Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK II

Pertemuan 8
Pengamatan Morfologi Bakteri dengan Preparat Awetan

Oleh
Nama : Sherly Nur Cahya
NIM/ SHIFT: J410200143/Shift F

Pengampu :
Dr. Ambarwati, M.Si

Asisten:
Muhammad Masykuri A

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
A. JUDUL
Pengamatan Morfologi Bakteri dengan Preparat Awetan.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat : Mikroskop.
2. Bahan :
a. Preparat awetan.
b. Alkohol 70% .
c. Minyak imersi.
d. Kapas.
C. CARA KERJA
1. Ambil preparat awetan dari berbagai bakteri
2. Pasang di bawah mikroskop
3. Amati dengan pembesaran 10X sampai didapatkan lapang pandang dan fokus yang
pas.
4. Tambahkan minyak imersi di atas preparat
5. Ubah pembesaran menjadi 100X.
6. Gambar dan golongkan bakteri yang sedang diamati.
7. Susun hasil pengamatan anda sebagai berikut :
Nama Bakteri : Vibrio cholera
Bentuk : koma
Warna : merah (gram negatif)
Kapsul : tidak ada
Spora : tidak ada
Flagel : monotrikus (motil)
Aerobik, anaerobik fakultatif
Sampel : tinja penderita
Penyakit : kolera

Nama Bakteri : Dyplococcus pneumoniae


Bentuk : diplokokus
Warna : merah (gram negatif)
Kapsul : ada
Spora : tidak ada
Flagel : tidak ada (non motil)
Aerobik, anaerobik fakultatif
Sampel : usap tenggorokan penderita
Penyakit : pneumonia
D. HASIL
Nama Bakteri : Staphylococcus aureus
Bentuk : bulatan bergerombol seperti
buah anggur
Warna : ungu (gram positif)
Kapsul : ada
Spora : tidak ada
Flagel : tidak ada (non motil)
Anaerobik fakultatif
Sampel : nanah pada luka penderita
Penyakit : folikulitis, furuncle (bisul),
carbuncle, impetigo

Nama Bakteri : Bacillus subtilis


Bentuk : batang
Warna : biru keunguan (gram positif)
Kapsul : ada
Spora : ada
Flagel : peritrikus
Anaerobik fakultatif
Sampel : tinja penderita
Penyakit : kolera

Nama Bakteri : Streptomyces sp


Bentuk : batang bercabang (akar)
Warna : biru keunguan (gram positif)
Kapsul : tidak ada
Spora : ada
Flagel : tidak ada (non motil)
Anaerobik
Sampel : luka penderita
Penyakit : mycetoma
Nama Bakteri : Mycobacterium tuberculosis
Bentuk : batang
Warna : merah ( bakteri tahan asam)
Kapsul : tidak ada
Spora : tidak ada
Flagel : tidak ada
Aerobik
Sampel : dahak penderita
Penyakit : tuberculosis

Nama Bakteri : Escherichia coli


Bentuk : batang pendek
Warna : merah (gram negatif)
Kapsul : ada
Spora : tidak ada
Flagel : peritrikus
Anaerobik fakultatif
Sampel : tinja
Penyakit : diare

Nama Bakteri : Salmonella sp


Bentuk : batang
Warna : merah (gram negatif)
Kapsul : ada
Spora : tidak ada
Flagel : peritrikus
Anaerobik
Sampel : makanan dan tinja penderita
Penyakit : salmonellosis
Nama Bakteri : Pseudomonas aeruginosa
Bentuk : batang
Warna : merah (gram negatif)
Kapsul : ada
Spora : tidak ada
Flagel : polar (motil)
Aerobik
Sampel : sel darah putih penderita
Penyakit : dermatitis, otitis eksterna,
folikulitis, infeksi pada mata, infeksi
pada luka bakar

