Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN UJI KOLIFORM pada SEDIAAN CAIR

MIKROBIOLOGI-VIROLOGI
Uji Kolifom Pada Sediaan Cair






(KELOMPOK 3 kelas 3A I)
DISUSUN OLEH:
Evi Damayanti
Fadillah Waekuechi
Ria Septiami
Syafira Sabili Ulfah


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga
Laporan Mikrobiologi-Virologi ini dapat diselesaikan. Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Praktikum Mikrobiologi-Virologi.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki praktikum Mikrobiologi-Virologi
selanjutnya untuk dapat lebih menyempurnakannya.

Semoga Laporan Praktikum Mikrobiologi-Virologi yang kami susun ini dapat bermanfaat.



Jakarta, 20 Desember 2012




Penyusun








DAFTAR ISI



Kata pengantar ......................................................................................................... i
Daftar isi .................................................................................................................. ii
BAB 1
Pendahuluan ............................................................................................................. 1
BAB II
Tinjauan Pustaka ...................................................................................................... 2
BAB III
Metodologi Praktikum .............................................................................................. 8
BAB IV
Hasil dan Pembahasan .............................................................................................. 10
BAB V
Kesimpulan ............................................................................................................... 15
Daftar Pustaka............................................................................................................ 16











BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pemeriksaan air secara mikrobiologis sangat penting dan dapat dilakukan terhadap semua jenis air yang
ada, terutama dilakukan untuk menentukan standar kualitas air. Mengingat bahwa air merupakan
sumber kehidupan yang utama bagi semua makhluk hidup.
Pencemar biologis yang mungkin terdapat dalam air, minuman atau makanan, terutama adalah
mikroorganisme penyebab penyakit (patogen), penghasil racun atau yang dikenal sebagai pencemar.
Pemeriksaan air secara mikrobiologis baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dapat dipakai
sebagai pengukur derajat pencemaran. Selain adanya mikroorganisme dalam air, juga adanya bahan
organik perlu mendapat perhatian sebab jumlah bahan organik yang mencemari air sangat
mempengaruhi kesuburan pertumbuhan mikroorganisme.
Bakteri golongan coliform dinyatakan sebagai bakteri indikator pencemaran air. Kehadirannya dalam air
terutama air sumber MCK sangat tidak diharapkan.
2. Tujuan Praktikum
- Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri coliform dan E.Coli dalam sampel minuman.
- Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pemeriksaan adanya bakteri koliform.
- Untuk mengetahui jumlah bakteri koliform pada sampel air dengan menggunakan perhitungan
MPN.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Bakteri Koliform
Koliform merupakan suatu grup bakteri yang di gunakan sebagai
indikator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik
terhadap air, makanan, susu, dan produk-produk susu. Adanya bakteri
koliform di dalam makanan atau minuman menunjukan kemungkinan
adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan toksigenik
yang berbahaya bagi kesehatan.Berdasarkan penelitian, bakteri
koliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat
menyebabkan kanker. Selain itu, bakteri pembusuk ini juga
memproduksi bermacam-macam racun seperti indol dan skatol yang
dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam tubuh.
Bakteri koliform dapat digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan
tingkat pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa,
dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada patogen serta lebih
mudah diisolasi dan ditumbuhkan.
Ciri-ciri bakteri koliform antara lain bersifat aerob atau anaerob fakultatif, termasuk ke dalam ppbakteri
gram negatif, tidak membentuk endospora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan
asam dan gas pada suhu 35 C-37 C. Contoh bakteri koliform antara lain Escherichia coli, Salmonella sp.,
Citrobacter, Enterobacter, dll.
Bakteri koliform dapat di bedakan menjadi dua golongan yaitu :
1. Bakteri koliform golongan fekal misalnya Escherichia coli, berasal dari kotoran hewan atau manusia.
2. Bakteri koliform golongan non fekal.misalnya Enterobakter aerogenes, biasanya ditemukan pada
hewan atau tanaman yang telah mati.
2. Pengujian Bakteri Koliform
Penting untuk kita mengetahui adanya bakteri coliform atau tidak, yaitu bila terjadi perubahan warna
jadi kuning/orange dan terdapat gas pada tabung durham maka pada sampel tersebut terdapat bakteri
golongan coliform. Bila belum mengalami perubahan warna maka air dieramkan lagi 48 jam, jika dalam
48 jam tidak ada perubahan warna maka air tersebut tidak mengandung bakteri coliform. Untuk
mengetahui jumlah sel bakteri golongan coliform yang terdapat dalam sampel air, dilakukan metoda
Jumlah Perkiraan Terdekat atau Most Probable Number, untuk menentukan apakah air yang digunakan
masih sesuai peruntukannya sebagai air minum atau tidak. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan
terhadap 8 sampel yang di uji (air merek aqua, air masak, air zam-zam, air sumur, air tanah, air pam, air
keran). Prinsip dari metode ini adalah fermentasi laktosa selama 24 jam oleh bakteri coliform yang akan
menghasilkan asam dan gas yang tertangkap oleh tabung Durham dalam tabung uji. Bakteri coliform
memilki kemampuan menguraikan laktosa sebagai sumber karbon sedangkan kelompok mikroba usus
yang lain tidak. Sebagai indikator adanya proses penguraian laktosa menjadi asam, maka ke dalam
medium ditambahkan indikator bromcressol purple (Bcp) yang berwarna ungu dalam keadaan netral
dan berwarna kuning dalam suasana
asam.
Uji kualitatif coliform secara lengkap
terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
penduga, uji penguat, dan uji
lengkap.
a. Uji Penduga Koliform.
Tahap ini adalah melanjutkan tahap
pertama, yaitu dengan membuat
biakan agar tuang dari biakan laktosa
cair pada agar media selektif
deferensial. Media yang umum
digunakan adalah Agar Eosin Metilin Biru (EMBA) atau Endo Agar (EA). Koloni yang tumbuh pada agar itu
ada 3 tipe, yaitu :
a. Koloni Tipikal yang tampak gelap dan ada kilap logam pada bagian tengahnya.
b.Koloni Atipikal yang tidak tampak bagian gelap dan tidak mengkilap pada bagian tenganya , berwarna
merah muda (pink) dan buram.
c. Koloni yang tidak termasuk kedua tipe koloni sebelumnya. Kalau didapatkan koloni terakhir itu, uji
dinyatakan negatif
Untuk analisis air, dalam uji penduga di gunakan lactose broth, sedangkan untuk contoh lainya yang
banyak mengandung bakteri asam laktat, misalnya susu, di gunakan brilliant green lactose bile broth
(BGLBB). Bakteri asam laktat dapat memfermentasi laktosa dan membentuk gas, hingga dapat
mengakibatkan pembacaan uji positif yang salah. BGLBB merupakan medium selektif yang mengandung
asam bile sehingga dapat menghambat bakteri gram positif termasuk koliform. Inkubasi di lakukan pada
suhu 35oC selama 24-48 jam dan tabung di nyatakan positif bila terebentuk gas sebanyak 10 % atau
lebih dari volume di dalam tabung Durham.tabuung yang tidak menunjukan terbentuknya gas di
perpanjang lagi inkubasinya hingga 48 jam. Jika tetap tidak terbentuk gas, di hitung sebagai tabuung
negatif. Jumlah tabuung yang positif di hitung pad masing-masing seri.
b. Uji Penguat.
Terbentuknya gas dalam lactose broth atau dalam BGLBB tidak selalu menunjukan bakteri coli karena
mikroba lainya mugkin juga ada yang dapat memfermentasikan laktosa dengan membentuk gas,
misalnya bakteri asam laktat dan beberapa kahmir tertentu. Oleh karena itu perlu di lakukan uji penguat
pada agar EMB dengan menggunakan jarum ose, contoh dari tabung MPN yang menunjukan uji
penduga positif (terbentuk gas) masing-masing di inokulasikan pada agar cawan EMB dengan cara
goresan kuadran. Semua tabung di inkubasikan selama 24 jam. Jumlah cawan EMB pada masing-masing
pengenceran yang menunjukan adanya pertumbhan koliform, baik fekal maupun non fekal, dihitung,
dan MPN penguat dapat di hitung.
c. Uji pelengkap.
Pada uji ini dilakukan pembuatan biakan cair dalam media laktosa broth dari koloni tipikal (pada media
EMBA atau EA) dengan tujan untuk mendeteksi apakah mikroba yang diduga E. Coli tersebut dapat
difermentasikan laktosa. Selain membuat biakan cair itu, dalam tahapan ini dilakukan isolasi terhadap
koloni tipikal dan diamati morfologinya (untuk bentuk kolifom).
Dari pertumbuhan koloni pada agar cawan EMB, di pilih masing-masing satu koloni yang mewakili
koliform fekal dan satu koloni yang mewakili koliform non fekal. Uji lengkap di lakukan untuk melihat
apakah isolat yang di ambil benar merupakan bakteri koliform. Dari masing-masing koloni tersebut di
