Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK II

Pertemuan 10
Prosedur Pewarnaan Sederhana pada Khamir

Oleh
Nama : Sherly Nur Cahya
NIM/ SHIFT: J410200143/Shift F

Pengampu :
Dr. Ambarwati, M.Si

Asisten:
Muhammad Masykuri A

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
A. JUDUL
Laporan praktikum ini berjudul “Prosedur Pewarnaan Sederhana pada Khamir”.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat:
1. Mikroskop
2. Object glass (cekung)
3. Cover glass
4. Pipet tetes
5. Bunsen
Bahan:
1. Cairan tape
2. Limbah industri alkohol
3. Alkohol 70%
4. Laktofenol atau metilen blue
5. Kapas
6. Spirtus
C. CARA KERJA
1. Disterilkan tangan dan meja kerja dengan alkohol 70%.
2. Diteteskan satu atau dua tetes laktofenol atau metilen blue di atas object glass cekung.
3. Ditambahkan satu atau dua tetes cairan tape (atau limbah cair industri alkohol) pada
object glass yang sama.
4. Ditutup preparat dengan cover glass.
5. Dilakukan langkah di atas di dekat bunsen sebagai langkah sterilisasi.
6. Diamati preparat di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah (10X) dulu.
7. Jika bayangan sudah terlihat jelas, pembesaran dapat diubah ke pembesaran sedang
(40X).
8. Digambar morfologi sel khamir yang terlihat.
D. HASIL
No Gambar Perbesaran Keterangan Hasil yang tampak

1. - Selnya
tunggal.
Khamir - Bulatan yang
40× pada tape bersinar itu
masih hidup.
- Bulatan yang
sudah
menyerap
warna dari
pewarna yang
digunakan itu
menunjukkan
sudah mati.

2. - Selnya
tunggal.
Khamir - Kadang-
40× pada chiu kadang
berkembang
biak
membentuk
tunas semu.
- Bentuknya ada
yang seperti
batang,
melengkung,
batang
panjang, dan
bulat.
- Pada
pembuatan
chiu biasanya
ditambahkan
Saccharomyces
cerevisiae.

3. - Secara
morfologi
Candida lebih mirip
40× albicans dengan yeast
mengguna- pada cairan
kan object tape.
glass yang - Bentuknya
datar bulat-bulat.
- Bulatan yang
bersinar itu
masih hidup.
- Bulatan yang
sudah
menyerap
warna dari
pewarna yang
digunakan itu
menunjukkan
sudah mati.
- Membentuk
tunas semu.

E. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Ragi atau yeast (dalam bahasa inggris) merupakan organisme bersel tunggal
berjenis eukariotik dan berkembang biak dengan cara membelah diri. Berbeda dengan
bakteri, ragi memiliki ukuran sel lebih besar, memiliki organ-organ, memiliki
membran inti sel, dan DNA terlokalisasi di dalam kromosom dalam inti sel. Sehingga
menyebabkan ragi bisa melakukan fungsi-fungsi sel yang berbeda di setiap lokasi
dalam selnya. Singkatnya, sel ragi lebih mirip organisme tingkat tinggi seperti hewan.
Maka dapat dikatakan, ragi secara evolusi lebih maju dibandingkan dengan bakteri
seperti E.coli (Yalun, 2008).
Khamir merupakan fungi uniselular dan dapat bersifat dimorfistik, yaitu memiliki
dua fase dalam siklus hidupnya bergantung kepada keadaan lingkungan yaitu fase
hifa (membentuk miselium) dan fase khamir (membentuk sel tunggal). Khamir dapat
membentuk hifa palsu (pseudohypha) yang tumbuh menjadi miselium palsu
(pseudomycelium) dan ada juga sejumlah khamir yang dapat membentuk miselium
sejati, misalnya pada khamir Trichosporon spp. Pseudomiselium adalah sel-sel tunas
khamir yang memanjang dan tidak melepaskan diri dari sel induknya, sehingga saling
berhubungan membentuk rantai misalnya pada Candida sp, Kluyveromyces sp, dan
Pichia sp (Kurtzman & Fell, 1998).
2. Khamir pada tape
Ko Swan Djien (1972) berpendapat bahwa dalam proses fermentasi tradisional
dalam pembuatan tape selalu dibantu dengan penambahan ragi. Ragi tersebut terbuat
dari rempah-rempah yang mengandung kapang dan khamir. Kapang dan khamir yang
terdapat dalam ragi tersebut ada secara alami.
Ragi yang sering digunakan dalam pembuatan tape adalah ragi dengan nama
dagang NKL (Na Kok Liong). Ragi NKL berbentuk bulat pipih dengan diameter 4-6
cm dan ketebalan 0,5 cm. sehingga di dalam ragi ini terdapat mikroorganisme yang
dapat mengubah karbohidrat (pati) menjadi gula sederhana (glukosa) yang
selanjutnya diubah lagi menjadi alkohol. Beberapa jenis mikroorganisme yang
terdapat dalam ragi adalah Chlamydomucor oryzae, Rhizopus oryzae, Mucor sp,
Candida sp, Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces verdomanii, dan lain-lain
(Tim Ristek, 2007). Ragi tape NKL terbuat dari campuran beras dan rempah-rempah,
secara umum ragi tape mengandung berbagai jenis mikrooraganisme dari golongan
kapang, khamir dan bakteri kandungan mikroorganisme yang terdapat pada ragi tape
merk NKL.
3. Khamir pada chiu
Ragi Saccharomyces cerevisiae telah memiliki sejarah yang luar biasa di industri
fermentasi. Penyebabnya karena kemampuannya dalam menghasilkan alkohol inilah
Saccharomyces cerevisiae disebut sebagai mikroorganisme aman (Generally
Ragarded as Safe) yang paling komersial saat ini (Aguskrisno, 2011).
Ragi menghasilkan enzim pitase yang dapat melepaskan ikatan fospor dalam
phitin, sehingga dengan ditambahkan ragi tape dalam ransum akan menambah
ketersediaan mineral (Widodo, 2011). Penjelasan lebih lanjut bahwa ragi bersifat
katabolik atau memecah komponen yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana
sehingga lebih mudah dicerna oleh ternak.
Dwidjoseputro (1976) berpendapat bahwa ragi mengandung beberapa macam
spesies fungi yang bergabung dan bekerja sama dalam proses fermentasi alkohol.
Mikroorganisme tersebut yang membantu dalam pembuatan tempe, roti, arak, dan
kecap.
4. Candida albicans
a. Morfologi
Spesies Candida salah satunya Candida albicans merupakan flora normal
yang hidup pada mukosa oral, saluran pencernaan dan vagina (Sardiet al.,2013).
Candida albicans teridentifikasi dalam biakan spesies berbentuk sel ragi
(blastospora atau yeast), dan oval (berukuran 3-6 μm). Candida albicans
memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang
membentuk hifa semu. Candida albicans merupakan jamur yang pertumbuhannya
cepat yaitu sekitar 48-72 jam. Kemampuan Candida albicans tumbuh pada suhu
37˚C merupakan karakteristik penting untuk identifikasi. Spesies yang patogen
akan tumbuh secara mudah pada suhu 25˚C-37˚C (Komariah dan Sjam, 2012).
b. Patogenesis
Menurut Komariah dan Sjam (2012) terdapat beberapa tahapan patogenesis
Candida albicans dalam rongga mulut sebagai berikut :
1) Tahap Akuisisi
Tahap akuisisi adalah masuknya sel jamur ke dalam rongga mulut. Umumnya
terjadi melalui minuman dan makanan yang terkontaminasi oleh Candida
albicans.
2) Tahap Stabilitas
Pertumbuhan Tahap stabilitas pertumbuhan adalah keadaan ketika Candida
albicans yang telah masuk melalui akuisisi dapat menetap, berkembang, dan
membentuk populasi dalam rongga mulut. Hal itu berkaitan erat dengan
interaksi antara sel jamurdengan sel epitel rongga mulut hostpes. Pergerakan
saliva yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan sel Candida albicans
tertelan bersama saliva dan keluar dari dalam rongga mulut karena saliva
memiliki kemampuan untuk menurunkan perlekatan Candida albicans. Apabila
penghilangan lebih besar dibanding akuisisi maka tidak terjadi kolonisasi.
Apabila penghilangan sama banyak dengan akuisisi maka agar terjadi
kolonisasi diperlukan faktor predisposisi. Apabila penghilangan lebih kecil
dibanding akuisisi maka Candida Albicans akan melekat dan bereplikasi, hal
ini merupakan awal terjadinya infeksi. Beberapa faktor predisposisi seperti
pemakaian gigi palsu, khususnya jika mengakibatkan rasa sakit dan diiringi
kondisi rongga mulut yang tidak bersih, dapat menjadi substrat bagi
pertumbuhan Candida albicans.
F. KESIMPULAN
1. Meskipun kapang dan khamir termasuk fungi/jamur, tetapi memiliki morfologi yang
jauh berbeda yaitu khamir merupakan sel tunggal, sementara kapang membentuk
miselium.
2. Pada pembuatan chiu biasanya ditambahkan Saccharomyces cerevisiae.
3. Pada Khamir tape dan Candida albicans bentuk bulatan yang bersinar itu masih hidup
dan bulatan yang sudah menyerap warna dari pewarna yang digunakan itu
menunjukkan sudah mati.
G. DAFTAR PUSTAKA
Kurtzman. C.P, dan J.W. Fell. 1998. The Yeast a Taxonomic Study. Netherlands:
Elsevier.

Riadi, Lieke. 2007. Teknologi Fermentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widodo, Prabowo.P. 2011. Pemodelan Sistem Berorientasi Obyek Dengan UML.


Yogyakarta: Graha ilmu.

Dakimah, Dwidjoseputro. 1976. Microbiological Studies of Indonesia Ragi. Jakarta :


Dirjen Dikti.

Ardhana, MM, dan GH. Fleet. 1989. The Microbial Ecology of Tape Ketan Fermentation.
International Journal of Food Microbiology. 9: 157-165.

Barus, T. & Steffysia. 2013. Genetic Diversity of Yeasts From Ragi Tape Starter for
Cassava and Glutinous Rice Fermentation from Indonesia Internal Transcribed Spacer
(ITS) region. Merit Research Journal of Food Science and Technology. 1(3): 031- 035.

Anda mungkin juga menyukai