Anda di halaman 1dari 22

Kandungan Disusun oleh :

Formaldehid pada 1. Irhas Abit izzulhaq 17380040

2. Anike Putri 17380003


Kosmetik Pewarna 3. Gea Andarizka 17380034
Kuku (Kutek) 4. Iis Surani 17380037

5. Mega Sari Pertala17380049


Pengertian Kosmetik
Kosmetik merupakan suatu bahan atau produk yang sangat di minati oleh
semua orang. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
445/MenKes/Permenkes/1998 kosmetik adalah sediaan atau panduan bahan yang
siap untuk digunakan dibagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan
organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan,
menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam
keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati
atau menyembuhkan suatu penyakit (BPOMRI,2008).
Pewarna kuku adalah sediaan rias kuku yang digunakan untuk mewarnai kuku
dengan warna yang dibuat dari bahan yang berisi zat warna dalam pelarut yang
cepat kering, mudah mengeras, lengket pada kuku dan tahan goresan, dengan bahan
tambahan kosmetik yang masih diizinkan dalam Peraturan Kepala Badan POM
.RINo.03.1.23.08.11.07517 tahun 2011 yaitu dengan kadar maksimum 5 %. Salah
satu bahan tambahan dalam pewarna kuku adalah formalin (HCHO)Yaitu nama
dagang larutan formaldehid yang Berfungsi sebagai bahan pengawet dan pengeras
kuku (BPOM, 2008).
Pada penelitian kali ini zat yang terkandung dalam pewarna kuku adalah
golongan aldehid yaitu FORMALDEHID. Dimana formaldehid sendiri mempunyai
khasiat secara umum yaitu sebagai pengawet dan desinfektan. Namun pada kasus
ini formaldehid digunakan sebagai pengawet dan pengeras kutek.
Pengertian Formaldehid

Formaldehid merupakan zat kimia yang sering disebut formalin ini dapat
berwujud gas maupun cairan. Formalin tidak hanya berbahaya saat dikonsumsi
saja, namun juga ketika kita menghirupnya Sediaan pewarna kuku merupakan
kosmetik penambah daya tarik yang menggunakan formaldehid sebagai pengawet.
Struktur Formaldehid
Sifat Fisika Kimia Formaldehid
Fisika :
Formaldehid merupakan cairan jernih tidak berwarna dengan bau yang menusuk, uap dapat
merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan dan jika disimpen ditempat dingin dapat menjadi
keruh.Disimpen dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya dengan suhu penyimpanan diatas 20°C.
Kimia :
Sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida,senyawaini lebih reaktif dari pada aldehida lainnya.
Formaldehida merupakan elektrofil,bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan senyawa
aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena.Keadaan ketalis bisa mengakibatkan
formalin menjadi asam formiat, karbondioksida, metanol, dan dalam bentuk metabolit HO-CH2-
alkilasi.Formalin biasanya membentuk trimer siklik 1,3,5-trioksan atau polimer linier polioksimetilen.
Bahaya dan Dampak Penggunaan
Formaldehid Pada Kosmetik
Formaldehid bekerja sebagai bahan pengeras serta pengawet kutek. Zat ini disebut sebagai
karsinogen atau penyebab kanker. Bila kutek yang mengandung formaldehid tersentuh tangan, maka
akan timbul reaksi alergi, kerusakan kulit, dan berujung pada kondisi kulit dermatitis. Apabila
formaldehid mengenai kulit dapat menimbulkan perubahan warna, kulit menjadi merah, mengeras,
mati rasa dan ada rasa terbakar dan kerusakan jaringan kulit.
Formaldehid dapat masuk ke dalam tubuh dengan jalan inshalasi uap, kontak langsung dengan
larutan yang mengandung formaldehida atau dengan jalan memakan dan meminum makanan yang
mengandung formaldehida (Cahyadi, 2006).
Pada penelitian kali ini yang dilakukan pada pewarna kuku (kutek) digunakan
beberapa uji, yaitu untuk melihat ada atau tidaknya kandungan formaldehid pada
kutek dan untuk melihat hasil akhir yang terjadi atau perubahan yang terjadi pada
kutek tersebut.
Uji Apa Saja Yang Digunakan ?
1. Uji Kualitatif
Pada uji kualitatif yang perlu dilakukan identifikasi untuk mengetahui ada
tidaknya formaldehid dengan menggunakan pereaksi Schiff. Sampel dinyatakan
mengandung formaldehid apabila dengan penambahan pereaksi Schiff akan terjadi
warna merah hingga ungu.

– Sampel kutek, masing-masing 1 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


– Lalu tambahkan 10 tetes pereaksi Schiff.
– Setelah beberapa saat akan terbentuk warna merah sampai ungu jika positif ada
formaldehid
HASIL DAN PEMBAHASAN
– Pada jurnal ini menggunakan 3 jenis warna pewarna kuku (kutek) yang di uji memiliki hasil
sebagai berikut :
No Sampel Hasil

1 Kutek1 (Kutek Kuning) Merah

2 Kutek2 (Kutek Bening) Merah

3 Kutek3 (Kutek Merah) Merah

– Pada ketiga jenis produk pewarna kuku positif mengandung formaldehid karena disaat
ditambahkan pereaksi schif menghasilkan warna merah
Penetapan Kadar Formaldehid

 Pembuatan Larutan Induk Baku I (LIB I)


– Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
– timbang formaldehid sebanyak 3,1591 g yang telah ditentukan kadarnya
(35,098 %) dan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu
– Masukkan kedalam labu takar
– Ditambahkan aquadest secukupkannya dan dikocok hingga homogen.
– Kemudian tambah aquadest sampai tanda tera
– dihomogenkan (konsentrasi 1000 μg/ml).
 Pembuatan Larutan Induk Baku II (LIB II)
1. Dipipet 10 ml larutan induk baku I lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml.
2. Ditambahkan aquadest secukupkan dan dikocok hingga homogen. Kemudian larutan dicukupkan
dengan aquadest hingga garis tanda dan dihomogenkan (konsentrasi 40 μg/ml).

 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum


1. Dipipet 5 ml larutan induk baku II dan dimasukkan ke dalam labu ukur100 ml (konsentrasi 2 μg/ml)
2. lalu ditambahkan 10 ml pereaksi Schiff dan dikocok hingga homogen.
3. Selanjutnya ditambahkan aquadest hingga tanda tera , lalu larutan dihomogenkan.
4. Diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 400 – 800 nm dengan menggunakan blanko yaitu
aquadest yang dimasukkan kedalam labu tentukur 100 ml, lalu ditambahkan 10 ml pereaksi Schiff dan
dicukupkan dengan aquadest hingga garis tanda.
Penentuan Kadar Formaldehid Pada Sampel

1. Sampel kutek, masing-masing diukur sebanyak 10 ml di masukkan ke


2. gelas ukur.
3. Kemudian dimasukkan ke dalam labu destilasi 500 ml.
4. Ditambahkan100 ml air dan 5 ml asam fosfat 10 %, kemudian didestilasi
perlahan hingga diperoleh 80 ml destilat yang ditampung dalam gelas ukur
yang berisi 10 ml air (ujung pendingin harus tercelup). Sampel didestilasi
sampai hasil destilat tidak Mengandung formaldehid
5. Kemudian dipipet 1-2 ml destilat,
6. dimasukkan kedalam tabung reaksi.
7. Ditambahkan 5 ml pereaksi Schiff.Jika terjadi perubahan warna
8. larutan menjadi ungu maka sampel mengandung formaldehid.
9. Kemudian diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546
nm.
10. Kemudian dilihat panjang gelombang dari sampel (Horwitz,1970).
11. Perlakuan ini diulangi sebanyak 6 kali.
 Penentuan Waktu Kerja
1. Dipipet 5 ml larutan induk baku II dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml
(konsentrasi 2 μg/ml),
2. ditambahkan 10 ml Pereaksi Schiff.
3. ditambahkan aquadest hingga garis tanda tera dan larutan dihomogenkan.
4. Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum

 Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi


1. Dipipet larutan induk baku II (LIB II) ke dalam labu 100 ml masing-masing 2,5 ml; 3,75
ml; 5,0 ml; 6,25 ml; dan 7,5 ml (konsentrasi 1,0; 1,5; 2,0; 2,5 dan 3 μg/ml).
2. ditambahkan 10 ml pereaksi Schiff, kocok hingga homogen lalu ditambahkan aquadest
hingga tanda tera dan homogenkan.
3. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh, serta
menggunakan larutan blanko.
Penetapan Kadar

Kadar larutan baku formaldehid yang tertera di etiket


adalah 37 %. Setelah dilakukan penetapan kadar,
diperoleh sebesar 35,098 %. Hal ini diduga karena
Formaldehid mengalami perubahan kadar selama
penyimpanan akibat dari sifat fisika formaldehid mudah
menguap (Ditjen POM, 1979)
2. Uji Kuantitatif
Pada uji kuantitatif yang di gunakan adalah metode spektrofotometri,
Spektrofotometri adalah pengukuran absorbsi energi cahaya oleh suatu atom atau
molekul pada panjang gelombang tertentu (Day dan Underwood, 1998). 23 Sinar
ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, sedangkan sinar
tampak mempunyai panjang gelombang 400-750 nm (Gandjar dan Rohman, 2007).
Spektrofotometri yang digunakan adalah spektrofotometri sinar tampak (UV-VIS).
Pada uji spektrofotometri kita dapat mengetahui kadar formaldehid yang ada dalam
pewarna kuku.
Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Formaldehid

Linearitas kurva kalibrasi formaldehiddibuat pada konsentrasi 1,0; 1,5; 2.0; 2,5; 3,0 μg/ml. Kurva
kalibrasi formaldehidpada panjang gelombang 546 nm dapat dilihat pada Gambar 4.2.
– Formaldehida masih dapat digunakan dalam sediaan pewarna kuku dengan
persyaratan kadar maksimum5% (BPOMRI,2015).
– Jika lebih dari batas maksimum maka harus ada penandaan / peringatan khusus
seperti :
1. lindungi kutikula kuku dengan pelembab atau minyak
2. Mengandung formaldehid
– Formaldehid yang terkandung didalam ketiga pewarna kuku melebihi batas maksimum yaitu
sebanyak 5%

No Sampel Kadar Formaldehid(μg/ml)

1 1 Kutek Kuning dari Pasar Ramai di 5,0626 ± 4,8628


jalan Thamrin  
 

2 Kutek Hijau dari Pasar Petisah di 11,0202 ± 0,6783


jalan Gatot Subroto  
 

3 Kutek bening dari Pasar Sambas di 9,7311 ± 0,8609


jalan Sambas  
 
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai