Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BAKTERIOLOGI 3

Resume dan Identifikasi

Pseudomonas sp dan Proteus sp

Disusun Oleh :

REZSA ADITYA

P17334121531

PROGRAM STUDI

DIV ALIH JENJANG TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


2021/2022
Pseudomonas sp.
Bakteri Pseudomonas berbentuk kokobasil atau batang. Koloni mikroskopik
cenderung berbentuk menyerupai rantai pendek. Pseudomonas bersifat invasif dan
toksigenik, menyebabkan infeksi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang lemah.
Grup Pseudomonas merupakan kokobasil atau batang gram negatif, bersifat aerob
dan mempunyai flagel tunggal atau 2-3 flagel, beberapa menghasilkan pigmen yang larut
air. Pseudomonas banyak terdapat ditanah, air, tanaman, dan hewan. Pseudomonas sering
terdapat pada flora normal usus dan kulit manusia (Jawet dkk, 2014).
Pseudomonas merupakan bakteri oportunistik yang patogen menimbulkan
penyakit infeksi nosokomial pada manusia. Pasien diabetes mellitus yang mempunyai
luka terbuka akan lebih mudah mengalami infeksi bakteri aerob dan anerob karena
mempunyai daya tahan tubuh yang lemah dan adanya gula darah yang tinggi menjadi
tempat yang strategis untuk pertumbuhan bakteri (Soedarto, 2015).
Pseudomonas aeruginosa merupakan flora normal usus dan kulit manusia dalam
jumlah yang kecil serta merupakan patogen utama dalam grup Pseudomonas.
Pseudomonas aeruginosa tersebar luas di alam dan biasanya ditemukan pada lingkungan
yang lembab di rumah sakit. Bakteri tersebut membentuk koloni yang bersifat saprofit
pada manusia yang sehat, tetapi menyebabkan penyakit pada manusia dengan pertahanan
tubuh yang tidak adekuat. Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri patogen
nosokomial nomor empat yang paling banyak diisolasi dari semua infeksi yang didapat di
rumah sakit (Nugroho, 2010). Infeksi yang terjadi pada darah, pneumonia, infeksi saluran
kemih, dan infeksi sesudah operasi dapat menyebabkan infeksi berat yang dapat
menyebabkan kematian (Soekiman, 2016).

Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas aeruginosa (Soedarto, 2015).

Morfologi
a. Ciri Organisme
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri berbentuk kokobasil atau batang
berukuran 0,6 x 2 μm, bersifat aerob dan mempunyai flagel tunggal atau 2-3 flagel.
Bakteri ini bersifat gram negatif dan tampak dalam bentuk tunggal, berpasangan dan
seperti rantai pendek.

Pseudomonas aeruginosa
(Sumber: http://teenozhealthanalyst.blogspot.co.id/2012/04/identifikasi-proteus.html)
b. Kultur
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri obligat aerob yang tumbuh pada
media kultur yang menghasilkan aroma berbau manis seperti anggur atau jagung (corn
taco-like odor). Pseudomonas aeruginosa membentuk koloni bulat, licin, halus dengan
warna kehijauan yang berfluoresensi. Bakteri ini juga menghasilkan pigmen kebiruan
yang tidak berfluoresensi yang larut dalam agar disebut piosianin (pyocyanin),
menghasilkan pigmen berfluoresensi yang memberikan warna kehijuan pada agar disebut
pioverdin.
Pseudomonas aeruginosa pada biakan dapat menghasilkan koloni yang berbeda,
mungkin memiliki aktivitas biokimia dan enzim yang berbeda serta pola kepekaan yang
berbeda terhadap antimikroba. Biakan dari pasien dengan fibrosis kistik menghasilkan
bakteri Pseudomonas aeruginosa yang membentuk koloni mukoid akibat kelebihan
produksi alginat, suatu eksopolisakarida.
c. Sifat Pertumbuhan
Pseudomonas aeruginosa tumbuh dengan baik pada suhu 37-42°C, pertumbuhan
pada 42°C membantu membedakan dari spesies Pseudomonas lain dari grup fluoresensi.
Bakteri ini bersifat oksidase positif, tidak meragikan kerbohidrat tetapi mengoksidasi
glukosa. Identifikasi biasanya berdasarkan pada bentuk koloni, oksidase positifnya,
adanya pigmen yang khas, dan tumbuh pada suhu 42°C (Jawet dkk, 2014).