Nama Bakteri : Diplococcus intra cell


Bentuk : bulat dua (diplococcus)
Warna : merah (gram negatif)
Kapsul : tidak ada
Spora : tidak ada
Flagel : tidak ada (non motil)
Anaerobik fakultatif
Sampel : cairan kelamin
Penyakit : raja singa (gonorrhoeae)

E. PEMBAHASAN
1. Staphylococcus aureus
a) Klasifikasi
Taksonomi Staphylococcus aureus sebagai Divisi Protophyta Kelas Bacilli, Ordo
Bacillales, Famili Staphylococcaceae Genus Staphylococcus dan Spesies
Staphylococcus aureus.
b) Morfologi
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram-positif yang berdiameter 0,5-1,5
µ , tidak membentuk spora dan tidak bergerak. Pada media biakan, bakteri ini
berbentuk bulat yang terlihat tunggal, berkelompok atau bankan dapat tersusun
seperti rantai . Beberapa strain dari bakteri ini memiliki kapsul.
Bakteri ini pertama kali diamati dan dibiakan oleh Pasteur dan Koch, kemudian
diteliti secara lebih terinci oleh Ogston dan Rosenbach pada era tahun 1880-an.
Nama genus Staphylococcus diberikan oleh Ogston karena bakteri ini, pada
pengamatan mikroskopis berbentuk seperti setangkai buah anggur, sedangkan
nama spesies aureus diberikan oleh Rosenbach karena pada biakan murni, koloni
bakteri ini terlihat berwarna kuning-keemasan. Rosenbach juga mengungkapkan
bahwa Staphylococcus aureus merupakan penyebab infeksi pada luka dan
furunkel. Genus Staphylococcus dibagi menjadi 32 spesies.
Pertumbuhan dan kelangsungan hidup Staphylococcus aureus tergantung pada
sejumlah faktor lingkungan seperti suhu, aktivitas air, pH, adanya oksigen dan
komposisi makanan. Parameter pertumbuhan fisik bervariasi untuk berbagai strain
Staphylococcus aureus. Kisaran suhu untuk pertumbuhan Staphylococcus aureus
adalah 12-44°C, dengan optimum 37°C. (Kumar, 2012). Staphylococcus aureus
resisten terhadap pembekuan dan bertahan dengan baik dalam makanan yang
disimpan di bawah -20°C. Namun, kelangsungan hidup berkurang pada suhu -10
sampai 0°C. Staphylococcus aureus mudah mati dalam pasteurisasi atau
memasak. Pertumbuhan Staphylococcus aureus terjadi pada pH optimal 7,4.
Staphylococcus aureus adalah anaerob fakultatif sehingga dapat tumbuh di
kondisi aerobik dan anaerobik. Namun, pertumbuhan terjadi pada tingkat yang
lebih lambat dalam kondisi anaerob.
2. Bacillus subtilis
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif yang dapat membentuk endospora
yang berbentuk oval di bagian sentral sel. Hasil uji pewarnaan gram menunjukkan
bahwa Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif karena menghasilkan warna
ungu saat ditetesi dengan larutan KOH. Warna ungu yang muncul pada pewarnaan
gram tersebut dikarenakan dinding sel Bacillus subtilis mampu mempertahankan zat
warna kristal violet. Sel Bacillus subtilis berbentuk batang, berukuran 0,3-2,2 x 1,2-
7,0 μm dan mempunyai flagel peritrikus, memproduksi spora bentuk silinder yang
tidak membengkak, bersifat aerob atau anaerob fakultatif serta heterotrof, katalase
positif, sel gerak yang membentuk endospora elips lebih tahan daripada sel vegetatif
terhadap panas, kering dan faktor lingkungan lain yang merusak. Permukaan sel
bakteri ditumbuhi merata flagellum pristikus. Bacillus subtilis merupakan kelompok
fisiologi yang berbeda dari bakteri non-patogen, yang relatif mudah dimanipulasi
secara genetika dan sederhana dibiakkan, yang memperkuat kesesuaiannya untuk
kepentingan industri. Bacillus pertama kali dideskripsikan oleh Cohn pada tahun
1872 pada Bacillus subtilis yang semula disebut Vibrio subtilis oleh Ehrenberg pada
1835. Cohn menunjukkan bahwa spora tersebut mempunyai resistensi yang lebih
dibandingkan sel vegetatifnya, keberadaan endospora yang berbentuk elips
merupakan suatu keuntungan untuk penerapan industri dan penggunaan bioteknologi.
3. Streptomyces sp
Streptomyces merupakan bakteri dari kelompok Actinomycetes. Genus ini telah
dieksplorasi secara luas karena beberapa spesies diantaranya diketahui sangat
potensial sebagai penghasil antibiotik. Streptomyces diketahui dapat memproduksi
berbagai senyawa aktif diantaranya antibiotik, antiviral, enzim dan biofertilizer,
pemicu pertumbuhan dan protein sel tunggal dan agen antitumor yang secara luas
digunakan di bidang industri farmasi. Karakterisasi Streptomyces didasarkan pada
pertumbuhan koloni yang spesifik. Koloni Streptomyces bukan merupakan akumulasi
dari kumpulan sel-sel tunggal dan seragam seperti bakteri, tetapi merupakan bentuk
masa filamen bercabang. Koloni membentuk percabangan hifa yang kompleks
dimana hifa aerial nantinya akan membentuk sporofor atau rantai spora aerial. Flardh
menyatakan spora aerial Streptomyces tersusun berantai panjang dan bergelung.
Koloni Streptomyces yang masih muda umumnya memiliki struktur permukaan yang
halus dan setelah perkembangan selanjutnya koloni dapat terlihat padat dan memiliki
karakteristik seperti kapas, bergranular, bertepung atau seperti beludru. Beberapa
koloni juga memiliki ciri khas berupa adanya guratan pada koloni. Minas et al juga
menyatakan setiap spesies memiliki perbedaan respon terhadap media pertumbuhan
yang akan berpengaruh terhadap warna koloni. Pigmentasi ini terbentuk karena
adanya produksi pigmen oleh hifa aerial vegetatif yang larut dan berdifusi ke media
yang digunakan. Streptomyces merupakan kelompok bakteri Gram negatif dan
bersifat tidak tahan asam. Koloni dapat tumbuh pada kisaran pH 5,9 - 9,0 dan
pertumbuhan paling optimum pada pH 6,5 – 8,0. Berdasarkan pada kisaran suhu
pertumbuhannya, Streptomyces termasuk bakteri mesofilik dengan suhu pertumbuhan
optimum pada 280C (Lanoot, 2004). Streptomyces memiliki siklus hidup yang
menyerupai siklus hidup jamur berfilamen. Siklus dimulai dari spora yang juga
disebut konidia. Spora akan bergerminasi membentuk hifa multinukleid yang
selanjutnya membentuk miselia vegetatif. Pada diferensiasi selanjutnya miselia
vegetatif akan membentuk hifa aerial (miselia sekunder) yang tumbuh ke permukaan.
Selanjutnya hifa aerial tersebut akan bersekat-sekat menjadi bagian-bagian uninukleid
dan terdiferensiasi menjadi rantai spora (sporofor). Spora yang telah matang akan
membentuk lapisan dinding yang tebal yang selanjutnya akan terlepas dari sporofor
dan pada kondisi lingkungan yang sesuai akan bergerminasi. Populasi Actinomyces
tersebar luas di berbagai habitat, namun secara dominan paling banyak ditemukan di
tanah terestrial. Hampir 90% populasi Actinomyces pada tanah merupakan kelompok
Streptomyces. Penelitian tentang isolasi Streptomyces dari sampel tanah telah banyak
dilaporkan. Sebagian besar spesies yang ditemukan diketahui memiliki kemampuan
dalam memproduksi bahan metabolit.
Streptomyces biasa berhabitat di tanah dan berfungsi sebagai pengurai sisa-sisa
makhluk hidup. Streptomyces bertanggung jawab pada metabolisme banyak senyawa
berbeda meliputi gula, alkohol, asam amino dan senyawa aromatik dengan
memproduksi enzim hidrolitik ekstraseluler. Streptomyces juga berperan penting
dalam kesehatan dan industri karena Streptomyces mensintesis antibiotik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Oskay et al berhasil mengisolasi
Actinomycetes dari tanah pertanian sebanyak 50 isolat. Manjula et al juga
melaporkan ditemukan isolat Actinomycetes genus Streptomyces dari tanah di India
sebanyak 13 spesies.
4. Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau sedikit melengkung, tidak
berspora dan tidak berkapsul. Bakteri ini berukuran lebar 0,3 – 0,6 mm dan panjang 1
– 4 mm. Dinding Mycobacterium tuberculosis sangat kompleks, terdiri dari lapisan
lemak cukup tinggi (60%). Penyusun utama dinding sel Mycobacterium tuberculosis
adalah asam mikolat merupakan asam lemak berantai panjang yang dihubungkan
dengan arabinogalaktan oleh ikatan glikolipid dan peptidoglikan oleh jembatan
fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada dinding sel bakteri tersebut adalah
polisakarida. Struktur dinding sel yang kompleks tersebut menyebabkan bakteri
Mycobacterium tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan
tahan terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam-alkohol.
Pembagian kelompok Mycobacterium menurut sub divisio:
Divisio : Mycobacteria
Class : Actinomycetes
Ordo : Actinomycetales
Family : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
Spesies : Mycobacterium tuberculosis
Mycobacteria berbentuk basil, merupakan bakteri aerobik yang tidak membentuk
spora. Meskipun mereka tidak terwarnai dengan baik , segera setelah diwarnai
mereka mempertahankan dekolorisasi oleh asam atau alkohol, oleh karena itu bakteri
ini dinamakan basil tahan asam. Bakteri ini biasanya tumbuh lambat dan tidak
tumbuh pada pembenihan biasa, tetapi memerlukan pembenihan yang diperkaya
dengan albumin telur misalnya dengan kultur dengan media Lowenstein Jensen.
Mycobacterium tuberculosis menyebabkan tuberkulosis dan merupakan patogen pada
manusia. Mycobacterium avium-intraselluler dan Mycobacterium tipikal lain sering
menginfeksi pasien AIDS, bersifat patogen opportunistik pada orang
immunokompromis dan kadang-kadang menyebabkan penyakit pada pasien dengan
sistem immun normal.
5. Escherichia coli
Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek yang
memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7μm dan bersifat
anaerob fakultatif. Escherichia coli memiliki bentuk sel dari bentuk seperti coocal
hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora. Selnya
bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak
berkapsul. Escherichia coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus
dengan tepi yang nyata.
Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam-asam polisakarida. Mukoid kadang-
kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah
polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau terdapat pada asam polisakarida
yang dibentuk oleh banyak Escherichia coli seperti pada Enterobacteriaceae.
Selanjutnya digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik.
Biasanya sel ini bergerak dengan flagella petrichous. Escherichia coli memproduksi
macam-macam fimbria atau pili yang berbeda, banyak macamnya pada struktur dan
speksitifitas antigen, antara lain filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages
di sekeliling sel dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan
mempunyai pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu
merupakan faktor virulensi yang penting. Escherichia coli merupakan bakteri
fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan
respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob.
Pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 370C pada media yang mengandung 1%
pepton sebagai sumber karbon dan nitrogen. Escherichia coli memfermentasikan
laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri
pada makanan dan air. Escherichia coli berbentuk sirkular, konveks dan koloni tidak
berpigmen pada nutrient dan media darah. Escherichia coli dapat bertahan hingga
suhu 600C selama 15 menit atau pada suhu 550C selama 60 menit. Escherichia coli
tumbuh baik pada temperatur antara 8°-46°C dan temperatur optimum 37°C. Bakteri
yang dipelihara di bawah temperatur minimum atau sedikit di atas temperatur
maksimum, tidak akan segera mati melainkan berada di dalam keadaan tidur atau
dormansi. Pada umumnya bakteri Escherichia coli hanya mengenal satu macam
pembiakan yaitu dengan cara seksual atau vegetatif. Pembiakan ini berlangsung
cepat, apabila faktor-faktor luar menguntungkan bagi dirinya. Apabila faktor-faktor
luar menguntungkan, maka setelah terjadi pembelahan, sel-sel baru tersebut akan
membesar sampai masingmasing menjadi sebesar sel induknya. Kehidupan bakteri
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor luar tetapi sebaliknya bakteri mampu
mempengaruhi keadaan lingkungannya, misalnya dapat menyebabkan demam (panas)
akibat terinfeksi oleh bakteri Escherichia coli yang ada dalam saluran pencernaan dan
menyebabkan diare yang berkepanjangan. Jika Escherichia coli berada dalam medium
yang mengandung sumber karbon (glukosa, laktosa, dsb) maka akan mengubah
derajat asam (pH) dalam medium menjadi asam dan akan membentuk gas sebagai
hasil proses terurainya glukosa menjadi senyawa lain.
6. Salmonella sp
Salmonella sp merupakan kingdom Bacteria, phylum Proteobacteria, class Gamma
Proteobacteria, ordo Enterobacteriales, Salmonella sp. family dari
Enterobacteriaceae, genus Salmonella dan species yaitu S. enteric. Salmonella sp
pertama ditemukan (diamati) pada penderita demam tifoid pada tahun 1880 oleh
Eberth dan dibenarkan oleh Robert Koch dalam budidaya bakteri pada tahun 1881.
Salmonella sp. adalah bakteri bentuk batang, pada pengecatan gram berwarna merah
muda (gram negatif). Salmonella sp berukuran 2 µ sampai 4 µ × 0;6 µ, mempunyai
flagel (kecuali S. gallinarum dan S. pullorum), dan tidak berspora. Habitat Salmonella
sp adalah di saluran pencernaan (usus halus) manusia dan hewan. Suhu optimum
pertumbuhan Salmonella sp ialah 37oC dan pada pH 6-8. Dalam skema kauffman dan
white tatanama Salmonella sp di kelompokkan berdasarkan antigen atau DNA yaitu
kelompok I enteric, II salamae, IIIa arizonae, IIIb houtenae, IV diarizonae, V bongori,
dan VI indica. Komposisi dasar DNA Salmonella sp adalah 50-52 mol% G+C, mirip
dengan Escherichia, Shigella, dan Citrobacter. Namun klasifikasi atau penggunaan
tatanama yang sering dipakai pada Salmonella sp. berdasarkan epidemiologi, jenis
inang, dan jenis struktur antigen (misalnya S.typhi, S .thipirium). Jenis atau spesies
Salmonella sp yang utama adalah S. typhi (satu serotipe), S. choleraesuis, dan S.
enteritidis (lebih dari 1500 serotipe). Sedangkang spesies S. paratyphi A, S. paratyphi
B, S. paratyphi C termasuk dalam S. enteritidis.
7. Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa mempunyai ciri khas bergerak dan berbentuk batang,
berukuran sekitar 0.6 x 2 μm. Umumnya mempunyai flagel polar, tetapi kadang
kadang 2-3 flagel. Bakteri Gram-negatif dan terlihat sebagai bakteri tunggal,
berpasangan, dan kadang-kadang membentuk rantai yang pendek.
Struktur dinding sel sama dengan famili Enterobactericeae. Strain yang diisolasi dari
bahan klinik sering mempunyai pili untuk perlekatan pada permukaan sel dan
memegang peranan penting dalam resistensi terhadap fagositosis. Pseudomonas
aeruginosa mempunyai pili. Pili (fimbriae) menjulur dari permukaan sel dan
membantu perlekatan pada sel epitel inang. Lipopolisakarida yang terdapat dalam
banyak imunotip merupakan salah satu faktor virulensi dan juga melindungi sel dari
pertahanan tubuh inang Pseudomonas aeruginosa dapat digolongkan berdasarkan
imunotipe polisakarida dan kepekaannya terhadap piosin (bakteriosin). Produk
ekstraseluler yang dihasilkan berupa enzim-enzim, yaitu elastase, protease dan dua
hemolisin, fosfolipase C yang tidak tahan panas dan rhamnolipid.
8. Diplococcus intra cel
Banyak dari bakteri diplococci ini memiliki spesies (strain) yang menunjukkan
karakteristik patogen. Contoh patogen diplokokus gram negatif
adalah N. gonorrhoeae dan N. meningitidis. N. gonorrhea ditularkan melalui
persetubuhan dengan orang yang terinfeksi. Bakteri ini menempel di jaringan saluran
reproduksi pada wanita, menyebabkan infeksi serviks dan uterus. Setelah jaringan
membran di dalam tuba falopi terinfeksi, komplikasi dalam kehamilan akan
muncul. Pada pria, bakteri ini menginfeksi uretra. Pengujian pada subjek laki-laki,
menunjukkan bakteri yang membentuk koloni di dalam epitel dan menunjukkan
tanda-tanda kerusakan pada sel-sel tersebut. N. meningitidis, juga dikenal sebagai
meningococcus, dapat menyebabkan infeksi bakteri pada / dalam tubuh, misalnya
paru-paru, nasofaring, atau kulit, yang akhirnya memasuki aliran darah. (web arch)
Bakteri ganas dalam aliran darah berkembang dan sering berakhir dengan kematian
jika cukup ekstrim. Contoh lain dari patogen diplokokus gram negatif
adalah Moraxella catarrhalis. Penelitian M. catarrhalis dilakukan pada 58 kasus dan
semuanya menyajikan hasil yang serupa namun berbeda. Banyak kasus tampaknya
memiliki infeksi di dalam tubuh: faringitis, trakeitis, sinusitis, bronkitis, dan
otitis. Beberapa menunjukkan karakteristik meningitis, endokarditis, dan artritis
septik.
F. KESIMPULAN
1. Setiap bakteri memiliki ciri khas nya masing-masing, dan dapat menyebabkan
beberapa penyakit menular.
2. Berdasarkan kebutuhannya akan okigen, bakteri dibagi menjadi 3, yaitu :
a) Aerobik : bakteri yang tumbuh baik/optimal jika ada oksigen bebas.
b) Anaerobik : bakteri yang tidak bisa hidup jika ada oksigen bebas.
c) Anaerobik Fakultatif : Bakteri yang dapat tumbuh baik walau tidak ada oksigen
bebas.
d) Mikroaerofilik : bakteri yang tumbuh bila ada oksigen bebas dalam jumlah
sedikit.
G. DAFTAR PUSTAKA
Vasanthakumari R. 2007. Textbook of Microbiology. New Delhi: BI Publications.

Montville TJ, Matthews KR. 2008. Food microbiology An introduction. Washington D


C: ASM Press.

Soesanto L, Rokhlani Prihatiningsih, N. 2008. Penekanan beberapa mikroorganisme


antagonis terhadap penyakit layu Fusarium gladio. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ariningsih R.I. 2009. Isolasi Streptomyces dari Rizosfer Familia Poaceae yang
Berpotensi Menghasilkan Antijamur Terhadap Candida albicans, Skripsi, Surakarta:
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kenneth, Todar. 2008. Staphylococcus aureus and Staphylococcal disease. Jurnal.


Rinneka Cipta. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai