PRAKTIKUM KE-3
Identifikasi Khamir
Pada Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA)
I. TUJUAN
- Untuk mengetahui teknik isolasi atau penanaman untuk mengidentifikasi jamur
Saccharomyces cerevisiae pada tape.
- Mahasiswa dapat mengetahui morfologi jamur Saccharomyces cerevisiae pada
tape.
II. PRINSIP
Ragi pada tape ditanam pada media secara aseptis untuk menghindari
kontaminasi, diinkubasi pada suhu 370C selama 3 hari. Jamur yang telah tumbuh pada
media berwarna putih kekuningan agak berlendir diambil sedikit lalu diletakkan pada
objek glass yang telah berisi KOH 5% lalu ditutup dengan cover glass. Diamati pada
mikroskop dengan perbesaran 10x.
V. PROSEDUR KERJA
Isolasi Jamur
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Dipanaskan ose bulat dan ose jarum diatas nyala api labu spiritus.
3. Ditunggu hingga ose tidak terlalu panas.
4. Kemudian ambil ragi pada sampel tape menggunakan ose bulat dengan perlahan
dan secukupnya dibantu menggunakan ose jarum.
5. Lalu ragi pada sampel ditanam pada media SDA dengan cara cukup diletakkan
saja disetiap sisi yang berbeda.
6. Diinkubasi pada incubator pada suhu 37oC selama 1 minggu.
Pengamatan Jamur
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ragi yang telah ditanam sebelumnya dikeluarkan dari tempat penginkubasian.
3. Diteteskan 1 tetes KOH 5% menggunakan pipet tetes diatas objek glass.
4. Dipanaskan ose bulat dan ose jamur diatas nyala api labu spiritus.
5. Ditunggu hingga ose tidak terlalu panas.
6. Diambil satu koloni khamir yang tumbuh berwarna putih kekuningan agak
berlendir dengan perlahan menggunakan ose bulat.
7. Pengambilan dilakukan dengan posisi media berada dibelakang labu spritus dari
praktikan yang akan mengambil.
8. Diletakkan koloni jamur pada objek glass yang telah ditetesi KOH 5% dengan
bantuan ose jarum.
9. Lalu ditutup menggunakan cover glass.
10. Diamati pada mikroskop dengan perbesaran 40x.
VII. PEMBAHASAN
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi.
Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan
makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang
berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak
mikroorganisme.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di
dalam ragi tape adalah Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia
burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis serta bakteri Pediococcus sp. dan
Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan
tape. Mikroorganisme dari kelompok khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana
tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin
lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya.
Saccharomyces cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah memahat
milestones dalam kehidupan dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang
dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan (sebagai ragi roti, sekitar 100
SM, Romawi kuno) dan minuman (sebagai jamur fermentasi bir dan anggur, sekitar 7000
SM, di Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumeria). Di Indonesia sendiri, jamur ini
telah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Nenek moyang kita dan hingga saat ini kita
sendiri menggunakannya dalam pembuatan makanan dan minuman, seperti tempe, tape,
dan tuak.
Pada praktikum pengamatan jamur pada tape didapatkan hasil Jamur
Saccharomyces Cerevisiae merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam khamir
(yeast) hal ini ditandai dengan ciri-ciri makroskopis bila Saccharomyces Cerevisiae
tumbuh pada media SDA yaitu :
1. bentuk koloni yang bulat.
2. warna yang kuning muda-keputihan
3. permukaan berkilau, licin dan tekstur lunak
4. memiliki sel bulat dengan askopora 1-8 buah.
Jenis Saccharomyces cerevisiae yang merupakan jenis fungi yang paling
sering dimanfaatkan oleh manusia, karena kemampuannya dalam memetabolisme gula
menjadi CO2. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan khamir adalah :
1. Kandungan nutrisi atau substrat, pH, suhu.
2. Tersedianya oksigen dan ada tidaknya senyawa penghambat.
3. Penyinaran lampu mikroskop dan lain-lain.
4. Kebanyakan khamir dapat tumbuh pada pH 4,0-4,5.
5. Suhu optimum khamir yaitu 250C-350C dan suhu maksimum yaitu 350C – 470C.
Saccharomyces bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual
biasa dilakukan dengan cara membentuk kuncup kecil (budding) pada sel yang berbentuk
oval. Kuncup tersebut membesar dan akhirnya terlepas dari sel induknya. Reproduksi
seksual terjadi jika suplai makanan terhenti atau lingkungan tidak mendukung untuk
melakukan reproduksi secara aseksual. Akibatnya, terbentuk askus dan askospora.
Askospora dari dua tipe yang berlainan bertemu dan menyatu menghasilkan sel diploid.
Selanjutnya, terjadi pembelahan secara meiosis sehingga beberapa askospora (haploid)
dihasilkan lagi. Askospora haploid tersebut berfungsi secara langsung sebagai sel ragi
baru.
Gambar 2. Reproduksi Saccharomyces secara seksual dan aseksual
VIII. SIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
jamur yang tumbuh pada tape merupakan jamur jenis Saccharomyces atau yang lebih
dikenal dengan jamur ragi. Hal ini ditandai dengan bentuknya yang elips atau oval
dengan warna putih kekuningan dan berdiameter 1-3µm sampai 1-7µm.
IX. LAMPIRAN
X. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Riza Z. 2005. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces cerevisiae Untuk Ternak.
Balai Penelitian Veteriner: Bogor.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M. Wooton. 2009. Ilmu Pangan. UI Press:
Jakarta.
Dosen Pembimbing
Nilai
A.A Ayu Eka Cahyani, SSi