PENDAHULUAN
Pseudomonas stutzeri
Grup nonfluoresen
Pseudomonas mendocina
Pseudomonas alcaligenes
Pseudomonas pseudo-
alcaligenes
II Pseudomonas pseudomallei
Pseudomonas mallei
Pseudomonas capecia
Pseudomonas picketti
III dan IV Berbagai spesies yang jarang
diisolasi dari manusia
V Xanthomonas maltophilia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1.1 KLASIFIKASI
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Species : Pseudomonas aeruginosa
B. Biakan: P. aeruginosa adalah aerob obligat yang tumbuh dengan mudah pada
banyak jenis perbenihan biakan, kadang-kadang menghasilkan bau yang
manis atau menyerupai anggur. Beberapa strain menhemolisis darah.
3
P. aeruginosa membentuk koloni halus bulat dengan warna fluoresensi
kehijauan. Bakteri ini sering menghasikan piosianin, pigmen kebiru-biruan
yang tak berflouresensi, yang berdifusi ke dalam agar. Spesies Pseudomonas
lain tidak menghasilkan piosianin. Banyak strain P. aeruginosa juga
menghasilkan pigmen piorubin yang berwarna merah gelap atau pigmen
piomelanin yang hitam.
P. aeruginosa dalam biakan dapat menghasilkan berbagai jenis koloni,
sehingga memberi kesan biakan dari campuran berbagai spesies bakteri.
P. aeruginosa yang jenis koloninya berbeda dapat mempunyai aktivitas
biokimia dan enzimatik yang berbeda dan pola kepekaan antimikroba yang
berbeda pula. Biakan dari pasien dengan fibrosis kistik sering menghasilkan
P. aeruginosa sebagai hasil produksi berlebihan dari alginat, suatu
aksopolisakarida.
4
Pengenalan biasanya berdasarkan morfologi koloni, sifat oksidase-positif,
adanya pigmen yang khas dan pertumbuhan pada suhu 42C. Untuk
membedakan P. aeruginosa dari pseudomonas yang lain berdasarkan aktivitas
biokimiawi, dibutuhkan pengujian dengan berbagai subsrat.
2.1.4 Patogenesis
P. aeruginosa hanya bersifat pathogen bila masuk ke daerah yang fungsi
pertahanannya abnormal, misalnya bila selaput mukosa dan kulit robek karena
kerusakan jaringan langsung; pada pemakaian kateter intravena atau kateter air kemih
atau kateter air kemih atau bila terdapat netropenia, misalnya pada kemoterapi kanker.
Kuman melekat dan mengkoloni selaput mukosa atau kulit, menginvasi secara lokal,dan
menimbulkan penyakit sistemik. Proses ini dibantu oleh pili, enzim,dan toksin yang
diuraikan di atas. Lipopolisakarida berperan langsung dalam menyebabkan
demam,syok,oliguria,leukositosis dan leukopenia,disseminated intravascular coagulation
dan respiratory distress syndrome pada orang dewasa.
5
P. aeruginosa (dan spesies lain,misalnya Pseudomonas cepacia,Psedomonas
putida) resisten terhadap banyak obat antimikroba sehingga akan berkembangbiak bila
bakteri flora normal yang peka ditekan.
6
Gambar 3: Infeaksi Pseudomonas aeruginosa pada mata dan kaki
7
2.1.6 Tes Diagnostik Laboratorium
A. Bahan:Bahan dari lesi kulit,nanah,urine,darah,cairan spinal,dahak,dan bahan lain
harus diambil seperti yang ditunjukkan oleh jenis infeksi.
B. Sediaan Apus:Batang gram-negatif sering terlihat dalam sediaan apus.Tidak ada ciri-
ciri morfologik khusus yang membedakan pseudomonas dari batang enterik atau batang
gram-negatif yang lain.
C. Biakan: bahan ditanam pada lempeng agar darah dan perbenihan diferensial yang
biasa digunakan untuk menumbuhkan batang gram-negatif enterik. Pseudomonas tumbuh
dengan mudah pada kebanyakan perbenihan ini, tetapi mungkin tumbuh lebih lambat
dibanding batang enterik lain. P. aeruginosa tidak meragikan laktosa dan dengan mudah
dibedakan dengan bakteri peragi laktosa. Biakan merupakan tes khusus untuk diagnosis
infeksi P. aeruginosa.
2.1.7 Pengobatan
Infeksi P. aeruginosa yang penting dalam klinik tidak boleh diobati dengan
terapi obat tunggal , karena keberhasilan terapi semacam itu rendah dan bakteri dapat
dengan cepat menjadi resisten. Penisilin yang bekerja aktif terhadap P. aeruginosa
tikarsilin, mezlosilin, dan piperasilindigunakan dalam kombinasi dengan
aminoglikosida, biasanya gentamisin, tobramisin, atau amikasin. Obat lain yang aktif
terhadap P. aeruginosa antara lain aztreonam ; imipenem ; kuinolon baru , termasuk
siprofloksasin. Sefalosporin generasi baru , seftazidim dan sefoperakson aktif melawan
P. aeruginosa ; seftazidim digunakan secara primer pada terapi infeksi P. aeruginosa.
Pola kepekaan P. aeruginosa bervariasi secara geografik, dan tes kepekaan harus
dilakukan sebagai pedoman untuk pemilihan terapi antimikroba.
8
basah yang lain. Untuk tujuan epidemiologi , strain dapat ditentukan tipenya berdasarkan
kepekaan tehadap piosin dan imunotipe lipopolisakaridanya. Vaksin dari jenis yang tepat
yang diberikan pada penderita dengan risiko tinggi akan memberikan perlindungan
sebagian terhadap sepsis Pseudomonas. Terapi semacam itu telah digunakan secara
eksperimental pada penderita leukemia , luka bakar , fibrosis kistik , dan imunosupresi.
