Anda di halaman 1dari 3

KIMIA ANALISIS BAHAN PANGAN “ PROTEIN “

KELOMPOK 3 : 1. MIRNA / 60500118024

2. ISRA WIRANTI RAHMAN / 60500118014

3. LAUHIL BARIYAH / 60500118042

MODERATOR : NUR PURNAMAYANTI / 60500117064 / KELOMPOK 4

NOTULEN : REZKY UTAMI / 60500118040 / KELOMPOK 5

Pertanyaan beserta jawaban :

(kelompok 1) Annisa Rahmadania : jelaskan perbedaan gelatin halal dan gelatin non halal!

 Mengenai perbedaan gelatin halal dan non halal, sebagaimana kita ketahui Pada makanan,

gelatin babi seringkali di gunakan untuk pembuatan banyak produk makanan, antara lain:

permen kenyal, marsmallow, pudding, es krim, dan masih banyak lagi. hal termudah untuk

mengetahui halal atau non halalnya gelatin yaitu secara fisik bisa kita lihat pada kemasan

yang menggunakan logo halal, harga gelatin babi biasanya lebih murah dari gelatin sapi

karena banyak pengusaha yang masih saja menggunakan gelatin babi dalam produknya

untuk efisiensi. Apabila produknya kenyal atau kental namu n sudah memiliki sertifikat

Halal, berarti produk tersebut menggunakan gelatin dari sapi. Sebaliknya, apabila tidak

jelas status Halal haramnya, maka status makanan tersebut menjadi syubhat, sehingga

sebaiknya ditinggalkan atau ditahan hingga jelas status Halalnya. (Lauhil Bariyah)

(kelompok 2) Besse Nani Novianti : ada makalah anda terdapat angka atau kode halal khusus bagi

protein dalam produk bahan pangan. Tolong dijelaskan maksud dari angka angka tersebut?

 Ada beberapa contoh kode halal protein dari kode 577 sampai 620 itu salah satu kode dari

pangam berupa penyedap rasa, kode tersebut merupakan kode mengandung protein nabati

yg berasal dari tumbuh-tumbuhan, untuk maksud dari kode tersebut yaitu sebenarnya
dimana semua kode yg tertera pada kemasan setiap produk bahan pangan sudah menjadi

ketetapan dari pemerintah dan industry itu sendiri. (Lauhil Bariyah)

(kelompok 4) Sarmila : apakah ada standarisasi halal untuk bahan pangan yang mengandung

protein?

 Standarisasi halal untuk produk yang mengandung protein tersebut dapat dilihat dari

sumber protein tersebut baik itu sumber hewani maupun nabati. Selain sumber yang harus

diperhatikan yaitu juga harus memperhatikan proses kerja analisis protein dengan

menggunakan metode-metode analisis kuantitatif dan kualitatif baik menggunakan alat

yang canggih maupun sederhana. ( Mirna )

(kelompok 5) Muh. Taufiq Ibrahim : jelaskan yang dimaksud dari fungsi protein mengenai

pengeluaran gas!

 maksud dari pernyataan mengatur pengeluaran gas pada salah satu fungsi protein dalam

bahan pangan. Terkait pernyataan tersebut, setiap industri sering menggunakan Not Fat

Dry Milk (NFDM) yang digunakan industri untuk memperbaiki kapasitas absorbsi air (pada

terigu dapat memperbaiki adonan), memperbaiki kualitas roti, mengatur pengeluaran gas,

memperkuat struktur dan tekstur, menghambat hilangnya air serta memperbaiki warna dan

flavor. Pada uji analisis protein pasti melibatkan proses masuk atau keluarnya gas dalam
proses produksi. jadi fungsi protein dalam mengatur pengeluaran gas dalam bahan pangan

dapat diatasi hal tersebut dengan menggunakan Not Fat Dry Milk (NFDM). Salah satu

metode sederhana untuk menguji protein yang identik dengan pengeluaran gas yaitu uji

terhadap belerang. Untuk menguji adanya belerang dari protein, maka ke dalam protein

ditambahkan larutan NaOH pekat dan dipanaskan, kemudian ditambahkan Pb(NO3)2.

Adanya belerang ditandai oleh terjadinya endapan hitam dari PbS dan bau khas belerang.

( Mirna )
(kelompok 6) Siti Arwany Nuralfridha R.: Bagaimana cara menjaga kualitas protein dalam

bahan pangan? Dan pada metode kedhjal, pada tahap dekstruksi bagaimana caranya kita agar

menjaga panas yang berlebih sehingga analit tidak berkurang atau hilang?

 Terkait penjanggan kualitas protein dalam bahan pangan pada metode Kjeldahl dengan

tahap desktruksi yang merupakan salah satu dari metode analisis kuantitatif. Kadar protein

hasil metode Kjeldahl ini dengan demikian sering disebut sebagai kadar protein kasar

(crude protein). Pada tahapan destruksi, sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat

sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur C, H, O, N, dan S. Jumlah

asam sulfat yang digunakan tergantung pada kandungan protein, bahan pangan yang

dianalisis. Untuk mendestruksi 1 gram protein diperlukan 9 gram asam sulfat.

Terkait hal-hal yang mempengaruhi protein yaitu mengalami kerusakan,

denaturasi, degradasi yang disebabkan oleh pengaruh-pengaruh panas, reaksi kimia asam

atau basa, atau goncangan dan sebab-sebab lainnya. Dalam hal ini butuh proses penjagaan

dan pengaturan suhu karena pada metode Kjeldahl menggunakan mesin pemanasan dan

pendingin. Jadi untuk itu perlu mengontrol dari sesi pengaturan suhu agar analisis protein

yang kita lakukan akan menghasilkan analasis yang baik dan tidak mengalami kekurangan

ataupun kelebihan analit pada sampel analisis protein. ( Mirna )

Anda mungkin juga menyukai