A. Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Pseudomonadales
Family : Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Species : Pseudomonas aeruginosa
B. Deskripsi
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang lurus atau
lengkung berukuran sekitar 0,6x2 m, ditemukan tunggal, berpasangan, dan kadang-kadang
membentuk rantai pendek, tidak memiliki spora, tidak mempunyai selubung (sheath), serta
mempunyai flagel. Bakteri Pseudomonas aeruginosa memiliki dua atau tiga flagel sehingga selalu
bergerak.
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri aerob yang dapat tumbuh dengan mudah pada
banyak jenis media pembiakan, karena memiliki kebutuhan nutrisi yang sangat sederhana. Koloni
Pseudomonas aeruginosa mengeluarkan bau manis atau menyerupai anggur yang dihasilkan
aminoasetafenon.
Pseudomonas aeruginosa menghasilkan satu atau lebih pigmen yang dihasilkan dari asam
amino aromatik seperti tirosin dan fenilalanin. Beberapa pigmen tersebut antara lain: piosianin
(pigmen warna biru), pioverdin (pigmen warna kuning), piorubin (pigmen warna merah), dan
piomelanin (pigmen warna coklat).
Pseudomonas aeruginosa adalah satu-satunya spesies yang menghasilkan : Piosianin, suatu
pigmen yang larut dalam khloroform.Strain lainnya menghasilkan pigmen fenazin. Pada
perbenihan Pseudomonas pagar pembentukan pigmen akan bertambah.Fluoresen, suatu pigmen
yang larut dalam air. Beberapa strain menghasilkan pigmen merah.
Habitat Pseudomonas aeruginosa dapat ditemukan di tanah, air daerah lembab di kulit dan
dapat membentuk kolonipada saluran pernafasan bagian atas.Pseudomonas aeruginosa merupakan
bakteri penyebab penyakit infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan
setelah penderita dirawat di rumah sakit baik tumbuh pada saat dirawat di rumah sakit juga pada
penderita yang pulang dari rumah sakit. Pseudomonas aeruginosa juga mampu tumbuh di
lingkungan yang mengandung oli dan bahan bakar minyak lainnya. Sehingga, bakteri ini dapat
digunakan untuk mendegradasi polutan hidrokarbon yang ada di lingkungan perairan maupun di
tanah.
Bakteri ini terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang membentuk rantai
yang pendek. Suhu optimum untuk pertumbuhan P. aeruginosa adalah 35oC sampai42o C.
Pseudomonasaeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena kebutuhan
nutrisinya sangat sederhana. Di laboratorium, medium paling sederhana untuk pertumbuhannya
digunakan asetat (untuk karbon) dan ammonium sulfat (untuk nitrogen). Pseudomonas aeruginosa
resisten terhadap beberapa antibiotic.
Pseudomonas aeruginosa lebih resisten terhadap disinfektan dari padabakteri lain. Bakteri ini
menyenangi hidup dalam suasana lembab seperti pada peralatan pernafasan, air dingin, bedpan,
lantai kamar mandi, tempat air dan lain-lainnya.
Kebanyakan antibiotika dan antimikroba tidak efektif terhadap bakteri ini. Pernah diisolasi
dari gugusan NH4 dan dari sabun heksakhlorofen. Fenol dan beta-glutaraldehid biasanya
merupakan disinfektan yang efektif. Air mendidih dapat membunuh bakteri ini.
Manfaat :
Mampu mendegradasi polutan hidrokarbon yang ada di lingkungan perairan maupun di tanah.
Dapat menurunkan aromatik hidrokarbon seperti methylbenzenes, yang merupakan produk-
produk industri minyak bumi dan biasanya digunakan sebagai pelarut untuk enamel dan cat
serta dalam produksi obat dan bahan kimia.
Dapat memecah toluena, bentuk paling sederhana methylbenzene (pengendalian pencemaran).
Kerugian :
Menyebabkan penyakit terlokalisasi dan sistemik.
Menyebabkan infeksi kronis pada pasien dengan fibrosis kistik dan merupakan penyebab
utama kematian.
Resisten terhadap banyak antibiotik dan agen kemoterapi karena resistansi intrinsik mereka.
Menginfeksi individu immunocompromised termasuk membakar korban.
Siklus Hidup
Adanya rangsangan dari lingkungan (luar tubuh) akan memicu pengaturan yang
memberikan sinyal kepada system penginderaan berupa sinyal mikroba. Kemudian bakteri ini
akan membenrtuk sel planktonik yang kemudian membuat formasi biofilm. Pembentukan biofilm
dimulai dengan terangkatnya mikroorganisme bebas-mengambang ke permukaan. Koloni pertama
menuju ke permukaan secara perlahan (gaya van der Waals yang reversible). Jika koloni tidak
segera dipisahkan dari permukaan, mereka dapat membuat diri mereka lebih permanen dengan
menggunakan struktur sel adhesi seperti pili. Koloni pertama memfasilitasi kedatangan sel lain
dengan menyediakan situs adhesi lebih beragam dan mulai membangun matriks yang memegang
biofilm bersama-sama. Tahap akhir pembentukan biofilm dikenal sebagai pembangunan, dan
tahap di mana biofilm didirikan dan hanya dapat berubah dalam bentuk dan ukuran.
Perkembangan biofilm memungkinkan untuk koloni sel agregat (ies) menjadi semakin resisten
antibiotik. Formasi biofilm ini akan mengirimkan sinyal ke sel inang. Setelah proses
pembentukkan biofilm, sel inang mengirimkan sinyal sitokinesis kepada bakteri ini yang
kemudian menghasilkan sinyal adanya molekul metabolit sekunder.
Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari sumbernya, mengalami penyebaran dan
mempunyai gerbang masuk bagi inang yang rentan. Pseudomonas aeruginosa akan keluar dari
saluran yang telah diinfeksinya. Apabila menginfeksi pada saluran pernapasan maka akan
meninggalkan saluran tersebut dan berpindah pada inang rentan yang lain. Mengingat
Pseudomonas aeruginosa merupakan patogen nosokomial, cara pemindahsebarannya dapat
melalui penanganan dan penggunaan alat yang tidak steril. Kemudian akan menginfeksi inang lain
yang rentan pada bagian tertentu misalnya saluran kencing. Inang rentan ini biasanya pasien
bedah, pasien yang terluka atau luka bakar, pasien yang menjalani pengobatan radiasi, juga pasien
dengan peralatan yang menembus tubuh.
C. Penyakit
D. Antibiotik
Pseudomonas aeruginosa meningkat secara klinik karena resisten terhadap berbagai
antimikroba dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan tingkat Multi Drug Resistance
(MDR) yang tinggi. Definisi dari MDR-PA (Multi Drug Resistance- Pseudomonas aeruginosa)
adalah resisten paling tidak terhadap 3-antimikroba yaitu kelas -laktam, carbapenem,
aminoglikosida, dan fluoroquinon. Pseudomonas aeruginosa tidak boleh diobati dengan terapi
obat tunggal karena tingkat keberhasilan rendah dan bakteri dengan cepat jadi resisten. Pola
kepekaan bakteri ini bervariasi secara geografik. Maka, diperlukan tes kepekaan sebagai pedoman
untuk pemilihan terapi antimikroba. Penisillin bekerja aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa
antara lain: tikarsilin, mezlosilin, dan pipeasilin digunakan dengan dikombinasikan bersama
aminoglikosida biasanya gentamisin, tobramisin/ amikasin. Obat lain yang aktif terhadap
Pseudomonas aeruginosa antara lain aztreonam; imipinem; kuinolon baru, termasuk
siprofloksasin.
Sefalosporin generasi baru, seftazidim dan sefoperakson aktif melawan Pseudomonas
aeruginosa. Seftazidim digunakan secara primer pada terapi infeksi Pseudomonas aeruginosa.
Pseudomonas aeruginosa sering kali merupakan flora normal yang melekat pada tubuh kita
dan tidak akan menimbulkan penyakit selama pertahanan tubuh normal. Karena itu, upaya
pencegahan yang paling baik adalah dengan menjaga daya tahan tubuh agar tetap tinggi. Upaya
pencegahan penularan penyakit pada pasien yang dirawat di rumah sakit dilakukan dengan cara
kerja steril atau aseptis yang dilakukan oleh setiap personil rumah sakit (medis dan paramedis)
dengan penuh rasa tanggung jawab.