KUALITATIF
Disusun Oleh :
GIZI
DAFTAR ISI
Isi
A. Analisis Protein
Protein merupakan salah satu makromolekul yang penting dalam bahan pangan. Analisis
protein penting untuk keperluan pelabelan gizi, mengetahui sifat fungsional dan penentuan
sifat biologis protein. Analisis protein juga perlu dilakukan untuk mengetahui kandungan
total protein dari suatu bahan pangan, jumlah protein tertentu dalam suatu campuran,
kandungan protein hasil dari suatu isolasi dan purifikasi protein, kandungan non-protein
nitrogen, komposisi asam amino dan nilai gizi protein.
Kandungan protein dalam bahan pangan bervariasi baik dalam jumlah maupun jenisnya.
Protein merupakan molekul polipeptida berukuran bsar yang disusun olh lebih dari 100 buah
asam amino yang berikatan satu sama lain secara kovalen dan dalam urutan yang khas
disebut ikatan peptida. Umumnya terdapat 20 jenis asam amino yang menyusun struktur
protein, yang membedakan antara satu protein dengan protein lainnya adalah urutan dan
jumlah asam amino yang menyusun protein tersebut. Semua asam amino penyusun protein
mempunyai ciri yang sama, yaitu memiliki gugus karboksil (-COOH) yang bersifat asam
dan gugus amino (-NH2) yang bersifat basa yang diikat pada atom karbon yang sama.
Ovalbumin
Ovalbumin adalah sejenis protein dalam bagian putih telur yang bersifat khas, yaitu mudah
membntuk buih yang permanen dan stabil jika dikocok.
Aktin dan miosin
Aktin dan miosin adalah dua srangkai protein khas yang terdapat dalam daging, yaitu yang
membentuk serabut daging (mikrofibril).
Kasein
Kasein adalah protein kompleks paa susu yang mempunyai sifat khas, yang dapat
menggumpal dan membentuk massa yang kompak.
c. Reaksi Milon
Protein ditambah larutan merkuro nitrat Hg2(NO3)2 dan asam nitrat pekat maka akan
terbentuk warna merah. Adanya warna merah ini disebabkan oleh oksidasi asam nitrat
pada asam amino yang mempunyai gugus OH seperti tirosin.
Analisis bahan pangan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengna tujuan untuk
mengetahui karakteristik fisik dan kimiawi dari suatu bahan pangan. Alasan perusahaan-
perusahaan pangan seluruh dunia melakukan analisis pangan adalah sebagai berikut.
1. Analisis fisika
Analisis fisika dilakukan untuk mengetahui tekstur, kepadatan, dan warna pada makanan.
2. Analisis kimiawi
Analisis kimiawi dilakukan untuk mengetahui kandungan garam, gula, asam sitrat, dan
senyawa lainnya dalam makanan atau minuman.
3. Analisis sensori
Analisis sensori adalah analisis yang dilakukan dengan menggunakan indera perasa untuk
mengetahui tingkat keasinan, keharuman, kekerasan tekstur, dan lain-lain.
Selain cara, terdapat juga metode-metode dalam melakukan analisis pangan sebagai berikut.
1. Metode destruktif
Metode destruktif adalah analisis bahan pangan yang dilakukan dengan cara
menghancurkan bahan pangan terlebih dahulu sebelum diukur kandungannya dan tentu bahan
pangan tersebut tidak dapat digunakan lagi setelah dianalisis.
2. Metode nondestruktif
Metode nondestruktif adalah analisis bahan pangan yang dilakukan tanpa harus melakukan
penghancuran terlebih dahulu dan dapat dilakukan dengan bantuan mesin dan orang yang sudah
ahli. Analisis dengan mesin dilakukan dengan menyentuhkan mesin pada bahan pangan dan
kemudian akan langsung didapatkan hasil analisisnya. Sedangkan analisis dengan bantuan orang
ahli biasa dilakukan dengan cara mencicipi atau mencium bahan pangan tersebut dan ahli
tersebut dapat mengetahui kandungan yang terdapat di dalamnya. Walaupun dapat
mempertahankan kondisi bahan pangan yang dianalisis, tetapi metode nondestruktif memiliki
tingkat ketelitian yang lebih rendah dibandingkan dengan metode destruktif.
Untuk mengetahui metode apa yang harus digunakan dalam analisis pangan, terdapat beberapa
hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu yaitu:
6. Peraturan dari pemerintah seperti sertifikasi halal yang hanya dapat diperoleh dari MUI.
Tujuan dilakukannya analisis bahan pangan adalah untuk mencari kandungan beberapa senyawa
yaitu:
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Air
4. Mineral
5. Vitamin
6. Lemak
Metode ini merupakan metode yang paling umum digunakan untuk mengukur kadar air.
Pertama massa dari bahan pangan ditimbang terlebih dahulu, kemudian dipanaskan pada suhu
tertentu untuk menguapkan kandungan airnya. Setelah pemanasan selesai, massa dari bahan
pangan ditimbang kembali dan selisih massa pada pengukuran pertama dan kedua merupakan
banyaknya kadar air dalam bahan pangan tersebut. Namun, metode ini tidak dapat digunakan
pada bahan pangan yang tidak tahan panas atau bersifat volatil/mudah menguap.
Metode ini merupakan metode yang dapat digunakan pada bahan pangan yang tidak tahan
panas atau bersifat volatil. Prinsip metode ini adalah dengan memanaskan bahan pangan dengan
suhu pemanasan di bawah 100oC pada ruangan yang telah divakum sehingga pemanasan dapat
berlangsung pada suhu dan tekanan yang rendah untuk menghindari bahan pangan rusak akibat
panas atau ikut menguap.
3. Metode Distilasi
Metode ini juga merupakan metode yang digunakan pada bahan pangan yang bersifat
volatil pada suatu wadah yang disebut kolom distilasi dan prinsip metode ini adalah dengan
memanfaatkan perbedaan titik didih.
4. Metode Mesin
Metode mesin dilakukan dengan cara menyentuhkan alat pendeteksi pada bahan pangan
dan akan langsung didapatkan kandungan air dalam bahan pangan tersebut.
1. Kualitatif
Secara kualitatif protein dapat diketahui keberadaannya dalam bahan pangan dengan cara
uji biuret.
2. Kuantitatif
Secara kuantitatif kandungan protein dapat diukur dengan menggunakan metode Kjeldahl.
Metode Kjeldahl adalah pengukuran kadar protein dengan cara menghitung senyawa N yang
terdapat dalam protein setelah dihancurkan dengan asam/basa.