COO ↓ + CH3COOH + H+
endapan coklat

BAB V

PEMBAHASAN

Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan jenis Anion yang terdapat pada
sampel dengan Analisis Kimia Kualitatif Anorganik. Pada setiap sampel dilakukan
uji-uji yang menghasilkan reaksi-reaksi spesifik.
1. A. Sampel E
2. Larutan tidak berbau dan tidak berwana
3. Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion MnO42-,
CH3COO-, CrO42-, Cr2O7 2-, Karena anion-anion tersebut merupakan anion yang
spesifik dalam hal warna dan bau.
4. Dilakukan uji dengan Larutan Perak Nitrat menghasilkan endapan berwarna putih,
kemungkinan Anion adalah Cl-. Dengan reaksi :
Cl- + AgNO3 a AgCl ↓ + NO3-
end.putih
Maka anionnya adalah Cl-.
1. B. Sampel F
2. Larutan tidak berbau dan berwarna ungu kehitaman.
3. Dari keterangan diatas kemungkinan Larutan mengandung Anion MnO42- karena
larutan yang mengandung MnO4 2- akan berwarna ungu kehitaman.
4. Untuk memastikan dilakukan dengan uji dengan larutan H2O2 menghasilkan
larutan coklat kehitaman. Kesimpulannya anion tersebut adalah MnO4 2- karena
MnO42- direaksikan dengan H2O2 menghasilkan larutan Mangan yang berwarna
coklat kehitaman dengan reaksi:
2 MnO4
2- + 5 H2O2 + 6H+ a 5O2 + 2 Mn2+ + 8H2O
coklat kehitaman
Maka anionnya adalah Permanganat, MnO42-.
1. C. Sampel G
2. Larutan tidak berwarna dan tidak berbau
3. Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion MnO42-,
CH3COO-, CrO42-, Cr2O72-, Karena anion-anion tersebut merupakan anion yang
spesifik dalam hal warna dan bau.
4. Dilakukan uji dengan larutan I2, Larutan yang asalnya berwarna coklat ketika
ditambahkan larutan sampel maka larutan menjadi jernih. Maka Anion adalah Sulfit
karena tiosulfit tereduksi menjadi tiosulfat. Dengan reaksi :
S2O3- + I2 a 2I- + S4O62-
lar. tidak berwarna
Maka anion tersebut adalah positif Tiosulfit, S2O3-.
1. D. Sampel H
1. Larutan tidak berwarna tetapi berbau cuka
2. Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion MnO42-,CrO4
2-, Cr2O72-, Karena anion-anion tersebut merupakan anion yang spesifik dalam hal
warna. Tetapi bau khas cuka dari ion CH3COO- kemungkinan larutan ini
mengandung anion CH3COO-.
3. Untuk memastikan dilakukan uji terhadap larutan AgNO3 menghasilkan endapan
putih. Kemungkinan ion CH3COO- karena ion tersebut menghasilkan endapan putih
CH3COOAg ketika direaksikan dengan AgNO3 dengan reaksi :
CH3COO- + AgNO3 a CH3COOAg ↓
endapan putih
Kemudian dilakukan uji dengan larutan FeCl menghasilkan endapan berwarna
jingga. Ion CH3COO- akan menghasilkan endapan berwarna coklat ketika bereaksi
dengan FeCl3. Dengan reaksi :
- 6 CH3COO- + 3Fe3+ + 2H2O a [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 2H+
- [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 4H2O a 3Fe(OH)2CH3COO↓ + CH3COOH + H+
endapan coklat
Maka anion tersebut adalah CH3COO-.
BAB VI

KESIMPULAN

Dari percobaan diatas didapat kesimpulan sebagai berikut :


- Sampel E mengandung anion Cl-
- Sampel F mengandung anion MnO4
- Sampel G mengandung anion S2O3-
- Sampel H mengandung anion CH3COO

