Disusun Oleh :
Nama
NPM
: 30408559
Kelas
: 3ID02
UNIVERSITAS GUNADARMA
2010
Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk
suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan
laporan keuangan pada akhir suatu periode. Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Transaksi Usaha
Laporan Keuangan
Jurnal Penutup
(http://digilib.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-manahan5.pdf)
Selian siklus diatas terdapat beberapa siklus akuntansi lainnya seperti dibawah ini :
Siklus Akuntansi :
1. Mengumpulkan Bukti Transaksi
2. Mencatat/memposting dalam Buku Harian Jurnal sesuai tanggal
3a. Memasukkan ke Buku Besar setelah pencatatan harian
4. Memasukkan ke dalam Neraca Saldo
5. Mengumpulkan Data dan Bukti Penyesuaian
6. Memasukkan ke dalam Neraca Lajur
7. Memasukkan ke dalam Laporan Keuangan dari Neraca Lajur
(http://www.attayaya.net/2010/06/siklus-akuntansi.html)
Menerapkan Akuntansi
Dalam setiap bisnis maupun dalam keuangan pribadi , ada kebutuhan untuk dan
etika akuntansi berpengetahuan, yang merupakan kunci sukses dan masa depan keuangan
yang solid. Proper mendokumentasikan, menyeimbangkan, dan pelaporan informasi
keuangan yang digunakan oleh konsumen, investor, karyawan, dan manajemen.
Kesempatan Kerja
Kesempatan untuk bekerja di bidang ini adalah permintaan dan biasanya dibayar
dengan baik. Sertifikasi biasanya diperlukan dan membantu mempertahankan standar
pengetahuan di bidang ini. Ada empat kategori - keuangan, manajerial, perpajakan, dan
pekerjaan yang berhubungan dengan akuntansi. Contoh dari berbagai pekerjaan auditor
eksternal dan internal, akuntan profesional bersertifikat, auditor keuangan kepala,
spesialis penggajian, dan penilai.
Personal Akuntansi
Melacak pendapatan, beban dan aset juga merupakan elemen kunci dari akuntansi
pribadi. Individu menginvestasikan uang mereka ke dalam berbagai saham dan obligasi
atau
rekening
tabungan
berdasarkan
laporan
keuangan
perusahaan
tersebut.
Mempertahankan akunting yang akurat dari pendapatan versus biaya bulanan dan
merencanakan masa depan adalah penting. Beberapa orang menyewa CPA untuk
membantu mereka memahami di mana dan bagaimana berinvestasi serta membantu
mereka dalam memahami pengajuan pajak dan tanggung jawab.
(http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en
%7Cid&u=http://www.ehow.com/about_6367410_role-accounting
information.html&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgovQEknP4wwqBZuB0Nj8s
xjBn-jA#ixzz14PLnhk8z)
Nilai Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang
dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat
diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam
ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara
umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa
serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.Beberapa ahli juga
menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter
yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi
modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk
melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang
didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan
pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan
kemakmuran.
Sejarah
Uang yang kita kenal sekarang ini telah mengalami proses perkembangan yang
panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang
berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika ia lapar,
membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, mencari buah-buahan untuk
konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhannya. Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia pada
kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui
seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan
sendiri, mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan
barang lain yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem'barter'yaitu barang
yang ditukar dengan barang.
Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem
ini. Di antaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang
diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk
memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran
yang seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul pikiranpikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.
Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang
diterima oleh umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar
diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan
kebutuhan primer sehari-hari; misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan
sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi
tersebut masih terlihat sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary
yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam.
Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang ini, pernah dijadikan sebagai alat
tukar sebelum manusia menemukan uang logam.
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitankesulitan itu antara lain karena benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai
pecahan sehingga penentuan nilai uang, penyimpanan (storage), dan pengangkutan
(transportation) menjadi sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya
daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.
Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam dipilih sebagai alat
tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak
mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan.
