Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM I

IDENTIFIKASI GARAM BERYODIUM

DISUSUN OLEH:

SHERLY NUR CAHYA


J410200143

DOSEN PENGAMPU:
WINDI WULANDARI, S.KM, MPH

ASISTEN:
CHATTRIN FAHREZI, S.KM

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
A. JUDUL PRAKTIKUM
Laporan praktikum ini berjudul “Identifikasi Garam Beryodium”.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui kandungan yodium pada berbagai jenis garam.
2. Mengetahui kandungan yodium pada berbagai merk garam yang beredar
dipasaran.
C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Garam beriodium adalah garam yang telah diperkaya dengan iodium
yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan.
Kurangnya konsumsi garam beriodium sangat besar pengaruhnya
terhadap seseorang terutama pada balita. Kurangnya yodium paada balita
akan menyebabkan status gizi pada balita akan menurun.
Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai garis pantai
terpanjang di dunia. Indonesia juga mempunyai pantai-pantai cantik yang
menjadi destinasi wisata domestik maupun mancanegara. Selain pantai
menjadi destinasi wisata, sepanjang garis pantai juga merupakan penghasil
garam terbesar di dunia. Banyak petani garam tradisional yang membuat
ladang garam dengan membuat petakan-petakan di sepanjang pantai.
Proses pembuatan garam tradisional terdiri dari dua jenis yaitu metode
penguapan dengan sinar matahari (kristalisasi) dan dengan cara teknik
perebusan (garam rebus). Dalam memproduksi garam di pengaruhi oleh
air laut, keadaan cuaca, tanah dan pengaruh air.
Setelah air laut menjadi Kristal-kristal garam kemudian petani garam
menyetorkan hasil garam mereka ke pengepul yang selanjutnya dikirim ke
pabrik untuk dilakukan pemurnian garam, penambahan bahan kimia,
pembentukan garam sesuai permintaan konsumen dan pengemasan garam
untuk di pasarkan kepada masyarakat. Banyak garam yang beredar
berbentuk kristal kasar, Kristal halus da nada yang dibentuk seperti bata.
Garam tersebut memiliki kegunaannya masing-masing. Masyarakat bebas
memilih untuk membeli garam merk apa saja. Garam memberikan cita
rasa masakan agar lebih sedap.
Namun masyarakat kurang memperhatikan apakah dalam garam
tersebut mengandung cukup yodium yang berguna dalam tubuh atau tidak.
Mereka menganggap semua merk garam itu sama halnya memberikan rasa
asin dalam masakan. Mereka hanya membedakan garam berdasarkan
bentuk dari garam tersebut. Pada akhirnya hal ini menyebabkan masalah
kesehatan dalam masyarakat.
Pemerintah sudah mengumumkan bahwa garam yang memiliki
kandungan yodium yang dibutuhkan oleh tubuh itu harus memenuhi
Standar Nasional Indonesia (SNI). Namun kebanyakan dari masyarakat
kurang mengetahui merk garam yang mana yang memiliki Standar
Nasional Indonesia (SNI). Banyak garam yang beredar tidak memiliki
tanda Standar Nasional Indonesia (SNI), ini akibat dari kurangnya
sosialisasi dari pemerintah mengenai manfaat garam beryodium dan merk
mana saja yang mengandung yodium yang cukup bagi tubuh.
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dan memerlukan perhatian
khusus dari pemerintah. Penyakit yang disebabkan karena Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) antara lain penyakit gondok dan
kekerdilan. Namun apabila kelebihan garam beryodium akan
menyebabkan hipertiroid. Konsumsi garam beryodium harus sesuai
dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) perorang. Masalah ini dapat
semakin bertambah apabila tidak segera ditindak lanjuti sebagai langkah
untuk mengurangi masalah akibat dari kurangnya pengetahuan tentang
garam beryodium.
Oleh karena itu dalam praktikum pertama Mata Kuliah Praktikum
Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat dilakukan identifikasi garam dari
beberapa bentuk garam dari beberapa bentuk garam dan beberapa merk
garam yang beredar dalam masyarakat. Bertujuan untuk mengetahui merk
garam yang mengandung cukup yodium bagi tubuh. Kita sebagai
konsumen harus cerdas dalam memilih merk garam yang mengandung
cukup yodium bagi tubuh.
2. TINJAUAN TEORI
Garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Klorida
(>80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium Klorida, Magnesium
Sulfat, Kalsium Klorida dan lain-lain. Garam mempunyai
sifat/karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk
density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8-0,9 dan titik lebur pada tingkat
suhu 801ºC (Subhan, 2014).
Garam terbagi atas garam konsumsi dan garam industri. Garam
konsumsi terbagi atas garam meja dan garam dapur. Perbedaan keduanya
terletak pada kadar NaCl nya dan spesifikasi mutu. Untuk garam industri,
penggunaannya dapat dilihat pada industri soda elektrolisis dan industri
perminyakan (Rositawati, Agustina Leokristi, Citra Metasari .T, Danny
Soestrisnanto, 2013).
Garam beriodium juga dapat membantu tubuh dalam menghilangkan
racun dari dalam tubuh. Racun kimia yang bisa dikeluarkan oleh garam
beriodium diantaranya adalah: fluoride, air raksa, dan racun biologis
lainnya. Kandungan iodium pada garam merupakan elemen penting bagi
perawatan rambut. Karena bila kita kekurangan iodium maka salah satu
efeknya adalah rambut yang rontok. Iodium bisa membantu proses
tumbuhnya rambut dengan lebih cepat serta membantu pertumbuhan
menjadi normal (Olivista, 2012).
Penggunaan garam beriodium dianjurkan oleh WHO untuk digunakan
di seluruh dunia dalam menanggulangi GAKI. Cara ini dinilai lebih alami,
lebih murah, dan lebih praktis di kalangan masyarakat. Pemerintah
melalui Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 77/1995 tentang
proses pengepakan dan pelabelan garam beriodium sehingga memenuhi
syarat Standar Nasional Indonesia (SNI). Berdasarkan Peraturan SNI No.
01-3556- 2000 iodium yang ditambahkan dalam garam dapur adalah
sebanyak 30-80 mg KIO3/kg garam (30-80 ppm) (Witi Karwiti, Itail
Husna Basa, Asrori, Veny Silvia, 2018).
Yodium adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan,
menguap pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat.
Yodium membentuk senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif
halogen lainnya, yang kemudian menggeser iodida. Yodium menunjukkan
sifat-sifat menyerupai logam. Yodium mudah larut dalam kloroform,
karbon tetraklorida, atau karbon disulfide yang kemudian membentuk
larutan berwarna ungu yang indah. Yodium hanya sedikit larut dalam air
(Subhan, 2014).
Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
relatif kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk
pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam
metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan iodium dapat berakibat buruk
bagi manusia, akibat yang dapat ditimbulkan antara lain berkurangnya
tingkat kecerdasan, pertumbuhan terhambat, penyakit gondok, kretin
endemik (cebol), berkurangnya kemampuan mental dan psikologi,
meningkatnya angka kematian prenatal, serta keterlambatan
perkembangan fisik anak (lambat dalam mengangkat kepala, tengkurap
dan berjalan). Iodium yang berlebihan dapat menimbulkan kejadian
kelainan autoimun. Kelebihan iodium juga dapat meningkatkan kejadian
iodine-induced hyperthyroidism (IIH), penyakit autoimun tiroid dan
kanker tiroid (Anggelia Nelisa Kapantow, Fatimawali, Adithya Yudistira,
2013).
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) yang terjadi pada diri
seseorang tidaklah sama gejalanya. Terdapat beberapa gejala yang dapat
timbul di masyarakat sesuai dengan tahap perkembangan orang tersebut.
Berikut gejala yang timbul akibat GAKI sesuai dengan perkembangan
orang, yaitu:
1. Pada ibu hamil , dapat terjadi keguguran dan kekurangan iodium yang
berat pada masa ini sangat berpengaruh pada kecerdasan si anak yang
dilahirkan nanti.
2. Pada janin, dapat terjadi bayi lahir mati, menderita cacat bawaan,
meningkatkan kematian perianatal, meningkatkan kematian bayi, kretin
neurologi (defisiensi mental, bisu, tuli, diplegia, dan juling), kretin
myxoodematoma (cebol dan defisiensi mental) serta kelainan fungsi
psikomotor.
3. Pada masa neonatus berdampak pada gondok neunatus, hipotiroidi
neonates.
4. Pada anak dan remaja berdampak pada gondok, gangguan pertumbuhan
fungsi fisik dan mental.
5. Pada dewasa berdampak pada hopotiroidi, gangguan fungsi mental,
gondok dengan segala akibatnya (Adriani, 2012).
D. HASIL PRAKTIKUM
No Jenis Garam Kategori (Kadar) Warna
1.

