Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA

SIRUP
TINJAUAN LITERATUR

Karya Tulis Ilmiah

Untuk memenuhi salah satu persyaratan


mencapai derajat Diploma 3
pada jurusan Farmasi

Disusun Oleh :
Ghina Hayati Salsabila
174101484010090

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


AKADEMI FARMASI ISI BANJARMASIN
2020
KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

Ghina Hayati Salsabila


174101484010090

Untuk dipertahankan dihadapan panitia penguji Usulan Karya Tulis Ilmiah


Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Siska Musiam, M.Si Amaliyah Wahyuni, S.Si., M.M.,Apt


Tanggal : Tanggal :
KATA PENGATAR

Assalamualaikum Wr Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang tlah melimpahkan rahmat dan

karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada

waktunya.

Karya Tulis ini berjudul “Analisis Bahan Tambahan Pangan Pada

Sirup”. Dalam menyelesaikan Usulan Karya Tulis Ilmiah ini saya banyak sekali

mendapat masukan, bimbingan, saran, serta bantuan dari berbagai pihak. Maka

pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya ingin menyampaikan

rasa terimakasih yang sebesar-besarnya dan setinggi-tingginya kepada :

1. Erna Prihandiwati, S.F., M.Farm., Apt selaku Direktur Akademi Farmasi

Akfar ISFI Banjarmasin.

2. Siska Musiam, M.Si Selaku Pembimbing I yang telah meluangkan banyak

waktu untuk membantu, memberi kritik, saran, dan membimbing dalam

menyelesaikan Usulan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Amaliyah Wahyuni, S.Si., M.M.,Apt Pembimbing II yang telah

meluangkan banyak waktu untuk membantu, memberi kritik, saran, dan

membimbing dalam menyelesaikan Usulan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Dwi Rizki Febrianti, M.Farm., Apt selaku Penguji I usulan Karya Tulis

ilmiah

5. Anna Khumaira Sari, M.Farm., Apt selaku Penguji II usulan Karya Tulis

ilmiah

6. Keluarga saya yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan.


7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin

Penulis menyadari bahwa Usulan Karya Tulis Ilmiah ini banyak memiliki

kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

perbaikan Usulan Karya Tulis ini, Wassalamualaikum Wr Wb.

Banjarmasin, Mei 2020

Ghina Hayati Salsabila


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan tambahan pangan (BTP) merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam makanan
untuk mempengaruhi sifat ataupun bentuk makanan (Agustina dkk , 2013). Pada umumnya
BTP dibagi menjadi dua bagian besar, aditif sengaja dan aditif tidak disengaja. Aditif sengaja
adalah aditif yang diberikan kepada makanan dengan maksud dan tujuan tertentu secara
sengaja. Tujuan tertentu tersebut berupa untuk meningkatkan konsistensi, nilai gizi, cita rasa,
mengendalikan keasaman, serta memantapkan bentuk dan rupa.Sedangkan aditif tidak
disengaja adalah aditif yang terdapat pada makanan dengan jumlah sangat kecil akibat dari
proses pengolahan. Aditif ini sumbernya adalah dari sumber alamiah dan juga dapat disintesis
dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa benar dengan bahan alamiah yang sejenis, baik
dari susunan kimia maupun sifat metabolismenya.
Penambahan bahan tambahan makanan ke dalam produk makanan diperlukan untuk
meningkatkan mutu sehingga produk makanan tersebut dapat bersaing di pasaran (Dewi,
2011). Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat meningkatkan atau
mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan lebih mudah
diihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan. Penggunaan bahan tambahan
pangan sebaiknya dengan dosis di bawah ambang batas yang telah ditentukan (Nuraini,
2016). Penggunaan bahan tambahan makanan yang dinyatakan terlarang pada produk
makanan atau penggunaan yang melebihi batas ketentuan aman, masih sering ditemukan
dipasaran (Pitojo, 2009).
Salah satu produk makanan yang tidak lepas dari bahan tambahan pangan adalah
Sirop atau sirup adalah cairan yang kental dan memiliki kadar gula terlarut yang tinggi, tetapi
hampir tidak memiliki kecenderungan untuk mengendapkan kristal. Sirup biasanya
mengandung beberapa bahan tambahan pangan seperti bahan pewarna yang harus
ditambahkan karena memberikan kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan warna
pada sirup, menstabilkan, warna menutupi perubahan warna selama proses pengolahan, dan
mengatasi perubahan warna selama penyimpanan. Kemudian bahan pemanis yang harus
ditambahkan karena rasanya lebih manis, dan membantu mempertajam penerimaan terhadap
rasa manis. Terakhir bahan pengawet yang harus ditambahkan untuk memperpanjang masa
simpan atau memperbaiki tekstur.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan studi literatur apakah sirup mengandung bahan tambahan pangan seperti zat

pewarna, pengawet dll?

1.3 Tujuan

Mengetahui studi literatur tentang bahan tambahan pangan pada sirup


BAB II

METODE DAN PEMBAHASAN

2.1 Metode penelusuran literatur

a. Jumlah artikel 5 artikel

b. Kata kunci Sirup, analisis bahan tambahan pangan pada sirup

c. Sumber

https://www.academia.edu/35271796/

ANALISIS_ZAT_WARNA_METHANIL_YELLOW_PADA_SIRUP_SECARA_KUA

LITATIF_MENGGUNAKAN_KROMATOGRAFI_LAPIS_TIPIS

https://jurnalmediagizipangan.files.wordpress.com/2013/11/4-ria.pdf

https://lavasoft.gosearchresults.com/?

q=ANALISIS+KADAR+SIKLAMAT+PADA+MINUMAN+ES+SIRUP+YANG+DIJU

APEDAGANG+KULINER+DI+PANTAI+MALALAYANG+KOTA+MANADO.&tt=v

mn__webcompa__1_0__go__lvs__webcompa__1_0__go__ch_WCYID10440_191012_

_yrff__yrff&pid=5ac784309091147a162b4431

https://id.scribd.com/document/373868844/Aji

2.2 Hasil Penulusuran

Jenis Bahan
No Referensi tambahan Sampel Hasil Kesimpulan
pangan

1. Rafi Pewarna Sirup Lokal Hasil penelitian Sirup tidak


Mariska, yang pada percobaan teridentifikasi
2017 diproduksi di diperoleh nilai Rf adanya zat warna
Aceh. Sirup baku sirup Pohon methanil yellow
lokal merek Nira warna pada sirup lokal
pohon Nira oranye (A), sirup merek pohon Nira
warna kuning, pohon Nira warna warna kuning, sirup
sirup merek kuning (B) dan lokal merek pohon
pohon Nira Sirup Pala (C) Nira warna oranye
warna oranye berturut-turut dan sirup Pala
dan sirup Pala yaitu 0,3, 0,2 dan berwarna oranye
warna oranye 0,26.Tidak kemerah-merahan.
kemerah- teridentifikasi .
merahan. adanya zat warna
methanil yellow
pada sirup lokal
merek pohon Nira
warna kuning,
sirup lokal merek
pohon Nira warna
oranye dan sirup
Pala berwarna
oranye kemerah-
merahan.
2. Sitti Pewarna Sirup lokal Berdasarkan hasil Semua sirup
Sahariah dan non-lokal pemeriksaan dengan kadar yang
dan yang beredar Laboratorium masih
Hikmawat di Pasar terhadap sampel diperbolehkan.
i Mas’ud, Tradisional sirup telah Semua sampel
2013 Kota Teridentifikasi mengandung zat
Makassar tiga sampel pewarna
(Pasar Terong positif Yang diizinkan
dan Pa’baeng- mengandung yaitu FCF kuning,
baeng). Zat pewarna Tartrazine dan
sintetis dan satu Ponceau 4R.
sampel negatif
Mengandung zat
pewarna sintetis.
Darisemua zat
pewarna yang
terdeteksi
digunakan
Pada sampel,
merupan zat
pewarna yang
Diizinkan untuk
digunakan dalam
masyarakat,
Sehingga aman
untuk
dikonsumsi.
3. Anselmus Pemanis Minuman es Hasil penelitian dapat disimpulkan
Kabuhung, sirup yang menunjukkan bahwa
dijual oleh bahwa dari 8 Minuman es
pedagang sampel minuman sirupyang di jual
kuliner di es sirup yang oleh Pedagang
Pantai berada di Pantai Kuliner Di Pantai
Malalayang Malalayang Kota Malalayang Kota
Kota Manado Manado, yang Manado yang telah
sebanyak 8 positif Dianalisis dengan
sampel. mengandung uji kuantitatif
pemanis buatan Menunjukkan
siklamat bahwa dari 8
sebanyak 6 sampel
sampel. Kadar Yang diuji ada 6
siklamat yang sampel yang positif
melebihi standard Mengandungsiklam
terdapat pada at dan ada 1
sampel No.7 Sampel yang
sebesar 940,21 melebihi kadar
mg/kg. Maksimum
siklamat (>
500mg/kg)
Yang tidak aman
untuk di konsumsi..
4. Hesti, Pengawet 6 sampel sirup Berdasarkan hasil Adapun kesimpulan
Muh.Zakir kemasan penelitian yang diperoleh dari
Muzakkar, botol, yang di menunjukkan penelitian ini adalah
Hermanto perdagangkan bahwa semua kadar pengawet
2016 di Mall sampel produk natrium benzoat
mandonga dan sirup kemasan tertinggi ditemukan
Hypermart botol yang di di Mall mandonga
lippo plaza peroleh dari Mall dengan sirup
kota Kendari. mandonga dan kemasan botol
Hypermart Lippo merek sirup f yaitu
Plaza kota sebesar 5904
kendari (mg/kg) sedangkan
memberikan kadar pengawet
tanda positif (+). natrium benzoat
Tanda positif (+) terendah diperoleh
mengasumsikan di Hypertmart
bahwa semua Lippo Plaza yakni
sampel produk sirup kemasan botol
sirup kemasan merek sirup b yaitu
botol terdapat sebesar 432
bahan pengawet (mg/kg).
natrium benzoat.
Uji positif
ditunjukan
terjadinya lapisan
yang berwarna
bening setelah
direaksikan
dengan naoh 0,05,
larutan pada
sampel
mengalami
perubahan warna
menjadi Merah
muda.
Kadar pengawet
natrium benzoat
tertinggi
ditemukan di
Mall mandonga
dengan sirup
kemasan botol
merek DHT yaitu
sebesar 5904
(mg/Kg),
sedangkan kadar
pengawet natrium
benzoat terendah
diperoleh di
Hypertmart Lippo
Plaza yakni sirup
kemasan botol
merek Fress yaitu
sebesar 432
(mg/Kg).
5 Duma Pewarna Sirup Berdasarkan hasil Dari hasil penelitian
Sari, berwarna pemeriksaan yang
Rosliana merahyang Rhodamin B pada dilakukan dapat
dan beredar dikota 10 sampel, disimpulkan bahwa
Riyanto Medan menunjukkan pada
Sumatera bahwa ke-10 10 sampel sirup
Utara sampel berwarna merah
tersebut tidak yang
terindikasi beredar di Kota
mengandung Medan tidak
senyawa teridentifikasi
Rhodamnin B. adanya zat pewarna
10 sampel yang Rhodamin B.
diuji berturut-
turut sebesar
0,46 ;0,13;0,25;0,
13;0,0;0,0;0,08;0,
13;0,14 dan 0,58.

PEMBAHASAN

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2012 tentang bahan


tambahan pangan seperti zat pewarna, pemanis, pengawet dll yang dimana jika ditambahkan
atau diaplikasikan pada pangan mampu memberi atau memperbaiki warna,rasa dan ketahanan
pangan untuk menghasilkan pangan yang aman dan bermutu. Namun masih saja didapatkan
pangan yang mengandung BTP berbahaya dan melebihi batas yang ditentukan. Dari hasil
yang didapat dari jurnal dengan kesimpulan
Jurnal pertama hasil penelitian pada diperoleh nilai Rf baku sirup Pohon Nira warna
oranye (A), sirup pohon Nira warna kuning (B) dan Sirup Pala (C) berturut-turut yaitu 0,3,
0,2 dan 0,26.Tidak teridentifikasi adanya zat warna methanil yellow pada sirup lokal merek
pohon Nira warna kuning, sirup lokal merek pohon Nira warna oranye dan sirup Pala
berwarna oranye kemerah-merahan. Pada jurnal masing masing dilakukan pengasaman yang
mana tujuan pengasaman sampel minuman lokal agar sampel minuman sirup lokal akan
mudah tertarik ke dalam benang wool tersebut, sehingga dapat dengan mudah mengetahui
apakah sirup tersebut mengandung BTP berbahaya seperti methanil yellow yang mungkin
apabila dikonsumsi akan mengakibatkan kanker pada kandung dan saluran kemih. Apabila
tertelan dapat menyebabkan iritasi saluran cerna, mual, muntah, sakit perut, diare, demam,
lemah, dan tekanan darah rendah.
Jurnal kedua berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium terhadap sampel sirup telah
Teridentifikasi tiga sampel positif mengandung Zat pewarna sintetis dan satu sampel negatif
Mengandung zat pewarna sintetis. Dalam pengujian yang dilakukan Digunakan 2 warna
sampel yaitu warna kuning Berpaduan orange pada sampel A dan D, serta warna merah pada
sampel B dan C. pada sirup ini terdapat bahan tambahan pangan berupa zat pewarna sintesis
yaitu kuning FCF, Ponceau 4 R dan Tartrazin untuk pewarna yang dizinkan serta 3 macam
pewarna yang tidak diizinkan untuk digunakan yaitu Methanil Yellow, Rhodamin B dan
Citrus red No.2. Dari semua zat pewarna yang terdeteksi digunakan Pada sampel, merupan
zat pewarna yang diizinkan untuk digunakan dalam masyarakat,Sehingga aman untuk
dikonsumsi. Namun apabila penggunaan Tartrazine yang berlebihan dapat menyebabkan
reaksi alergi, selain dapat menyebabkan asma dapat pula menyebabkan hiperaktif pada anak.
Sunset Yellow dapat mengakibatkan radang selaput lendir pada hidung, sakit pinggang,
muntah-muntah dan gangguan pencernaan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada
anak, Ponceau 4R karsiogenik sehingga dapat menyebabkan kanker.
Jurnal ketiga hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 8 sampel minuman es sirup
yang berada di Pantai Malalayang Kota Manado, yang positif mengandung pemanis buatan
siklamat sebanyak 6 sampel. Kadar siklamat yang melebihi standard terdapat pada sampel
No.7 sebesar 940,21 mg/kg dan menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan
Makanan RI. Nomor 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan Pemanis Batas Konsumsi Siklamat yang aman pada sejenis es sirup adalah 500
mg/kg. Bahaya yang disebabkan dengan pengkonsumsian siklamat dalam kadar yang
berlebih adalah mampu memunculkan banyak gangguan bagi kesehatan, di antaranya
tremor(penyakit syaraf), migrain dan sakit kepala, kehilangan daya ingat,bingung,
insomnia, iritasi, asma,hipertensi, diare, sakit perut, alergi,
Jurnal keempat Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel
produk sirup kemasan botol yang di peroleh dari Mall mandonga dan Hypermart Lippo Plaza
kota kendari memberikan tanda positif (+). Tanda positif (+) mengasumsikan bahwa semua
sampel produk sirup kemasan botol terdapat bahan pengawet natrium benzoat. Uji positif
ditunjukan terjadinya lapisan yang berwarna bening setelah direaksikan dengan naoh 0,05,
larutan pada sampel mengalami perubahan warna menjadi Merah muda. Kadar pengawet
natrium benzoat tertinggi ditemukan di Mall mandonga dengan sirup kemasan botol merek
DHT yaitu sebesar 5904 (mg/Kg), sedangkan kadar pengawet natrium benzoat terendah
diperoleh di Hypertmart Lippo Plaza yakni sirup kemasan botol merek Fress yaitu sebesar
432 (mg/Kg). Penggunaan kadar pengawet natrium benzoat di Mall mandonga di kategorikan
menggunakan bahan tambahan pangan yang tidak di izinkan dalam pangan, sedangkan di
Hypertmart Lippo Plaza ditemukan 1 produk kemasan sirup yang diizinkan. Fungsi
penambahan natrium benzoat pada minuman adalah untuk menghambat kerusakan atau
pembusukan yang dilakukan oleh mikroorganisme seperti kapang, khamir maupun bakteri
sehingga proses penguraian atau pengasaman dapat dihindari. Batas kadar pengawet natrium
benzoat yang diperbolehkan tidak melebihi 600 ppm. Bahaya yang akan ditimbulkan apabila
mengkonsumsi Natrium Benzoat berlebih adalah menyebabkan kanker pada manusia.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa paparan jangka panjang untuk benzena dapat
menyebabkan kegagalan sumsum tulang dan leukemia (kanker darah).
Jurnal kelima berdasarkan hasil pemeriksaan Rhodamin B pada 10 sampel,
menunjukkan bahwa ke-10 sampel tersebut tidak terindikasi mengandung senyawa
Rhodamnin B Sebesar 0,58 sedangkan untuk 10 sampel yang diuji berturut-turut sebesar 0,46
;0,13;0,25;0,13;0,0;0,0;0,08;0,13;0,14 dan 0,58. Meskipun tidak terlidentifikasi adanya zat
pewarna Rhodamin B pada 10 sampel sirup, namun diperlukan sikap kehati-hatian dalam
mengkonsumsi sirup yang berwarna merah pekat yang dijual bebas dipasaran. Menurut
Cahyadi (2008) bahan pewarna sintetis yang dilarang di Indonesia yang didasarkan pada
Permenkes RI No.722/Menkes/Per/IX/1998 tentang behan pewarna, tidak diizinkan
menggunakan zat warna Rhodamin B kerena pewarna ini hanya digunakan untuk pewarna
industri tekstil seperti kain, kertas dan cat. Rhodamin B mengandung senyawa klorin (Cl).
Senyawa klorin merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan berbahaya. senyawa ini akan
berusaha mencapai kesetabilan dalam tubuh dengan cara mengikat senyawa yang lain dalam
tubuh, hal inilah yang bersifat, racun bagi tubuh (Depkes, 1992).

Anda mungkin juga menyukai