KIMIA ANORGANIK II
Disusun Oleh :
Cici Novita
A1C111048
Dosen Pengampu :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Senyawa Kompleks dan ligannya”
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh
dari buku panduan yang berkaitan Senyawa Kompleks dan ligannya, serta informasi dari
media massa yang berhubungan dengan Senyawa Kompleks dan ligannya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
mata kuliah Kimia Anorganik Bapak Drs. Nofrizal Jhon, M.Si yang membimbing dan
memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyusun makalah ini. Penulis juga
berterima kasih kepada rekan-rekan yang ikut berperan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Cici Novita
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung kation logam pusat yang
berikatan dengan satu atau lebih ion atau molekul (ligan). Senyawa kompleks terbentuk
dari ion logam dan ligan. Pada umumnya ion logam yang digunakan adalah: ion logam
transisi golongan 3-11 dengan konfigurasi elektron [gas mulia] nd1-9, sedang ligan yang
terkoordinasi adalah basa Lewis. Struktur dan sifat Senyawa kompleks serta syarat
kestabilan telah banyak diteliti dan dipelajari. Sementara itu ion logam dengan
konfigurasi elektron [gas mulia] nd10, yang disebut sel tertutup (closed shell) kurang
diperhatikan karena strukturnya selalu teratur dan sederhana. Ion logam sel tertutup ini
adalah ion logam golongan 11 dengan bilangan oksidasi +1 dan golongan 12 yang
berbilangan oksidasi +2. Struktur kompleks ion logam d10 ini telah didominasi dengan
struktur yang dapat diramalkan, misalnya: struktur kompeks kation [Ag(NH3)2]+ adalah
linier dengan koordinasi dua dan kompleks kation [Zn(NH3)4]2+ adalah tetraeder
dengan koordinasi empat. Selain itu Senyawa kompleks dari ion logam d10 jarang diteliti
karena warnanya selalu putih, bersifat diamagnetik dan energi penstabilan medan ligan
berharga nol.
Ligan merupakan basa Lewis yang memiliki pasangan elektron bebas (lone pair
electron), misalnya ligan NH3, H2O dan Cl-atau memiliki pasangan elektron ,
misalnya ligan C2H2 (asetilena), C2H4 (etilena) dan C6H6 (benzena).Suatu ligan dapat
memiliki elektron yang tidak berpasangan di samping pasangan elektron misalnya
ligan C5H5 (siklopentadienil), C3H5 (alil) dan NO (nitrosil). Di dalam ligan terdapat
atom donor yaitu atom yang memiliki pasangan elektron bebas atau atom yang terikat
melalui ikatan .Melalui atom-atom donor tersebut suatu ligan mengadakan ikatan
kovalen koordinasi dengan atom atau ion pusat yang ada.Berdasarkan jumlah atom donor
yang dimilikinya, ligan dapat dikelompokkan sebagai ligan monodentat, bidentat,
tridentat, dan seterusnya. Atom dalam ligan yang menyumbangkan pasangan elektron
disebut atom donor. ikatan logam untuk atom yang melalui satu atom ligan disebut
monodentat Sebuah ligan bidentat pada atom logam melalui dua atom ligan. Polydentate
5
mengacu pada beberapa titik lampiran oleh satu ligan. Kalau cincin beranggota enam-
lima dihasilkan oleh ikatan ligan polydentate, kompleks ini disebut sebuah khelat.
6
b) Tata nama yang didasarkan atas nama dan jumlah ligan, nama atom pusat serta
muatan dari kompleks yang ada. Angka arab yang digunakan dapat berupa tanda
positif atau negatif yang menunjukan muatan ion kompleks, angka Arab ini
disebut angka Ewens-Bassett.
c. Tatanama Ligan
Tata nama Ligan netral
Tata nama ligan netral adalah seperti nama senyawanya kecuali untuk
beberapa ligan seperti yang tertera pada Tabel.
Ligan Nama senyawa Nama ligan
MeCN Asetonitril Asetonitril
En Etilenadiamina atau 1,2- Etilenadiamina
diaminoetana
Py Piridina Piridina
AsPh3 Trifenillarsina Trifenillarsina
phen 1,10-fenantrolina atau o- 1,10-fenantrolina
fenantrolina
Perkecualian
H2O Air Aqua
NH3 Amonia Amina atau azana
H2S Hidrogen sulfida Sulfan
H2Te Hidrogen telurida Telan
CO Karbon monooksida Karbonil
CS Karbon monosulfida Tiokarbonil
NO Nitrogen monooksida Nitrosil
NO2 Nitrogen monooksida Nitril
NS Nitrogen monosulfida Tionitrosil
SO Nitrogen monoksida Sulfinil atau tionil
SO2 Belerang dioksida Sulfonil atau sulfulir
7
Tatanama Ligan bermuatan negatif
Ligan negatif dapat berupa:
- Ion sisa asam. Ion sisa asam namanya dapat berakhiran –da, -it atau –at, misalnya
klorida (Cl‾), nitrit (NO2‾) dan nitrat (NO3‾)
- Ion bukan sisa asam. Ion bukan sisa asam namanya biasanya berakhiran –da,
misalnya nitrida (N3‾) dan ozonida.
Jika berlaku sebagai ligan baik ion sisa asam maupun ion bukan sisa asam
yang berakhiran –da, diganti dengan akhiran –do, kecuali untuk beberapa ligan
yang tertera pada Tabel.
Rumus kimia Nama ion Nama ligan
NH2 Amida Amido
NH2‾ Imida Imido
N3 ‾ Nitrida Nitrido
N3 ‾ Azida Azido
S 2‾ Sulfida Sulfido
O3 ‾ Ozonida Ozonido
Perkecualian
F‾ Fluorida Fluoro
Cl‾ Klorida Kloro
Br‾ Bromida Bromo
I‾ Iodida Iodo
O2 ‾ Oksida Okso atau oksido
O2 2 ‾ Peroksida Perokso
Te2‾ Telurida Telurokso atau telurido
S 2‾ Sulfida Tio, tiokso atau sulfido
H‾ Hidrida Hidro atau hidrido
SH‾ Hidrogen Merkapto atau sulfanido
sulfida
RO‾ Alkoksida Alkoksi
C6H5O‾ Fenoksida Fenoksi
CN‾ Sianida Siano
8
Sedangkan untuk ion sisa asam yang berakhiran -it atau -at jika sebagai ligan
akhirannya ditambah dengan akhiran –o, seperti yang tertera pada Tabel.
Ligan bermuatan positif sangat jarang dijumpai pada senyawa kompleks oleh
sebab itu tidak dibahas pada bagian ini. Salah satu ligan yang bermuatan positif adalah
H2N-CH2-NH3+.
Dalam menulis ligan pada senyawa koordinasi biasanya atom donor selalu
ditulis didepan, kecuali H2O, H2S dan H2Te. Misalnya untuk ion nitrit (NO2‾), jika N
sebagai atom donor maka penulisan ligannya adalah NO2‾ sedangkan apabila O yang
bertindak sebagai atom donor maka penulisan ligannya adalah ONO‾.
9
c. Jumlah ligan yang ada dapat dinayatakan dengan awalan di, tri. Tetra dan seterusnya.
tetapi apabila awalan-awalan tersebut telah digunakan untuk menyebut jumlah
substituen yang ada pada ligan maka jumlah ligan yang ada dinyatakan dengan
awalan bis, tris, tetrakis dan seterusnya. misalnya di dalam suatu senyawa kompleks
terdapat dua ligan PPh3 maka disebut
dengan bis(trifenilfosfina) bukan di(trifenilfosfina).
d. Ligan-ligan yang terdiri dari dua atom atau lebih ditulis dalam tanda kurung.
Tatanama Senyawa Kompleks Netral
1) Nama senyawa kompleks netral ditulis dalam satu kata.
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan
3) Menulis atau menyebut nama atom pusat serta bilangan oksidasi dari atom
pusatyang ditulis dengan anggka Romawi. Dan bilangan oksidasi atom pusat yang
harganya nol tidak perlu dituliskan.
Contoh
[Co(NH3)3(NO2)3] : triaminatrinotrokobaltt(III)
[Ni(CO)4] : tetrakarbonilnikel
[Fe(CO)5] : pentakarbonilbesi
[Fe(CO)2(NO)2] : dikarbonildinitrosilbesi
[Co(CO)3(NO)] : trikarbonilnitrosilkobalt
Keterangan: triaminatrinotrokobaltt(III) merupakan kompleks dengan biloks = 0, selain
itu merupakan kompleks dengan biloks 1.
10
3) Menulis atau menyebut nama serta muatan dari ion kompleks yang ditulis dengan
anggka Arab.