Struktur Antigen dan Toksin


Pili (fimbriae) menonjol dari permukaan sel dan membantu untuk perlekatan pada
sel epitel inang. Kapsul polisakarida menyebabkan bentuk mukoid dari koloni yang
dipisahkan dari pasien dengan fibrosis kistik. Liposakarida yang ada dalam beragam
bentuk antigenik, berperan pada sifat endotoksin organisme. Pseudomonas aeruginosa
dapat dibedakan secara serologis dengan anti-sera polisakarida dan dengan kepekaan
terhadap piosin. Pseudomonas aeruginosa dari infeksi klinis menghasilkan enzim
ekstraseluler, seperti elastase, protease, dan dua hemolisin: sebuah fosfolipase C yang
tidak tahan panas dan glikolipid yang tahan panas.
Pseudomonas aeruginosa menghasilkan eksotoksin A yang menyebabkan
jaringan nekrosis dan jika bentuk murni disuntikan pada hewan bisa mematikan. Toksin
menghambat sintesis protein melalui mekanisme kerja yang identik dengan mekanisme
kerja toksin difteria, walaupun struktur kedua toksin tidak identik. Antitoksin untuk
eksotoksin A ditemukan dalam serum manusia, termasuk serum pasien yang sembuh dari
infeksi berat Pseudomonas aeruginosa (Jawet dkk, 2014).

Patogenitas
Pseudomonas aeruginosa menjadi patogenik jika berada pada tempat dengan
daya tahan tidak normal, misalnya diselaput lendir dan kulit yang rusak akibat kerusakan
jaringan, jika menggunakan kateter pembuluh darah atau saluran kencing, pada
neutropenia seperti khemoterapi kanker. Bakteri menempel dan menyerang selaput lendir
atau kulit, menyebar dari tempat dan menyebabkan penyakit sistemik. Proses ini
dipercepat oleh pili, enzim, dan toksin. Lipopolisakarida berperan langsung dalam
menyebabkan demam, syok, oliguria, lekositosis dan lekopenia, gangguan koagulasi
darah dan gejala susah bernafas pada orang dewasa (Jawet dkk, 2014).

Proteus sp. 
Proteus sp. termasuk dalam famili enterobakteriaceae, bakteri berbentuk batang,
gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, flagel peritrik, ada yang cocobacilli,
polymorph, berpasangan atau membentuk rantai, kuman ini berukuran 0,4-0,8 x 1.0-0,3
mm. Bakteri proteus sp. Termasuk dalam bakteri  non fruktosa fermenter, bersifat
fakultatif aerobe/anaerob. 

Morfologi
Setelah tumbuh selama 24-48 jam pada media padat, kebanyakan sel
berbentuk seperti tongkat, panjang 1-3 mm dan lebar 0,4-0,6 mm, walaupun pendek dan
gemuk bentuknya kokus biasa. Dalam kultur muda yang mengerumun di media padat,
kebanyakan sel panjang, bengkok, dan seperti filamen, mencapai 10, 20, bahkan sampai
panjang 80 mm. Dalam kultur dewasa, organisme ini tidak memiliki pengaturan
karakteristik : mereka mungkin terdistribusi tunggal, berpasangan atau rantai pendek.
Akan tetapi, dalam kultur muda yang mengerumun, sel-sel filamen membentang dan
diatur konsentris seperti isobar dalam diagram angin puyuh. Kecuali untuk varian tidak
berflagella dan flagella yang melumpuhkan, semua jenis dalam kultur muda aktif
bergerak dengan flagella peritrik. Flagella tersebut terdapat dalam banyak bentuk
dibanding kebanyakan enterobakter lain, normal dan bentuk bergelombang kadang-
kadang ditemukan bersama dalam organisme sama dan bahkan dalam flagellum yang
sama. Bentuk flagellum juga dipengaruhi pH media.
Klasifikasi

Kingdom :  Bacteria
Phylum      :  Proteobacteria
Class          :  Gamma Proteobacteria
Order        :  Enterobacteriales
Family       :  Enterobacteriaceae
Genus        :  Proteus
Species      :  Proteus mirabilis

Patogenitas
Proteus sp. termasuk kuman patogen, menyebabkan infeksi saluran kemih atau
kelainan bernanah seperta abses. Infeksi luka.Proteus sp. Ditemukan sebagai penyebab
diare pada anak anak dan menimbulkan infeksi pada manusia. Bakteri ini mampu
memproduksi enzim urease dalam jumlah besar. Enzim urease yang menghidrolisis urea
menjadi ammonia (NH3) menyebabkan urin bertambah basa. Jika tidak ditanggulangi,
pertambahan kebasaan dapat memicu pembentukan ystem sitruvit (magnesium ystem
fosfat), kalsium karbonat, ystem apatit. Bakteri ini dapat ditemukan pada batu/ystem
tersebut, bersembunyi dalam ystem dan dapat kembali menginfeksi setelah pengobatan
dengan ystemic. Semakin banyak batu/ystem terbentuk, pertumbuhan makin cepat dan
dapat menyebabkan gagal ginjal. Proteus mirabilis memproduksi endotoksin yang
memudahkan induksi ke ystem respon inflamasi dan membentuk hemolisin. Bakteri ini
dapat pula menyebabkan pneumonia dan juga prostatitis pada
pria. P. mirabilis menyebabkan 90% dari ‘semua’ Proteus infeksi pada manusia.
Pemeriksaan Mikroskopik
a. Pseudomonas sp
Pewarnaan gram
Fungsi : Untuk membedakan bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif
Bentuk : Batang
Susunan : Tunggal, berpasangan
Sifat : Gram negatif
Gambar :

b. Proteus
Pewaranaan gram
Fungsi : Untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negatif
Bentuk : Batang
Susunan : Tersebsar
Sifat : Gram negatif
Gambar :
Media Pembenihan
a. Proteus sp
BAP (Blood Agar Plate)
Sifat media : media umum diferensial
Fungsi media : Untuk melihat sifat swarming proteus.
Komposisi :
Lab-lemco powder 10.0g
Pepton 10.0g
Sodium chloride 5.0g
Agar 15.0g
Hasil : koloni kecil-sedang, abu-abu, smooth, keping, ada yang menjalar dan ada
yang tidak menjalar, anhaemolisis.
Gambar :

(media sebelum ditumbuhi bakteri) (media setelah ditumbuhi bakteri)

Mac Conkey Agar Plate


Sifat media : Media selektif
Fungsi media : Untuk melihat sifat swarming proteus
Komposisi :
Indikator Netral red
Inhibiotor Bile salt (untuk menghambat sifat swarming), kristal violet
Karbohidrat Lakotsa
Hasil : Koloni sedang besar, tidak berwarna atau merah muda, non lactose
fermented, smoot menjalar atau tidak, kalau menjalar permukaan koloni rought(kasar).
Gambar :

(media sebelum ditumbuhi bakteri)


(media setelah ditumbuhi bakteri)

Tumbuh mudah pada media biasa tanpa bahan penghambat, dalam situasi aerob atau
anaerob pada suhu 10 -43oC.
·     
b. Pseudomonas sp
Selective Agar Base (Cetrimide Agar)
Sifat : Sebagai media isolasi dan diferensial untuk Pseudomonas aeruginosa
dari berbagai macam bahan.
Fungsi : Menghambat pertumbuhan mikroba flora yang menyertainya sehingga
konsentrasi asli dari inhibitor (0,1%) dikurangi untuk meminimalkan gangguan pada
pertumbuhan Pseudomonas. Produksi pigmen Pseudomonas aeruginosa tidak dihambat
bila ditanam pada media ini.
Komposisi :
Pepton dari gelatin 20g
Magnesium klorida 1.4g
Kalium sulfat 10g
Cetrimide 0.3g
Agar-agar 13.6g
Gliserol 10ml
Hasil : Agar cetrimide merupakan jenis agar-agar yang digunakan untuk isolasi
selektif bakteri gram negatif, Pseudomonas aeruginosa. Seperti namanya media ini
mengandung cetrimide, yang merupakan agen selektif terhadap flora mikroba alternatif.
Cetrimide juga meningkatkan produksi pigmen Pseudomonas seperti pyocyanin dan
fluorescens, yang menunjukkan warna biru-hijau dan kuning-hijau karakteristik masing-
masing. Cetrimide agar-agar secara luas digunakan dalam pengujian kosmetik, farmasi
dan spesimen klinis untuk menguji keberadaan Pseudomonas aeruginosa.

KING Agar B Base (Dansk Standard)


Sifat : Media ini digunakan untuk mendeteksi fluorescens bakteri di air, khusus
untuk Pseudomonas fluorescens dalam air minum.
Fungsi : Pergantian fosfat hidrogen di-kalium dengan fosfat kalium tri-3-hidrat
mencegah penurunan pH setelahdi autoklaf dan penurunan yang dihasilkan dalam
produksi fluorescein.
Komposisi :
Protease pepton 20g
Magnesium sulfat 1.5g
Tri-potassium phosphate 3-hydrate 1.8g
Agar-agar 10g
Gliserol 10ml

Hasil :
Pseudomonas Agar F Base dan Pseudomonas Agar P Base
Sifat : Media ini digunakan untuk isolasi dan diferensiasi Pseudomonas
berdasarkan pembentukan pyocyanin dan pyorubin atau fluorescein.
Fungsi : Pseudomonas Agar P Base merangsang pembentukan pyocianin dan
mengurangi fluorescein, sedangkan Pseudomonas Agar F Base merangsang produksi
fluorescein dan mengurangi pyocianin. Simultan menggunakan kedua media kultur
memungkinkan cepat saat identifikasi prminilary dari spesies Pseudomonas, karena
beberapa strain hanya dapat mensintesis pyocyanin, beberapa hanya dapat mensintesis
fluorescein dan ada yang menghasilkan kedua pigmen.
Komposisi :
1. Pseudomonas Agar F Base
Pepton dari kasein 10g
Pepton dari daging 10g
Magnesium sulfat 1.5g
Di-kalium hydrogen sulfat 1.5g
Agar –agar 12g
Gliserol 10ml

2. Pseudomonas Agar P Base


Pepton dari gelatin 20g
Magnesium klorida 1.4g
Kalium fosfat 10g
Agar –agar 12.6g
Gliserol 10ml

Hasil : Hanya Pseudomonas aeruginosa dapat tumbuh pada Pseudomonas Agar


P Base dengan koloni yang dikelilingi oleh zona biru hingga hijau karena pembentukan
pyocianin atau zona merah hingga coklat gelap karena produksi pyorubin. Pigmen yang
berwarna dapat diekstraksi dengan kloroform. Pseudomonas aeruginosa muncul pada
Pseudomonas Agar F Base sebagai koloni dikelilingi oleh zona kuning hingga kehijauan-
kuning yang dihasilkan dari produksi fluorescein. Jika pycyanin juga disintesis, warna
hijau terang yang dihasilkan berfluoresensi dalam cahaya ultraviolet.

c. Pseudomonas aeruginosa
Media Blood Agar Plate.
Sifat : Media differensial
Fungsi : Membedakan bakteri berdasarkan kemampuan mereka untuk melisiskan
sel-sel darah merah
Komposisi :
Agar Nutrien 5.6g
Darah 10-20ml
Hasil : ukuran koloni besar – besar, berwarna putih abu – abu, Hemolytis atau
anhemolytis.

Mac Conkey
Sifat : media selektif dan diferensial gram negatif
Fungsi : membedakan bakteri yang memfermentasi laktosa
Komposisi :
Pancreatic Digest of Gelatin 17g/L
Lactose 10/L
Agar 13.5/L
Pancreatic Digest of Casein 1.5/L
Crystal Violet 1/L
Peptic Digest of Animal Tissue 1.5/L
Sodium Chloride 5/L
Neutral Red 30mg/L
Bile Salt Mixture 1.5/L

Hasil : Ukuran koloni sedang halus, bentuk keeping tepinya tidak rata, warna
kadang – kadang sedikit kehijau – hijauan.

Nutrient Agar
Sifat : Media umum.
Fungsi : Untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof.
Komposisi :
Ekstra beef 10g
Pepton 10g
NaCl 5g
Air destilat 1000ml
Agar 15g/L
Hasil : Tumbuh berwarna hijau biru.

Cetrimide
Sifat : Sebagai media isolasi dan diferensial untuk Pseudomonas aeruginosa
dari berbagai macam bahan.
Fungsi : Menghambat pertumbuhan mikroba flora yang menyertainya sehingga
konsentrasi asli dari inhibitor (0,1%) dikurangi untuk meminimalkan gangguan pada
pertumbuhan Pseudomonas
Komposisi :
Peptondari gelatin 20g
Magnesium klorida 1.4g
Kalium sulfat 10g
Cetrimide 0.3g
Agar-Agar 13.6g
Gliserol 10ml
Hasil : Tumbuh berwarna hijau biru.

Uji Biokimia dan Uji Lainnya


a. Pseudomonas aeruginosa
Uji Biokimia
TSIA
Slant / Lereng Butt / Dasar
Alcalise (merah) Alcalise (merah)

1. Prinsip TSIA adalah 1- 2 koloni diambil pada media pembiakan kemudian ditusuk
dan digores pada media TSIA.
2. Fungsi TSIA adalah untuk melihat bakteri yang dapat memfermentasikan 3 gula
(gukosa, laktosa, sukrosa)
3. Komposisi TSIA: Medium TSIA mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa, laktosa,
sukrosa, dan H2S yang ditunjukkan dengan adanya endapan hitam. Konsentrasi
glukosa adalah 1/10 dari konsentrasi laktosa atau sukrosa agar fermentasi glukosa
saja yang terlihat. Medium TSIA diinokulasikan dengan menusukkan ose sedalam ¾
medium lalu menggoreskannya pada bagian slant media
Reaksi positif terjadi pada:
Oxydase Catalase Motolity Gelatinase Reduksi Nitrate
(+) (+) (+) (+) (+)
Reaksi negative terjadipada:
ONPG Amylase D-Nase Lysine Ortnithine Aesculinehydrolysa
decarboxylase decaroxylase
(-) (-) (-) (-) (-) (-)

Uji lainnya:
1. Uji Katalase Koloni dari media  Nutrient  Agar dilakukan uji katalase dengan cara mengambil koloni
tersebut dengan ose mata secara  aseptis, letakan pada obyek  glass yang  sebelumnya dibersihkan dengan
alkohol 70%,  ratakan, kemudian  tambah 1 tetes reagen  H2O2 3% . Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya gelembung -gelembung udara, warna putih.
Pseudomonas aeruginosa : uji katalase (+)
2. Uji Oksidase Koloni
Dari media Nutrient Agar dilakukan uji oksidase dengan cara mengambil koloni tersebut dengan ose mata
secara aseptis, letakan  pada kertas saring yang terletak pada obyek glass kemudian  ditambah 1 tetes 1 –1
Dimethyl  Para-phenil Hidroklorida 1%.
Hasil positif dintandai dengan terbentuknya  warna  hitam  pada  koloni dikertas saring.
Pseudomonas aeruginosa : Uji oksidase (+)

b. Proteus
Urea Hidrolisis Test (Cristiansens)
Tujuannya adalah untuk melihat apakah mikroba dapat menggunakan urea senyawa
sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhan. Penggunaan urea dilakukan dengan
enzim urease.
Media yang digunakan adalah kaldu urea Cristiansen. Media adalah kaldu nutrisi
yang 2,0 % urea ditambahkan. Indikator pH adalah fenol merah., yang merag di netral pH
tapi belum berubah menjadi kuning pada pH <6,8. Hal ini juga berubah menjadi magenta
atau pink panas di pH >8,4.

Fungsi Tes Urease (Uji hidrolisis urea)


Tes ini untuk mengidentifikasi beberapa mikroorganisme yang mampu menghasilkan
enzim urease dan urea menjadi amonia, CO2. Umumnya untuk membedakan bakteri
salmonella dengan proteus yang menghasilkan enzim urease yang dapat melepaskan amonia.
Dengan adanya indikator Fenol Red dalam suasana basa (membebaskan amonia)
menyebabkan naiknya pH 6,8-8,1 sehingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi
merah keunguan. Uji ini digunakan untuk mengidentifikasi adanya bakteri patogen yang
terdapat di dalam usus, antara lain: salmonella dan proteus, dimana bakteri proteus
menghasilkan enzim urease yang dapat membebaskan amonia.

Hasil: Tes urease (+)


Genus proteus dapat dibedakan dari beberapa bakteri Gram negatif lain karena
kesanggupannya menghsilkan banyak enzim urease. Bila dalam biakan terdapat urease, urea
dihidrolisis, sehingga terbentuk amonia yang mengubah warna indikator dari kuning menjadi
merah.

Uji Serologis
a. Proteus sp
Tes Weil-Felix dapat dilakukan sebagai geser atau tabung reaksi. Antigen yang
diperlukan (OX2 , OX19, dan OXK) dapat diperoleh secara komersial. Metode Slide Pada
permukaan padat (slide kaca, genteng, kartu), sejumlah kecil (PL 50-100) dari serum pasien
ditempatkan. Setetes antigen yang diinginkan ditambahkan dan suspensi Hasil dicampur dan
kemudian diputar selama satu menit. Aglutinasi terlihat merupakan indikasi hasil positif dan
kira-kira sesuai dengan titer 1:20. Hasil positif dapat lebih dititrasi dengan menggunakan metode
tabung, que lebih padat karya. Metode tabung menggunakan 0,25% fenol saline sebagai
pengencer, serangkaian tabung kontainer yang berisi pengenceran dua kali lipat dari serum
pasien yang dibuat dengan volume 1 mL akhir. Setetes suspensi antigen ditambahkan ke masing-
masing tabung, dan campuran diinkubasi pada 50-55°C selama 4-6 jam. Sebuah tabung yang
positif akan menunjukkan granulasi terlihat atau flokulasi, que dititikberatkan Ketika tabung
lembut gelisah. Titer Sesuai dengan Tabung paling encer dalam seri itu masih menunjukkan
positif. Umumnya, titer ≥ 1:320 merupakan diagnostik dianggap.

Uji Kepekaan Antibiotik


a. Psedomonas spp
Uji kepekaan dilakukan terhadap Sefalosporin, Karbapenem, Ureidopenisilin,
Aminoglikosida, dan Fluorokuionolon.Fluorokuinolon berfungsi melawan bakteri patogen
gram negative termasuk Pseudomonas.
Hasil Uji Kepekaan Bakteri terhadap beberapa antibiotik
Psedomonas aeruginosa
Nama Antibiotik Interpretasi
Sefalosporin Sensitif
karbapenem Sensitif
ureidopenisilin Sensitif
aminoglikosida Sensitif
fluorokuinolon Sensitif

b. Proteus sp
Uji kepekaan dilakukan terhadap Fluorokuinolon dan Siprofloksasin
Hasil Uji Kepekaan Bakteri terhadap beberapa antibiotik
Proteus mirabilis
Nama Antibiotik Interpretasi
Fluorokuinolon Sensitif
Siprofoksasin Sensitif

Anda mungkin juga menyukai