buat perwarnaan gram, dan sisanya masing-masing di larutkan ke dalam 3 ml larutan pngencer steril.
Dari suspensi bakteri tersebut masing di inokulasikan menggunakan jarum ose ke dalam tabung berisi
lakose broth dan tabung Durham, dan di goreskan pada agar miring nutrien agar. Tabung di inkubasikan
pada suhu 35oC selam 24 jam, dan di amati pertumbuhan dan pembentukan gas di dalam lactose broth.
Koloni yang menunjukan reaksi pewarnaan gram negatif berbentuk batang, dan membentuk gas di
dalam lactose broth mereupakan uji lengkap adanya koloni koliform.
3. Eschercia Coli
Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah E. coli , karena bakteri ini adalah
bakteri komensal pada usus manusia, umumnya bukan patogen penyebab penyakit sehingga
pengujiannya tidak membahayakan dan relatif tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis
keberadaannya di dalam air yang notabene bukan merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan
bakteri. Karena bersumber dari kotoran manusia maka E. coli sering disebut sebagai coliform fekal.
Keberadaan E. coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya
patogen pada pangan. Oleh karena itu, E. coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas
bakteriologis secara universal dalam analisis dengan alasan;
a) E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora normal) atau
hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali
ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi,
b) E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan dilakukan dengan
benar,
c) Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap berbahaya bagi penggunaan
domestik,
d) Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-sama dengan E. coli
dalam air tersebut.
E. coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang merupakan
flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat bersifat patogen, yaitu serotipe-
serotipe yang masuk dalam golongan E. coli Enteropatogenik, E.coli Enteroinvasif, E.
coli Enterotoksigenik dan E.coliEnterohemoragik. Jadi adanya E. coli dalam air minum menunjukkan
bahwa air minum tersebut pernah terkontaminasi kotoran manusia dan mungkin dapat mengandung
patogen usus. Oleh karenanya standar air minum mensyaratkan E. coli harus absen dalam 100 ml.
Berbagai cara pengujian E. coli telah dikembangkan, tetapi analisis konvensional yang masih banyak
dipraktekkan adalah dengan 4 tahap analisis yang memerlukan waktu 5-7 hari. Empat tahap analisis
tersebut adalah Uji Pendugaan dengan metode MPN (most probable number), Uji penguat pada
medium selektif, Uji lengkap dengan medium lactose broth, serta Uji Identifikasi dengan melakukan
reaksi IMViC (indol, methyl red, Vogues-Praskauer, dan citrate). Jadi untuk dapat menyimpulkan E.
coli berada pada air atau makanan diperlukan seluruh tahapan pengujian di atas. Apabila dikehendaki
untuk mengetahui serotipe dari E. coliyang diperoleh untuk memastikan apakah E.coli tersebut patogen
atau bukan maka dapat dilakukan uji serologi. Meskipun demikian, beberapa serotipe patogen tertentu
seperti O157:H7 yang ganas tidak dapat diuji langsung dengan pengujian 4 tahap ini dan memerlukan
pendekatan analisis khusus sejak awal.
Karena uji E. coli yang kompleks, maka beberapa standar, misalnya Standar Nasional Indonesia (SNI),
mensyaratkan tidak adanya coliform dalam 100 ml air minum.
Pengujian koliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E. coli , karena hanya memerlukan Uji
penduga yang merupakan tahap pertama uji E coli 4 tahap di atas. Apa artinya jika terdapat coliform
dalam air minum atau makanan? Artinya ada kemungkinan air atau makanan itu mengandung E. coli ,
tetapi mungkin juga tidak mengandung E. coli karena bakteri-bakteri bukan patogen dan bukan asal usus
dari genus Enterobacter dan beberapa Klebsiella juga menghasilkan uji koliform positif. Jika ingin
diketahui apakah coliform tersebut merupakan coliform fekal atau E. coli maka uji tersebut dapat
dilanjutkan dengan uji 4 tahap di atas. Akan tetapi jika uji penduga tidak menunjukkan adanya coliform,
maka tidak perlu dilakukan uji 4 tahap di atas. Pada air bukan untuk minum umumnya terdapat
perbedaan persyaratan coliform dani E. coli . Air untuk kolam renang misalnya mensyaratkan kandungan
coliform <2.4 x 10 3 , tetapi syarat E. coli tentunya lebih ketat yaitu < 1 x 10 3 dalam 100 ml.
4. Sumber dari Bakteri coli tinja (Fecal coliforms) adalah sebagai berikut:
- limbah domestik: 106-1010 (MPN/100ml)
- efluen tangki septic tank: 105-107 (MPN/100ml)















BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan bakteri coliform pada minuman dengan
metode MPN adalah sebagai berikut :
Cawan Petri steril
Pipet
Pembakar Bunsen
Inkubator
Jarum ose
Tabung reaksi
Tabung Durham

B. Bahan
Sampel air
Media laktosa cair dengan tabbung durham di dalamnya
Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media BGBB (Briliant Green Bile Broth)
Zat warna Gram

C. Prosedur kerja
Prosedur kerja dari praktikum pemeriksaan bakteri coliform dan salmonella pada makanan dan
minuman dengan metode MPN adalah sebagai berikut :


Uji Penduga.

Diaseptiskan tangan, alat dan tempat kerja.
Inokulum 3 tabung reaksi berisi 10 ml lactose cair konsentrasi lipat 2 (Double Strength) dengan
masing- masing 10ml sampel air
Inokulum 3 tabung reaksi berisi 10 ml lactose cair (Single Strength) dengan masing- masing 1 ml
sampel air
Inokulum 3 tabung reaksi berisi 10 ml lactose cair (Single Strength) dengan masing- masing 0,1 ml
sampel air
Inkubasi dalam incubator dan diamati setiap 24 jam.
Uji penetapan
Buat goresan pada medium EMBA dari piaraan dalam uji duga dengan inokulum yang hasilnya positif
Inkubasi dalam incubator selama 2x24 jam.
Amati pertumbuhan koloni tipikal yang menunjukan hasil uji positif.
Uji Lengkap
Ambil 2 koloni tipikal dari EMBA dan EA dan masing-masing di inokulasi ke dalam laktosa cair dan
yang lain
Inkubasi ke dalam incubator, dan di amati terbentuknya gas dalam tabung durham setiap 24 jam.











BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN


I. Hasil Praktikum
No. Sampel Uji Duga Uji Penetapan MPN
1. Es Teh pinggir jalan + Tipikal 290
2. Air Minum A + T ipikal 29
3. Air Minum B + Tipikal 14

II. Pembahasan
Medium yang digunakan ialah LBSS (lactose Broth Single Strenght) dan LBDS (lactose Broth Double
Strength) perbedaan antara single dan double ini adalah besarnya konsentrasi yang terkandung dalam
medium. LBDS mengandung konsentrasi yang lebih besar dari pada LBSS akibatnya sampel yang
dimasukkan pada LBDS lebih banyak dari pada sampel yang dimasukkan pada LBSS.
Bakteri koliform merupakan bakteri yang berasal dari bahan-bahan intestinal/tinja baik termasuk
bakteri gram negative, tidak membentuk endospora, dapat memfermentasikan laktosa, menghasilkan
asam laktat, dan gas pada suhu 370C dalam 48 jam. Pada praktikum ini menggunakan tiga sampel air
yaitu: air es teh manis pinggir jalan, air minum A, dan air minum B.
Dari praktikum yang telah dilakukan ketiga sampel tersebut positif mengandung bakteri koliform. Hal
tersebut dapat dilihat dari uji dugaan dan uji penetapan serta nilai MPN dimana es the pinggir jalan
memiliki nilai MPN 290/ml, air minum A nilai MPN 29/ml, dan air minum B dengan nilai MPN 14/ml. dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa sampel tersebut pernah terkontaminasi bahan-bahan tinja dan
mungkin dapat mengandung pathogen usus. Standar murni mensyaratkan bahwa bakteri koliform harus
berada dalam 100 ml air. Maka ketiga sampel tersebut tidak layak untuk dikonsumsi, karena air minum
yang layak dikonsumsi memiliki nilai MPN 10/100 ml air.
Kontaminasi terhadap bahan-bahan sampel dapat terjadi dari sumber air yang digunakan. Misalnya pada
es the pinggir jalan mungkin saja air atau es batu yang digunakan berasal dari air mentah yang pernah
melarutkan sejumlah tinja makhluk hidup berdarah panas. Atau terkontaminasi oleh tangan manusia
yang telah memegang sesuatu yang sebelumnya pernah terkontaminasi bakteri koliform.
Untuk sampel air kemasan, keberadaan bakteri koliform dapat disebabkan oleh kurang sterilnya saat
proses terakhir, atau penyimpanan produk yang tidak steril. Misalnya saja tumpukan kardus berisi
bergelas-gelas air mineral tersebut diletakkan digudang yang juga dihuni oleh koloni tikus dan hewan
lainnya. Kotoran dari tikus tersebut mengenai atau bahkan tikus tersebut membuang kotorannya diatas
kardus berisi air mineral kemasan. Meskipun telah dikemas rapat dan telah mengalami proses sterilisasi
bakteri yang baru saja hadir akan berkembang biak jika terdapat nutrient, sehingga ketika di konsumsi
air mineral tersebut pada plastik kemasannya telah terkontaminasi bakteri. Selain dari kotoran hewan,
kontaminasi juga bisa disebabkan oleh pekerja yang telah terkontaminasi bakteri atau tidak mencuci
bersih tangannya setelah membuang hajat.
Selain karena bahan itu sendiri yang mengalami kontaminasi, medium yang digunakan bisa saja
terkontaminasi akibat kurang aseptis proses pembuatannya karena ketika akan digunakan tabung
durham yang berada dalam tabung reaksi berisi medium LBDS telah terisi gelembung, yang memang
bisa saja gelembung tersebut hanya berasal dari gas luar yang terjebak ketika memasukkan tabung
durham. Penyebab lainnya ialah tip dan mikropipet yang digunakan telah terkontaminasi oleh cairan
sampel sebelumnya. Atau jarum ose yang digunakan sebagai pentransfer tidak disterilisasi dengan
besar.
Namun, kami menduga terdapatnya bakteri koliform dalam sampel lebih disebabkan oleh sumber air,
cara sterilisasi, cara pembuatan, sentuhan tangan atau anggota badan lain yang telah terkontaminasi,
dan penyebab-penyebab lainnya yang lebih mengarah kepada sampel itu sendiri bukan dari cara praktik
uji koliform.
Kemudian bakteri yang dihasilkan ketiga sampel masuk kedalam jenis koloni tipikal pada uji penetapan
dengan ciri-ciri: tampak gelap dan terdapat kilap logam pada bagian tengah koloni.


BAB V
KESIMPULAN


1. Bakteri koliform memiliki cirri fakultatif anaerob, termasuk gram negative berbentuk batang
pendek, tidak membentuk endosporan dan membentuk gas dari penguraian laktosa pada suhu 370C
dalam 48 jam.
2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pemeriksaan kualitas air. Uji kualitatif coliform
terdiri dari uji dugaan (presumptive test) dan uji penetapan (confirmed test)
3. Adanya bakteri koliform di dalam minuman menunjukan kemungkinan adanya mikroorganisme
yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan
4. Dari hasil pengamatan sampel air yang diujikan dideteksi adanya bakteri koliform tipe tipikal pada
sampel air tersebut sehingga air tersebut sudah terkontaminasi dan kurang layak untuk dikonsumsi
karena air minum yang layak dikonsumsi memiliki nilai MPN 10 per 100 ml.













DAFTAR PUSTAKA


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031-
KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/petunjuk_mikro.pdf. 19/12/2012.
http://jumhirmaeng.wordpress.com/2012/02/21/bakteri-coliform/. 19/12/2012.
http://yu2n-sevenfoldism.blogspot.com/2012/04/laporan-pemeriksaan-bakteri-coliform.html.
19/12/2012.
Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi-Virologi. Jakarta: UHAMKA.
http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_fdsf_bctrindktr.php.19/12/2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri_koliform. 19/12/2012.
http://dafi017.blogspot.com/2009/03/bakteri-coliform.html. 19/12/2012.

Anda mungkin juga menyukai