Contoh:
Kompleks Spesi yang ada Nama
[Cu(NH3)4]2+ Cu2+ dan 4NH3 ion tetraaminatembaga(II), atau Ion
tetraaminatembaga(2+)
[Co(NH3)4Cl2]+ Co3+, 4NH3, dan 2Cl‾ ion tetraaminadiklorokobalt(II) atau ion
tetraaminadiklorokobalt(1+)
[Pt(NH3)4]2+ Pt2+, dan 4NH3 ion tetraaminaplatina(II) atau
iontetraaminaplatina(2+)
[Ru(NH3)5(NO2)]+ Ru2+, 5NH3, dan NO2‾ ion pentaaminanitrorutenium(II) atau ion
pentaaminanitrorutenium(1+)
Senyawa kompleks ionik anion sebagai ion kompleks, Penamaannya adalah sebagai berikut
1) Diawali dengan menulis atau menyebut kata ion
2) Menulis atau menyebut nama dan jumlah ligan yang dimiliki
3) Menulis atau menyebut nama atom pusat dalam bahasa latin dengan akhiran –um atau ium
diganti –at kemudian diikuti bilangan oksidasi atom pusat yang ditulis dalam anggka
Romawi.
11
tetrabromomagnesat(2-)
Senyawa kompleks ionik kation dan anion sebagai ion kompleks
Penamaannya adalah menulis atau menyebut nama dan jumlah kation terlebih dahulu
kemudian nama anion diikuti bilangan oksidasi atom pusat yang ditulis dalam anggka
Romawi atau menulis atau menyebut nama dan jumlah kation terlebih dahulu kemudian
nama anion diikuti muatan ion kompleks yang ditulis dengan angka Arab.
Contoh
K3[Fe(CN)6]3‾ : Kalium heksasianoferat(III) atau kalium heksasianoferat(3-)
K4[Fe(CN)6] : Kalium heksasianoferat(II) atau kalium heksasianoferat(4-)
[CoN3(NH3)5]SO4 : Pentaaminaazidokobalt(III) sulfat atau Pentaaminaazidokobalt(2+)
sulfat
[Cu(NH3)4]SO4 : Pentaaminatembaga(II) sulfat atau Pentaaminatembaga(2+) sulfat
[Cu(NH3)4] [PtCl4] : Tetraaminatembaga(II) tetrakloroplatinat(II) atau tetraamina
tembaga(2+) tetrakloroplatinat(2-)
[Co(NH3)6] : Heksaaminakobalt(III) heksasianokromat(III) atau
[Cr(CN)6] heksasianokobalt(3+) heksasianokromat(3-)
12
2.5. Bilangan Oksidasi Senyawa Kompleks
Awalnya senyawa kompleks yang berhasil disintesis selalu memiliki bilangan
oksidasi yang berharga positif. Berikut adalah beberapa contoh senyawa kompleks
dengan bilangan oksidasi ion pusat berharga positif
Ion kompleks Atom pusat b.o atom pusat
[Co(NH3)6]3+ Co3+ +3
[Co(CN)6]3‾ Co3+ +3
[Cu(NH3)4]2+ Cu2+ +2
[Fe(CN)6]3‾ Fe3+ +3
[Pd(NH3)4]2+ Pd2+ +2
[PtCl4]2‾ Pt2+ +2
Keterangan: b.o = bilangan oksidasi
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa atom pusat suatu kompleks
tidak harus memiliki bilangan oksidasi yang harganya positif. Atom pusat suatu
kompleks dapat memiliki bilangan oksidasi nol dan negatif.Berikut adalah contoh
kompleks dengan bilangan oksidasi nol dan harga bilangan oksidasi negatif.
13
2.6. Bilangan Koordinasi
Bilangan koordinasi ditentukan oleh ukuran atom logam pusat, jumlah
elektron d, efek sterik ligan. Dikenal kompleks dengan bilangan koordinasi antara 2
dan 9. Khususnya kompleks bilangan koordinasi 4 sampai 6 adalah yang paling stabil
secara elektronik dan secara geometri dan kompleks dengan bilangan koordinasi 4-6
yang paling banyak dijumpai. Kompleks dengan berbagai bilangan koordinasi
dideskripsikan di bawah ini.
a. Kompleks berbilangan koordinasi dua
Banyak ion yang kaya elektron d10, misalnya: Cu+, Ag+, dan Au+,
membentuk kompleks linear seperti [Cl-Ag-Cl]- atau [H3N-Au-NH3]-. Kompleks
dengan valensi nol [Pd(PCy3)2] dengan ligan yang sangat meruah trisikloheksilfosfin
juga dikenal. Umumnya, kompleks berkoordinasi 2 dikenal untuk logam transisi
akhir.
14
molekular dan spektrum Fe(CO)5 konsisiten dengan struktur bipiramid trigonal, tetapi
spektrum NMR 13C menunjukkan satu sinyal pada suhu rendah, yang
mengindikasikan bahwa ligan karbonil di aksial dan ekuatorial mengalami pertukaran
dalam skala waktu NMR (10-1~10-9 s). Transformasi struktural berlangsung melalui
struktur piramid bujur sangkar dan mekanismenya dikenal dengan pseudorotasi Berry.
15
[Cu(H2O)4]SO4 + NH3 [Cu(NH3)4]SO4 + 4H2O
Biru tua
+ C2H5OH
[Cu(NH3)4]SO4
Kristal
16
2.8 Kegunaan Senyawa Kompleks
Sennyawa kompleks sebagai katalis
Studi mengenai senyawa kompleks logam transisi menjadi sangat menarik terkait
sifat kimianya yang dapat diaplikasikan sebagai katalis. Sifat-sifat logam pusat seperti
muatan, tingkatan oksidasi, konfigurasi elektron dan geometri akan memberikan
pengaruh pada reaktifitas senyawa kompleks tersebut.
17
Sintesis senyawa kompleks besi (II) dengan menggunakan ligan turunan 1,10-
Phenantrolin (phen) seperti 4,7-dimetil-phen (DMP). 3,4,7,8-tetrametil-phen (TMP)
dan 4,7-difenil-phen (DIP) menggunakan metode substitusi ligan yang digunakan
sebagai kandidat senyawa obat pada terapi penyakit tumor/kanker.
c. Aplikasi Dalam Bidang Industri
Penentuan kesadahan air untuk menganalisa pembentukan kerak yang terjadi
pada dinding pipa yang disebabkan endapan CaCO3. Metode yang digunakan dalam
analisis larutan Ethyldiamine tetra acetic acid sebagai larutan standarnya, untuk
mengetahui titik akhir titrasi digunakan indikator logam. Diantara indikator yang
digunakan adalah Eriochrome Black T.
d. Aplikasi Dalam Bidang Lingkungan
Proses biosintesis asam oksalat oleh jamur pembusuk coklat merupakan proses
fisiologis yang sangat penting bagi jamur, dimana jamur memberoleh energi dengan
mengoksidasi karbohidrat menjadi asam oksalat, seperti pada persamaan:
C6H12O6 + 5O2 2(COOH)2 + 2CO2 + 4H2O
Dalam metabolisme biosintesis asam oksalat pada jamur basidiomisetes,
asetil-KoA yang diperoleh dari oksidasi glukosa dikonversi menjadi asam oksalat
selanjutnya di disekresikan ke lingkungann sintesis asam oksalat dengan mengunakan
inhibitor spesifik menyebabkan terhambatnya pertumbuhan jamur untuk
meminimalisir dalam degradasi polutan.
e. Aplikasi Dalam Bidang Pertanian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan urea dengan asam humat yang
berasal dari Gambut Kalimantan sebesar 1% menghasilkan pupuk urea yang lebih
tidak mudah larut daripada yang dilapisi asam humat dari Rawa Pening. Dengan
pelepasan N yang lebih lambat diharapkan keberadaan N di dalam tanah lebih awet
dan pemupukan menjadi lebih efisien. Pupuk urea-humat telah diaplikasikan ke tanah
Psamment (Entisol) yang kandungan pasirnya tinggi (tekstur kasar) untuk mewakili
jenis-jenis tanah yang biasa ditanami tebu dengan tekstur yang paling kasar. Respons
tanaman tebu varietas PS 851 menunjukkan kinerja pertumbuhan yang lebih baik di
tanah Vertisol.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung kation logam pusat
yang berikatan dengan satu atau lebih ion atau molekul (ligan). Senyawa kompleks
terbentuk dari ion logam dan ligan. Pada umumnya ion logam yang digunakan
adalah: ion logam transisi golongan 3-11 dengan konfigurasi elektron [gas mulia]
nd1-9, sedang ligan yang terkoordinasi adalah basa Lewis.
Ligan merupakan basa Lewis yang memiliki pasangan elektron bebas (lone
pair electron), misalnya ligan NH3, H2O dan Cl-atau memiliki pasangan elektron ,
misalnya ligan C2H2 (asetilena), C2H4 (etilena) dan C6H6 (benzena).Suatu ligan
dapat memiliki elektron yang tidak berpasangan di samping pasangan
elektron misalnya ligan C5H5 (siklopentadienil), C3H5 (alil) dan NO (nitrosil).
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh sebab itu penulis
juga mengharapkan masukan-masukan yang dapat membantu dalam penyusunan
makalah berikutnya. Penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat adanya.
Dapat memberikan sedikit pengetahuan kepada yang memerlukan terutama para
pelajar.
19
DAFTAR PUSTAKA
Day, M. Clyde dan Jr. Joel Selbin.1993. Kimia Anorganik Teori. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
20