Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI

PENGAMATAN JAMUR KHAMIR (YEAST) SECARA MAKROSKOPIS


DAN MIKROSKOPIS

DISUSUN OLEH:
GUSTI AYU RATIH WULANDARI

NIM : 211310843

DOSEN PENGAMPU:
NI WAYAN DESI BINTARI, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2022
I. DASAR TEORI
Khamir merupakan fungi yang termasuk dalam kelas Ascomycetes,
terdiri dari kurang lebih 39 genera dan 350 jenis.Banyak genus khamir
mempunyai arti penting baik yang menguntungkan antara lain untuk industri
fermentasi seperti produksi alcohol oleh Saccaromyces cerevisiae, Candida
wickerham, Kluyveromyces marxianus, produksi protein sel tunggal misalnya
oleh Torulopsis utilis, Candida milleri, industri farmasi oleh Candida flareri,
Rhodotolura sp, maupun yang merugikan yaitu sebagai penyebab penyakit
seperti Candida albicans .
Khamir dapat lebih bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak
menguntungkan dibandingkan dengan jasad renik lainnya. Khamir dapat
tumbuh dalam suatu substrat atau medium berisikan kosentrasi gula yang dapat
menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteri. Khamir bersifat fakultatif,
artinya mereka dapat hidup dalam keadaan aerobik maupun anaerobik. Khamir
dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Khamir sering tidak
terlihat karena tidak kontras dengan medium dimana mereka hidup. Oleh
karena itu, perlu diadakannya pewarnaan saat mengamati morfologi sel khamir
agar khamir tampak jelas saat diamati dengan mikroskop.
Macam – macam khamir :
a. Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual dengan
pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai Ascomycetes
(Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula
anomala, Nadsonia sp). (Coyne, 1999)
b. Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulit anggur. Khamir ini
mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang
diperbaiki telah dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang
lebih enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada
dikulit anggur dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah
anggur yang telah dihancurkan. Inokulum galur khamir yang dikehendaki
ditambahkan kemudian untuk memfermentasi air perasan anggur. (Coyne,
1999)
c. Khamir Atas
Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat cepat sewaktu
fermentasi,sehingga khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas
mencakup khamir yang digunakan dalam pembuatan roti,untuk kebanyakan
anggur minuman dan bir inggris (Saccharomycescereviceae). (Coyne,
1999)
d. Khamir Dasar
Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban pada bagian awal
fermentasi. Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada dasar. Galur
terpilih digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces carlsbergensis).
(Coyne, 1999)
e. Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal tahap pembentukan
spora seksual. Banyak diantaranya yang penting dari segi medis
(Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans).
(Coyne, 1999)
Yeast adalah fungi uniseluler eukariotik yang reproduksinya aseksual
terutama melalui pembentukan tunas (budding) atau pembelahan (fission) dan
memiliki fase seksual yang tidak tertutup dalam badan buah (M & M, 2018).
Yeast memainkan peran penting dalam siklus unsur alam yaitu pada rantai
makanan, karbon, nitrogen dan sulfur. Selain itu, Yeast dimanfaatkan oleh
manusia dalam bidang manipulasi atau rekayasa genetika meliputi hibridisasi,
mutase, sitoduksi, fusi speroplas, transfer kromosom tunggal dan transformasi
menggunakan teknologi rekombinan (Alfian, 2018). Yeast adalah kelompok
fungi yang memiliki sel vegetative uniseluler yang sering pula dapat
membentuk miselium sejati, atau meslium palsu (pseudomiselium). Sel Yeast
mempunyai ukuran yang bervariasi dengan panjang 1-5 µm hingga 20 µm, dan
lebar 1-10 µm. Warna koloni mengkilat seperti mentega. Sel Yeast memiliki
berbagai jenis bentuk yaitu bulat, oval, silinder, atau batang, segitiga
melengkung, berbentuk botol, bentuk apikulat atau lemon, membentuk
pseudomiselium dan sebagainya. Yeast tidak mempunyai flagella atau organ
lain untuk bergerak (Rini, 2017).

Gambar 1. Bentuk-bentuk sel yeast

Beberapa sifat koloni pada agar lempeng mengenai bentuk, permukaan dan tepi
yaitu:

1. Bentuk koloni berupa titik-titik, bulat, berbenang, takteratur serupa akar


dan serupa kumparan
2. Permukaan koloni dapat berbentuk datar, timbul mendatar, timbul
3. Melengkung, timbul mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah
4. Tepi koloni dapat berbentuk rata, berombak, berbelah-belah, berigi,
berbenang-benang (filamen) dan keriting
5. Elevasi koloni dapat berbentuk datar maupun timbul

Sel Yeast secara mikroskopik terdiri dari kapsul, dinding sel, membrane
sitoplasma, nucleus, satu atau lebih vakuola, mitokondria, globula lipid, volutin
atau polifosfat, dan sitoplasma. Struktur luar beberapa jenis Yeast tertutup oleh
komponen ekstraseluler yang berlendir dan disebut kapsul. Kapsul yang
menutupi dinding luar sel sebagian besar terdiri atas polisakarida termasuk
glukofosfomanan, suatu polimer meyerupai pati, dan heteropolisakarida yaitu
polimer yang mengandung lebih dari satu macam unit gula seperti pentose,
hektosa, dan asam glukuronat (Rini, 2017). Berdasarkan jenis
perkembangbiakannya Yeast dapat dibagi menjadi tiga golongan besar yaitu:
Ascomycetous, Basidiomycetous dan khamir imperfect. Kamir Ascomycetous
melakukan perkembangbiakan seksual dengan membentuk ascopore, khamir
Basidiomycetous dengan membentuk basidiospore, sedangkan khamir
imperfect tidak melakukan perkembangbiakan seksual selama siklus hidupnya
(Kanti & Latupapua, 2001).
1.2 TUJUAN

Tujuan dari praktikum pembuatan media dan sterilisasi ini adalah untuk

mengidentifikasi bentuk khamir / yeast secara makroskopis dan mikroskopis

I.3 ALAT DAN BAHAN


 Ose jarum/ ose bulat
 Tusuk gigi
 Lampu spiritus
 Object glass/ cover glass
 Pipet tetes
 Mikroskop
 Tissue lensa
 Deseinfektan
 Koloni jamur khamis/Yeast pada cawan petri
 Lactophenol cotton blue (LCB)

I.4 PROSEDUR KERJA

Tahap Pra Analitik


 APD digunakan dengan baik dan benar
 Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan
 Meja kerja didesinfeksi sebelum melakukan praktikum
Tahap Analitik
 Pengamatan makaroskopis (khamir/yeast)
Koloni kapang diamati pada media meliputi warna, tekstur, topologi,
tetesan eksudat dan garis radikal dan lingkaran kosentris
 Pengataman mikroskopis khamir/yeast
1. Object glass dan cover glass disiapkan
2. LCB diteteskan sebanyak satu tetes diatas object glass
3. Koloni khamir/Yeast diambil menggunakan ose jarum dan
diletakkan di atas tetesan LCB dan diratakan
4. Object glass yang sudah berisi koloni dan LCB ditutup
menggunakan cover glass secara perlahan agar tidak ada
gelembung
5. Diamati dibawah mikroskop pada perbesarab lensa obyektif 10x
dan 40x
Tahap Post Analitik
 Meja praktikum dan alat yang sudah digunakan dibersihkan
 Biakan dimusnahkan
 Hasil pengamatan dicatat pada lembar kerja praktikum dan hasil
 Didokumentasikan

I.5 HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Pengamatan
B. Pengamatan Secara Makroskopis

C. Pengamatan Secara Mikroskopis


I.6 PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan pengamatan teridentidikasi positif terdapar
jamur khamir / Yeast baik pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis.
Khamir adalah jamur bersel tunggal yang dikenal dengan nama khamir
mempunyai ciri berkembang biak dengan cara membentuk tunas pada sel induk,
yang melepaskan diri dari induknya apabila sudah masak untuk menjadi khamir
baru (ada pengecualian yang langka seperti genus Schizosaccharomyces yang
membagi pembelahan seperti bakterium. Kebanyakan khamir memproduksi
spora seksual secara terjadi penggabungan dua sel yang terpisah. Banyak
khamir yang mengubah karbohidrat menjadi etil alkohol dan karena sifat ini
telah menyumbangkan sesuatu kenikmatan peradaban dengan kegunaannya
dalam pembuatan minuman beralkohol. Beberapa galur Saccharomyces
cerevisiae juga digunakan untuk membuat roti kerena kemampuannya
memproduksi gas CO2 dalam adonan roti. Hanya sedikit khmair yang dapat
menimbulkan penyakit pada manusia (Volk, 1984).
Khamir berukuran mikroskopik dan tidak membentuk percabangan
permanen. Sebagian besar khamir termaksud kedalam kelas Ascomycetes
bentuk khamir bermacam yaitu bulat (spheroid) bulat telur (elip), silindris dan
seperti sosis, seperti jeruk dan sebagainya. Beberapa khamir tertentu dapat
mengalami bimorfisme yang dapat membentuk fase Y (yeast, khamir, bentuk
sel tunggal dan fase F (filamen, bentuk benang), ukuran khamir 4-20 kali lebih
besar dari pada ukuran bakteri yaitu berkisar antara 1-9 x 2-20 mikron,
tergantung pada spesiesnya. Khamir tidak mempunyai flagella, sehingga tidak
dapat bergerak aktif. Perkembangbiakan khamir ada dua cara yaitu aseksual dan
seksual. Secara aseksual yaitu dengan pembentukan spora aseksual, tunas dan
ada yang membelah diri. Bentuk  dan jumlah spora aseksual sangan spesifik
untuk masing masing jenis khamir, sehingga didalam identifikasi khamir bentuk
dan jumlah spora merupakan salaha satu penentu jenis khamir.
Perkembangiakan secara seksual pada khamir terjadi dengan difusi sel yang
akhirnya dihasilkan oleh askospora (Sunanda, 2016).
Hasil yang didapatkan pada pada pengamatan makroskopis Yeast pada
media, ditemukan pertumbuhan koloni berwarna putih pada media. Setelah
dilakukan pengamatan secara makroskopis, dilakukan pengamatan secara
mikroskopis. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif 10x dan 40x. penggunaan lensa objectif 10x dilakukan
untuk menemukan atau menentukan fokus sebelum melakukan pengamatan pada
lensa objektif 40x. penggunaan lensa objectif 40x yaitu untuk memperjelas atau
memperbesar penglihatan objek setelah didapatkan fokus pada pembesaran 10x.

I.7 KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa secara makroskopis
dan mikroskopis teridentisikasi adanya jamur khamis / yeast, ditemukan koloni
berwarna putih pada media dan pada pengamatan mikroskopis ditemukan
pengamatan berbentuk oval.
DAFTAR PUSTAKA

Chojnacka, K.2015. Fermentation Products. Chemical Engineering and Chemical


Process technology, Vol. V. (Online) Dari (http://www.eolss.net/Eolss-
sampleAllChapter.aspx) Diakses pada 12 September 2017.

Dwidjoseputro, D. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang: Penerbit Djambatan.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Fessenden, R. J., Fessenden, Y. S. 1997. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

Hidayat, N., Padaga M.C, dan Suhartini S. 2006. Mikrobiologi Industri. Jogjakarta:
Penerbit Andi.

Law, S.V., Abu B.F., Mat H.D., & Abdul H.A. 2011. Mini Review Popular Fermented
Foods and Baverages in Southeast Asia. International Food research Journal, (18), 475-
484.

Paggara, H. 2010. Pengaruh Lama Fermentasi dengan Ragi Tape terhadap Kadar
glukosa pada Umbi Gadung (Disocorea hispida DENNST). Bionature, Vol. 11(1): 7-13.

Sunanda, R. 2016. Morfologi Khamir. (online).


(http://www.idbiodiversitas.com/2016/12/laporan-praktikum mikrobiologi.html. )Diakses
pada tanggal 12 September 2017.

Winarno. 1984. Enzim Pangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai