BIOLOGI/MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN
Asisten: Septian
Maulana
Serra Annisa
Ghoribati Ashfiya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan
lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain. Bakteri memiliki
ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempattempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang
merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk
hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta
umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Mikroba yang ditemukan di suatu lingkungan ditemukan dalam
populasi campuran, sangat jarang sekali yang ditemukan sebagai satu spesies
tunggal. Penelitian mengenai mikroorganisme biasanya memerlukan teknik
untuk memisahkan populasi campuran pada permulaanya, atau biakan
campuran, menjadi spesies-spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni.
Suatu jenis koloni mikroba yang terpisah dari koloni campurannya
akan lebih mudah untuk diamati. Oleh karena itu dilakukan praktikum kali
ini untuk mendapatkan isolat mikroba cairan dengan preparat basah.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
-
BAB III
2
ALAT DAN BAHAN
ALAT
BAHAN
Mikroskop cahaya
Pipet
Ragi tape
Kawat ose
Jamur nasi
Preparat
Ragi roti
Bunsen
Tempe
Korek
Oncom
CARA KERJA
HASIL PENGAMATAN
GAMBAR
PENGAMATAN
Bahan: Air kolam
Bentuk: coccus & bacillus
Mikroba: warna: abu-abu kehitaman
Bahan: Tempe
Bentuk: bacillus
Mikroba: Rhizopus oryzae
Warna: abu-abu
Bahan: oncom
Bentuk: bacillus
Mikroba: Neurospora sitophyla
Warna: coklat tua
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum mikrobiologi kali ini dilakukan pengamatan terhadap
beberapa jenis air dan juga bahan makanan yaitu tempe, oncom, jamur nasi, ragi tape,
ragi roti, air kolam dan juga air got dengan menggunakan mikroskop. Dengan
menggunakan preparat basah sebagai media alas mikroorganisme yang
diamati
dengan mikroskop.
Dalam pengamatan sel hidup, biasanya kita menggunakan metode preparat
basah. Metode ini juga memiliki kekurangan yaitu kurang praktis, dalam
pembuatannya harus dihindarkan adanya gelembung-gelembung dan jika ada
gelembung harus diulang pembuatannya dari langkah pertama. Karena keadaan yang
basah, preparat ini harus dijaga agar kaca penutupnya tidak bergerak. Penetesnya bisa
digunakan air, petroleum jelly, ataupun gliserol. Yang digunakan pada praktikum kali
ini adalah menggunakan air.
Dari hasil pengamatan morfologi algae pada air kolam dan air kotor/got
melalui mikroskop diketahui bahwa terdapat bakteri berbentuk coccus & bacillus.
Kokus (coccus) adalah jenis bakteri yang memiliki bentuk bulat seperti bola dan
beberapa variasi bentuknya. Misalnya, mikrococcus (jika bakteri berukuran kecil dan
tunggal), diplococcus (jika berjumlah ganda), tetracoccus(jika bergandengan empat
dan membentuk bujur sangkar) sarcina(jika bergerombol membentuk kubus),
staphyloccus (jika bergerombol), sreptococcus (jika bergandengan dan membentuk
rantai). Basil (bacillus) adalah kelompok atau jenis bakteri yang memiliki bentuk
batang atau silinder. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah diplobacillus (jika
bergandengan dengan berpasangan dua-dua), streptobacillus (bergandengan dan
membentuk rantai).
Sementara itu hasil pengamatan morfologi fungi pada tempe (Rhizopus
Oryzae) diperoleh bakteri yang berbentuk bacillus. Kapang/Jamur merupakan
mikroba dengan struktur talus berupa benang-benang (hifa) yang terjalin seperti jala
(myselium). Hifa dapat berekat (septat) dengan inti tunggal/ lebih dan hifa tidak
bersekat (aseptat). Penampakan morfologi koloni pada umumnya seperti benang
(filamentous) yang pertumbuhannya membentuk lingkaran. Morfologi koloninya
dapat dengan mudah dibedakan dengan bakteri walaupun ada beberapa jenis bakteri
yang
koloninya
mirip
jamur, seperti
dari
kelompok
Actinomycetes
atau
Bacillus mycoides. Koloni kapang memiliki keragaman warna yang muncul dari
sporanya.
Dalam mengamati kapang dikarenakan ukurannya yang lebih besar, maka
perbesaran sedang pada lensa obyektif (40x) digunakan. Pada substrat tempe akan
dijumpai Rhizopus oligophorus yang terdiri dari benang-benang hifa yang tidak
bersekat dan membentuk miselium. Hifa tertentu akan mengalami pertumbuhan
membentuk sporangium yang berwarna kehitaman. Hifa penyangga sporangium
merupakan sporangiofor. Kumpulan dari sporangiofor pada pangkalnya didukung
oleh rhizoid yang berfungsi untuk menyerap makanan dan air dari substrat. Hifa yang
terdapat antar dua kumpulan sporangiofor disebut stolon. Sedangkan pada substrat
oncom ditemukan Nemospora sitophyla, yang bereproduksi dengan aseksual yaitu
membentuk konidia, yang dibentuk pada ujung hifa khusus yang ditopang oleh hifa
yang disebut konidiofor, yang seksual dengan membentuk askus.
Kemudian pada pengamatan Khamir (ragi roti dan ragi tape)
merupakan mikroba bersel tunggal dan berukuran antara 5-20 yang dapat
berkembang biak secara seksual dan aseksual. Pada praktikum ini dilakukan
pengamatan terhadap khamir berspesies Saccharomyces cerevisiae. Saccharomyces
cerevisiae adalah khamir yang berbentuk bulat. Saccharomyces cerevisiae digunakan
dalam pembuatan anggur, roti, dan bir. Dalam kultur yang sama, ukuran dan bentuk
sel khamir mungkin berbeda karena pengaruh umur sel dan kondisi lingkungan saat
pertumbuhan. Anggota lain dari genus ini termasuk Saccharomyces bayanus,
digunakan dalam pembuatan anggur, dan Saccharomyces boulardii, digunakan dalam
obat-obatan. Koloni dari Saccharomyces tumbuh pesat dan jatuh tempo dalam 3 hari.
Mereka rata, mulus, basah, glistening atau kuyu, dan cream untuk cream tannish
BAB VI
KESIMPULAN
Pemakaian ose yang steril/aseptik dimaksudkan agar tidak terjadi kontaminasi
pada mikroorganisme yang sedang diamati.
Dibutuhkan ketelitian dalam melihat mikroba dari sample pada mikroskop serta
aquades yang tidak boleh terlalu banyak di kaca preparat dan tingkat ketipisan
dari sample yang diambil melalui kawat ose.
Dari hasil pengamatan jamur tempe terilihat berupa benang yang panjang dan
bercabang yang mempunyai tangkai sporangium.
Tempe dan oncom terdapat bakteri berjenis bacillus.
Ragi merupakan fungi mikroskopik uniseluler, tidak membentuk hifa (beberapa
spesies dapat membentuk pseudohifa), berbentuk bulat.
Dari hasil pengamatan mikroskop, mikroba yang hidup di air lebih banyak yang
berbentuk coccus.
DAFTAR PUSTAKA
Moerdjoko, Sintorini dan Rinanti Nugroho, Astri. 2003. Penuntun Praktikum
Biologi/Mikrobiologi Lingkungan. Jakarta: Universitas Jakarta
http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-5-morfologi-mikroba.html
(23-09-2012)
http://www.scribd.com/doc/69462287/Pengenalan-Mikroba-Pengamatan-BakteriJamur-Dan-Yeast (25-09-2012)
http://mohamaddiontiara.multiply.com/journal/item/43 (25-09-2012)