9
dengan pemadatan lobus atas , Selanjutnya , pasien menjadi tidak demam lagi , sementara
itu timbul kavitas pada lobus atas , menghasilkan gambaran yang mirip dengan
tuberkulosis pada film sinar-x. Beberapa pasien mengalami infeksi supuratif kronik
dengan abses pada kulit , otak , paru , miokardium , hati , tulang ,dan tempat tempat
lain. Pasien dengan infeksi supuratif kronik mungkin tidak demam dan mengalami
penyakit yang berkembang lambat. Infeksi laten kadang kadang teraktivasi kembali
sebagai akibat penekanan fungsi imun.
Diagnosis melioidosis harus dipertimbangkan pada pasien yang berasal dari
daerah endemik dengan penyakit paru lobus atas yang fulminan atau penyakit sistemik
yang tidak dapat diterangkan. Pewarnaan Gram pada bahan yang sesuai akan
memperlihatkan basil gram negatif yang kecil; pewarnaan bipolar ( gambaran titik
aman ) terlihat dengan pewarnaan biru metilen atau pewarnaan Wright. Biakan yang
positif bersifat diagnostik. Tes serologik yang positif membantu secara diagnostik dan
merupakan bukti dari infeksi pada masa lalu.
Melioidosis menimbulkan angka kematian yang tinggi jika tidak diobati. Mungkin
diperlukan drainase pembedahan pada infeksi setempat. Uji kepekaan antibiotik
merupakan panduan penting untuk pengobatan. P. pseudomallei biasanya peka terhadap
berbagai antibiotik, antara lain tetrasiklin , sulfonamide , trimetoprim sulfametoksazol ,
kloramfenikol , amoksisilin atau tikarsilin dengan asam klavulanat , piperasilin
,imipenem , dan sefalosporin generasi ketiga. Pasien dengan infeksi yang berat sebaiknya
diobati secara parenteral ( misalnya , trimetoprim sulfametoksazol , atau
kloramfenikol , seringkali dalam bentuk kombinasi. Lamanya pengobatan antimikroba
paling sedikit 8 minggu ; pengobatan selama 6 bulan sampai 1 tahun harus
dipertimbangkan bagi pasien dengan lesi supuratif ekstrapulmoner. Sering terjadi
kekambuhan melioidosis , dan pilihan yang tepat serta lamanya pengobatan antibiotic
untuk mencegah kekambuhan belum dapat ditetapkan. Tidak terdapat vaksin atau cara
cara pencegahan yang spesifik.
10
2.3 PSEUDOMONAS MALLEI
P. mallei adalah batang gram negative, aerob, kecil, tak berpigmen dan tak
bergerak, yang tumbuh dengan mudah pada sebagian besar perbenihan bakteriologi.
Bakteri ini menyebabkan glander, penyakit kuda yang dapat menular pada manusia. Pada
kuda, penyakit ini terutama bermanifestasi sebagai penyakit paru paru, lesi ulseratif
subkutan, dan penebalan saluran getah bening dengan nodul ; juga terjadi sistemik.
Infeksi manusia, yang dapat berakibat fatal, biasanya dimulai sebagai bisul pada kulit
atau selaput mukosa diikuti dengan limfangitis dan sepsis. Penghirupan bakteri ini dapat
mengakibatkan pneumonia primer.
Diagnosis berdasarkan pada peningkatan titer aglutinasi dan biakan bakteri dari
lesi local pada manusia atau kuda.Penderita manusia dapat diobati secara efektif dengan
tertrasiklin ditambah suatu aminoglikosida.
Penyakit ini dikendalikan dengan membantai kuda atau keledai yang terinfeksi,
dan sekarang hal ini sangat langka. Di beberapa negara, infeksi laboratorium merupakan
satu satunya sumber penyakit ini.
11
negative dan lisan dekarboksilase positif. X. maltophilia umumnya tidak membentuk
pigmen dan enzim seperti yang dihasilkan oleh P. aeruginosa dan yang berkaitan dengan
virulensi P. aeruginosa. X. maltophilia adalah penyebab penting dari infeksi yang didapat
di rumah sakit pada penderita yang system imunnya terganggu. Bakteri ini telah diisolasi
dari berbagai tempat anatomi, seperti sekresi saluran pernafasan,air kemih , cedera kulit,
dan darah. Isolat sering merupakan bagian dari flora campuran yang terdapat dalam
bahan pemeriksaan. Bila biakan darah member hasil positif, hal ini biasanya berhubungan
dengan penggunaan kateter plastik intravena. X. maltophilia biasanya peka terhadap
trimetoprim sulfametokasazol dan tahan terhadap antimikroba yang biasa digunakan
sepertisefalosporin, penisilin antipseudomonas, aminoglikosida, imipenem, dan kuinolon.
Penggunaan obat obatan secara luas terhadap X. maltophilia memainkan peranan
penting dalam menimbulkan resistensi sehinggaa meningkat frekuensi penyakit.
BAB III
KESIMPULAN
12
3 dan 4) Berbagai spesies yang jarang diisolasi dari manusia. 5) Xanthomonas
maltophilia. Diantara spesies diatas yang paling berbahaya adalah Pseudomonas
aeruginosa. Dalam jumlah kecil P aeruginosa sering terdapat dalam flora usus normal
dan pada kulit manusia dan merupakan pathogen utama dari kelompoknya.
P. aeruginosa disebut patogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada
mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga tinggal
pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal dan pada kulit
manusia.
Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit nosokomial. Nosokomial berasal dari
kata Yunani berarti di rumah sakit. Jadi, infeksi nosokomial adalah infeksi yang
diperoleh selama dalam perawatan di rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA
13
14