Anda di halaman 1dari 18

Pseudomonas

aeruginosa
Kelompok 4
KP G
MEMBER

Rachma Arsyieta C. Bezaleel Yehuda Patricia


110120293 110120114 110120143
Pseudomonas aeruginosa

Bentuk sel : Sel-sel P. aeruginosa berbentuk batang dengan ukuran


rata-rata lebar 0,5 hingga 0,8 µm dan panjang 1,5 hingga 3,0 µm.
Motilitas : motil
Gram : negatif
Flagella : Semua galur P. aeruginosa bersifat motil dengan satu flagel
yang disisipkan di ujung sel. Flagela dapat berupa polar atau subpolar pada
beberapa strain. Flagela menghasilkan antigen labil panas (antigen H) yang
bertindak sebagai faktor virulensi pada galur patogen.
Selain flagela, fimbriae kutub atau pili juga ditemukan pada beberapa galur
P. aeruginosa. Pili ini biasanya memiliki lebar 6 nm dan bertindak sebagai
reseptor untuk berbagai fag dan bahkan bersifat retraktil.
Prosedur Gram Positif Gram Negatif
Penambahan Gram I CV memisah dalam larutan CV memisah dalam
air ke dalam ion CV+ dan larutan air ke dalam ion
Cl- (Ungu) CV+ dan Cl- (Ungu)
Penambahan Gram II CV+ + I- → CV-I CV+ + I- → CV-I
(kompleks besar) (kompleks besar)
Penambahan Gram III Dinding sel mengalami
dehidrasi, pori-pori
Lipid terekstrasi
dinding sel, pori-pori
dari Pewarnaan
menciut, daya rembes mengembang, kompleks Gram
dinding sel dan membran CV-I keluar dari sel, sel
menurun, CV-I tidak dapat menjadi tidak berwarna
keluar sel, sel tetap ungu
Gram negatif
Penambahan Gram IV Sel tidak berpengaruh Sel menyerap zat pewarna
menjadi warna merah /
merah muda
Pewarnaan Spora
Malachite Green : Tidak seperti kebanyakan jenis sel vegetatif yang diwarnai dengan prosedur
umum, spora bebas, karena lapisan kedapnya, tidak akan menerima pewarnaan primer dengan
mudah. Untuk penetrasi lebih lanjut, aplikasi panas diperlukan.
Setelah pewarnaan primer diterapkan dan apusan dipanaskan, sel vegetatif dan spora akan
tampak hijau.
Zat Penghilang Warna : Air Setelah spora menerima warna hijau perunggu, ia tidak dapat
dihilangkan warnanya dengan air keran, yang hanya menghilangkan noda primer yang
berlebih. Spora tetap hijau. Di sisi lain, pewarna tidak menunjukkan afinitas yang kuat untuk
komponen sel vegetatif; air menghilangkannya, dan sel-sel ini akan menjadi tidak berwarna.
Counterstain (Safranin) : Pewarnaan merah kontras ini digunakan sebagai reagen kedua untuk
mewarnai sel-sel vegetatif yang tidak berwarna, yang akan menyerap counterstain dan tampak
merah. Spora mempertahankan warna hijau dari pewarna primer.

Pseudomonas aeruginosa : menghasilkan warna merah, karena ia tidak memiliki spora


PEWARNAAN ZN

- ZN 1 (Karbolfuchsin)
Dilakukan pemanasan, untuk meningkatkan
penetrasi dan ketahanan zat warna karena ada
lapisan lilin yang sulit ditembus oleh pewarna.
- ZN 2 (Acid Alkohol)
Acid Alkohol akan menghilangkan warna
merah dari bakteri yang tidak tahan asam.
Bakteri ZN Negatif dinding sel kekurangan
lipid sehingga karbolfuchsin akan berkurang
saat diberi ZN 2.
- ZN 3 (Methylene blue)
Bakteri ZN Negatif akan berubah warna
menjadi biru karena memiliki dinding sel sel
yang tipis, sehingga methylene blue dapat
menembus dinding sel dan memberikan warna
ZN NEGATIF
biru.
PENYAKIT
1. PNEUMONIA (Peradangan Paru-Paru)
- Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini sering
terjadi di rumah sakit dengan penyebab umumnya adalah
bronkoskop yang terkontaminasi bakteri P. aeruginosa.
- Gejala klinis umum yang terkait dengan infeksi ini adalah
Bronkoskopi adalah tindakan
demam, menggigil dan kesulitan bernafas. medis yang bertujuan untuk
- Pada saat batuk dapat mengeluarkan lendir berwarna melakukan visualisasi trakea
kuning, hijau atau terkadang berdarah. dan bronkus, yang berfungsi
dalam prosedur diagnostik dan
terapi penyakit paru.
PENYAKIT
2. SEPSIS / BAKTEREMIA (Peradangan)
- Bakteremia / sepsis merupakan indikasi penting dari infeksi bakteri
P.aeruginosa.
- Terjadi sepsis ditandai dengan perubahan ireguler dari dinamika jantung,
akibatnya menyebabkan penurunan curah jantung, asidosis metabolik, dan
bahkan kematian.
Sepsis merupakan komplikasi yang jarang
terjadi, tetapi bisa sangat berbahaya dari suatu
penyakit. Saat infeksi terjadi, tubuh akan
menghasilkan berbagai senyawa kimia agar bisa
melawan infeksi. Senyawa kimia inilah yang
merupakan hasil dari suatu respon peradangan
yang mengakibatkan serangkaian perubahan
pada fungsi tubuh, sehingga kerusakan berbagai
sistem organ pun bisa terjadi.
PENYAKIT
3. INFEKSI SALURAN KEMIH
- Infeksi salurah kemih oleh bakteri
P.aeruginosa terjadi pada pasien yang
menggunakan peralatan medis atau
selama terapi dialisis (cuci darah).
- Sumber infeksi saluran kemih
P.aeruginosa adalah masuknya
organisme dari kulit.
- Gejala umum yang terkait adalah rasa
sakit pada saat buang air kecil, dan
kencing berdarah disertai rasa nyeri
pada daerah panggul.
HABITAT

1. Di alam, organisme ini umumnya ditemukan di tanah dan lingkungan


perairan di mana organisme ini berasosiasi erat dengan Bacillus.
2. Bakteri ini juga kadang ditemukan dalam makanan alami maupun olahan.
3. P. aeruginosa merupakan bagian dari flora normal tubuh manusia yang
berkoloni di daerah seperti saluran pernafasan, kulit, dan sistem
pencernaan.
KONDISI PERTUMBUHAN OPTIMUM

1. pH optimum : 7,4 - 7,6


2. Suhu optimal : 37 - 42oC
3. Kebutuhan nutrisi : Dapat tumbuh pada media yang mengandung asetat
sebagai sumber karbon dan amonium sulfat sebagai
sumber nitrogen.
1. Kadar Garam : konsentrasi tinggi
CARA PENULARAN

Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen utama bagi manusia


sebagai patogen oportunistik yang mengambil keuntungan dari
lemahnya sistem kekebalan tubuh individu untuk menimbulkan infeksi.
Transmisi Pseudomonas aeruginosa dapat melalui aliran udara, air,
tangan tercemar, dan penanganan alat-alat yang tidak steril di rumah
sakit. Selain itu, dapat juga melalui agent hewan antara lain lalat,
nyamuk, dsb.
ANTIBIOTIK PILIHAN
Salah satu obat antibiotik pilihan pertama untuk penanganan
terhadap infeksi Pseudomonas aeruginosa yaitu siprofloksasin
yang termasuk kedalam golongan fluorokuinolon.
Siprofloksasin memiliki aktivitas yang cukup tinggi untuk
digunakan dalam infeksi sistemik.
Bahan Antiseptik atau Disinfektan
Produk antiseptik dan disinfektan yang mengandung senyawa aktif benzalkonium
klorida terhadap Pseudomonas aeruginosa memiliki daya antibakteri yang efektif.
Selain itu, lysol dan sodium hipoklorit mampu menurunkan bakteri Pseudomonas
aeruginosa dari limbah jarum suntik dengan efektivitas masing masing 73,5% dan
98,3%. Mekanisme kerja lysol sebagai desinfektan turunan fenol dalam membunuh
bakteri yaitu dengan merusak membran sel serta mendenaturasikan protein. Fenol
bekerja secara spesifik pada membran sel dan menonaktifkan enzim intrasitoplasma
dengan membentuk komplek yang tidak stabil. Mekanisme kerja sodium hipoklorit
sebagai bagian dari senyawa klorin dalam mengurangi bakteri yaitu dengan cara
bergabung dengan protein, membran sel dan enzim. Tingginya efektivitas lysol dan
sodium hipoklorit juga dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Samson et al
(2017) dimana populasi bakteri Pseudomonas aeruginosa yang tersisa setelah
desinfeksi dengan lysol dan sodium hipoklorit setelah desinfeksi selama 10 menit
hanya 1-2 log CFU/ml.
Dapat dilakukan dengan cara aseptik yaitu
proses pembakaran diatas api spiritus, atau
dapat dikatakan bahwa bakteri Pseudomonas
dapat dimatikan dengan proses pemanasan.
Selain itu dapat pula diberikan cairan etanol

Teknik 70-90%, produk yang berbasis klorin (seperti


hipoklorit) dengan konsentrasi 0,1% (1000
bagian per juta) untuk disinfeksi lingkungan
Sterilisasi secara umum atau 0,5% (5000 bagian per
juta) untuk darah dan cairan tubuh berjumlah
besar, dan hidrogen peroksida > 0,5%
Referensi
https://microbenotes.com/pseudomonas-aeruginosa/#what-is-pseudomonas-aerug
inosa
Goodman and Gilman’s, p.1015
Jurnal bioteknologi dan Biosains Indonesia Vol.6 Nomor 2 Tahun 2019
Thankyou.

Anda mungkin juga menyukai