Anda di halaman 1dari 24

1.

Klebsiella pneumonia

Nama bakteri : Klebsiella sp.


Material : Kultur
Bentuk bakteri : Batang berkapsul
Pengecatan : Burry
Sifat terhadap pengecatan : Negatif (Hanya tercat kapsul)
Perbesaran : 1000x
Contoh spesies : Klebsiella pneumonia

Pemeriksaan Tambahan : String Test (+)


Faktor Virulensi : Kapsul polisakarida, endotoksin, adhesin, lipopolisakarida,
fimbriae
Penyakit : Pneumonia, UTI, diare, cholecystitis, osteomyelitis, meningitis
Antibiotik empirik : Aminoglikosida, Cephalosporin

Klebsiella pneumonia pada media MacConkey (MC)


MacConkey merupakan sebuah media selektif dan diferensial
yang berfungsi untuk meng-isolasi Gram negatif famili
Enterobacteriaceae dan menghambat pertumbuhan Gram
positif. Komposisi: Bile salt, Kristal violet, Lactose, Pepton,
NaCl, Agar
Indikator dari MacConkey adalah: neutral red dye (berwarna
pink pada pH asam).
Pada pembiakkan di media MC, nampak hasil koloni
berwarna pink, artinya bakteri Klebsiella pneumonia ialah
bakteri lactose fermenter, hasil biakkan positif. Hasil dari pemeriksaan ini menunjukkan
bahwa Klebsiella pneumonia dapat menfermentasi laktosa.
Warna koloni : Pink
Bentuk koloni : Bulat
Ukuran : sedang-besar
Tepi koloni : halus
Permukaan koloni : cembung
Mengkilat/suram : mengkilat

Klebsiella pneumonia pada media Blood Agar

Media Blood Agar, merupakan media diperkaya (enriched) dan


media diferensial. Diperkaya darah domba 5% dan
mendiferensiasi bakteri yang mampu melisiskan sel darah
merah dengan yang tidak. Komposisi: 5% darah domba,
Tripton, NaCl, agar.
Sedangkan pada biakkan blood agar, yang menjadi ciri khas
dari Klebsiela pneumonia ialah -Hemolysis, berarti
Klebsiella pneumonia dapat menghemolisis blood agar tetapi
tidak sempurna.
Warna koloni : putih keabuan
Bentuk koloni : bulat
Ukuran : sedang-besar
Tepi koloni : halus
Permukaan koloni : berlendir/mukoid
Mengkilat/suram : suram

Klebsiella pneumonia pada Uji Biokimia

Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan


untuk bakteri Klebsiella pneumonia ialah tes
biokimia. Secara berurutan dari kiri ke kanan:

TSIA : Asam/Asam, Gas +, H2S –


Indol : - Citrat : +
MR :- Motil : -
VP :+ Urea : +
Pemeriksaan string test, merupakan pemeriksaan khusus pada Klebsiella pneumoniae untuk
mengetes Hypermucoviscocity.
Interpretasi: Positif (+) apabila dimana saat menggaris pada koloni menggunakan loop ose
adalah >5 mm dimana lendir mampu menempel pada loop

2. Proteus vulgaris
Nama bakteri : Proteus sp
Material : Kultur
Bentuk bakteri : Batang berwarma merah.
Pengecatan : Gram
Sifat pengecatan : Gram (-)
Perbesaran : 1000x

Contoh spesies : Proteus mirabilis, Proteus vulgaris


Pemeriksaan Tambahan : Lysin (-), arginin (-)
Faktor Virulensi : Lipopolisakarida, fimbriae, kapsul antigen, hemolisin,
flagella, IgA protease
Penyakit : Infeksi nosokomial (kateter) misal uretrhritis, diare
Antibiotik empirik : Trimethoprim, Sulfamethoxazole

Proteus vulgaris pada media MacConkey (MC)


Pada kultur media MC, nampak hasil koloni berwarna kuning,
artinya bakteri Proteus vulgaris ialah bakteri non lactose
fermenter, hasil biakkan negatif.

Proteus vulgaris pada media Blood Agar


Pada biakkan blood agar, yang menjadi ciri khas dari Proteus
sp. ialah terdapat bentuk swarming colony, yang dibuat bukan
dengan streak melainkan dengan menitikkan bakteri di tengah-
tengah media blood agar.
Swarming colony terbentuk karena bakteri Proteus memiliki
flagel sehingga dapat bergerak membentuk bentuk bulatan
seperti target
Proteus vulgaris pada media Uji Biokimia
Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan
untuk bakteri Proteus sp. ialah tes biokimia.
Secara berurutan dari kiri ke kanan:

TSIA : Alkali/Alkali, Gas +, H2S +


Indol : - Citrat : +
MR :+ Motil : +
VP :- Urea : +

Pemeriksaan Enzim Dekarboksilase

Enzim dekarboksilase merupakan substrat yang mampu bereaksi dengan COOH dari asam
amino, membentuk alkalin-reacting amin dan byproduct CO2
Tiap enzim dekarboksilase spesifik untuk asam amino, yaitu Lysine, Ornithine, dan Arginine
yang secara rutin ditest untuk identifikasi Enterobacterieaceae. Pada hasil positif, mampu
meningkatkan pH pada media sehingga menjadi berwarna ungu

3. Pseudomonas aeruginosa
Nama bakteri : Pseudomonas sp
Material : Kultur
Bentuk bakteri : Batang warna merah
Pengecatan : Gram.
Sifat terhadap pengecatan : Gram (-)
Perbesaran : 1000x
Contoh spesies : Pseudomonas aeruginosa

Pemeriksaan tambahan : Tes Oksidase (+)


Faktor Virulensi : Flagel, fili, LPS, Protease, hemolisin,
eksotoksin A,eksoenzim S
Penyakit : ISK( Infeksi Saluran Kemih ), Fibrosis Kistik,
Antibiotik Empirik : Sefalosporin antipseudomonal (Sefepim, seftasidim, sefpirom)

Pseudomonas pada media Blood Agar

Pada pembiakkan Pseudomonas pada media Blood agar, menunjukkan gambaran β-


haemolyticus, yang berarti bakteri mampu melisiskan sel darah secara menyeluruh
Warna Koloni : Kuning emas
Bentuk Koloni : Bulat
Ukuran : Sedang
Tepi Koloni : Tidak rata (terdapat undulasi)
Permukaan Koloni : Datar
Mengkilat/suram : Suram

Pseudomonas pada media MacConkey (MC)

Pada pembiakkan Pseudomonas pada media MacConkey menunjukkan warna kuning, yang
berarti bakteri Pseudomonas merupakan bakteri non-Lactose fermenter

Warna Koloni : Kuning


Bentuk Koloni : Bulat
Ukuran : Kecil - sedang
Tepi Koloni : Tidak rata
Permukaan Koloni : Datar
Mengkilat/suram : Suram

Pseudomonas pada media Muller Hinton

Pada pembiakkan bakteri Pseudomonas pada media Muller Hinton memberikan


gambaran warna hijau dimana bakteri tersebut mampu memproduksi pigmen
pyoverdin dan pyocianin
Warna Koloni : Hijau ( biru kehijaun)
Bentuk Koloni : Bulat
Ukuran : Kecil - sedang
Tepi Koloni : Tidak rata
Permukaan Koloni : Datar
Mengkilat/suram : Suram

Pseudomonas pada Uji Biokimia

Tes Oksidase
Tes yang mampu mendeteksi adanya kehadiran sitokrom oksidase yang akan mengkatalisis
transport elektron antara donor elektron dalam bakteri dan redox dye- tetramethyl-p-
phenylene-diamine. Bahan akan tereduksi menjadi warna ungu gelap.

Test ini mampu membantu identifikasi bakteri Pseudomonas, Neisseria, Alcaligens,


Aeromonas, Campylobacter, Vibrio, Brucella, dan Pasteurella, serts semua bakteri yang
mampu meproduksi sitokrom oksidase

Reagen: Kovacs Oxidase Reagent, Gordon and McLeod’s ReagentGaby and Hadley
(indophenol oxidase) Reagent
4. Enterobacter aerogenes

Nama Bakteri : KBB Gram Negatif

Material : Kultur

Bentuk Bakteri: Batang Warna Merah

Pengecatan/Sifat : Gram/Gram Negatif

Perbesaran : 1000x

Contoh Spesies : Enterobacter aerogenes

Pemeriksaan tambahan : Uji biokimia, Test Katalase (+)

Faktor Virulensi : Adhesi, endotoksin, antigen O/K/M

Penyakit : ISK (nosokomial), diare

Antibiotik Empirik : betalaktam + betalaktamase inhibitor

Enterobacter pada media MacConkey (MC)

Pada biakkan bakteri Enterobacter pada media MacConkey


menunjukkan warna pink yang berarti Enterobacter
termasuk dalam jenis bakteri Lactos Fermenter
Warna koloni : Pink (lactose fermenter)

Bentuk koloni : bulat

Ukuran : sedang - besar

Tepi koloni : tegas

Permukaan koloni : cembung

Mengkilat/suram : mengkilat

Enterobacter pada media Blood Agar

Warna koloni : putih keabuan

Bentuk koloni : bulat

Ukuran : sedang - besar

Tepi koloni : tegas

Permukaan koloni : cembung

Mengkilat/suram : mengkilat

Ciri khas lainnya : viscous (kental, padat)

Enterobacter pada Uji Biokimia


5. Escherichia coli
Nama Bakteri : Kuman Bentuk Batang
(-)
Material : Kultur
Bentuk Bakteri : Batang
Pengecatan / sifat : Gram (-)
Pembesaran : 1000 x
Contoh : Eschericia coli

Pemeriksaan tambahan : AST, EMBA, MC, Biokimia


Faktor Virulensi : enterotoksin, hemolisin, Ag K-1, pili-P, pili tipe 1
Penyakit : diare, ISK, prostatitis, pyelonefritis
Antibiotik empirik : amoxicillin, cephalosporin, fluoroquinolone

Escherichia coli pada media Blood Agar

a. Warna Koloni : Putih keabu-abuan


b. Bentuk koloni : Bulat
c. Ukuran : Sedang
d. Tepi Koloni : Rata, batas jelas
e. Pemukaan Koloni : Konveks
f. Mengkilat / Suram : Mengkilat
Escherichia coli pada media MacConkey (MC)

a. Warna Koloni : Pink


b. Bentuk koloni : Bulat
c. Ukuran : Sedang
Escherichia coli pada media EMBA (Eosin Methylene
d. Tepi Koloni
Blue Agar) : Rata, batas jelas
e. Pemukaan Koloni : Konveks
a. Warna Koloni : Hijau Metalik
f. Mengkilat / Suram : Mengkilat
b. Bentuk koloni : Rata, Menyatu
c. Ukuran : Sedang
d. Tepi Koloni : Rata, batas tidak jelas
e. Pemukaan Koloni : Konveks
f. Mengkilat / Suram : Mengkilat

Escherichia coli pada Uji Biokimia


TSIA Indol MR VP Citrate Motil Urea
Asam/Asa
m + + - - + -
Gas +/H2S -

6. Staphylococcus saprophyticus
Nama bakteri : Staphylococcus sp.
Material : Kultur.
Bentuk bakteri : Coccus bergerombol
Pengecatan : Gram.
Sifat terhadap pengecatan : Gram (+).
Perbesaran : 1000x
Contoh spesies : Staphylococcus aureus,

Staphylococcus saprophyticus

Pemeriksaan tambahan : Pemeriksaan reduksi nitrat (-)

Faktor Virulensi : Hemaglutinasi, adherence, lipoteichoic acid, hemolysin

Penyakit : ISK terutama cystitis akut, honeymoon cystitis, impetigo

Antibiotik Empirik : Amoxycilin, Trimethoprim

Staphylococcus saprophyticus pada Uji Katalase dan Uji Koagulase


Uji Katalase, digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji.
Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase
yang dapat memecah H2O2 menjadi H2O dan O2.

Bakteri katalase (+) seperti bisa menghasilkan


gelembung-gelembung oksigen karena adanya
pemecahan H2O2 (hidrogen peroksida) oleh enzim
katalase yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri
misalnya S. saprophyticus. Pada tes ini, hasil yang
didapatkan adalah positif

Uji Koagulase, merupakan uji definitif terhadap produksi koagulase dan reaksi positif
ditandai dengan terbentuknya gumpalan di dalam tabung setelah diinkubasi dalam suhu 370C
selama 24 jam. Uji ini untuk membedakan S. aureus dengan Staphylococcus yang lain
(CoNS)
Staphylococcus saprophyticus pada media Blood Agar

Warna Koloni : Kuning emas (β-


haemolyticus)
Bentuk Koloni : Bulat
Ukuran : Kecil-Sedang
Tepi Koloni : Tidak rata
Permukaan Koloni : Datar
Mengkilat/suram : Suram

Staphylococcus saprophyticus pada Media MSA ( Manitol Salt Agar )

Warna Koloni : Pink


Bentuk Koloni : Bulat
Ukuran : Kecil
Tepi Koloni : Tidak rata
Permukaan Koloni : Datar
Mengkilat/suram : Suram

Staphylococcus saprophyticus pada Novobiocin Test

Novobiocin test khusus digunakan untuk Staphylococcus


koagulase negative (CoNS). Untuk isolat yang berasal
dari saluran kemih, lakukan novobiocin resistance test,
dengan menggunakan metode CLSI Disc Diffusion Test.
Resisten terhadap novobiocin ditunjukkan dengan
terjadinya zona hambatan dengan diameter < 16 mm.

Novobiocin test pada Staphylococcus saprophyticus  resisten


7. Staphylococcus aureus

Nama bakteri : Staphylococcus spesies


Material : Kultur
Bentuk : Coccus, susunan bergerombol
Pengecatan : Gram
Sifat : Gram positif
Perbesaran : 1000x

Pemeriksaan tambahan : MSA, Uji katalase, Uji Koagulase

Faktor virulensi : Enterotoxin, protein A, TSS toxin, SSS toxin, lipoteichoic acid.

Penyakit : UTI, Toxic Shock Syndrome, folliculitis, abses, Staphylococcal


Scalded Skin Syndrome (SSSS).

Antibiotik empiris : MSSA: Penicillin, flucloxacilin, cephazolin. MRSA: Clavulanic


acid, vancomycin, linezolid.

Staphylococcus aureus pada media Manitol Salt Agar


a. Warna koloni: kuning
b. Bentuk koloni: bulat
c. Ukuran: kecil
d. Tepi koloni: rata
e. Permukaan koloni
f. Mengkilat/suram: mengkilat (opaque)
Ciri khas lainnya: Manitol Fermenter

Staphylococcus aureus pada media Blood Agar

a. Warna koloni: putih abu-abu


b. Bentuk koloni: bulat
c. Ukuran: besar
d. Tepi koloni : rata
e. Permukaan koloni: konveks
f. Mengkilat/suram: mengkilat (opaque)

Ciri khas lainnya: beta hemolyticus (terbentuk clear zone di sekitar koloni).

Staphylococcus aureus pada tes Katalase dan Koagulase


Tes Katalase, bertujuan untuk membedakan antara Streptococcus spesies dengan
Staphylococcus spesies. Pada Streptococcus spesies maka dijumpai tes katalase negatif (tidak
terbentuk gelembung); dan pada Staphylococcus spesies dijumpai tes katalase positif
(terbentuk gelembung).

Uji katalase digunakan untuk mendeteksi ada/tidaknya enzim katalase yang dihasilkan
bakteri. Enzim ini dapat merubah hidrogen peroksida (H 2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen
(O2) sebagai gelembung

Reagen : larutan H2O2 segar.

Metode : Slide test (dengan object glass) dan Tube test (dengan tabung reaksi).

Interpretasi :

 Hasil positif : terdapat gelembung (Staphylococcus species)


 Hasil negatif : tidak terdapat gelembung (Streptococcus species)

Tes Koagulase, bertujuan untuk membedakan Staphylococcus aureus dengan Staphylococcus


non aureus. Pada Staphylococcus aureus dijumpai hasil tes koagulase positif; sedangkan pada
Staphylococcus non aureus dijumpai hasil tes koagulase negatif.

Uji ini berguna untuk mendeteksi ada/tidaknya enzim koagulase yang dihasilkan oleh
Staphylococcus aureus untuk mengubah fibrinogen yang larut dalam air menjadi fibrin yang
tidak larut dalam air.

Reagen : Plasma kelinci

Metode : Slide test (dengan object glass) dan Tube test (dengan tabung reaksi).

Interpretasi :

 Hasil positif : terdapat endapan (Staphylococcus aureus).

 Hasil negatif : tidak terdapat endapan (Staphylococcus non aureus).

8. Candida spesies
Nama Bakteri : Pseudohifa
Material : Kultur
Bentuk Bakteri : Yeast yang memanjang
Pengecatan / Sifat : Gram / Positif
Perbesaran : 1000x

Pemeriksaan tambahan : SDA, Uji Germ Tube

Faktor Virulensi : Degradating enzym, Heat Shock Protein, faktor H

Penyakit : Candidiasis

Antibiotik Empirik : Ketoktenazole, nystatin, fluconazol

Staphylococcus aureus pada media Saboraud Dextose Agar (SDA)

Warna Koloni : Putih opaq


Bentuk Koloni : Bulat
Ukuran : Kecil
Tepi Koloni : Rata
Permukaan Koloni : Datar
Mengkilat/suram : Suram

Germ Tube Test

Digunakan untuk tes konfirmasi Candida albicans, untuk membedakan dengan Candida spp. lainnya.
Prinspnya adalah germ tube tumbuh pendek, tidak bersepta, tumbuh ½ kali dan 3-4 kali panjang sel
semenjak tumbuh. Ketika sel Candida di inkubasi dalam serum pada suhu 370C selama 2-4 jam,
Candida albicans akan membentuk struktur tube yang pendek, ramping yang disebut Germ Tube.
Formasi terbentuk dari peningkatan sintesis protein dan asam ribonukleat. Variasi media seperti serum
fetal bovine kemungkinan sebagai pengganti serum manusia
Candida albicans: Germ Tube Positive

Hasil

 Positif: Adanya hifa pendek (filamentous) tumbuh dari


pinggir sel yeast tanpa konstriksi, kemungkinan Candida
albicans
 Negative: Tidak ada pertumbuhan hifa

10. Treponema pallidum


Nama Bakteri : Treponema sp
Material : Sekret uretra
Bentuk Bakteri : Spiral tanpa kait, seperti pembuka botol (corkscrew)
Pengecatan / sifat : Burry / negatif
Perbesaran : 1000x
Contoh Spesies : Treponema pallidum, Treponema pertenue, Treponema carateum

Pemeriksaan Tambahan : Mikroskopik immunofluorosensi, tes imobilisasi, tes RPCF,


TPHA, VDRL
Faktor Virulensi : Ag Lipoid, polisakarida, protein tahan panas
Penyakit : Sifilis, frambusia, pinta

Antibiotik empirik : Makrolid (Eritromycin, Azithromycin)

Treponema pallidum pada media


Organisme patogen Treponema pallidum belum pernah dibiakkan secara langsung pada
medium artifisial, dalam telur fertil, atau dalam biakan jaringan.
Treponema non patogen (misalnya, strain Reiter) dapat dibiakkan secara anaerob in vitro.
Organisme ini bersifat saprofit dan secara antigen berhubungan dengan Treponema pallidum.

Treponema pallidum pada Pemeriksaan VDLR (Veneral Disease Research Laboratory)


Prinsip: Flokulasi

Merupakan pemeriksaan serologis untuk mengetahui titer reagin (antibodi non-treponema)


penderita terhadap cardiolipin. Pemeriksaan kurang spesifik, tetapi sensitif sebagai
pemerksaan awal/skrining dan kontrol keberhasilan terapi
Adanya Antibodi regain (antibodi non trepanoma) dalam serum penderita akan bereaksi
dengan antigen lipoid yang terkandung dalam reagen VDRL membentuk presipitan.

Reagen: Cardiolipin dan Lecithin

Alat dan Bahan:


1. Serum penderita
2. Reagen VDRL
3. Mikropipet, mesin rotator

Interpretasi
Laporan hasil cukup dengan menyebutkan non-reaktif, reaktif lemah atau reaktif
 Reaktif : Bila tampak gumpalan sedang atau besar

 Reaktif Lemah : Bila tampak gumpalan kecil-kecil

 Non reaktif : Bila tidak tampak flokulasi/gumpalan


Treponema pallidum pada
Pemeriksaan TPHA
(Treponema Pallidum
Haemagglutination Assay)
Pemeriksaan serologis untuk
mengetahui titer antibodi
penderita terhadap bakteri
Treponema pallidum yang
berguna dalam membantu diagnosis penyakit Syphillis.
Dasar reaksinya adalah hemaglutinasi yang merupakan reaksi antara antibodi anti treponema
dengan reagen yang mengandung eritrosit burung yang dilapis dengan antigen Treponema
pallidum patogen (strain Nichol's).
Alat dan Bahan:
1. Mikropipet
2. Mikroplate U
3. Sampel
4. TPHA kit ( reagen
control/serum penderita,
diluent, Test Cell, Control Cell)

Interpretasi hasil :
 Positif kuat : Pola aglutinasi sel secara penuh
menutupi dasar well

 Positif lemah : Pola aglutinasi sel menutupi sekitar


1/3 dasar well

 Meragukan : Penutupan pola aglutinasi sel terbuka


pada bagian tengahnya

 Negatif : Sel mengendap secara kompak pada dasar


well, khas dengan gambaran titik kecil terang di
tengah

 Sel kontrol : Tidak ada aglutinasi


11. Neisseria Gonorrhoeae

Nama Bakteri : Neisseria sp


Material : Swab Vagina (Fornix Posterior)
Bentuk Bakteri : Coccus Dua-dua
(seperti biji kopi
Pengecatan / sifat : Gram/Negatif
Perbesaran : 1000 x
Contoh species : Neisseria
gonorrhoeae, Neisseria meningitides

Pemeriksaan Tambahan : Thayer Martin media, Oksidase (+), gonozyme (enzym


immunoassay) , Probe test, PCR, ligase chain reaction
Faktor Virulensi : pili, protein por-opa, Lipooligosakarida
Penyakit : Gonorrhoeae
Antibiotik empirik : Ceftriazone, sefiksim, ciprofloxacin

Neisseria Gonorrhoeae pada media Thayer Martin


Thayer Martin agar merupakan media Muller Hinton agar
dengan 5% darah domba dan antibiotik. Merupakan media
selektif dimana hanya menumbuhkan Neisseria
gonorrhoeae dan Neisseria meningitides, sedangkan
mikroorganisme lain tidak tumbuh
Komposisi antibiotik biasa disebut VCN inhibitor yang terdiri dari:
 Vankomisin , media yang mampu menghambat pertumbuhan kuman bentuk coccus
gram (+), meskipun beberapa organisme Gram-positif seperti Lactobacillus dan
Pediococcus secara intrinsik tahan;

 Colistin , yang ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan kuman bentuk batang


gram (-) komensal, kecuali organisme Neisseria, meskipun beberapa organisme
Gram-negatif lainnya seperti Legionella juga tahan;

 Nistatin , yang dapat membunuh sebagian jamur

 Trimethropim, yang menghambat organisme Gram-negatif, terutama mengerumuni


Proteus sp koloni gonococci pada media diperkaya (misalnya Mueller-Hinton,
modified Thayer-Martin) berbentuk cembung, berkilau, meninggi dan sifatnya
mukoid berdiameter 1-5 mm. Koloni transparan atau pekat, tidak berpigmen dan tidak
bersifat hemolitik.

Neisseria Gonorrhoeae pada Pemeriksaan Biokimia Pembentukan Asam


Spesies Pembentukan Asam dari
N. Meningitis Glukosa Maltosa Sukrosa
(Meningococcus) + + -
N. Gonorrhoeae + - -
(Gonococcus)

N. Catarrhalis - - -
(Branhamella)

N.Sisca + + +
Hanya pada N. Gonorrhoeae yang membentuk
asam dari glukosa saja

Ligase Chain Reaction (LCR) test


Merupakan metode amplifikasi DNA yang digunakan sebagai pemeriksaan. LCR,
menggunakan dua enzim yaitu DNA Polymerase dan thermostable DNA ligase. Secara luas
digunakan sebagai deteksi mutasi pada penyakit genetik

12. Clue Cell Nama Preparat : Clue cell


Bentuk : Epitel yang dikelilingi bakteri
coccobacil, bacil ,curve
Pengecatan : Gram
Sifat : variable gram rods, gram negatif
Perbesaran : 1000x
Contoh spesies : Gardnerella vaginalis,
Mobuluncus sp

Tes identifikasi : Amin Test (+), Amsel criteria,


Nugent’s criteria, Spiegel criteria
Faktor virulensi : Endoktoksin, Phospolipase C,
Penyakit yang ditimbulkan : Vaginosis, Infeksi Traktus Urinarius
Antibiotik empiris : Clindamycin atau Metronidazole

Bacterial Vaginosis (non-specific vaginitis)


Merupakan sindroma klinis akibat tergantikannya Lactobacillus sp yang normal dominan di
vagina, oleh bakteri anaerob seperti Gardnerella vaginalis, Ureaplasma, Mycoplasma dsb
Gejala: bau tak sedap, ada keputihan, tetapi dapat asimptomatik.
Amin Test
Berfungsi untuk mendeteksi adanya asam amino pada sampel. Bakteri Gardnerella vaginalis
mampu memproduksi asam amino, bakteri anaerob menghasilkan enzim yang merubahnya
menjadi amine yang berbau busuk.
pH Vagina menjadi meningka, sehingga Lactobacillus sp. Banyak yang mati, tumbuhnya
bakteri anaerob menyebabkan terjadinya desquamasi epitel pada vagina
Whiff Test
Merupakan tes yang menggunakan tetesan KOH 10% pada vaginal discharge, setelah
spesimen diambil lalu dibau apakah terdapat bau busuk atau tidak. Apbila ada maka hasil
positif kemungkinan adanya produksi asam amino oleh bakteri pada vagina

Amsel Criteria (bila ditemukan 3 dari 4)


1. Vaginal discharge tipis dan homogen
2. pH vagina > 4,5
3. Whiff Test (berbau amis/fishy odor)
4. Clue cell (sel epitel skuamus yang ditempeli banyak coccobacil

Anda mungkin juga menyukai