DAFTAR PUSTAKA

c Day, JR dan Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta


c Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Erlangga. Jakarta.
c Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
Edisi
ke-5. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta
c Sukardjo, 1985. Kimia Anorganik .Bina Aksara. Yogyakarta
c Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.
http://chomeita.wordpress.com/tuu-gaasss/kimia-analitik/laporan-analisis-anion/
http://staff.unila.ac.id/sonnywidiarto/files/2011/09/bab-5-analisis-kation-anion.pdf
Identifikasi ion bromine - Br-
Ion Br- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika larutan dikocok
dengan karbon disulfide, Br2 yang terjadi akan larut dalam karbon disulfide dan
warna larutan akan berubah menjadi cokelat.
Reaksinya identifikasinya adalah sebagai berikut:
Cl2(g) + 2Br-(aq) --> 2Cl-(aq) [kuning] + Br2(g)
Br2 larut dalam CS2 à warna cokelat
Identifikasi ion chlorine - Cl-
Ion Cl- dengan larutan perak nitrat terjadi endapan putih, yang larut dalam larutan
amoniak.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
Ag+(aq) + Cl-(aq) --> AgCl(s) [putih]
AgCl(s) + 2NH3(aq) --> Ag(NH3)2 + Cl-(aq)
Identifikasi ion karbonat - CO32-
Ion CO32- dengan larutan asam klorida menghasilkan gas karbon dioksida. Jika
gas ini dialirkan ke dalam air kapur Ca(OH)2, dapat mengeruhkan air kapur.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
2H+(aq) + CO32-(g) --> H2O(l) + CO2(g)
CO2(g) + Ca2+(aq) + 2OH-(aq) --> CaCO3(s) [putih] + H2O(l)
Identifikasi ion yodida - IIon
I- dengan gas Cl2 menjadikan larutan bewarna kuning. Jika dikocok dengankarbon
disulfide, I2 yang terjadi larut dalam karbon disulfide dan warna larutan akan
berubah menjadi ungu.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
Cl2(g) + 2I-(aq) --> 2Cl-(aq) [kuning] + I2(s)
I2 larut dalam CS2 --> warna ungu
Identifikasi ion nitrat - NO3-
Ion NO3- dengan asam sulfat pekat dan larutan besi(II) sulfat pekat akan
menghasilkan suatu cincin cokelat. Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3e- --> NO(g) + 2H2O(l)
3Fe2+(aq) --> 3Fe3+(aq) + e-
----------------------------------------------------------------------------
NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3Fe2+(aq) --> NO(g) + 2H2O(l) +
3Fe3+(aq)NO(g) + Fe2+ (aq) --> FeNO2+(aq) [cokelat]
Identifikasi ion pospat - PO43 -
Ion PO43 - dengan larutan campuran MgC l2, NH4OH, dan NH4Cl (magnesia
mixture) menghasilkan endapan putih. Reaksi identifikasinya adalah sebagai
berikut:
Mg 2+ (aq) + NH4OH(aq) + PO43 -(aq) --> MgNH4(s) [putih] + OH- (aq)
Identifikasi ion sulfide - S 2 -
Ion S 2 - dengan larutan HCl terbentuk gas H 2S yang berbau telur busuk. Gas ini
jika dikenakan pada kertas saring yang dicelupkan dalam timbale acetate
Pb(CH3COO)2 menyebabkan kertas saring berubah menjadi hitam. Reaksi
identifikasinya adalah sebagai berikut:
2H+ (aq) + S 2 -(aq) --> H2S(g)
H2S(g) + Pb 2+ (aq) --> PbS(s) [hitam] + 2H+ (aq)
Identifikasi ion sulfite - SO32 -
Ion SO32 - dengan larutan asam klorida menghasilkan gas SO 2. Gas ini dikenakan
pada kertas saring yang telah dicelupkan ke dalam larutan kalium bikromat K2Cr2O7
dan asam sulfat. Gas SO2 akan mengubah warna kertas saring ini dari jingga
menjadi hijau.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
2H+ (aq) + SO3
2 -(aq) --> H2O(l) + SO2(g)
SO2(g) + 2H2O(l) --> SO4
2 -(aq) + 4H+ (aq) + 2e - | x 3
Cr2O7
2 -(aq) + 14H+ (aq) + 6e - --> 2Cr 3+ (aq) + 7H2O(l)
-------------------------------------------------------------------------
Cr2O7
2 -(aq) [jingga] + 3SO2(g) + 2H+ (aq) --> 2Cr 3+ (aq) + 3SO4
2 -(aq) + H2O(l)
Identifikasi ion sulfate - SO4
2-
Ion SO4
2 - dengan larutan barium klorida dan asam klorida menghasilkan endapan
putih.
Reaksi identifikasinya adalah sebagai berikut:
Ba 2+ (aq) + SO4
2 -(aq) --> BaSO4(s) [putih]

Anda mungkin juga menyukai