Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Khamir merupakan fungi yang termasuk dalam kelas Ascomycetes, terdiri


dari kurang lebih 39 genera dan 350 jenis.Banyak genus khamir mempunyai arti
penting baik yang menguntungkan antara lain untuk industri fermentasi seperti
produksi alcohol oleh Saccaromyces cerevisiae, Candida wickerham,
Kluyveromyces marxianus, produksi protein sel tunggal misalnya oleh Torulopsis
utilis, Candida milleri, industri farmasi oleh Candida flareri, Rhodotolura sp,
maupun yang merugikan yaitu sebagai penyebab penyakit seperti Candida
albicans .Khamir dapat lebih bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak
menguntungkan dibandingkan dengan jasad renik lainnya. Khamir dapat tumbuh
dalam suatu substrat atau medium berisikan kosentrasi gula yang dapat
menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteri. Khamir bersifat fakultatif, artinya
mereka dapat hidup dalam keadaan aerobik maupun anaerobik. Khamir dapat
berkembang biak secara aseksual dan seksual. Khamir sering tidak terlihat karena
tidak kontras dengan medium dimana mereka hidup. Oleh karena itu, perlu
diadakannya pewarnaan saat mengamati morfologi sel khamir agar khamir tampak
jelas saat diamati dengan mikroskop.
Khamir (yeast) merupakan kelompok jamur basidiomycetes dan
ascomycetes yang mempunyai karakteristik yang unik dan bersifat uniseluler.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui teknik isolasi dan identifikasi khamir.
Praktikum dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2014 di Laboratorium
Mikrobiologi dan Bioteknologi, Jurusan Biologi ITS. Isolasi khamir dilakukan
dengan sampling menggunakan metode komposit dari daerah Rawa Hutan
Kampus ITS. Identifikasi khamir dilakukan dengan mengamati karakteristik
makroskopis dan mikroskopis, uji fermentasi gula dan uji urease. Hasil praktikum
menunjukkan bahwa isolat uji diduga merupakan genus Debaryomyces spp. yang
mempunyai ciri-ciri multilateral budding, berbentuk bulat hingga ovoid, terbentuk
askospora dan dapat memfermentasi gula
1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Mengenal berebagai macam bentuk sel khamir.


2. Membedakan sel yang matii dan hidup.
3. Menghitung persentase kematian khamir.
4. Melihat bentuk dan jumlah spora khamir.

1.3 Waktu dan tempat praktikum

Hari/Tanggal : Rabu,14 November 2018

Waktu : 13.00 - Selesai

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi dan Bioproses Fakultas


Pertanian UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
MEDAN
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Khamir merupakan salah satu mikroorganisme yang termasuk ke dalam


fungi mikroskopis. Khamir terdapat sebagai sel bebas yang sederhana. Khamir
yang ditemukan memiliki berbagai bentuk sepeti bulat, lonjong, tingular dan
sebagainya. Khamir tidak bergerak karena tidak memiliki flagela. Khamir dapat
tumbuh dalam medim cair dan padat dengan cara seperti bakteri, yaitu prmbrlahan
sel. Jenis khamir yang paling sering digunakan oleh manusia
adalah Saccharomycess cerevisiae (Natsir, 2003)

Khamir atau yeast merupakan kelompok polifiletik jamur basidiomycota


dan ascomycota yang mempunyai karakteristik yang unik dan bersifat uniseluler.
Ada sekitar 100 genera dan 800 spesies yeast yang sudah diketahui dan
diperkirakan angka ini hanya mewakili sekitar 1% dari spesies yang terdapat di
alam, sisanya tidak dapat dikultur (nonculturable). Yeast tersebar dalam jumlah
yang banyak di lingkungan akuatik seperti laut, estuaria, danau dan sungai
kepadatan relatif yeast yang relatif tinggi (> 2000 viable cells/g) telah dilaporkan
ditemukan pada sedimen laut. Selain di perairan, khamir juga ditemukan didaerah
terestrial, beberapa studi melaporkan bahwa keberadaan yeast lebih melimpah
pada tanah berlumpur daripada sedimen berpasir .Penelitian mengenai keragaman
khamir tanah telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang
telah mengisolasi khamir dari berbagai variasi tipe ekosistem tanah seperti pada
daerah antartika, gurun dan hutan sub tropika. Akan tetapi belum banyak peneliti
yang melaporkan keragaman khamir yang hidup pada tanah di daerah tropis.
Indonesia merupakan negara yang terletak di daerah tropis dengan kelimpahan
keanekaragaman hayati berupa keanekaragaman flora, fauna dan mikroorganisme
.Keberadaan mikroorganisme khamir di tanah tidak begitu tinggi jika
dibandingkan dengan bakteri dan jamur benang(Hery,2012)

Khamir atau yeast adalah kategori non-takson yang mencakup semua


fungsi uniseluler yang berasal dari kingdom Zygomcota, Askomycota dan
Basidiomycota. Khamir umumnya berkembang biak secara aseksual maupun
seksual. Cara aseksual, yaitu dengan bertunas dan membelah diri. Cara seksual,
yaitu, dengan fusi (penggabungan) dua sel dengan methylene blue (tipe
perkawinan) yang berbeda, zigot hasil fusi ini kemudian akan membentuk empat
hingga delapan spora yang kemudian menyerap (Waluyo, 2007).

Saccharomyces cerevisiae adalah salah satu jenis fungi yang paling


dikenal dan sering digunakan oleh manusia. Karena kemampuannya
memetabolisme gula menjadi etanol dan gas CO2. Spesies ini sejak dulu telah
digunakan dalam proses pembuatan roti. Dalam biologi molekukar
Saccharomyces cerevisea adalah organisme contoh bagi eukariota, yang peta
genetiknya sudah dipahami dengan lengkap . Saccharomyces termasuk dalam
filum Ascomycota (Imam, 2011).

Saccharomyces cerevisea dapat dilihat dengan mikroskop tanpa pewarnaan


dan akan terlihat sebagai bintik-bintik transparan. Pewarnaan dengan methylene
blue bukan bertujuan agar Saccharomyces cerevisiae terlihat, tetapi bertujuan
diffrensial, yaitu agar sel yang mati dan hidup memiliki warna yang berbeda.
methylene blue merupakan indikator berbentuk kristla yang bisa larut dalam air
akan membentuk cawan berwarna biru. Methylene blue menjadi tidak berwarna
dengan kehadiran enzim alifatik dan karena itu, sel khamir yang hidup akan
tampak transparan. Sebaliknya, dengan ketiadaan enzim methylene blue akan
tetap berwarna biru, oleh karena itu, sel yang mati akan berwarna biru (Buckle,
2008).

Pengamatan sel khamir dapat dilakukan dengan cara pengecatan


sederhana, yaitu pemberian warna pada khamir dengan menggunakan larutan
tunggal suatu warna suatu warna pada lapisan tipis atau olesan yang sudah
difiksasi. Pewarnaan sederhana, yaitu pewarnaan menggunakan satu macam zat
warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel khamir dan untuk
mengetahui morfologi dan susunan selnya serta membedakan sel yang mati dan
sel yang hidup (Balley, 2007).

Dinding sel khamir terdiri atas kitin. Sel yang masih muda dinding selnya
tipis dan lentur, sedangkan yang tua dinding selnya tebal dan kaku. Dibawah
dinding sel terdapat membran berfsifat permiabel selektif. Tipe sel khamir adalah
eukariotik. Untuk identifikasi dan determinasi khamir, perlu dipelajari sifat-sifat
morfologi dan fisiologisnya. Sifat-sifat morfologi yang perlu dipelajari meliputi
bentuk, struktur sel dan jumlah spora, cara-cara perkembangbiakan,
pembentukkan Psedemycellium, ordian, giant colony, klamidospora, blastosporsa,
dan sebagainya. Sifat-sifat fisiologis meliputi pengujian amilasi C dan N,
fermentasi karbohidrat, kemampuan mencairkan gelatin, reduksi netral dan
sebagainya (Dwijoseputro, 2010).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan.

3.1.1 Alat

1. Mikroskop
2. Gelas benda dan gelas penutup.
3. Jarum ose
4. Pipet

3.1.2 Bahan

1. Cat Methylen Blue.


2. Cat Zhielh Nelsen.
3. Biakan murni Saccharomyces Cerevisiae.Candida Tropicalis
dalam media touge cair dan pepton glukosa.
4. Biakan murni Saccharomyces Cerevisiae pada irisan wortel.

3.2 Prosedur Kerja

3.2.1 Pengamatan Sel Khamir

1. Dibersihkan gelas benda dan gelas penutup sampai bebas lemak dan debu
dengan alkohol.
2. Diteteskan setelah cat Metilen blue pada gelas benda.
3. Diambil secara aseptik satu ose suspensi biakan no.7 dan letakkan di atas
gelas benda yang telah diberi cat Metylen Blue dan campurkan merata.
4. Ditutup dengan gelas penutup.
5. Diamati dengan mikroskop perbesaran lemah ,kemudian sedang.Dan sel
sel yang hidup tampak transparan sedangkan yang mati tampak berwarna
biru.
6. Digambar lalu diberi keterangan.
3.2.2 Pengamatan Spora Khamir dengan Pengecatan

1. Dibuat pengenceran 1 ose biakan murni Saccaromycess Cerevisiae dari


media wortel kemudian di gojok sampai merata.
2. Diambil satu ose suspensi khamir dan di ratakan diatas gelas benda kira
kira seluas 1 cm2.Keringkan dan fiksasi diatas api siritus.
3. Diteteskan pada preparat ZN A Secara berlebihan lalu panaskan diatas
lampu spiritus selama 3 menit ,jangan sampai cat mendidih dan kering.
4. Dicuci dengan air mendidih dan kering anginkan.
5. Diteteskan larutan ZN B dan dibiarkan selama 30 detik sampai preparat
agak pucat ,lalu dicuci dengan air mengalir dan kering anginkan.
6. Diteteskan larutan ZN C dan dibiarkan selama 1 menit cuci dengan air lalu
dikering anginkan.
7. diamati dengan mikroskop dengan perbesaran lemah dan sedang.Untuk
pengamatan spora digunakan perbesaran kuat.Spora akan tampak
transparan ,sedangkan sel khamir berwarna biru.
8. Diperhatikan bentuk ,letak dan jumlah spora dalam sel lalu diberi gambar
dan di beri keterangan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil(Data Terlampir)

4.2 Reaksi

4.3 Pembahasan

Khamir merupakan salah satu organisme yang termasuk dalam fungi


mikroskopik. Khamir terdapat sebagai fungi mikroskopik. Khamir terdapat
sebagai sel bebas yang sederhana, khamir yang terdapat di alam memiliki
berbagai bentuk bulat, lonjong, triangular dan sebagainya. Khamir tidak bergerak
karena tidak memiliki flagella, khamir dapat tumbuh pada media cair dan padat
dengan cara seperti bakteri yaitu pembelahan sel. Di alam terdapat berbagai
bentuk khamir, namun khamir dalam pengamatan berbentuk bulat. Tujuan dari
pengamatan morfologi khamir yaitu untuk mengamati berbagai macam bentuk sel,
membedakan sel yang mati dan sel yang hidup dan menghitung presentase
kematian khamir (Anshar, 2010).

Praktikum ini menggunakan pengecatan sederhana yaitu menggunakan suatu cat


warna, cat warna yang digunakan adalah methylene blue yang bertujuan untuk
membedakan sel yang hidup dan sel yang mati. Hasil pengamatan menunjukan sel
khamir yang mati akan bewarna biru dan sel khamir yang hidup tidak bewarna
atau transparan. Warna biru pada sel khamir yang telah mati disebabkan karena
sifat semi permiabel membran dari sel khamir yang mati tersebut sudah tidak
berfungsi lagi sehingga sel khamir yang mati menyerap warna biru dari
larutan methylene blue.

Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan sel khamir yang mati berumur 24
jam, jumlah sel khamir yang mati 73,21% sedangkan pada khamir yang berumur
48 jam adalah jumlah sel yang mati 43,37%. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa
khamir yang berumur 24 jam lebih banyak sel yang mati. Selain itu kecepatan
pertumbuhan sel khamir pada jam ke-0 sampai jam ke 24 lebih rendah
dibandingkan dengan jam-jam berikutnya disebabkan karena mikroba masih
dalam fase adaptasi. Menurut (Waluyo, 2007) seharusnya khamir yang berumur
48 jam memiliki jumlah kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan umur 24
jam, karena waktu penyimpanan untuk 48 jam lebih lama sehingga khamir yang
dihasilkan lebih banyak.

Khamir yang digunakan dalam praktikum ini adalah jenis Saccharomyces


cerevisiaeyang merupakan jenis fungi yang paling sering dimanfaatkan oleh
manusia, karena kemampuannya dalam memetabolisme gula menjadi CO2.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan khamir adalah kandungan nutrisi
atau substrat, pH, suhu, tersedianya oksigen dan ada tidaknya senyawa
penghambat, penyinaran lampu mikroskop dan lain-lain. Kebanyakan khamir
dapat tumbuh pada pH 4,0-4,5. Suhu optimum khamir yaitu 250C-350C dan suhu
maksimum yaitu 350C – 470C.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik


beberapa kesimpualan sebagai berikut :

1. Khamir merupakan salah satu mikroorganisme yang termasuk ke


dalam fungi mikroskopis, jenis khamir yang sering digunakan oleh
manusia adalah Saccharomyces cereviseae.
2. Pengecatan sederhana adalah pengecatan yang dilakukan untuk
membedakan mana sel yang mati dan sel yang hidup.
3. Pada sel khamir yang mati akan terbentuk warna biru dan pada sel
yang hidup akan berwarna transparan.
4. Jumlah sel khamir yang mati pada umur 48 jam adalah 43,37%
5. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan sel khamir pada umur 24 dan
48 jam, yaitu pH, suhu, kandungan nutrisi dan substrat.

5.2 Saran

Adapun saran saya yaitu diharapkan praktikan memakai masker dan


sarung tangan pada saat praktikum agar praktikum terhindar dari penyakit yang
bersumber dari percobaan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Balley, 2007. Mikrobiologi dan Ilmu Sains. Erlangga. Jakarta

Buckle, 2008. Penelitian pendahuluan penapisan mikro-organisme tanah yang


dapat meng-hasilkan senyawa anti-biotika dari sampel tanah di kawasan
Hutan Raya Bung Hatta Padang. Majalah Farmasi Indonesia. Jakarta.

Dwijoseputro, 2010. Profil Kebun Wisata Pendidikan Universitas Negeri


Semarang. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Hery, 2011. A new key to the yeast. New York: American Elsevier Publishing
Company Inc.

Imam, 2011. Mikrobiologi pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Natsir, 2003. Mikologi dasar dan terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Waluyo, 2007. Keragaman khamir tanah asal Taman Nasional Kalimutu dan
Taman Wisata Alam Ruteng Nusa Tenggara Timur. Laporan Penelitian
Bidang Zoologi. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI.

Anda mungkin juga menyukai