I. Judul
a. Percobaan 1 : Uji Kualitatif Sukrosa dan Karbohidrat Lain yang Terfermentasi
b. Percobaan 2 : Pengukuran pH
c. Percobaan 3 : Penetapan Formaldehida
II. Tujuan
a. Percobaan 1 : Menguji sukrosa dan karbohidrat lain yang terfermentasi secara
kualitatif dalam sampel pasta gigi
b. Percobaan 2 : Mengukur pH pada sampel psta gigi
c. Percobaan 3 : Menetapkan kadar formaldehida dalam sampel pasta gigi
III. Prinsip
a. Percobaan 1 : Sukrosa dan karbohidrat lain yang merupakan gula pereduksi akan
mereduksi garam cupri menjadi curpous oksida dari gugus karbonil lemak. Saat gula
pereduksi bereaksi dengan larutan kompleks alkali Cu2+ (Fehling), warna biru (cupric
tartarat) dari pereaksi Fehling akan berubah membentuk endapan merah bata sebagai uji
positif adanya gula pereduksi.
b. Percobaan 2 : Sampel pasta gigi yang dilarutkan dalam air akan diukur pH nya dengan
pH meter terkalibrasi berdasarkan intensitas mobilitas ion H+ yang terukur oleh elektroda
pada batang pH meter..
c. Percobaan 3 : Reaksi antara formaldehida dengan asetil aseton dan ammonium aseton
dapat menghasilkan warna kuning, yang kemudian dapat diukur absorbansinya dengan
spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 410 nm. Senyawa yang berwarna
kuning tadi adalah 3,5-disetil-1,4-dihidrolutidin (DDL).
IV. Reaksi
Reaksi uji kualitatif sukrosa dan karbohidrat terfermentasi :
V. Dasar Teori
Pasta gigi merupakan salah satu sediaan kosmetik, dimana kandungan serbuk atau
lainnya digunakan untuk menggosok atau membersihkan gigi dengan sifat dan efek
membersihkan, pasta gigi juga mampu memberikan manfaat sekunder pada kesehatan mulut
(Butler, 2000:217-251), serta floudrida yang terkandung dalam pasta gigi dapat membantu
melindungi gigi dari kerusakan gigi dan penyakit gusi (Cosmetic Destistry Guide, 2014).
Pasta gigi dibuat dari berbagai macam bahan utama dengan fungsi yang berbeda –
beda dan beberapa bahan tambahan. Salah satu bahan tambahan yang ditambahkan dalam
pasta gigi adalah pemanis yang berfungsi untuk menutup rasa bahan – bahan yang lain. Pasta
gigi yang mengandung pemanis alami seperti, sukrosa dan madu dapat menurunkan kadar pH
dan menyebabkan kries gigi.
Pasta gigi yang tersedia hamper semua mengandung lebih dari satu bahan aktif dan
dipromosikan dengan beberapa keuntungan bagi pengguna. Komposisi umum dan kandungan
yang bahan aktif yang terkandung dalam pasta gigi antara lain sebagai berikut. Bahan abrasif
(20% - 50%), contohnya : silika atau salika hidrat, sodium bikarbonat, alumunium oksida,
dikalsium fosfat dan kalsium karbonat. Air (20% - 40%), Humectant atau pelembab (20% -
35%) yaitu sorbitol, mannitol, gliserin, propilen glikol, alpha hydroxyl acids (AHA), asam
laktat dan surfaktan. Bahan yang biasa digunakan adalah karboksil metal selulosa, amilosa,
alginate, derivate sintetis selulosa, sorbitol, dan polyethylene glycol (PEG), surfactant atau
deterjen (1% - 2%), bahan penambah rasa (0% - 2%), bahan terapeutik (0% - 2%) yaitu
fluoride, bahan desensitiasi, bahan anti-tartar dan bahan anti mikroba.
Untuk memenuhi kesesuaian produk pasta gigi, perlu diketahui persyaratan mutunya
melalui parameter : sukrosa atau karbohidrat lain yang terfermentasi, pH, kadar logam berat,
cemaran mikroba, pengawet, formaldehida, fluoride, dan zat warna. Persyaratan tersebut
diatur menurut SNI 12-3524-1995.
Berdasarkan SNI 16-4767-1988 tentang pasta gigi anak, pasta gigi anak seharusnya
tidak mengandung sukrosa atau karbohidrat terfermentasi, dan kadar flour bebas maksimal
500 – 1000 ppm. Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.
445/Menkes/per/V/1998 Lampiran 1#34 disebutkan bahwa atas maksimum sediaan garam
fluoride dan turunannya dalam sediaan hygiene mulut adalah 0,15% atau setara dengan aturan
Asean Cosmetic Directive 76/768/EEC Annex III bagian I, aturan FDA Amerika Serikat dan
ISO 11609.
VI. Cara Kerja
a. Percobaan 1 : Uji Kualitatif Sukrosa dan Karbohidrat Lain yang Terfermentasi
b. Percobaan 2 : Pengukuran pH
Disaring dengan
Lapisan bawah dari Serapan masing - masing
whatman 41
hasil pengekstrakan diukur dengan
ditampung dalam
diekstrak dengan 10 spektrofotometer visible pada
erlenmeyer yang
mL butanol panjang gelombang 410 nm
sama
Preparasi Sampel
Past gigi yang akan dibahas dalam pembahasan ini adalah ‘Pasta Gigi Pepsodent.
Bahan – bahan yang terkandung dalam pasta gigi ini adalah Kalsium karbonat, Air,
Sorbitol, Silika terhidrasi, Natrium lauret sulfat, Natrium monofluorofosfat, Perisa,
Karboksi metil selulosa, Kalium sitrat, Natrium silikat, Sakarin, DMDM Hydantoin,
Flouride.
Fluoride merupakan bahan aktif dalam pasta gigi berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan bakteri dalam rongga mulut, serta dapat melindungi gigi dari kerusakan
gigi dan penyakit gusi, salah satu sumber fluoride dalam pasta gigi adalah natrium
monofluorofosfat. Kadar Fluorida yang terkandung dalam pasta gigi tidak boleh melebihi
15% atau 1500 ppm, pada pasta gigi pepsodent kadar natrium monofluorofosfat sebesar
1.12%. Penggunaan fluorida dalam pasta gigi yang berlebih dapat menyebabkan Dental
fluorosis yaitu suatu keadaan dimana gigi menjadi kekuningan atau kecoklatan dan
terdapat bitnik – bitnik pada enamel gigi. Namun, jika kadar fluorida kurang dari 0,1
mg/L dapat meningkatlan resiko kerusakan pada gigi (karies).
Silika merupakan salah satu bahan abrasif yang terkandung dalam pasta gigi. Efek
membersihkan pada pasta gigi juga dapat diperoleh dengan menambahkan sedikit bahan
abrasif yang dikombinasikan dengan surfaktan untuk memberikan efek busa sehingga
kotoran – kotoran dalam rongga mulut dapata terbawa di dalamnya. Namun, kombinasi
antara bahan abrasif dan surfaktan memberikan rasa yang tidak enak, maka biasanya
ditambahkan bahan pemanis (sakarin) untuk menutupi rasa tidak enak. Bahan abrasif lain
yang terdapat dalam pasta gigi ini adalah kalsium karbonat yang berfungsi untuk
menurunkan pewarnaan pada gigi atau mengurangi pembentukan warna pada gigi.
Kandungan bahan abrasif yang biasanya terkandung dalam pasta gigi adalah 20% - 50%.
Bahan lain yang terdapat dalam pasta gigi ini adalah Natrium lauret sulfat atau
Sodium Lauryl Sulfate (SLS). SLS merupakan deterjen yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan permukaan, mengemuksi (melarutkan lemak) dan memberikan
busa sehingga lebih mudah untuk membersihkan gigi dan rongga mulut dari plak, debris,
material alba dan sisa makanan. Batas pemakaian SLS yang disarankan dalam pasta gigi
adalah 1- 2%, jika berlebih dapat menyebabkan iritasi pada rongga mulut, ulserasi yang
parah penurunan kelarutan saliva, serta perubahan sensitivitas rasa.
Selanjutnya adalah bahan humektan, bahan humektan yang terdapat dalam pasta
gigi pepsodent adalah sorbitol. Sorbitol berfungsi untuk mencegah hilangnya air dalam
pasta gigi sehingg apasta gigi tidak menjadi keras ketika terkena udara. Kadar sorbitol
yang biasanya terdapat dalam pasta gigi adalah 20% - 35%. WHO menyarankan
penggunaan sorbitol perhari dibatasi sebesar 150 mg/kg. penggunaan sorbitol yang
berlebih dapat menyebabkan diare karena sorbitol berperan sebagai pencahar osmotik.
Karboksi metil selulosa yang terdapat dalam pasta gigi ini berperan sebagai
tambahan zat pengental yang bekerja agar partikel – partikel tersuspensi tetap tinggal
pada tempatnya dan tidak terpengaruh oleh adanya gaya gravitasi (Potter, 1986).
Peningkatan konsentrasi karboksi metil selulosa dapat dapat berpengaruh pada viskositas
pasta gigi. Jumlah bahan perekat yang biasanya terkandung dalam pasta gigi adalah
sebesar 1% - 2%.
Pada pasta gigi pepsodent juga terdapat DMDM Hydantoin, Flouride dengan rumus
kimia C7H12N2O4 berfungsi untuk membantu dalam mencegah partumbuhan bakteri
dalam gigi karena dapat mengahsilkan formaldehida. Jumlah formaldehida yang yang
aman digunakan untuk membunuh bakteri sebersar 0,1% jika melebihi jumlah yang
aman formaldehid dapat beracun.
Rasa yang terdapat dalam pasta gigi pepsodent adalah rasa mint. Pasta gini ini
menggunakan pemanis sakarin dan tidak menggunakan sukrosa karena sukrosa dapat
mempermudah tumbuhnya bakteri dalam pasta gigi.
IX. Kesimpulan
Kadar fluorida dalam pasta gigi pepsodent sebesar 1,12% tidak melebihi syarat mutu
SNI 12-3524-1995 sebesar 15%
pH pasta gigi pepsodent terletak pada rentang 4,5 – 10,5 karena rasanya yang basa,
namun tidak diketahui pH pastinya karena tidak tertulis di kemasan.
X. Daftar Pustaka
6 Oktober 2020