Anda di halaman 1dari 32

PEMERIKSAAN PUS

Tujuan : untuk mengidentifikasi bakteri yang menginfeksi luka

Prinsip : perbaikan bakteri pada media secara invitro

Bahan pemeriksaan:

 Luka-luka terbuka

- Diusap dengan swab steril setelah luka terlebih dahulu dibersihkan dengan pz steril

- Secepatnya dikirim ke laboratorium

- Bila tertunda, memakai media transport Amies/stuart

 Abses : Pengambilan sampel dengan disposable siringe/ujung jarum

 Sekret mata

- Swab diambil sebelum diberi tetes mata

- Swab setelah diambil segera ditanam (Bed ride)

- Direct preparat dengan pengecatan Gram dan pengecatan tahan asam.

Prosedur :

 Coccus Gram positif dan ZN negative

 Spesimen ditanam pada media blood agar plate, di inkubasi 37°C 24 jam suasana

aerob.

 Hari berikutnya amati koloni dan pelajari kemudian buat pengecatan Gram, tanam

pada media nutrient agar slant, diinkubasi 37°C 24 jam suasana aerob.

 Dari NA/CA slant dilakukan test katalase cara slide dan cara tabung dengan

menanam dulu pada media Nutrient Broth, bila test katalase (-), maka haru
dilakukan test-test membedakan antara Streptococcusdengan

Pneumococcusyaitu : solubility test, innulin test, opthochin test, quelling test dan

test hewan percobaan.

 Batang Gram negative (-) dan ZN negative

 Specimen ditanam pada media differential dan selectif (MC & SSA) inkubasi

37°C 24 jam suasana aerob.

 Lakukan penanaman pada media KIA/TSIA, inkubasi 37°C 24 jam suasana aerob,

amati dan baca hasilnya.

 Lanjutkan penanaman ke media biokimia reaksi (IMVIC), motility, urea dan gula-

gula inkubasi 37°C 24 jam suasana aerob.

 Selanjutnya lakukan test-test untuk mengidentifikasi dan pembacaan table untuk

melakukan identifikasi kuman enteric.

 Batang Gram positif (+) / negative (-) dan ZN (+)

 Specimen ditanam pada media media Blood agar plate, thioglycholate/cook meat

medium, inkubasi 37°C 24 jam suasana aerobic

 Hari berikutnya test-test untuk mengidentifikasi kuman dari golongan Bacillus

dan Clostridium.

 Batang Gram positif (+) / negative (-), coccus Gram positif (+) / negative (-) dan ZN (+)

 Specimen dilakukan konsentrasi secara asam / basa untuk mengidentifikasi

kuman Mycobacterium.

 Specimen ditanam pada media Loewenstein Jenseen (LJ) inkubasi 37°C selama 4

minggu dalam suasana aerobic.


 Jika koloni tumbuh, dilakukan test cord formation, Niasin testdan hewan

percobaan.

Catatan:

 2 species bakteri tahan asam

a) Mycobacterium leprae

b) Mycobacterium tubercoluse

 Test untuk membedakan antara Streptococcus dengan Pneumococcus

a) Solubility test

b) Innulin test

c) Opochin test

d) Quelling test. Test hewan percobaan

 Test untuk identifikasi Mycobacterium

a) Test cord formation

b) Test niasin

c) Test hewan percobaan

 Ciri-ciri bakteri tahan asam:

Bentuk : Batang Susunan : Berderet


Warna : Merah Sifat : Tahan Asam

 Berbagai jenis bakteri dalam pus

1. E-colli

2. Klebsiella

3. Staphylococcus
Diskusi bakteri Escherichia coli :

 Pada media MCA

Koloni : Bulat / kecil

Warna : Merah

Permukaan : Cembung

Fermentasi : laktosa

 Pada media BAP

Koloni : Bulat Kecil

Warna : abu-abu

Hemolisa :-

 Pengecatan Gram

Bentuk : Batang

Warna : Merah

Susunan : Menyebar

Sifat : Gram –

 Pada Media NAS

Koloni : Halus

 Pada media KIA

Lereng : Acid

Dasar : Acid

H2S :-

Gas :+
Diskusi bakteri Klebsiella

 Pada media MCA

Koloni : Sedang, seperti mata ikan

Warna : Merah muda

Permukaan : Cembung, basah

Fermentasi : Laktosa (+), mukoid

 Pada media BAP

Koloni : Sedang

Warna : Keabu-abuan , mukoid

 Pada pengecatan Gram

Bentuk : Batang Gemuk

Warna : Merah

Susunan : Menyebar

Sifat : Gram –

 Pada Media NAS

Koloni : Besar, putih dan mukoid.

 Pada media KIA

Lereng : Acid H2S :-


Dasar : Acid Gas :+
PEMERIKSAAN URINE CULTURE

Tujuan :

1. Untuk mencari bakteri penyebab infeksi saluran kencing / kandung kemih

2. Pembiakan bakteri pada media secara in vitro

Bahan Pemeriksaan : urine porsi tengah

1. Cara pengambilan urethra dibersihkan, porsi pertama dan terakhir di buang, urine

yang di tengah ditampung dalam wadah yang steril.

2. Urine kateter

3. Urine hasil pungsi kandung kemih

Prosedur

1. Pemeriksaan Kuantitatif

 Metode Calibrated Loop Direct Streak

Hari 1

Siapkan medium (Brolacin/MH/CLED) dalam keadaan kering, kemudian panaskan

Ose sampai membara, dinginkan setelah itu ambil 1 mata Ose dan dilakukan

penanaman pada media MH/Brolacin dengan cara distreakkan ose secara rapat dari

atas ke bawah. Ulangi lagi streakkan dengan mengubah posisi plate hingga tegak

lurus dengan streakkan tadi demikian seterusnya, Lakukan inkubasi 37o C dalam

suasana aerob selama 24 jam.


Hari 2

Hasil dibaca dan dihitung colony counter

Catatan:

- Syarat jumlah koloni dihitung harus terletak antara 30-300 koloni

- Hasil perhitungan dinyatakan lebih besar dari 100.000 atau kurang dari

100.000 bakteri/ml

2. Pemeriksaan kualitatif

 Air kemih 5-10ml dicentrifuge secarasteril dengan kecepatan 2500-3000rpm,

selama 10 menit, supernatannya dibuang dan sedimen dilakukan pengecatan

Gram,tujuan untuk melihat morfologi kuman dan melihat sifat kuman terhadap

pengecatan serta untuk mengarahkan pemeriksaan selanjutnya.

 Coccus Gram + (positif)

Dilanjutkan penanaman ke media Blood Agar Plate diinkubasi pada suhu 37 oC

dalam suasana aerob selama 24jam. Untuk pemeriksaan selanjutnya, sama seperti

cara identifikasi kuman Coccus Gram +.

 Coccus Gram – (negative )

Dilakukan penanaman pada media BAP. Inkubasi 37oC 24 jam dalam suasana

fakultatif anaerob (CO2 10%). Untuk pemeriksaan selanjutnya sama seperti cara

mengidentifikasi kuman coccu Gram negative.

 Batang Gram – (negative)

Dilakukan penanaman pada media Mac Conkey inkubasi 37oC 24 jam dalam

suasana aerob. Untuk pemeriksaan selanjutnya sama seperti cara mengidentifikasi

kuman batang Gram negative golongan (Enterobactericeae)


Catatan :

 Syarat-syarat pengambilan sampel urine :

1. Cara pengambilan urine harus aseptic

2. Waktu pengambilan pagi hari

3. Tempat penampung air kemih harus steril

4. Air kemih harus diperiksa segera (tidak boleh lebih dari 2jam setelah pengambilan )

bila tidak dapat segera diperiksa maka harus disimpan di almari es selama 24- 48 jam

5. Penderita belum mendapat pengobatan antibiotika

 Beberapa cara pengambilan specimen :

1. Clean catch/ mid portion

2. Kathetherisasi

3. Suprapubic funetic

 Pemeriksaan urine secara bacteriologi ada 2 tahap :

1. Tahap kuantitatif

2. Tahap kualitatif

 Interpretasi hasil untuk jumlah bakteri

< 103 bakteri/ ml : normal

103-105 bakteri/ml : pemeriksaan diulang/dugaan terinfeksi

>105 bakteri /ml : terinfeksi


 Berbagai jenis bakteri dalam urin

1. Escherichia Coli

2. Klebsiella Pneumoniae

3. Proteus

4. Salmonella tiphy

Diskusi bakteri Klebsiella Pneumoniae

 Media MCA

Koloni : Bulat,besar,halus

Warna : merah muda

Permukaan : Cembung

Konsistensi : Mucoid

Fermentasi : Laktosa (tidak dapat

meragikan secara sempurna)

 Pewarnaan Gram

Bentuk : Batang pendek

Sifat : Gram (-)

Warna : Merah

Susunan :Menyebar

 Media BAP

Koloni : bulat ,besar,halus

Warna : Abu-abu

Permukaan : Cembung
Konsistensi : Mucoid

 Media NAS

Koloni : besar,putih,,mucoid

 Media KIA

Lereng : Acid H2S : (-)


Dasar : Acid Gas :+

 Media Gula-gula

Glukosa : positif

Laktosa : positif

Manosa :positif

Maltosa : positif

Sukrosa :positif

 Media IMVIC

Indol :negatif

MR :positif

VP :positif

Citrat :positif

Urea :positif

Motil :negatif

Diskusi bakteriProteus

 Media MCA

Koloni : bulat kecil ,Swarming

Warna : kuning
Fermentasi : Laktosa negative

 Pewarnaan Gram

Sifat : Gram (-)

Bentuk : batang pendek

Warna : Merah

Susunan : Menyebar

 Media KIA

Lereng : Alkalis

Dasar : Acid

Gas : (+)

H2S : (+)

 Media Gula-gula

Glukosa : positif

Laktosa : negatif

Manosa :negatif

Maltosa : positif

Sukrosa : negatif

 Media IMVIC

Indol :positif

MR :positif

VP :negatif
Citrat :negatif

Motil :positif

Urea :positif

Diskusi bakteri Salmonella Tiphy

 Media MCA

Koloni : bulat,sedang,cembung,rata,

Warna : merah

Fermentasi : laktosa negative

 Media SSA

Koloni : jernih,bulat,sedang,cembung,kering rata

 Media KIA

Lereng : Alkalis

Dasar : Acid

Gas :-

H2S :+

 Media Gula-gula

Glukosa : positif

Laktosa : negatif
Manosa :positif

Maltosa : positif

Sukrosa : negatif

 Media IMVIC

Indol : negatif

MR : positif

VP :negatif

Citrat :negatif
Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah ada dua macam:

1. Pemeriksaan Blood Culture

2. Pemerikssan Gall Culture

1. Pemeriksaan Blood Culture

Tujuan :

- Untuk mengidentifikasi semua bakteri yang ada dalam darah

- Untuk mencari bakteri penyebab bakterimia

Prinsip : Pembiakan bakteri media secara invitro

Bahan Pemeriksaan : darah dengan anticoagulant Na citrate 0,5% - 1%

Prosedur :

 Hari 1

Darah dengan anticoagulant sebanyak 7-10 ml, ½ volume di tanam pada media TSB

( Trypticase Soy Brooth) / HIB ( Heart Infussion Broth) untuk di inkubasi secara aerob

dan ½ volume di tanam pada media Thilogy Cholate Broth untuk diinkubasi secara

anaerob.

 Hari 2

a. Melakukan pengectan dari hasil pertumbuhan media TSB (Trypticase Soy Broth)

b. Jika tidak ada pertumbuhan, inkubasi 37ᵒC dalam suasana aerob 24 jam

c. Jika ada pertumbuhan

 Coccus Gram positif


Tanam pada media BAP diinkubasi 37◦C selama 24 jam pada suasana aerob.

Selanjutnya di lakukan identifikasi seperti pada identifikasi kuman coccus Gram

positif.

 Coccus Gram negative

Tanam pada media BAP diinkubasi 37ᵒC selama 24 jam. Satu media pada

suasana aerob dan satunya pada suasana anaerob fakultatif / CO2 5-10%

 Batang Gram positif

Bila ukurannya besar

Media di tanam pada media BAP plate, media semi solid, media penicillin,

inkubasi 37ᵒC, 24 jam dalam suasana aerob (Curiga B. Anthraxis)

Bila ukurannya kecil

Maka di tanam pada media thyoglicolate, cooked meat, media inkubasi 37ᵒC,

selama 24 jam dalam suasana aerob (Curiga kuman enterobacteriaceae)

selanjutnya identifikasi seperti golongan kuman Enterobactericeae.

 Hari 3

Jika setelah ink. 2 x 24 jam tetap tidak ada pertumbuhan (dilihat dengan pengecatan)

lakukan inkubasi lagi dan observasi tiap hari, jika sampai hari ke-10 tidak ada

pertumbuhan, maka tanam pada 2 media plate ink. 37ᵒC 24 jam dalam satu suasana aerob

dan yang satu lagi dalam suasana fakultatif anaerob ( CO2 10% ) jika sampai tiap minggu

tetap tidak ada pertumbuhan, maka darah di katakan steril. Jika didapatkan pertumbuhan,

maka darah diidentifikasi sesuai dengan hasil pengecatan Gram.


Mengevaluasi hasil penanaman pada media-media:

 Coccus Gram negative

Pada BAP perhatikan sifat koloni, bentuk koloni, dan hemolisa, lakukan pengecatan Gram

dan penanaman pada media CAP dan CAS inkubasi 37ᵒC 24 jam suasana (CO2 10% )

 Batang Gram positif

 Kuman ukuran besar

Lakukan evaluasi pada BAP sifat bentuk koloni dan hemolisa. Lakukan pengecatan

Gram dan scafer fulton, dari media semi solid dilihat pergerakannya dan dari media

penicillin dilihat adanya bentukan seperti rangkain mutiara. Kemudian dilakukan

penanaman pada media NAS diinkubasi 37ᵒC 24 jam dalam suasana aerob.

 Kuman ukuran kecil

Lakukan evaluasi pada media BAP, sifat, bentuk koloni, dan sifat hemolisa, lakukan

pengecatan seafer fultondan Gram. Dari media cooked meat dan thyoglicolate

dilakukan evaluasi, dilihat pertumbuhan yang terjadi kemudian dari BAP di lakukan

penanaman pada media NAS diinkubasi 37ᵒC 24 jam dalam suasana aerob.

 Hari 4

 Coccus Gram negative

Dari hasil penanaman pada media CAP dan CAS dilakukan pengecatan Gram. Bila

hasilnya tetap coccus Gram negative pada CAP dilakukan tes oksidasi yaitu sebagai

berikut koloni pada CAP ditetesi dengan para amino dimetil HCL 1% bila positif,

maka koloni yang membentuk oksidasi mula-mula membentuk warna merah muda

kemudian merah dan akhirnya hitam. Dari CAS dilakukan penanaman media gula-
gula untuk melihat reaksi yaitu pada media glukosa, maltose, laktosa, inkubasi 37ᵒC

24 jam dalam suasana fakultatif anaerob CO2 10%.

 Batang Gram positif

 Kuman berukuran besar dari NAS dilakukan penanaman pada media gula-gula

maltisa, manosa, dan sakrose inkubasi 37ᵒC 24 jam dalam suasana aerob.

 Hari 5

 Coccus Gram negative

Mengevaluasi hasil penanaman pada media gula-gula dari hasil tes yang dilakukan

dapat diambil kesimpulan spesies kuman Neisseria yang ditemukan.

 Batang Gram positif

Kuman ukuran besar mengevaluasi hasil penanaman pada media gula-gula

kemudian dari hasil tes-tes yang dilakukan diambil kesimpulan adanya kuman

golongan Clostridiumyang ditemukan.

Catatan:

a. Waktu pengambilan sampel darah

 Sebelum mendapat pengobatan

 Tepat pada waktu terjadi kenaikan suhu tubuh

b. Pelaksanan pengambilan sampel harus Aseptic

 Kulit harus dibersihkan dengan alkohol 70%

 Pengambilan darah harus secara steril, jarum suntik dilepas sebelum darah

dimasukkan ke media pemupuk

c. Volume darah yang diambil

 10 ml = pada orang dewasa


 5 ml = pada anak-anak

 2 ml = pada bayi

d. Media pemupuk aerob yang dipakai

 Hearth infussion Broth

 Trypticase Soy Brtoh

e. Media pemupuk anaerob yang di pakai

 Tarotzi

 Thioglycholate

 Cooked Meat

2. Pemeriksaan Gall Culture

Tujuan : untuk mencari bakteri penyebab demam thypoid&untuk mencari bakteri

Salmonella dalam darah

Prinsip : Pembiakan bakteri pada media secara in vitro

Bahan Pemeriksaan : Darah tanpa anticoagulant

Persiapan sampel :

Darah 3-5 ml dibiarkan membeku tanpa anticoagulant, serum diambil untuk pemeriksaan

widal dan bekuan ditanam pada media ox-gall atau ox-bile 1% kemudian diinkubasi

37ᵒC 24 jam suasana aerob.

Prosedur:

 Hari 1

Bekuan darah dihancurkan kemudian dimasukkan kedalam media ox-gall,

kemudian diinkubasi 37ᵒC, 24 jam dalam suasana aerob.


 Hari 2

Dari biakan media ox-gall dilakukan penanaman pada media Mac Conkey (MC)

atau SS agar inkubasi 37ᵒC selama 24 jam dalam suasana aerob.

 Hari 3

Dari media Mac Conkey (MC) atau SS agar dicari koloni yang transparan, jernih,

smooth, dan tidak memecah lactose. Kemudian tanam pada media KIA inkubasi

37ᵒC selama 24 jam.

 Hari 4

Ditanam pada media biokimia reaksi diinkubasi 37ᵒC selama 24 jam.

 Hari 5

Hasil dari biokimia reaksi dicocokkan dengan table peragian dan dilakukan tes

aglutinasi monovalent.

Cacatan:

1. Bakteri yang dicari adalah Samonella thypi dan Salmonella parathypi

2. Interpretasi hasil:

+ (positif) : bila ditemukan bakteri Salmonella

- ( negative) : bila ditemukan bakteri selain Salmonella

Steril : bila tidak ditemukan bakteri

3. Bekuan darah harus dihancurkan sampai hancur setelah itu dimasukkan ke dalam media

pemupuk ox-gall
Bakteri yang ada dalam pemeriksaan darah:

 Staphylococcus epidermidis

 Bacillus spp

Bakteri Staphylococcus :

 Pada Media BAP

Koloni : kecil, cembung

Warna : putih abu-abu

Hemolisa :-

 Pewarnaan Gram

Koloni : Coccus

Warna : Ungu

Susunan : Bergerombol

Sifat : Gram (-)

 Pada media NAS

Warna : Kuning keemasan

 Pada media KIA

Lereng : Acid H2S :-


Dasar : Acid Gas :-
PEMERIKSAAN USAP TENGGOROK

Tujuan : Untuk mengidentifikasi atau mendiagnosa bakteri penyebab infeksi tenggorok.

Prinsip : Pembiakan bakteri pada media secara in vitro

Bahan Pemeriksaan :

1. Throath swab (usap tenggorok)

Teknik pengambilan Throath swab :

a. Siapkan alat-alat : swab steril, spatel, sarung tangan

b. Pasien dipersilahkan duduk bersandar

c. Mulut pasien membuka, lidah di tekan dengan spatel kemudian diambil dengan

swab steril pada bagian tonsil (pseudo membrane)

d. Swab di masukan ke tabung steril

2. Nose swab (usap hidung)

Prosedur :

A. Pra analitik

“ Pengambilan spesimen, penyimpanan, dan pengiriman ”

1. Tujuan

Untuk mendapatkan spsimen usap tenggorok yang memenuhi persyaratan untuk

pemeriksaan bakteriologi.

2. Waktu pengambilan

Setiap saat terutama pada phase akut , sebaiknya sebelum pemberian antimokroba.

3. Peralatan dan bahan

 Spatula lidah
 Lidi kapas steril

 Media transport (Amies/stuart Media)

 Media isolasi (Agar darah, Agar Cystin Tellurite, Agar Loeffler)

 Pewarna gram dan Neisser

4. Prosedur pengambilan

a. Penderita duduk ( kalau anak-anak dipangku)

b. Penderita diminta membuka mulut

c. Lidah ditekan dengan sptel liidah

d. Masukkan lidi kapas yang sudah dibasahi dengan saline steril hingga menyentuh

dinding belakang faring

e. Usap kekiri dan kanan dinding belakang faring dan tonsil lalu tarik keluar dengan

hati-hati, tanpa menyentuh bagian mulut yang lain.

f. Masukkan lidi kapas ke dalam media transport atau langsung tanam pada media

isolasi (Agar darah, Agar Cystin Telluritee, Agar Loeffler) dan di buat sediaan.

5. Pemberian identitas

a. Formulir permintaan pemeriksaaan:

Surat pngantar atau formulir permintaan pemeriksaan laboratorium sebaiiknya

memuat secara lengkap :

1) Tanggal permintaan

2) Tanggal dan jam pengambilan specimen

3) Identitas pasien ( Nama, umurr, jenis kelamin, alamat, nomor rekam medik )

4) Identtits pengirim ( nama, alamat, nomor telepon)

5) Identits specimen ( jenis, volume, lokasi pengambilan)


6) Pemeriksaan laboratorium yang di minta

7) Nama pengambil spsimen

8) Transport media

9) Ketrangan klinis : diagnosis atau riwayat singkat pnyakit, riwayat pengobatan.

b. Label

Wadah specimen yang dikirim ke laboratorium diberi label yang harus memuat :

1) Tanggal pengambilan specimen

2) Identitas pasien

3) Jenis Spesimen

c. Penyimpanan spesimen

Bila specimen tidak dapat di simpan pada heri yang sama, specimen disimpan

dalam refrigerator (20 –


80C).Untuk biakan bakteri mikroaerofilik disimpan dalam

suasana CO2 5-10 % ( Sungkup lilin ).

d. Pengiriman spesimen

Pengiriman specimen dilakukan dengan menggunakan “ cool box “(20 – 80C). kecuali

jika waktu perjalanan yang diperlukan kurang dari 24 jam.

B. ANALITIK

Tujuan : Melakukan isolasi dan identifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan.

Peralatan : Inkubator, kaca objek, lampu spiritus, mikroskop,

Media &Reagen :

Agar darah

Agar Loeffler
Agar Tellurite Agar Darah

Pewarnaan Gran

Pewarnaan Neisser

Prosedur :

 Swab dibuat sediaan dan dilakukan pewarnaan

 Hasil pewarnaan Swab

 Bila hasil pewarnaan Neisser positif (+) / negatif (-) maka swab ditanam ke Loeffler

serum/PAI medium kemudian diinkubasi suhu 37oC selama 24 jam dalam suasana

aerob.

 Dari media Loeffler serum koloni yang tumbuh dilakukan pewarnaan Neisser, jika

hasil negatif maka inkubasi ulang 37o C selama 24 jam, jika hasil psitif dari Loeffler

serum diambil koloni tersangka kemudian ditanam pada CTBA suhu 37 oC selama 48

jam.

 Dari media CTBA jika didapat kolini berwarna hitam, kecil, cembung, berkilau, dan

sulit diambil maka ditanam ulang ke media Loeffler serum diinkubasi suhu 37oC

selama 24 jam.

 Kemudian dari media Loeffler serum dibuat preparat dan dilakukan pewarnaan

Neisser, jika didapat kultur murni dilanjutkan dengan reaksi Biokimia. Jika

didapatkan kultur tidak murni tanam ulang ke CTBA.

 Hasil pewarnaan Gram

 Bila hasil pada pewarnaan Gram ditemukan bakteri coccus Gram positif (+)

dilanjutkan kemedia BAP, inkubasi 37oC selama 24 jam dalam suasana aerob. Dari
media BAP jika didapatkan koloni berwarna putih dilanjutkan kemedia MSA dan

NAS diinkubasi 37oC selama 24 jam.

 Dari media MSA dan NAS dilakukan identifikasi.

Hasil :

Cultur dan biokimia Corynebacterium diphteri

Tumbuhnya aerob dengan suhu optimum 370C, untuk dapat tumbuh dengan baik medianya

perlu diperkaya dengan darah atau serum.

 CTBA : Warna koloni hitam berkilau,sulit diambil,ukuran kecil,permukaan cembung

 Loeffler serum : Koloni subur, smooth, putih krem, sedikit cembung

 Nutrient Agar : Koloni kurus,smooth,putih dengan bercak hitam

 Media gula-gula: Glucose         : asam

Lactose         : alkalis

Mannitol        : alkalis

Sucrose          : acalis

Maltose         : asam

Ciri morfologi bakteri Corynebacterium diphteri

1. Pewarnaan Gram

a. Bentuk : batang

b. Warna : ungu

c. Susunan : menyebar

d. Sifat : Gram +

2. Pewarnaan Neisser

a. Bentuk : batang bergranula


b. Susunan : halter

c. Warna : kuning kecoklatan

Granula:ungu

PEMBAHASAN :

Media adalah suatu bahan atau susunan bahan yang terdiri dari nutrisi  (zat-zat

makanan) yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Penanaman dan isolasi bakteri pada

media dilakukan bertujuan untuk memudahkan dalam mempelajari morfologi, sifat dan
kemampuan biokimiawinya. Merapatkan goresan pada saat memulai penggoresan bertujuan

agar dapat menghasilkan koloni bakteri yang tidak menumpuk. Pewarnaan gram dlakukan

untuk menentukan morfologi dan sifat dari bakteri yang di ambil dari koloni bakteri.

Proses identifikasi bakteri dapat perupa pengecatan, penanaman pada media plate, dan

uji bio kimia. Salah satu tujuan pengecatan bakteri untuk mengetahui bentuk morfologi bakteri

namun pada pengecatan belum bisa pastikan spesiesnya karena spesies yang berbeda bentuk

morfologinya bisa sama. Penanaman pada media plate bertujuan untuk melakukan isolasi dan

dari penanaman dapat diketahui bentuk koloni.

Hampir setiap jenis mikroorganisme dapat ditemukan di dalam mulut. Yang paling

menonjol adalah Streptococcus viridans yang bersifat alfa hemolitik.. Selain coccus Gram

positif ini, organisme aerobik yang tumbuh dari usapan tenggorokan antara lain :

Staphylococcus,. Neisseria, Branhamella dan anaerobik Veillonella yang terdiri dari mayoritas

coccus Gram negatif juga ditemukan di dalam mulut.

Berbagai basil Gram negatif, seperti spesies Haemophilus dan Klebsiella pneumoniae,

juga dijumpai nonpathogenic Corynebacterium atau diphtheroid yang juga bersifat alfa

hemolitik. Diphtheroid adalah basil pleomorphic Gram positif. Spirochetes dan beberapa fungi

dan kadang-kadang protozoa juga ditemukan sebagai flora mulut yang normal. Organisme ini

mungkin commensals yang melindungi kita dari organisme lain yang mungkin memasuki mulut

kita. Kehadiran normal flora dapat mencegah organisme lain untuk menemukan ruang atau

habitat nutrisi untuk mendukung pertumbuhan mereka.

Contoh organisme yang bertanggung jawab menimbulkan penyakit di tenggorokan

adalah Streptococcus pyogenes atau Grup A Strep. Organisme ini adalah bersifat beta

hemolitik dan bukan bagian dari normal flora tenggorokan . Media Darah domba agar
memberikan nutrisi yang diperlukan untuk menyuburkan pertumbuhan spesies Streptococcus

dan juga bertindak sebagai media diferensial. Hemolisis, dimana pada media agar darah domba

membantu memisahkan organisme alfa hemolitik (umumnya flora normal) dari organisme beta

hemolitik yang patogen seperti Streptococcus pyogenes.beta-hemolitik.


KULTUR FECES

Tujuan : untuk mengetahui adanya bakteri yang menyebabkan infeksi saluran pencernaan

Pembiakan bakteri pada media secara invitro

- Rectal swab

- Faeces

- Sisa makanan/minuman

Pengambilan sampel rectal swab

- Alat-alat dalam keadaan steril

- Penderita menungging, pengambil di sebelah belakang kanan penderita

- Rectum dibuka dengan speculum kemudian swab dimasukkan (dibasahi dengan PZ

terlebih dahulu)

- Swab dicabut searah dengan gulungan kapas

- Spekulum dilepas, sampel ditanam ke media pemupuk

Proedur

1. Sampel ditanam pada media pemupuk

- Selenit Broth : untuk mencari kuman Salmonella

- NaCl Broth : untuk mencari kuman Staphylococcus

- NaCl gliserin : untuk mencari kuman Shigella

- Bouillon : untuk mencari kuman E-coli

- Pepton alkalis : untuk mencari kuman Vibrio cholera

Diinkubasi 370C selama 24 jam, kecuali Pepto alkalis 1% hanya 6 jam

2. Ditanam ke media selektif


- Selenit/NaCl gliserin ke media SSA

- Bouillon ke media EMB

- Pepton alkalis ke media TCBS

- NaCl broth ke media BAP

Diinkubasi 370C selama 24 jam

3. Dari media selektif dilakukan pengamatan koloni tersangka

- Bakteri Salmonella

Dari media SSA diamati koloni yang tumbuh, dilakukan uji aglutinasi untuk

menetukan genus Salmonella atau Shigella

- Bakteri Staphylococcus

Dari media BAP dicari koloni berwarna putih susu dan menghemolisa darah

Dilakukan pengecatan Gram kemudian diinokulasi pada media NAS

- Bakteri Vibrio cholera

Dari media TCBS diacri koloni yang berwarna kuning. Selanjutnya dilakukan tes

aglutinasi polivalen untuk mencari genus.

4. Dilakukan pengamatan pada media yang telah diinokulasi dan melanjutkan ke media

biokimia reaksi

5. Identifikasi biokimia reaksi

Catatan

1. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan metode Direct, yaitu dengan menginokulasi

langsung feces pada media selektif.

2. Media transport yang dapat digunakan jika feces tidak segera diperiksa dan harus

melakukan pengiriman sampel


- Carry & Blair untuk feces dan rectal swab

- Amies

3. Jika sampel tidak ditambahkan dengan media transport maka sampel harus diperiksa

kurang dari 1 jam. Sampel dapat disimpan pada suhu 2 – 80C dan tahan selama 24 jam.

Untuk rectal swab, pada suhu ruang stabil selama 24 jam.


PEMERIKSAAN SPUTUM

Tujuan : untuk mencari bakteri penyebab infeksi paru – paru

Prinsip : pembiakan bakteri pada media secara invitro

Prosedur

1. Dengan menggunakan ose, sputum ditanam pada media BAP. Diinkubasi 370C selama 24

jam dalam suasana aerob.

2. Diamati hasilnya dan dilakukan pewarnaan Gram dan ZN

3. Jika ditemukan bakteri

- Coccus Gram positif berderet, dilanjutkan dengan uji katalase untuk menguatkan

- Coccus Gram positif bergerombol, dilanjutkan dengan inokulasi pada media MSA

dan NAS. Diinkubasi 370C selama 24 jam. Dilakukan pengamatan pigmentasi,

fermentasi mannitol dan uji koagulase.

- Batang Gram negative, dilakukan inokulasi pada media MCA, diinkubasi 370C

selama 24 jam. Dilanjutkan ke media KIA dan biokimia reaksi, inkubasi 370C selama

24 jam. Identifikasi.

Anda mungkin juga menyukai