Anda di halaman 1dari 6

PENETAPAN KADAR IODIUM PADA GARAM DENGAN

METODE IODOMETRI

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan sekumpulan gejala


yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur iodium secara terus menerus dalam
jangka waktu yang cukup lama. Masalah GAKI merupakan masalah yang serius mengingat
dampaknya mempengaruhi kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. GAKI
menghambat proses tumbuh kembang anak sehingga akan membentuk SDM yang tidak
berkualitas, baik dari segi fisik, kecerdasan, sosial maupun ekonomi (Mirandati, 2007).
Garam dipergunakan manusia sebagai salah satu metode pengawetan pangan yang pertama
dan masih dipergunakan secara luas untuk mengawetkan berbagai macam makanan.
Demikian pula, pengasaman pangan telah digunakan secara luas, sebelum peranannya
sebagai penghambat kerusakan dipahami. Pengasapan dan pengeringan telah juga digunakan
secara luas dalam kombinasinya dengan garam, terutama untuk produk-produk daging dan
ikan (Buckle, 1985). Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
relatif kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon
tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme di dalam tubuh.
Kekurangan iodium dapat berakibat buruk bagi manusia, akibat yang dapat ditimbulkan
antara lain berkurangnya tingkat kecerdasan, pertumbuhan terhambat, penyakit gondok,
kretin endemik (cebol), berkurangnya kemampuan mental dan psikologi, meningkatnya
angka kematian prenatal, serta
keterlambatan perkembangan fisik anak (lambat dalam mengangkat kepala, tengkurap dan
berjalan) (Nadesul, 2000). Iodium yang berlebihan dapat menimbulkan kejadian kelainan
autoimun. Kelebihan iodium juga dapat meningkatkan kejadian iodine-
inducedhyperthyroidism (IIH), penyakit autoimun tiroid dan kanker tiroid (Gunung, 2004).
Menurut keputusan Presiden No. 69 tahun 1994, semua garam yang beredar di Indonesia
harus mengandung iodium yaitu garam yang telah diperkaya dengan kalium iodat (KIO3).
Hampir seluruh makanan menggunakan garam sebagai penyedap rasa, serta banyak
digunakan untuk bahan tambahan dalam industri pangan, selain itu, karena harga garam
dapur relatif murah dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat maka pemerintah
memilih garam dapur menjadi garam konsumsi sebagai media penyampaian iodium ke
dalam tubuh (Purnawati, 2006).
Garam beriodium mempunyai bentuk, rasa dan bau sama seperti garam yang tidak
ditambahkan kalium iodat, sehingga sulit untuk memastikan kecukupan kalium iodat dalam
garam (Almatsier, 2003). Penambahan suatu senyawa iodium berupa kalium iodat dalam
garam dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan tubuh manusia, karena tubuh tidak dapat
memproduksi sendiri, sehingga harus diperoleh dari luar (Gunung, 2004).
1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui kadar iodium
sebagai kalium iodat (KIO3) yang terdapat dalam beberapa garam konsumsi beriodium yang
bermerk dan kesesuaiannya terhadap persyaratan kadar air berdasarkan SNI 01-3556-2010.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini antara lain:


a. Dapat mengetahui kadar iodium sebagai kalium iodat (KIO3) yang terdapat dalam
beberapa garam konsumsi beriodium yang bermerk dan kesesuaiannya terhadap persyaratan
kadar air berdasarkan SNI 013556-2010.
b. Dapat dijadikan sebagai pedoman dan informasi serta menambah ilmu pengetahuan
mengenai garam konsumsi beriodium terhadapa lingkungan sekitar, baik itu masyarakat
maupun pribadi sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Garam
Pengertian Garam Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih
berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium
Klorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium Klorida, Magnesium Sulfat,
Kalsium Klorida, dan lain-lain. Garam mempunyai sifat atau karakteristik higroskopik yang
berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur
pada tingkat suhu 801oC (Burhanuddin, 2001). Garam Natrium Klorida untuk keperluan
masak dan biasanya diperkaya dengan unsur iodin (dengan menambah 5 g NaI per kg NaCl)
padatan kristal berwarna putih, berasa asin, tidak higroskopis, bila mengandung MgCl2
menjadi berasa agak pahit dan higroskopis. Digunakan terutama sebagai bumbu penting
untuk makanan, bahan baku pembuatan logam Na dan NaOH (bahan untuk pembuatan
keramik, kaca, dan pupuk), sebagai zat pengawet (Mulyono, 2009).

Garam sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia yang dalam kehidupan sehari-
hari banyak digunakan sebagai bahan tambahan bumbu pada makanan, sebaga pengawet
makanan seperti ikan asin, sawi asin, asinan,buah-buahan, dan dasar pembuatan senyawa
kimia NaOH, Na2SO4, NaHCO3, Na2CO3. Setiap manusia pada umumnya mengkonsumsi
garam berbeda beda tergantung kebiasaan masing-masing individu. Oleh karena itu,
penambahan iodium pada produk garam merupakan cara yang paling efektif dalam
menutupi kekurangan tubuh mnanusia akan kebutuhan iodium. Untuk menunjang program
pemerintah dibidang kesehatan masyarakat, setiap produsen garam diwajibkan
menambahkan iodium pada produk garamnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli kesehatan, orang yang kekurangan
iodiumdalam konsumsi makanannya dapat mengalami penyakit gondok. Sedang pada anak-
anak dapatmenyebabkan pertumbuhan terhambat. Oleh karena itu kekurangan iodium pada
masyarakat diharapkan tidak ada lagi bila semua garam yang diproduksi sudah mengandung
iodium
Garam beriodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah
difortifikasi atau ditambahkan dengan iodium. Di Indonesia, iodium ditambahkan dalam
garam sebagai zat aditif atau suplemen dalam bentuk kalium iodat ( KIO3 ).

2.2. Iodium

Yodium merupakan unsur keempat di kolom ketujuh belas dari tabel periodik.
Yodium diklasifikasikan sebagai unsur halogen dan non-logam. Atom yodium memiliki 53
elektron dan 53 proton dengan 7 elektron valensi di kulit terluar.
Dalam kondisi standar yodium adalah berwarna biru-hitam yang solid. Kristal yodium dapat
langsung berubah dari padat ke gas. Sebagai gas, yodium adalah uap berwarna ungu.

Yodium merupakan elemen yang cukup aktif, tapi agak kurang aktif dibandingkan dengan
halogen lain di atasnya dalam tabel periodik yang meliputi bromin, klorin, dan fluorin. Yodium
dapat membentuk senyawa dengan banyak unsur. Beberapa senyawa yang paling umum
dibentuk dengan natrium dan kalium.

Yodium memiliki beberapa manfaat. Yodium digunakan dalam sistem sanitasi dan sebagai
antiseptik untuk membunuh kuman dan bakteri. Yodium juga digunakan dalam bentuk radioaktif
untuk memungkinkan dokter untuk mendiagnosis masalah medis dan penyakit.

Yodium juga merupakan elemen penting bagi kehidupan. Yodium memainkan peran penting
dalam kelenjar tiroid yang mengendalikan laju pertumbuhan tubuh. Terlalu sedikit yodium dapat
menyebabkan pertumbuhan seseorang terhambat dan perkembangan kognitif lebih lambat
(kurang cerdas). Untuk memastikan bahwa orang-orang mendapatkan cukup yodium, yodium
sering ditambahkan ke dalam garam yang disebut garam beryodium.

Pereaksi :
• Larutan baku Na2S2O3 (Natrium Thiosulfat) 0,1050 N
• Asam Sulfat 4N
• Kalium Iodida
• Amylum 0.5 %
• Garam Dapur

6. Alat :
• Buret
• Labu Erlenmeyer250 ml
• Gelas Ukur 100 mL
• Gelas Ukur 25 mL
• Spatula
• Pipet Tetes
• batang Pengaduk
• Kertas Timbang
• Neraca Analitik
• Corong

7. Prosedur :
• Ditimbang sampel garam sebanyak 10 gr, masukkan ke dalam erlenmayer.
• Ditambahkan 100ml aquadest, dilarutkan.
• Ditmbahkan 5 ml H2SO4 dan 5 tetes KI.
• Dititrasi dengan Na2S2O3 0,1050 N dengan indikator amylum.
8. Perhitungan :

BE KIO3 = 35,6
Penimbangan Garam = 10,0042 gram
volume titrasi = 0,2 ml
N Na2S2O3 = 0,1050 N

mek KI03 = mek Na2S2O3


= Vt. N
= 0,2 . 0,1050
= 0,021
mg KIO3 = mek KIO3 . BE
= 0,021 . 35,6
= 0, 7476 mg
Kadar KIO3 = 1000 / gr sampel . mg KIO3
= 1000 / 10,0042 . 0,7476
= 74,73 Ppm

9. Kesimpulan :

Jadi, kadar KIO3 dalam garam dapur adalah 74,73 Ppm

http://www.youtube.com/watch?v=OYfYRqu8U5c&feature=youtu.be

Anda mungkin juga menyukai