Disusun Oleh :
REZSA ADITYA
P17334121531
PROGRAM STUDI
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas aeruginosa (Soedarto, 2015).
Morfologi
a. Ciri Organisme
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri berbentuk kokobasil atau batang
berukuran 0,6 x 2 μm, bersifat aerob dan mempunyai flagel tunggal atau 2-3 flagel.
Bakteri ini bersifat gram negatif dan tampak dalam bentuk tunggal, berpasangan dan
seperti rantai pendek.
Pseudomonas aeruginosa
(Sumber: http://teenozhealthanalyst.blogspot.co.id/2012/04/identifikasi-proteus.html)
b. Kultur
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri obligat aerob yang tumbuh pada
media kultur yang menghasilkan aroma berbau manis seperti anggur atau jagung (corn
taco-like odor). Pseudomonas aeruginosa membentuk koloni bulat, licin, halus dengan
warna kehijauan yang berfluoresensi. Bakteri ini juga menghasilkan pigmen kebiruan
yang tidak berfluoresensi yang larut dalam agar disebut piosianin (pyocyanin),
menghasilkan pigmen berfluoresensi yang memberikan warna kehijuan pada agar disebut
pioverdin.
Pseudomonas aeruginosa pada biakan dapat menghasilkan koloni yang berbeda,
mungkin memiliki aktivitas biokimia dan enzim yang berbeda serta pola kepekaan yang
berbeda terhadap antimikroba. Biakan dari pasien dengan fibrosis kistik menghasilkan
bakteri Pseudomonas aeruginosa yang membentuk koloni mukoid akibat kelebihan
produksi alginat, suatu eksopolisakarida.
c. Sifat Pertumbuhan
Pseudomonas aeruginosa tumbuh dengan baik pada suhu 37-42°C, pertumbuhan
pada 42°C membantu membedakan dari spesies Pseudomonas lain dari grup fluoresensi.
Bakteri ini bersifat oksidase positif, tidak meragikan kerbohidrat tetapi mengoksidasi
glukosa. Identifikasi biasanya berdasarkan pada bentuk koloni, oksidase positifnya,
adanya pigmen yang khas, dan tumbuh pada suhu 42°C (Jawet dkk, 2014).
Patogenitas
Pseudomonas aeruginosa menjadi patogenik jika berada pada tempat dengan
daya tahan tidak normal, misalnya diselaput lendir dan kulit yang rusak akibat kerusakan
jaringan, jika menggunakan kateter pembuluh darah atau saluran kencing, pada
neutropenia seperti khemoterapi kanker. Bakteri menempel dan menyerang selaput lendir
atau kulit, menyebar dari tempat dan menyebabkan penyakit sistemik. Proses ini
dipercepat oleh pili, enzim, dan toksin. Lipopolisakarida berperan langsung dalam
menyebabkan demam, syok, oliguria, lekositosis dan lekopenia, gangguan koagulasi
darah dan gejala susah bernafas pada orang dewasa (Jawet dkk, 2014).
Proteus sp.
Proteus sp. termasuk dalam famili enterobakteriaceae, bakteri berbentuk batang,
gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, flagel peritrik, ada yang cocobacilli,
polymorph, berpasangan atau membentuk rantai, kuman ini berukuran 0,4-0,8 x 1.0-0,3
mm. Bakteri proteus sp. Termasuk dalam bakteri non fruktosa fermenter, bersifat
fakultatif aerobe/anaerob.
Morfologi
Setelah tumbuh selama 24-48 jam pada media padat, kebanyakan sel
berbentuk seperti tongkat, panjang 1-3 mm dan lebar 0,4-0,6 mm, walaupun pendek dan
gemuk bentuknya kokus biasa. Dalam kultur muda yang mengerumun di media padat,
kebanyakan sel panjang, bengkok, dan seperti filamen, mencapai 10, 20, bahkan sampai
panjang 80 mm. Dalam kultur dewasa, organisme ini tidak memiliki pengaturan
karakteristik : mereka mungkin terdistribusi tunggal, berpasangan atau rantai pendek.
Akan tetapi, dalam kultur muda yang mengerumun, sel-sel filamen membentang dan
diatur konsentris seperti isobar dalam diagram angin puyuh. Kecuali untuk varian tidak
berflagella dan flagella yang melumpuhkan, semua jenis dalam kultur muda aktif
bergerak dengan flagella peritrik. Flagella tersebut terdapat dalam banyak bentuk
dibanding kebanyakan enterobakter lain, normal dan bentuk bergelombang kadang-
kadang ditemukan bersama dalam organisme sama dan bahkan dalam flagellum yang
sama. Bentuk flagellum juga dipengaruhi pH media.
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Species : Proteus mirabilis
Patogenitas
Proteus sp. termasuk kuman patogen, menyebabkan infeksi saluran kemih atau
kelainan bernanah seperta abses. Infeksi luka.Proteus sp. Ditemukan sebagai penyebab
diare pada anak anak dan menimbulkan infeksi pada manusia. Bakteri ini mampu
memproduksi enzim urease dalam jumlah besar. Enzim urease yang menghidrolisis urea
menjadi ammonia (NH3) menyebabkan urin bertambah basa. Jika tidak ditanggulangi,
pertambahan kebasaan dapat memicu pembentukan ystem sitruvit (magnesium ystem
fosfat), kalsium karbonat, ystem apatit. Bakteri ini dapat ditemukan pada batu/ystem
tersebut, bersembunyi dalam ystem dan dapat kembali menginfeksi setelah pengobatan
dengan ystemic. Semakin banyak batu/ystem terbentuk, pertumbuhan makin cepat dan
dapat menyebabkan gagal ginjal. Proteus mirabilis memproduksi endotoksin yang
memudahkan induksi ke ystem respon inflamasi dan membentuk hemolisin. Bakteri ini
dapat pula menyebabkan pneumonia dan juga prostatitis pada
pria. P. mirabilis menyebabkan 90% dari ‘semua’ Proteus infeksi pada manusia.
Pemeriksaan Mikroskopik
a. Pseudomonas sp
Pewarnaan gram
Fungsi : Untuk membedakan bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif
Bentuk : Batang
Susunan : Tunggal, berpasangan
Sifat : Gram negatif
Gambar :
b. Proteus
Pewaranaan gram
Fungsi : Untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negatif
Bentuk : Batang
Susunan : Tersebsar
Sifat : Gram negatif
Gambar :
Media Pembenihan
a. Proteus sp
BAP (Blood Agar Plate)
Sifat media : media umum diferensial
Fungsi media : Untuk melihat sifat swarming proteus.
Komposisi :
Lab-lemco powder 10.0g
Pepton 10.0g
Sodium chloride 5.0g
Agar 15.0g
Hasil : koloni kecil-sedang, abu-abu, smooth, keping, ada yang menjalar dan ada
yang tidak menjalar, anhaemolisis.
Gambar :
Tumbuh mudah pada media biasa tanpa bahan penghambat, dalam situasi aerob atau
anaerob pada suhu 10 -43oC.
·
b. Pseudomonas sp
Selective Agar Base (Cetrimide Agar)
Sifat : Sebagai media isolasi dan diferensial untuk Pseudomonas aeruginosa
dari berbagai macam bahan.
Fungsi : Menghambat pertumbuhan mikroba flora yang menyertainya sehingga
konsentrasi asli dari inhibitor (0,1%) dikurangi untuk meminimalkan gangguan pada
pertumbuhan Pseudomonas. Produksi pigmen Pseudomonas aeruginosa tidak dihambat
bila ditanam pada media ini.
Komposisi :
Pepton dari gelatin 20g
Magnesium klorida 1.4g
Kalium sulfat 10g
Cetrimide 0.3g
Agar-agar 13.6g
Gliserol 10ml
Hasil : Agar cetrimide merupakan jenis agar-agar yang digunakan untuk isolasi
selektif bakteri gram negatif, Pseudomonas aeruginosa. Seperti namanya media ini
mengandung cetrimide, yang merupakan agen selektif terhadap flora mikroba alternatif.
Cetrimide juga meningkatkan produksi pigmen Pseudomonas seperti pyocyanin dan
fluorescens, yang menunjukkan warna biru-hijau dan kuning-hijau karakteristik masing-
masing. Cetrimide agar-agar secara luas digunakan dalam pengujian kosmetik, farmasi
dan spesimen klinis untuk menguji keberadaan Pseudomonas aeruginosa.
Hasil :
Pseudomonas Agar F Base dan Pseudomonas Agar P Base
Sifat : Media ini digunakan untuk isolasi dan diferensiasi Pseudomonas
berdasarkan pembentukan pyocyanin dan pyorubin atau fluorescein.
Fungsi : Pseudomonas Agar P Base merangsang pembentukan pyocianin dan
mengurangi fluorescein, sedangkan Pseudomonas Agar F Base merangsang produksi
fluorescein dan mengurangi pyocianin. Simultan menggunakan kedua media kultur
memungkinkan cepat saat identifikasi prminilary dari spesies Pseudomonas, karena
beberapa strain hanya dapat mensintesis pyocyanin, beberapa hanya dapat mensintesis
fluorescein dan ada yang menghasilkan kedua pigmen.
Komposisi :
1. Pseudomonas Agar F Base
Pepton dari kasein 10g
Pepton dari daging 10g
Magnesium sulfat 1.5g
Di-kalium hydrogen sulfat 1.5g
Agar –agar 12g
Gliserol 10ml
c. Pseudomonas aeruginosa
Media Blood Agar Plate.
Sifat : Media differensial
Fungsi : Membedakan bakteri berdasarkan kemampuan mereka untuk melisiskan
sel-sel darah merah
Komposisi :
Agar Nutrien 5.6g
Darah 10-20ml
Hasil : ukuran koloni besar – besar, berwarna putih abu – abu, Hemolytis atau
anhemolytis.
Mac Conkey
Sifat : media selektif dan diferensial gram negatif
Fungsi : membedakan bakteri yang memfermentasi laktosa
Komposisi :
Pancreatic Digest of Gelatin 17g/L
Lactose 10/L
Agar 13.5/L
Pancreatic Digest of Casein 1.5/L
Crystal Violet 1/L
Peptic Digest of Animal Tissue 1.5/L
Sodium Chloride 5/L
Neutral Red 30mg/L
Bile Salt Mixture 1.5/L
Hasil : Ukuran koloni sedang halus, bentuk keeping tepinya tidak rata, warna
kadang – kadang sedikit kehijau – hijauan.
Nutrient Agar
Sifat : Media umum.
Fungsi : Untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof.
Komposisi :
Ekstra beef 10g
Pepton 10g
NaCl 5g
Air destilat 1000ml
Agar 15g/L
Hasil : Tumbuh berwarna hijau biru.
Cetrimide
Sifat : Sebagai media isolasi dan diferensial untuk Pseudomonas aeruginosa
dari berbagai macam bahan.
Fungsi : Menghambat pertumbuhan mikroba flora yang menyertainya sehingga
konsentrasi asli dari inhibitor (0,1%) dikurangi untuk meminimalkan gangguan pada
pertumbuhan Pseudomonas
Komposisi :
Peptondari gelatin 20g
Magnesium klorida 1.4g
Kalium sulfat 10g
Cetrimide 0.3g
Agar-Agar 13.6g
Gliserol 10ml
Hasil : Tumbuh berwarna hijau biru.
1. Prinsip TSIA adalah 1- 2 koloni diambil pada media pembiakan kemudian ditusuk
dan digores pada media TSIA.
2. Fungsi TSIA adalah untuk melihat bakteri yang dapat memfermentasikan 3 gula
(gukosa, laktosa, sukrosa)
3. Komposisi TSIA: Medium TSIA mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa, laktosa,
sukrosa, dan H2S yang ditunjukkan dengan adanya endapan hitam. Konsentrasi
glukosa adalah 1/10 dari konsentrasi laktosa atau sukrosa agar fermentasi glukosa
saja yang terlihat. Medium TSIA diinokulasikan dengan menusukkan ose sedalam ¾
medium lalu menggoreskannya pada bagian slant media
Reaksi positif terjadi pada:
Oxydase Catalase Motolity Gelatinase Reduksi Nitrate
(+) (+) (+) (+) (+)
Reaksi negative terjadipada:
ONPG Amylase D-Nase Lysine Ortnithine Aesculinehydrolysa
decarboxylase decaroxylase
(-) (-) (-) (-) (-) (-)
Uji lainnya:
1. Uji Katalase Koloni dari media Nutrient Agar dilakukan uji katalase dengan cara mengambil koloni
tersebut dengan ose mata secara aseptis, letakan pada obyek glass yang sebelumnya dibersihkan dengan
alkohol 70%, ratakan, kemudian tambah 1 tetes reagen H2O2 3% . Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya gelembung -gelembung udara, warna putih.
Pseudomonas aeruginosa : uji katalase (+)
2. Uji Oksidase Koloni
Dari media Nutrient Agar dilakukan uji oksidase dengan cara mengambil koloni tersebut dengan ose mata
secara aseptis, letakan pada kertas saring yang terletak pada obyek glass kemudian ditambah 1 tetes 1 –1
Dimethyl Para-phenil Hidroklorida 1%.
Hasil positif dintandai dengan terbentuknya warna hitam pada koloni dikertas saring.
Pseudomonas aeruginosa : Uji oksidase (+)
b. Proteus
Urea Hidrolisis Test (Cristiansens)
Tujuannya adalah untuk melihat apakah mikroba dapat menggunakan urea senyawa
sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhan. Penggunaan urea dilakukan dengan
enzim urease.
Media yang digunakan adalah kaldu urea Cristiansen. Media adalah kaldu nutrisi
yang 2,0 % urea ditambahkan. Indikator pH adalah fenol merah., yang merag di netral pH
tapi belum berubah menjadi kuning pada pH <6,8. Hal ini juga berubah menjadi magenta
atau pink panas di pH >8,4.
Uji Serologis
a. Proteus sp
Tes Weil-Felix dapat dilakukan sebagai geser atau tabung reaksi. Antigen yang
diperlukan (OX2 , OX19, dan OXK) dapat diperoleh secara komersial. Metode Slide Pada
permukaan padat (slide kaca, genteng, kartu), sejumlah kecil (PL 50-100) dari serum pasien
ditempatkan. Setetes antigen yang diinginkan ditambahkan dan suspensi Hasil dicampur dan
kemudian diputar selama satu menit. Aglutinasi terlihat merupakan indikasi hasil positif dan
kira-kira sesuai dengan titer 1:20. Hasil positif dapat lebih dititrasi dengan menggunakan metode
tabung, que lebih padat karya. Metode tabung menggunakan 0,25% fenol saline sebagai
pengencer, serangkaian tabung kontainer yang berisi pengenceran dua kali lipat dari serum
pasien yang dibuat dengan volume 1 mL akhir. Setetes suspensi antigen ditambahkan ke masing-
masing tabung, dan campuran diinkubasi pada 50-55°C selama 4-6 jam. Sebuah tabung yang
positif akan menunjukkan granulasi terlihat atau flokulasi, que dititikberatkan Ketika tabung
lembut gelisah. Titer Sesuai dengan Tabung paling encer dalam seri itu masih menunjukkan
positif. Umumnya, titer ≥ 1:320 merupakan diagnostik dianggap.
b. Proteus sp
Uji kepekaan dilakukan terhadap Fluorokuinolon dan Siprofloksasin
Hasil Uji Kepekaan Bakteri terhadap beberapa antibiotik
Proteus mirabilis
Nama Antibiotik Interpretasi
Fluorokuinolon Sensitif
Siprofoksasin Sensitif