Logam yang dijadikan alat tukar karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas
dan perak. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied
money). Artinya, nilai intrinsik (nilai bahan) uang sama dengan nilai nominalnya (nilai
yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa
uang, melebur, menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam
menyimpan uang logam.
Sejalan
dengan
perkembangan
perekonomian,
timbul
kesulitan
ketika
Fungsi
Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang
dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih
rinci, fungsi uang dibedalan menjadi dua: fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai
penyimpan nilai.
Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat
mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu
menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar.
Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan
untuk
menunjukan
nilai
berbagai
macam
barang/jasa
yang
diperjualbelikan,
menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga
dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan
hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.
Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika
seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan
jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli
barang dan jasa di masa mendatang. Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi
lain yang disebut sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain uang sebagai alat
pembayaran, sebagai alat pembayaran utang, sebagai alat penimbun atau pemindah
kekayaan (modal), dan alat untuk meningkatkan status sosial.
Syarat-syarat
Suatu benda dapat dijadikan sebagai "uang" jika benda tersebut telah memenuhi
syarat-syarat tertentu. Pertama, benda itu harus diterima secara umum (acceptability).
Agar dapat diakui sebagai alat tukar umum suatu benda harus memiliki nilai tinggi atau
setidaknya dijamin keberadaannya oleh pemerintah yang berkuasa. Bahan yang
dijadikan uang juga harus tahan lama (durability), kualitasnya cenderung sama
(uniformity), jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah
dipalsukan (scarcity).
Uang juga harus mudah dibawa, portable, dan mudah dibagi tanpa mengurangi nilai
(divisibility), serta memiliki nilai yang cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of
value).
Jenis
Uang rupiah
Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal
(sering pula disebut sebagai common money) dan uang giral. Uang kartal adalah alat
bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jualbeli sehari-hari. Sedangkan yang dimaksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki
masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Uang
ini hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk
menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang diberikannya dibayar dengan uang ini.
Untuk menarik uang giral, orang menggunakan cek.
3. Nilai tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan
suatu barang (daya beli uang). Misalnya uang Rp. 500,00 hanya dapat ditukarkan
dengan sebuah permen, sedangkan Rp. 10.000,00 dapat ditukarkan dengan
semangkuk bakso).
Ketika pertama kali digunakan, uang emas dan uang perak dinilai berdasarkan nilai
intrinsiknya, yaitu kadar dan berat logam yang terkandung di dalamnya; semakin besar
kandungan emas atau perak di dalamnya, semakin tinggi nilainya. Tapi saat ini, uang
logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai nominalnya. Nilai nominal
adalah nilai yang tercantum atau tertulis di mata uang tersebut.
Sementara itu, yang dimaksud dengan "uang kertas" adalah uang yang terbuat dari kertas
dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang
kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan
lainnya (yang menyerupai kertas).
Menurut nilainya
Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang
tanda (token money).
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut
sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang
tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu
terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera diatas
uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata
lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat
uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
Teori uang terdiri atas dua teori, yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.
Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai
logam yang dijadikan uang itu, contoh: uang emas dan uang perak.
Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk
mempermudah pertukaran.
Teori Nominalisme
Teori Negara
Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa yang menjadi alat tukar
dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari
negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.
Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada
jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka
nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya.
Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher
dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang
mempengaruhi nilai uang.
Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu
dapat dipandang sebagai barang.
REFERENSI
1. (http://organisasi.org/pengertian_dan_penjelasan_dasar_akuntansi_definisi_arti_f
ungsi_dan_kegunaan_belajar_ilmu_akutansi_accounting).
2. (http://digilib.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-manahan5.pdf).
3. (http://www.attayaya.net/2010/06/siklus-akuntansi.html).
4. (http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en
%7Cid&u=http://www.ehow.com/about_6367410_role-accounting
information.html&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgovQEknP4wwqBZu
B0Nj8sxjBn-jA#ixzz14PLnhk8z).
5. (http://id.wikipedia.org/wiki/Uang).