LABORATORIUM DIAGNOSTIK
Dosen Pembimbing :
Dr. drh. Novericko Ginger Budiono, M.Si
Latar Belakang
Feline calicivirus (FCV) merupakan penyakit virus yang patogen dan sangat
menular dengan penularan yang sangat luas pada populasi kucing. Virus ini
merupakan virus single strain-RNA yang menyerang kucing domestik dan kucing
eksotis diseluruh dunia. Infeksi Feline calicivirus umumnya terkait dengan ulserasi
mulut dan air liur sindrom klinis lain yang dikaitkan dengan infeksi FCV termasuk
stomatitis kronis dan sindrom pincang (Berger et al. 2015). Beberapa kucing tetap
menjadi pembawa asimtomatik setelah infeksi akut FCV, menjadi sumber infeksi bagi
kucing lain yang rentan. FCV dikaitkan dengan gejala klinis yang berbeda termasuk
gejala pernapasan, ulcer pada mulut dan gingivitis atau stomatitis (Afonso et al 2017).
Proses identifikasi bakteri penyebab penyakit tertentu dimulai dari serangkaian
proses yang disebut isolasi bakteri. Pemisahan mikroorganisme diperlukan untuk
mengetahui jenis, mempelajari morfologi, fisiologi serta karakteristik mikroorganisme
tersebut. Isolasi merupakan serangkaian pemisahan mikroorganisme supaya
didapatkan kultur murni (isolat).
Tujuan
Makalah ini bertujuan mengetahui tahapan-tahapan isolasi dan identifiksasi
bakteri dari sampel swab ulkus pada rongga mulut kucing domestik.
METODE
Prosedur Penelitian
Anamnesa dan Sinyalemen kucing 1
Nama Hewan : Wawa
Jenis Hewan : Kucing
Ras : DSH
Jenis kelamin : Jantan
Umur : 5–6 tahun
Riwayat vaksinasi : belum vaksin
Rancangan Percobaan
KOH 3 % dan
Pewarnaan Gram
Basil Kokus
Uji Katalase
Negatif Positif
Perwarnaan Gram
Bakteri yang telah disubkultur dikeluarkan dari inkubator. Pewarnaan gram
dilakukan secara aseptis. Pertama alkohol 70% disemprotkan ke meja kerja. Kemudian
bunsen dinyalakan apinya. Gelas objek yang telah dipersiapkan dicuci terlebih dahulu
oleh alkohol 70% lalu dikeringkan. Aquades diambil menggunakan pipet lalu
diteteskan diatas gelas objek. Ose yang telah dipanaskan ditunggu sampai tidak panas
sekitar 1–2 menit. Lalu hasil subkultur dapat diambil menggunakan ose secukupnya
dan dihomogenkan pada aquades yang ada di gelas objek. Kemudian dapat dikeringkan
dengan dipanaskan secara perlahan di atas bunsen sampai kering. Setelah itu dapat
ditetesi kristal violet ditunggu selama 1 menit, kemudian lugol ditunggu selama 1
menit, kemudian diberi larutan aceton sebegai pemucat, kemudian dikeringkan dan
ditetesi safranin ditunggu 15 detik, hasil dapat dibilas dengan akuades lalu dikeringkan
dan dapat diamati dibawah mikroskop.
Uji KOH 3%
Uji KOH 3% dilakukan beriringan saat dilakukan pewarnaan gram. Gelas objek
yang telah dibersihkan dengan alkohol 70%. Gelas objek yang telah bersih ditetesi
KOH 3%. Hasil subkultur dapat diambil menggunakan ose yang telah steril lalu
dihomogenkan dengan KOH 3% pada gelas objek. Hasil dapat diamati jika tampak
lendir dapat dikatakan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif. Jika
hasil tidak menunjukan lendir dapat dikatakan bahwa bakteri tersebut merupakan
bakteri gram positif.
Uji Katalase
Gelas objek yang telah dibersihkan dengan alkohol 70% diberi penanda
lingkaran dengan marker lalu diteteskan H2O2. Kemudian ose yang yang telah
disterilkan dengan api bunsen ditunggu 1–2 menit. Hasil subkultur bakteri dari TSA
diambil menggunakan ose secukupnya lalu dihomogenkan dengan H2O2 yang ada di
gelas objek. Kemudian hasil dapat diamati jika terbentuk gelembung maka uji ini
positif dengan arah bakteri Micrococcaceae. Jika hasil tidak terbentuk gelembung maka
gelembung maka uji ini positif dengan arah bakteri streptococcaceae.
Gambar 8 Hasil kultur swab oral kucing Pippin pada media BA tampak atas
(gambar kiri) terdapat koloni berbentuk bulat kecil opaque putih (koloni 1)
dan koloni berbentuk bulat besar dan bening (gambar kanan).
SIMPULAN
Isolasi bakteri sampel swab ulcer rongga mulut kucing Pippin teridentifikasi
salah satu bakteri dengan jenis Micrococcus sp. Micrococcus sp. tidak termasuk bakteri
patogen namun pada keadaan tertentu bakteri ini dapat mengalami overgrowth yang
mengganggu kesehatan hewan.
DAFTAR PUSTAKA
Afonso MM, Pinchbeck GL, Smith SI, Daly JM, Gaskell RM, Dawson S, Radford
AD. 2017. A Multi National European Cross Sectional Study of Feline
Calicivirus Epidemiology, Diversity and Vaccine Cross Reactivity.
Berger A, Barbara W, Marina LM, Felicitas SB, Sonja H, Anou D, Hans L, Regina
HL. 2015. Feline calicivirus and other repiratory pathogens in cats with
feline calicivirus related symptoms and in clinically healthy cats in switzerland.
BMC Veterinary Research . 11(282): 1-12.
Dewi AK. 2013. Isolasi, identifikasi dan uji sensitivotas Staphylococcus aureus
terhadap amoxicillon dari sampel susu kambing peranakan etawa (PE)
penderita mastitis di wilayah Girimulyo, Kulonproogo, Yogyakarta. JSV. 32(2):
138-150.
Entjang I. 2003. Mikrobiologi & Parasitologi.Bandung : PT Citra Aditya Bakti
Hadioetomo RS. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta: PT Gramedia.Hardiansyah et al. 2020
Madigan MT, Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP. 2006. Brock Biology of
Microorganisms 12th ed. San Francisco (US): Pearson Education.
Mangindaan REP, Losung F. 1991. Aktivitas hemolitik teripang (Bohadschia graeffei)
dari pantai Malalayang, Sulawesi Utara pada beberapa suhu dan pH. Jurnal
Ilmiah Sains. 13 (1): 27–33.
Panjaitan FJ, Bachtiar T, Arsyad I, Lele OK, Indriyani W. 2020. Karakterisasi
mikroskopis dan uji biokimia bakteri pelarut fosfat (BPF) dari rhizosfer
tanaman jagung fase vegetatif. CIWAL. 1(1): 9-17.
Yeh E, Pinsky BA, Banaei N, Baron EJ. 2009. Hair sheep blood, citrated and
defibrinated, fulfills all requirements of blood agar for diagnostic microbiology
laboratory test. Plos One. 4(7): 1-7.