LAPORAN PRAKTIKUM
KELOMPOK IV
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga penulisan Laporan Akhir Praktikum Kimia Pangan
ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini berjudul “Penetapan Kadar Formalin
Pada Tahu Kuning”
Dalam pembuatan laporan ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada bapak Tarso Rudiana dan ibu Anna Muawanah selaku dosen mata kuliah
Praktikum Kimia Pangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
kesempatan dan memberi fasilitas sehingga laporan ini dapat selesai dengan lancar dan
juga penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi mata kuliah
Praktikum Kimia Pangan bagi pembacanya. Harapan kami tentunya semoga tugas ini bisa
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembacanya.
Demikia laporan ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan
memiliki kontribusi bagi perkembangan karya-karya tulis ilmiah. Aamiin
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Maraknya penggunaan formalin pada bahan makanan merupakan berita
yang sangat mengejutkan pada penghujung tahun 2005 hingga sekarang. Bahan
formalin tidak hanya ditemukan pada bahan makanan atau produk makanan yang
beredar di pasar tradisional tetapi juga diperdagangkan di beberapa supermarket
di seluruh Indonesia. Umumnya formalin digunakan sebagai salah satu zat untuk
mengawetkan makanan, sehingga makanan akan lebih bertahan lama [CITATION
Mah08 \l 1057 ].
Formalin adalah formaldehida dengan kadar 37% dan 7-15% metanol
dalam air [CITATION Fes82 \l 1057 ] . Formaldehida merupakan bahan kimia
berwujud gas, akan tetapi lebih mudah disimpan sebagai larutan dalam air. Kadar
formaldehida di udara memiliki ambang batas yang dibenarkan yaitu 0,1 ppm
(parts per million). International Programme on Chemical Safety menyebutkan
bahwa batas toleransi formaldehida yang dapat diterima tubuh dalam bentuk air
minum adalah 0,1 mg per liter atau dalam satu hari asupan yang diperbolehkan
adalah 0,2 mg. Sementara formalin yang boleh masuk ke tubuh dalam bentuk
makanan untuk orang dewasa adalah 1,5 mg hingga 14 mg per hari. National
Institute of Occupational Safety and Health menyatakan formaldehida berbahaya
bagi kesehatan pada kadar 20 ppm. Jika melebihi ambang batas tersebut maka
dalam jangka pendek maupun jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan, mulai dari gejala seperti sensasi terbakar di mata, hidung dan di
daerah tenggorokan, bahkan sampai mengakibatkan penyakit kanker [CITATION
Nat12 \l 1057 ].
Oleh karena itu perlu dilakukan uji formalin pada produk pangan seperti
tahu. Hal ini bertujuan agar kita dapat mengetahui produk apa saja yang
mengandung pengawet buatan atau formalin.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
Bagaimana hasil titrasi iodometri kandungan formalin pada jenis produk pangan
tahu?
1.3. Tujuan Percobaan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian
ini adalah :
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Formalin
Formalin merupakan cairan jernih yang tidak berwarna dengan bau busuk,
uapnya merangsang selaput lendir hidung dan tenggorokan serta rasa yang
membakar. Bobot tiap mililiteradalah 1,08 gram. Dapat bercampur dengan air dan
alkohol, tetapi tidak bercampur dengan kloroform dan eter (Norman dan
Waddington, 1983). Formalin mengandung sekitar 37% formaldehid dalam air,
biasanya ditambah metanol hingga 15% sebagai pengawet. Formalin dikenal
sebagai bahan pembunuh hama dan banyak digunakan dalam industri. Nama lain
dari formalin adalah Formol, methylene aldehyde, paraforin, morbicid,
oxomethane, polyoxymethylene glycols, methanal, formoform, superlysoform,
formaldehyde dan formalith (Astawan, Made., 2006). Berat molekul formalin
adalah 30,03 dan rumus molekulnya HCOH. Kecilnya molekul ini memudahkan
untuk absorpsi dan distribusinya ke dalam sel tubuh. Gugus karbonil yang
dimilikinya sangat aktif, dapat bereaksi dengan gugus -NH 2 dari protein yang ada
pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap [ CITATION Har06 \l 1057 ].
Tahu adalah makanan dari kedelai putih yang digiling halus, direbus dan
dicetak (KBBI). Tahu merupakan salah satu makanan sumber protein yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Kandungan protein nabati yang tinggi pada
tahu dianggap dapat menggantikan protein hewani. Tetapi dibalik keuntungan
tersebut, tahu belum tentu aman dikonsumsi secara terus menerus. Tahu
merupakan produk makanan yang rentan rusak, maka tak jarang produk berbahan
dasar tahu ditambahkan pengawet seperti formalin agar lebih tahan lama
[CITATION Fer10 \l 1057 ]
Tahu kuning adalah salah satu produk olahan kedelai yang setelah matang
dan dicetak diberi pewarna kuning, biasanya digunakan kunyit. Menurut Gani
(2006), kunyit juga memiliki kekuatan pengawet yang sama dengan formalin .
kekurangan kunyit adalah warnanya dapat berubah setelah beberapa hari,
sehingga untuk mencegah perubahan warna tersebut ditambahkan zat pengawet
buatan salah satu diantaranya adalah formalin.
METODE PENELITIAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar formalin dalam sampel tahu.
Formalin yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan formaldehida. Pada
percobaan ini dilakukan standarisasi Na2S2O3 dan I2 untuk menentukan konsentrasi
sebenarnya. Pada percobaan kali ini, digunakan metode titrasi iodometri. Titrasi
iodometri adalah penitaran dengan iod. Zat-zat yang bersifat pengoksidasi dalam larutan
asam membebaskan iod dari KI. Kemudian iod yang terbentuk di titar dengan tio.
Kelebihan iod menyebabkan larutan menjadi berwarna kuning, akan tetapi selalu
dipergunakan larutan kanji sebagai larutan petunjuk. Larutan kanji digunakan karena
warna pada larutan iod 0,1 N cukup tua sehingga dapat bertindak sebagai indikator pada
dirinya sendiri. Iod juga memberikan warna ungu kepada pelarut seperti karbon
tetraklorida atau kloroform dan terkadang digunakan untuk mendeteksi titik akhir. Selain
menggunakan metode iodometri, formalin dapat diidentifikasi dengan metode lain secara
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif formalin dapat digunakan fenilhidrazina yang
akan memberikan warna merah terang jika positif formalin, kemudian dapat digunakan
larutan schiff dimana jika terbentuk warna ungu maka positif formalin. Analisis
kuantitatif formalin selain dengan metode iodometri dapat digunakan spektrofotometer
UV-Vis.
Untuk mengetahui jumlah I2 yang bereaksi dengan formaldehid dilakukan blanko
yaitu dengan melakukan perlakuan yang sama namun tidak menggunakan sampel. Hasil
kadar formalin yang didapat adalah 4,24% dengan kadar tersebut dapat diketahui
volumenya dengan rumus :
V tio x N tio x Fp x Bst HCHO
%= x 100 %
mg sampel
Formaldehid merupakan reduktor kuat sehingga dapat bereaksi dengan I2. Dalam
suasana basa, formaldehid dapat dioksidasi menjadi asam format oleh I 2 yang
ditambahkan berlebih terukur. Kelebihan I2 dapat dilihat dengan Na2S2O3 dalam suasana
asam dengan indikator kanji dengan titik akhir tak berwarna. Adapun reaksinya sebagai
berikut :
HCHO + 2 I2 (berlebih terukur) + H2O HCOOH + 2 HI + I2
I2 (sisa) + 2 Na2S2O3 2 NaI + Na2S2O3
Hal yang mendasari produk makanan di dalam Islam adalah yang halal dan yang
baik bagi kesehatan tubuh. Sebagaimana yang terdapat dalan Al-Qur’an surat ‘Abasa ayat
24 :
Upaya yang dapat dilakukan sebagai konsumen yaitu harus mengetahui cara
membedakan makanan yang mengandung formalin dan yang tidak mengandung formalin.
Perlu diketahui, ciri-ciri tahu yang mengandung formalin sebagai berikut :
1. Semakin tinggi kadar formalin, maka tercium bau obat yang sangat menyengat.
Sedangkan tahu yang tidak mengandung formalin akan tercium bau khas kedelai
2. Tahu yang mengandung formalin mempunyai sifat membal dan saat ditekan akan
terasa kenyal. Sedangkan tahu yang tidak mengandung formalin ketika ditekan
akan hancur
3. Tahu yang mengandung formalin akan bertahan lama. Sedangkan tahu yang tidak
mengandung formalin hanya dapat bertahan 1 sampai 2 hari (Mudjajanto, 2014).
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
V tio x 0,1 x 10 x 15
4,24 = x 100 %
10 00
42,4 = V tio x 15
2,81 mL = V tio