PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Dinding sel khamir terdiri atas kitin. Sel yang masih muda dinding selnya
tipis dan lentur, sedangkan yang tua dinding selnya tebal dan kaku. Dibawah
dinding sel terdapat membran berfsifat permiabel selektif. Tipe sel khamir adalah
eukariotik. Untuk identifikasi dan determinasi khamir, perlu dipelajari sifat-sifat
morfologi dan fisiologisnya. Sifat-sifat morfologi yang perlu dipelajari meliputi
bentuk, struktur sel dan jumlah spora, cara-cara perkembangbiakan,
pembentukkan Psedemycellium, ordian, giant colony, klamidospora, blastosporsa,
dan sebagainya. Sifat-sifat fisiologis meliputi pengujian amilasi C dan N,
fermentasi karbohidrat, kemampuan mencairkan gelatin, reduksi netral dan
sebagainya (Dwijoseputro, 2010).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
1. Mikroskop
2. Gelas benda dan gelas penutup.
3. Jarum ose
4. Pipet
3.1.2 Bahan
1. Dibersihkan gelas benda dan gelas penutup sampai bebas lemak dan debu
dengan alkohol.
2. Diteteskan setelah cat Metilen blue pada gelas benda.
3. Diambil secara aseptik satu ose suspensi biakan no.7 dan letakkan di atas
gelas benda yang telah diberi cat Metylen Blue dan campurkan merata.
4. Ditutup dengan gelas penutup.
5. Diamati dengan mikroskop perbesaran lemah ,kemudian sedang.Dan sel
sel yang hidup tampak transparan sedangkan yang mati tampak berwarna
biru.
6. Digambar lalu diberi keterangan.
3.2.2 Pengamatan Spora Khamir dengan Pengecatan
4.2 Reaksi
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan sel khamir yang mati berumur 24
jam, jumlah sel khamir yang mati 73,21% sedangkan pada khamir yang berumur
48 jam adalah jumlah sel yang mati 43,37%. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa
khamir yang berumur 24 jam lebih banyak sel yang mati. Selain itu kecepatan
pertumbuhan sel khamir pada jam ke-0 sampai jam ke 24 lebih rendah
dibandingkan dengan jam-jam berikutnya disebabkan karena mikroba masih
dalam fase adaptasi. Menurut (Waluyo, 2007) seharusnya khamir yang berumur
48 jam memiliki jumlah kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan umur 24
jam, karena waktu penyimpanan untuk 48 jam lebih lama sehingga khamir yang
dihasilkan lebih banyak.
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Hery, 2011. A new key to the yeast. New York: American Elsevier Publishing
Company Inc.
Natsir, 2003. Mikologi dasar dan terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Waluyo, 2007. Keragaman khamir tanah asal Taman Nasional Kalimutu dan
Taman Wisata Alam Ruteng Nusa Tenggara Timur. Laporan Penelitian
Bidang Zoologi. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI.