Formaldehid merupakan zat kimia yang sering disebut formalin ini dapat
berwujud gas maupun cairan. Formalin tidak hanya berbahaya saat dikonsumsi
saja, namun juga ketika kita menghirupnya Sediaan pewarna kuku merupakan
kosmetik penambah daya tarik yang menggunakan formaldehid sebagai pengawet.
Struktur Formaldehid
Sifat Fisika Kimia Formaldehid
Fisika :
Formaldehid merupakan cairan jernih tidak berwarna dengan bau yang menusuk, uap dapat
merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan dan jika disimpen ditempat dingin dapat menjadi
keruh.Disimpen dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya dengan suhu penyimpanan diatas 20°C.
Kimia :
Sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida,senyawaini lebih reaktif dari pada aldehida lainnya.
Formaldehida merupakan elektrofil,bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan senyawa
aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena.Keadaan ketalis bisa mengakibatkan
formalin menjadi asam formiat, karbondioksida, metanol, dan dalam bentuk metabolit HO-CH2-
alkilasi.Formalin biasanya membentuk trimer siklik 1,3,5-trioksan atau polimer linier polioksimetilen.
Bahaya dan Dampak Penggunaan
Formaldehid Pada Kosmetik
Formaldehid bekerja sebagai bahan pengeras serta pengawet kutek. Zat ini disebut sebagai
karsinogen atau penyebab kanker. Bila kutek yang mengandung formaldehid tersentuh tangan, maka
akan timbul reaksi alergi, kerusakan kulit, dan berujung pada kondisi kulit dermatitis. Apabila
formaldehid mengenai kulit dapat menimbulkan perubahan warna, kulit menjadi merah, mengeras,
mati rasa dan ada rasa terbakar dan kerusakan jaringan kulit.
Formaldehid dapat masuk ke dalam tubuh dengan jalan inshalasi uap, kontak langsung dengan
larutan yang mengandung formaldehida atau dengan jalan memakan dan meminum makanan yang
mengandung formaldehida (Cahyadi, 2006).
Pada penelitian kali ini yang dilakukan pada pewarna kuku (kutek) digunakan
beberapa uji, yaitu untuk melihat ada atau tidaknya kandungan formaldehid pada
kutek dan untuk melihat hasil akhir yang terjadi atau perubahan yang terjadi pada
kutek tersebut.
Uji Apa Saja Yang Digunakan ?
1. Uji Kualitatif
Pada uji kualitatif yang perlu dilakukan identifikasi untuk mengetahui ada
tidaknya formaldehid dengan menggunakan pereaksi Schiff. Sampel dinyatakan
mengandung formaldehid apabila dengan penambahan pereaksi Schiff akan terjadi
warna merah hingga ungu.
– Pada ketiga jenis produk pewarna kuku positif mengandung formaldehid karena disaat
ditambahkan pereaksi schif menghasilkan warna merah
Penetapan Kadar Formaldehid
Linearitas kurva kalibrasi formaldehiddibuat pada konsentrasi 1,0; 1,5; 2.0; 2,5; 3,0 μg/ml. Kurva
kalibrasi formaldehidpada panjang gelombang 546 nm dapat dilihat pada Gambar 4.2.
– Formaldehida masih dapat digunakan dalam sediaan pewarna kuku dengan
persyaratan kadar maksimum5% (BPOMRI,2015).
– Jika lebih dari batas maksimum maka harus ada penandaan / peringatan khusus
seperti :
1. lindungi kutikula kuku dengan pelembab atau minyak
2. Mengandung formaldehid
– Formaldehid yang terkandung didalam ketiga pewarna kuku melebihi batas maksimum yaitu
sebanyak 5%