<30ppm Ungu muda


Garam Krasak
2.

>30ppm Ungu tua

Garam Halus A
3.

>30ppm Ungu tua


Garam Halus B
4.

<30ppm Ungu muda

Garam Bata A
5.

<30ppm Ungu muda

Garam Bata B
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum dasar ilmu gizi kesehatan masyarakat ini menguji
kandungan yodium yang ada pada garam dapur yang beredar luas di pasaran.
Kita melakukan pengujian terhadap 3 jenis garam yaitu garam krosok, garam
halus dan garam bata. Garam halus sendiri saya menggunakan 2 sampel
dengan merk yang berbeda yaitu merk A, dan merk B. Serta garam bata
menggunakan 2 sampel dengan merk yang berbeda yaitu merk A, dan merk B.
Pengujian garam beryodium ini menggunakan tetesan iodine test A sebanyak
2 tetes ditambahkan tetesan iodine test B sebanyak 2 tetes pada setiap sampel
garam.
Pada pengujian garam krosok setelah ditetesi Iodine test A sebanyak 2
tetes ditambah Iodine test B sebanyak 2 tetes, garam berubah warna menjadi
ungu muda sehingga garam tersebut mengandung yodium kurang dari 30
ppm.
Pada pengujian garam halus merk A setelah ditetesi Iodine test A
sebanyak 2 tetes ditambah Iodine test B sebanyak 2 tetes, garam berubah
warna menjadi ungu tua sehingga garam tersebut mengandung yodium lebih
dari 30 ppm.
Pada pengujian garam halus merk B setelah ditetesi Iodine test A
sebanyak 2 tetes ditambah Iodine test B sebanyak 2 tetes, garam berubah
warna menjadi ungu tua sehingga garam tersebut mengandung yodium lebih
dari 30 ppm.
Pada pengujian garam bata merk A setelah ditetesi Iodine test A
sebanyak 2 tetes ditambah Iodine test B sebanyak 2 tetes, garam berubah
warna menjadi ungu muda sehingga garam tersebut mengandung yodium
kurang dari 30 ppm.
Pada pengujian garam bata merk B setelah ditetesi Iodine test A
sebanyak 2 tetes ditambah Iodine test B sebanyak 2 tetes, garam berubah
warna menjadi ungu muda sehingga garam tersebut mengandung yodium
kurang dari 30 ppm.
Berdasarkan pengujian ini garam yang menagandung cukup yodium
sebanyak lebih dari 30 ppm yaitu garam halus dengan merk A dan B
sedangkan garam yang kurang yodium 30 ppm yaitu garam krosok, garam
bata merk A dan B.
F. KESIMPULAN
1. Setelah ditetesi Iodine test A sebanyak 2 tetes ditambah Iodine test B
sebanyak 2 tetes, garam krosok berubah warna menjadi ungu muda maka
mengandung yodium kurang dari 30 ppm.
2. Setelah ditetesi Iodine test A sebanyak 2 tetes ditambah Iodine test B
sebanyak 2 tetes, garam halus merk A berubah warna menjadi ungu tua
maka mengandung cukup yodium yaitu lebih dari 30 ppm.
3. Setelah ditetesi Iodine test A sebanyak 2 tetes ditambah Iodine test B
sebanyak 2 tetes, garam halus merk B berubah warna menjadi ungu tua
maka mengandung cukup yodium yaitu lebih dari 30 ppm.
4. Setelah ditetesi Iodine test A sebanyak 2 tetes ditambah Iodine test B
sebanyak 2 tetes, garam bata merk A berubah warna menjadi ungu muda
maka mengandung yodium kurang dari 30 ppm.
5. Setelah ditetesi Iodine test A sebanyak 2 tetes ditambah Iodine test B
sebanyak 2 tetes, garam bata merk B berubah warna menjadi ungu muda
maka mengandung yodium kurang dari 30 ppm.
6. Garam yang menagandung cukup yodium sebanyak lebih dari 30 ppm
yaitu garam halus dengan merk A dan B sedangkan garam yang kurang
yodium 30 ppm yaitu garam krosok, garam bata merk A dan B.
7. Bila garam berubah warna menjadi ungu tua, maka garam tersebut
mengandung cukup yodium (>30ppm).
8. Bila garam berubah warna menjadi ungu muda atau keputih-putihan, maka
garam tersebut mengandung yodium (<30ppm).
9. Bila warna tidak berubah, garam tersebut tidak mengandung yodium.
G. DAFTAR PUSTAKA
Subhan. 2014. Analisis Kandungan Iodium dalam Garam Butiran Konsumsi
yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. Jurnal Fikratuna, 6(2): 290-303.

Rositawati, Agustina Leokristi, Citra Metasari .T, Danny Soestrisnanto. 2013.


Rekristalisasi Garam rakyat dari daerah demak untuk mencapai SNI garam
industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 2(4): 217-225.

Olvista. 2012. Pengertian Motorik Halus Anak. Bandung: Bumi Aksara.

Witi Karwiti, Itail Husna Basa, Asrori, Veny Silvia. 2018. Gambaran Kadar
Iodium (Sebagai KIO3) dalam Garam Dapur yang di Jual di Pasar Kota
Palembang Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang, 13(2): 98-
110.

Anggelia Nelisa Kapantow, Fatimawali, Adithya Yudistira. 2013. Identifikasi


dan Penetapan Kalium Iodat dalam Garam Dapur yang Beredar di Pasar Kota
Bitung dengan Metode Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Ilmiah Farmasi,
2(1): 90-95.

Adriani .M, dan Wirjatmadi .B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai